Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Alfi Arnanda
"ABSTRAK
Desa Jeruk merupakan salah satu desa dengan potensi industri batik tulis yang besar. Pemerintah Desa Jeruk telah memberdayakan potensi tersebut melalui pelaksanaan program pengembangan desa sentra batik. Akan tetapi, pelaksanaan program tersebut masih belum sepenuhnya berhasil untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Jeruk. Hal ini menggambarkan adanya permasalahan dalam efektivitas pelaksanaan program tersebut, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan program tersebut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan post-positivist. Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program pengembangan desa sentra batik di Desa Jeruk tergolong cukup efektif. Hasil ini diketahui melalui proses analisis terhadap tiga dimensi, yaitu dimensi Tujuan, Aktivitas, dan Program Assumption. Dimensi yang terpenuhi ialah dimensi Aktivitas, sedangkan dua dimensi lainnya, yaitu dimensi Tujuan dan Program Assumption tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut dianalisis menggunakan teori Edwards III (1980) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan, yakni faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, serta struktur birokrasi. Ditinjau dari faktor komunikasi, program ini belum dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pemangku kepentingan dalam program. Sumber daya yang dimiliki Desa Jeruk juga belum sepenuhnya mampu untuk menunjang pelaksanaan program. Faktor ketiga, yakni disposisi, menunjukkan belum terdapat kemauan yang tinggi dari Pemerintah Desa Jeruk dalam melaksanakan program. Faktor keempat, yakni struktur birokrasi, menunjukkan adanya fleksibilitas struktur birokrasi dalam melaksanakan kegiatan program. Selain keempat faktor tersebut, terdapat tiga faktor temuan lapangan lainnya yaitu faktor sosial, budaya, serta kompetitor. Ditinjau dari faktor sosial, kekhawatiran akan timbulnya kecemburuan sosial dari sektor ekonomi lain menyebabkan Pemerintah Desa Jeruk tidak merancang aktivitas program dengan lebih spesifik. Faktor budaya menunjukkan bahwa alasan industri batik di Desa Jeruk sulit berkembang adalah karena proses produksi yang masih bersifat manual serta faktor tenaga kerja. Faktor kompetitor menunjukkan bahwa industri batik di Desa Jeruk menghadapi kompetitor yang lebih unggul.


ABSTRACT

Jeruk Village is one of the villages with a large potential of batik industry. The Jeruk Village Government has empowered this potential through the implementation of a batik center village development program. However, the implementation of the program has not been fully successful yet in developing the potential of the Jeruk Village. This indicates problems in the effectiveness of the program implementation, therefore the aim of this research is to analyze the effectiveness of the program implementation and the factors that influence it. This research is conducted using a post-positivist approach. The data are colleted from in-depth interviews and literature studies. The results of the reseach indicate that the implementation of the batik center development program in Jeruk Village is quite effective. These results are known through an analysis of three dimensions, to wit, Objective dimension, Activity dimension, and Program Assumption dimension. The Activity dimension is fulfilled, while the other two, Objective dimension and Program Assumption dimension are not fulfilled. The factors that influence this are analyzed using Edwards III (1980) theory on four factors affecting the effectiveness of policy implementation, namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. In terms of communication factor, this program has not been well communicated to all stakeholders in the program. The resources owned by the Jeruk Village are also not fully capable yet to support the implementation of the program. The third factor, disposition, indicates that there is not enough willingness showed by the Jeruk Village Government in implementing the program. The fourth factor, bureaucratic structure, shows the flexibility of the bureaucratic structure in carrying out program activities. In addition to these four factors, there are three other field findings, that are social, cultural, and competitor factors. Based on social factors, the concern about social disparity have caused the Jeruk Village Government to not design the program activities more specifically. Cultural factors show that the reason why batik industry in Jeruk Village facing difficulties to develop is because of the traditional production process, as well as the workers factor. Competitor factors show that the batik industry in Desa Jeruk faces superior competitors.

"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Khoiron Nisa
"Kapasitas sosial kelompok untuk bertindak dalam kepentingan kolektif tergantung pada kebijakan pembangunan dari institusi. Hal ini dikarenakan institusi dapat mempengaruhi kapital sosial suatu kelompok. Program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang di dalamnya terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dan bantuan pengembangan usaha bagi petambak garam. Program PUGAR dapat mempengaruhi kapital sosial petambak garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Program PUGAR terhadap kapital sosial petambak garam di Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PUGAR mempengaruhi kapital sosial petambak garam sebesar 39,1% sedangkan 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan antara program PUGAR dan kapital sosial berada dalam kategori kuat dengan nilai koefisien (R) sebesar 0,625. Hasil uji T menunjukkan program PUGAR berpengaruh positif terhadap kapital sosial yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel program PUGAR sebesar 0,598 bernilai positif. Program PUGAR berpengaruh signifikan terhadap kapital sosial dengan tingkat kepercayaan 95%, dan nilai α = 0,05 yang dapat dilihat nilai thitung > ttabel (4,624 > 2,039513).

Capacity of social groups to act in their collective interest depends on development policy from institution. This is because institutions can influence the social capital of a group. Peoples Salt Business Empowerment (PUGAR) Program is a program from the Ministry of Maritime and Fisheries in which is community empowerment activities and business development assistance for salt farmers. PUGAR Program can influence the social capital of salt farmers. The purpose of this research is to measure the influence of the PUGAR program on the social capital of salt farmers in Tasikharjo village, Kaliori district, Rembang regency, Central Java Province.
The aproach used in this research is quantitative with census. The technique of collecting data used questionnaires, literature studies, and observations. The data analysis technique used simple linear regression and T test. The results shows that the PUGAR program influence the social capital of salt farmers by 39.1% while 60.9% was influenced by other factors. The relationship between PUGAR program and social capital is in a strong category with a coefficient (R) of 0.625. The results of the T test shows PUGAR program has a positive effect on social capital which can be seen from the regression coefficient of the PUGAR program variable of 0.598 has positive value. The PUGAR program has a significant effect on social capital with a confidence level of 95%, and a value of α = 0.05 which can be seen as tcount > ttable (4,624> 2,039513).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Muzakky Anan Taturia
"Seperti toponim lainnya, nama kuburan (nekronim) sebagai bagian dari unsur rupabumi bernama tentu perlu dihimpun dan dikaji eksistensinya. Karena, kuburan merupakan salah satu jenis ruang sakral yang syarat akan makna filosofis dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengapa ada kuburan di tepi pantai Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah melalui pintu masuk toponimi. Eksistensi kuburan tepi pantai dirasa unik walau jarang ditemukan, tetapi masih difungsikan. Mengingat tradisi dan filosofi letak kuburan di Indonesia pada umumnya berada di tempat yang tinggi. Sampel purposif data berupa tiga belas nekronim tepi pantai dikumpulkan dari hasil wawancara menggunakan Metode Cakap Semuka dan bantuan Teknik Rekam dan Catat. Dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, ketiga belas data dianalisis menggunakan Teori Makna Praanggapan Nyström (2016). Ada delapan kategori yang mempengaruhi penamaan kuburan tepi pantai. Adapun kategori mitos merupakan kategori yang mendominasi. Dominasi ini merupakan cara masyarakat melestarikan dan mengabadikan tradisi lisan turun temurun sebagai asal-usul penamaan tempat. Ada 4 model pembentukan nekronim tepi pantai, yaitu bentuk dasar, prefiksasi, frasa, dan abreviasi. Asosiasi positif dominan pada asal-usul penamaan nekronim, sedangkan asosiasi negatif dominan pada hilangnya benda-benda di sekitar kuburan. Di samping itu, emosi positif didominasi hilangnya rasa takut, sedangkan emosi negatif didominasi rasa kecewa. Melalui hasil identifikasi makna asosiatif dan emotif dapat digali pemaknaan kuburan tepi pantai, yaitu: (1) mengikuti sistem penguburan purbakala yang bertujuan untuk pengawetan tulang, dan (2) mengikuti letak makam para walisongo sebagai bukti jejak penyebaran agama islam di pesisir utara Jawa Tengah.

Like other toponyms, cemeteries names (necronyms) as part of named toponyms certainly need to be collected and studied. It is because the cemetery is a type of sacred space that contains philosophical and historical meaning. This study aims to explore why there are seaside cemeteries in Kragan District, Rembang Regency, Central Java through toponymy. The existence of seaside cemeteries is considered unique, even though they are rarely found, they are still used. Given the tradition and philosophy of the location of graves in Indonesia, in general, they are in a high place. Purposive sample data in the form of thirteen seaside necronyms were collected from interviews using the Cakap Semuka Method and the assistance of Record and Record Techniques. By utilizing a qualitative approach and descriptive method, the thirteen data were analyzed using Nystr�m's Theory of Presuppositional Meaning (2016). There are eight categories that influence the naming of seaside graves. The myth category is the dominating category. This dominance is a way for the community to preserve and perpetuate oral traditions passed down from generation to generation as the origins of naming places. There are 4 models of forming seaside necronyms, namely basic forms, prefixations, phrases, and abbreviations. Positive associations are dominated by the origins of naming necronyms, while negative associations are dominated by the loss of objects around the cemetery. In addition, positive emotions are dominated by the loss of fear, while negative emotions are dominated by disappointment. Through the identification of associative and emotive meanings, the meaning of seaside cemetery can be explored, namely: (1) following an ancient burial system that aims to preserve bones, and (2) following the location of Walisongo graves as evidence of traces of the spread of Islam on the north coast of Central Java."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
An Nisa Tri Astuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses terbentuknya aktivisme perempuan tani dalam gerakan perlawanan petani lokal terhadap pembangunan pabrik semen dan eksploitasi karst di Pegunungan Karst Kendeng Utara, Jawa Tengah. Tulisan ini berargumen bahwa pengalaman lokal berbasis gender dalam bentuk pengetahuan untuk bertahan hidup dan pengelolaan sumber daya ekonomi dalam rumah tangga membentuk kepentingan berbasis gender yang berpengaruh pada terbentuknya kesadaran kritis mengenai krisis sosial-ekologi yang terjadi di Pegunungan Kendeng Utara. Kesadaran kritis tersebut berperan untuk mendorong perempuan terlibat dan mengartikulasikan kepentingannya melalui gerakan perlawanan. Untuk melihat permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan konsep Politik Ekologi Feminis untuk meninjau dimensi gender dalam gerakan perlawanan petani, dan bagaimana pengalaman lokal berbasis gender membentuk perspektif pengelolaan sumber daya alam yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Identitas organik tersebut dimobilisasi melalui simbol Ibu Bumi yang digunakan untuk melegitimasi gerakan perlawanan mereka. Untuk memahami bagaimana gerakan tolak semen memobilisasi simbol dan narasi untuk mengartikulasikan identitas dan kepentingan mereka, penelitian ini menggunakan pendekatan gerakan sosial baru GSB dan struktur kesempatan politik.

ABSTRACT
This study aims to explain the formation of peasant women activism in a collective resistance against the construction of cement factory and karst exploitation in North Kendeng Mountains, Central Java. This paper argues that the resistance is gendered and there are two factor that influences the process the form of local knowledge for survival and economic resource management that shapes critical awareness about socio ecological crisis in North Kendeng Mountains. These awareness encourages peasant women to be involved in and articulate their interests through the resistance movement. This research uses the concept of Feminist Political Ecology to understand the gendered response in social and ecological change, and how gendered local experiences shapes gender differentiated perspective in natural resource management. These organic identities are mobilized through feminine notion of Mother Earth which they uses to legitimise their resistance against environmental destruction. To understand how the movement mobilize symbol and narrative to articulate their identities and interests mdash rather than struggle over social and economic factor mdash this research uses New Social Movement NSM framework and political opportunity structure. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istianah
"Pemberlakuan wisata berbasis syari’ah di Indonesia belum dapat dikatakan sempurna, meskipun terdapat potensi yang besar dalam pemberlakuannya dalam menarik wisatawan Muslim dunia. Desa Wisata Cibuntu yang sejak tahun 2012 telah menjadi destinasi wisata di Kabupaten Kuningan dijadikan objek pengembangan pariwisata sebagai desa percontohan terciptanya Desa Wisata Halal berbasis komunitas di Jawa Barat. Terdapat tantangan dan hambatan dalam penyelenggaraan program, diantaranya adalah belum adanya regulasi yang berlaku di Indonesia, stigma negatif tentang Islam yang intoleran, serta dari segi internal, yaitu terbatasnya waktu dan anggaran pelaksanaan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti bagaimana program desa wisata halal dalam Rancangan Peraturan Desa Wisata Halal dapat menjadi salah satu inovasi pengembangan desa melalui penerapan teori keislaman dalam mencapai maqashid asy-syari’ah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosio legal yang berfokus pada pengembangan Desa Wisata Cibuntu menjadi Desa Wisata Halal Cibuntu menurut Raperdes dan tindakan sosial dengan tinjauan maqashid asy-syari’ah. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa program desa wisata halal telah diberlakukan siklus pertama pemberdayaan oleh inisiator desa halal dengan metode PAR yang berlangsung dari tahun 2018 hingga tahun 2019. Desa Wisata Cibuntu sebagaimana regulasinya telah memenuhi cakupan kebutuhan primer (dharury) dalam pembahasan maqashid asy-syari’ah, meskipun belum sempurna dalam langkah pencapaian kemaslahatan dari tingkatan kebutuhan sekunder (hajiyat) dan kebutuhan tersier (tahtsiniyat).

The implementation of sharia-based tourism in Indonesia cannot be said to be perfect, although there is great potential in its implementation in attracting world Muslim tourists. Cibuntu Tourism Village, which since 2012 has become a tourist destination in Kuningan Regency, has been used as an object of tourism development as a pilot village for the creation of a community-based Halal Tourism Village in West Java. There are challenges and obstacles in implementing the program, including the absence of applicable regulations in Indonesia, negative stigma about intolerant Islam, as well as from an internal perspective, namely the limited time and budget for implementation, and so on. In this study, the author will examine how the halal tourism village program in the Draft Halal Tourism Village Regulation can be one of the village development innovations through the application of Islamic theory in achieving maqashid asy-syari’ah. This study uses socio-legal research method that focuses on developing the Cibuntu Tourism Village into a Cibuntu Halal Tourism Village according to the Raperdes and social actions with maqashid asy-syari’ah review. The results of this study show that the halal tourism village program has been implemented in the first cycle of empowerment by the halal village initiator with the PAR method which took place from 2018 to 2019. The Cibuntu Tourism Village as per its regulations has fulfilled the coverage of primary needs (dharury) in the discussion of maqashid ash-syari’ah , although not yet perfect in the steps of achieving benefit from the level of secondary needs (hajiyat) and tertiary needs (tahtsiniyat)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nunik Sugiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transparansi pengelolaan Dana Desa di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada tahun 2018. Desa Ponggok merupakan pemerintahan dengan manajemen dana desa terbaik menurut BPKP sehingga dipilih sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode 'single-case study.' Digunakan indikator-indikator transparansi dari Meijer, ‘t Hart dan Worthy (2015) dan Krina (2003) sebagai acuan dalam melakukan 'in-depth interview, 'observasi serta pengumpulan data. Transparansi dalam penelitian ini terbagi dalam dua ranah yaitu ranah politik dan ranah administrasi. Dalam ranah politik, transparansi di Desa Ponggok telah memberikan kontribusi untuk demokrasi yang kuat, 'check and balance' yang baik serta akses menuju debat publik yang cukup baik. Sementara dalam ranah administrasi, transparansi membantu manajerial pemerintah desa Ponggok dalam hal efisiensi dan integritas pemerintah desa yang cukup baik pula. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan yang dapat menjadi acuan untuk perbaikan mengenai aspek transparansi di Desa Ponggok, antara lain keterbatasan kemampuan sumber daya manusia di Desa Ponggok dalam menerima maupun menyeleksi informasi yang penting, pudarnya kearifan lokal berupa gotong royong serta budaya profesionalisme yang kurang dalam pelaksanaan pemerintahan di desa.

This research is meant to find out the transparency of Village Funds management in Ponggok Village, Klaten Regency, Central Java in 2018. Ponggok village is the village with best fund management according to BPKP so that it is chosen as the object of research. This research uses a single-case study method. Transparency indicators from Meijer, ‘t Hart and Worthy (2015) and Krina (2003) are used as references in conducting in-depth interviews, observations and data collection. Transparency in this research is divided into two realms, namely the political realm and the administrative realm. In the political realm, transparency in Ponggok Village has given contributions to a strong democracy, good checks and balances, and good access to public debate. While in the administrative realm, transparency helps managerial Ponggok village government in terms of efficiency and integrity of the village government, which is quite good. However, some gaps can become a reference for improvements regarding aspects of transparency in Ponggok Village, including limited human resource capacity in Ponggok Village in receiving and selecting important information, fading local wisdom in the form of cooperation and a lack in professionalism implementation of governance in the Ponggok Village.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Daniyati
"Pertambangan batuan di Sungai Jali menjadi mata pencaharian masyarakat Desa Mlaran mulai tahun 1989. Melalui mata pencaharian ini, masyarakat desa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menambang cara manual. Pada tahun 2015-2021 dimulai pertambangan batuan dengan menggunakan cara mekanik atau melibatkan alat berat untuk menambang material sirtu. Pertambangan tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan menjadi semakin parah setelah di masa sebelumnya mengalami longsor pada beberapa titik lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambangan batuan tahun 2015-2021 menjadi penyebab masyarakat Desa Mlaran beralih dari sektor pertambangan menuju pertanian. Selain itu ditemukan bahwa masyarakat desa yang beralih ke pertanian sebagian besar menggarap lahan pasir di sepanjang Sungai Jali yang melintasi Desa Mlaran. Sementara sebagian kecil masyarakat masih bertahan menambang batu dengan cara yang dimodifikasi dari sebelumnya menyesuaikan kondisi sungai dan akses jalan.

Rock mining in the Jali River became the livelihood of the people of Mlaran Village starting in 1989. Through this livelihood, villagers meet their daily needs by mining manually. In 2015-2021, rock mining began using mechanical means or involving heavy equipment to mine stone sand materials. The mining caused environmental damage to worsen after experiencing landslides at several points of agricultural land in the past. This study used qualitative methods with data collection techniques through observation, participation, and in-depth interviews. The results showed that rock mining in 2015-2021 caused the people of Mlaran Village to switch from the mining sector to agriculture. In addition, it was found that villagers who switched to agriculture mostly worked on sandland along the Jali River that crosses Mlaran Village. While a small number of people still survive mining stones in a modified way from before adjusting the conditions of the river and road access."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Hayat Fathul Husni
"Indonesia memiliki kekayaan sumber daya geologi yang sangat beragam mulai dari bahan galian radioaktif, bahan galian non logam, bahan galian logam, dan bahan tambang lainnya. Salah satu sumber daya geologi yang terdapat hampir di semua pulau Indonesia adalah batu gamping, potensi batu gamping di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah Desa Padabeunghar, wilayah ini menjadi fokus penelitian karena memiliki banyak wilayah izin usaha untuk pertambangan gamping dengan komoditas bahan industri yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat potensi sebaran batu gamping dan karakteristik wilayah dari tingkatan potensi sebaran batu gamping. Penelitian ini menggunakan 4 variabel diantaranya adalah mineral karbonat, indeks kerapatan vegetasi, tutupan lahan, dan kelas litologi yang dilakukan pengolahan data menggunakan penginderaan jauh dan sisitem informasi geografis, hasil pengolahan tersebut dilakukan validasi lapangan dengan peninjauan karakteristik wilayah dari survey lapangan untuk mengetahui karakteristik wilayah di wilayah sebaran potensi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Padabeunghar memiliki tingkat potensi sebaran yang sedang dengan batuan gamping ditemukan pada karakteristik tutupan lahan berupa semak belukar dan hutan.

Indonesia has a wealth of geological resources that are very diverse, ranging from radioactive minerals, non-metallic minerals, metallic minerals, and other mining materials. One of the geological resources found in almost all Indonesian islands is limestone, the potential for limestone in Indonesia is very large and is spread almost evenly throughout the Indonesian archipelago. One area that has this potential is Padabeunghar Village, this area is the focus of research because it has many business license areas for limestone mining with different industrial material commodities. This study aims to determine the level of potential distribution of limestone and regional characteristics of the level of potential distribution of limestone. This study uses 4 variables including carbonate minerals, vegetation density index, land cover, and lithology class. Data processing is carried out using remote sensing and geographic information systems. the potential distribution area. The results showed that Padabeunghar Village has a medium distribution potential level with limestone found in land cover characteristics in the form of shrubs and forests."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Saleh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur, memonitoring dan mengevaluasi proses penyaluran zakat pada program Zakat Community Development salah satu program BAZNAS di desa Bringinsari Kec. Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah dengan menggunakan Indeks Desa Zakat. Indikator Indeks Desa Zakat memiliki lima dimensi yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan serta dakwah. Metodologi penelitian menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dimensi ekonomi memiliki nilai indeks sebesar 0.32 dan nilai indeks dimensi kesehatan adalah 0.38 keduanya menempati nilai indeks terendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi dan kesehatan penduduk kurang baik. Kesimpulan Desa Bringinsari memperoleh total nilai indeks desa zakat sebesar 0.47. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi desa dalam keadaan yang kurang baik. Sehingga berdasarakan nilai perhitungan tersebut, desa Bringinsari dapat diprioritaskan untuk dibantu dana zakat. Evaluasi dampak zakat pada program Zakat Community Development di Desa Bringinsari sudah baik. Keseluruhan nilai indeks pada indikator dampak zakat pada mustahik dan sesudah menerima dana zakat adalah 0,75 yang artinya dampak zakat sudah cukup baik.

This study aims to measure, monitor and evaluate the process of zakat distribution in the Zakat Community Development program, one of the BAZNAS programs in Bringinsari village, Sukorejo Subdistrict, Kendal Regency, Central Java using the Zakat Village Index. Indicators of Zakat Village Index have five dimensions economic, health, education, social and humanity and da 39 wah. The methodology used in this research is Mixed Methods Research, a research methodology that combines qualitative and quantitative approaches. Qualitative methods used in the form of interviews and observation. and the quantitative method used is Multi Stage Weighted Index that is by combining several process of weighting stages given to each component of index compiler, so that the weighting given to each component is done in stages and procedural by using Zakat Village Index IDZ , CIBEST and Development Index Human IPM . The results of this study indicate that the economic dimension has an index value of 0.32 and the index value of health dimensions is 0.38 both occupy the lowest index value. This indicates that the economic and health conditions of the population is less good. In summary, Bringinsari Village obtained a total value of zakat village index of 0.44. This indicates that the condition of the village is in poor condition. Therefore, based on the calculation value, Bringinsari village should be prioritized to be assisted by zakat funds. Evaluation of the impact of zakat on Zakat Community Development program in Bringinsari Village is good. The overall index value on the indicator of zakat impact on mustahik and after receiving zakat fund is 0.75 which means that the impact of zakat is good."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>