Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nuh Firdaus
"Indonesia memiliki target rasio elektrifikasi untuk semua provinsi sebesar 100% dalam RUPTL 2018-2027. Namun sampai saat ini masih banyak daerah di Indonesia  yang belum mendapatkan aliran listrik. Khususnya di Distrik Hingk, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Sulitnya medan menjadi tantangan pembangunan jaringan listrik di sana. Pembangkit Listrik Hibrid Mikrohidro dan PV merupakan solusi yang tepat untuk menghadirkan listrik di sana. Sebelum dilakukan pembangunan diperlukan analisis keekonomian dan risiko dengan melakukan variasi terhadap skenario kebijakan dan investasi. Dalam penilitian ini dilakukan analisis ekonomi dan risiko terhadap kelayakan pembangunan pembangkit. Analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung NPV,IRR dan payback period. Analisis risiko dilakukan dengan metode monte carlo. Analisis dilakukan terhadap sistem hybrid seri, sistem hybrid switched, dan sistem hybrid paralel. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan untuk sistem hybrid seri nilai NPV $232.444 dan IRR 15% dengan payback period selama 6,9 tahun. Sistem hybrid switched memiliki nilai NPV $252.747 dan IRR 17% dengan payback period selama 6,13 tahun. Sistem hybrid paralel memiliki nilai NPV $286.340 dan IRR 20% dengan payback period 4,94 tahun. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa semua sistem hybrid layak untuk digunakan dan sistem hybrid paralel akan memberikan keuntungan terbesar jika diaplikasikan.

According to RUPTL 2018-2027, Indonesia targets a 100% electrification ratio for all provinces. However, there are a lot of areas in Indonesia that are still lack of proper electricity access, for example at the Hingk District, Arfak Mountains Regency, West Papua. One of the main challenges of building a proper electricity infrastructure in that area is the difficulty of the terrain. A hybrid power plant of hydroelectric power and photovoltaic is the right solution to this problem. Prior to the development of the power plant, a feasibility study that consists of economic and risk analysis is done by simulating different policies and various investment schemes. All of these simulations are compared to each other to obtain the most feasible option that will attract investors to invest in this project. Economic analysis and risk were carried out on the feasibility of building a power plant. Economic analysis is done by calculating the NPV, IRR and payback period. Risk analysis is done by the Monte Carlo method. The analysis was carried out on series hybrid, switched hybrid, and parallel hybrid. Based on the calculation results obtained for the hybrid series system the NPV value is $ 232,444 and the IRR is 15% with a payback period of 6.9 years. The switched hybrid system has s NPV  $ 252,747 and an IRR of 17% with a payback period of 6.13 years. The parallel hybrid system has NPV values of $ 286,340 and IRR of 20% with a payback period of 4.94 years. From the simulation results, it was found that all hybrid systems are feasible to be built and the parallel hybrid system is the best choice to be applied."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Kusdinar
"Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL PT PLN Persero tahun 2017-2026 merencanakan pembangunan pembangkit listrik di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat adalah sebesar 1076 MW. Sebagian besar 976 MW dari pembangkit listrik tersebut adalah berbahan bakar gas yang pada tahap pertama akan dibangun terlebih dahulu pada 5 lokasi yaitu di Sorong, Manokwari, Biak, Nabire dan Jayapura dengan total kapasitas sebesar 385 MW. Gas yang akan digunakan untuk pembangkit tersebut adalah berasal dari lapangan BP Tangguh di selat Bintuni dalam bentuk cair LNG yang akan diangkut dengan menggunakan kapal ke setiap lokasi pembangkit.Untuk memperoleh biaya transportasi yang paling efisien maka dilakukankajian dan simulasi roundtripterhadap skema transportasi secara point to point, hub and spoke dan milk run.Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan terhadap skema transportasi LNG pada masing-masing lokasi pembangkitberdasarkan cafacity factor sebesar 0,6 maka diperoleh hasil bahwa yang paling efisien adalah dengan skema transportasi Milk-Run yaitu dengan menggunakan kapal LNG carrier dengan ukuran 25.000 m3 dengan durasi roundtrip selama 9 hari dan biaya transportasi sebesar 1.69 USD/MMSCF. Kapasitas storage pada masing-masing lokasi pembangkit adalah 12.500 m3 untuk lokasi Sorong, 6000 m3 untuk lokasi Manokwari, 5000 m3 untuk lokasi Nabire, 3500 m3untuk lokasi Biak serta15000 m3 untuk lokasi Jayapura. Sedangakan dengan skema transportasi point to point diperoleh biaya transportasi secara kumulatif sebesar 2.37 USD/MMSCF dan dengan skema transportasi Hub and Spoke diperoleh biaya sebesar 2.57 USD/MMSCF.

General Plan of Electric Power Supply RUPTL PT PLN Persero years 2017 2026 planned to build power plant in Papua Province and West Papua Province amounted to 1076 MW. Most of the power plants 976 MW are gas fired which will be built first in 5 locations in Sorong, Manokwari, Biak, Nabire and Jayapura with total capacity of 385 MW. The gas to be used for the plant is from the BP Tangguh field in the Bintuni Strait in liquid form LNG which will be transported by ship to the location of each plant. To obtain the most efficient transportation cost, a roundtrip review and simulation of transportation scheme is done on point to point scheme, hub and spoke and milk run.Based on simulation result and calculation of LNG transport scheme at each plant location based on cafacity factor of 0.6, it is obtained that the most efficient is with Milk Run transportation scheme that is by using LNG carrier ship with size 25.000 m3 with roundtrip duration during 9 days and transportation cost of 1.69 USD MMSCF. Storage capacity at each plant site is 12,500 m3 for Sorong location, 6,000 m3 for Manokwari location, 5,000 m3 for Nabire, 3,500 m3 for Biak location and 15,000 m3 for Jayapura location. While with the point to point transportation scheme, the cumulative transportation cost of 2.37 USD MMSCF and with the Hub and Spoke transportation scheme is 2.57 USD MMSCF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Handini
"Dari hasil simulasi diperoleh bahwa jaringan distribusi PLTH di Bengkunat memiliki panjang total 32.055 m, transformator yang dibutuhkan 8 buah dengan energi maksimum yang dipasok tiap transformator adalah 45,1 kWh per hari. Dibandingkan dengan PLTD 2 x 100 kW ($ 505.493), nilai NPC PLTH lebih tinggi ($ 555.956) demikian pula COE-nya ($ 0,770 per kWh) lebih tinggi dari COE PLTD ($ 0,739 per kWh). PLTH menghemat BBM 128.061 liter per tahun. PLTH layak untuk diterapkan di daerah dengan potensi angin dan radiasi matahari yang memadai seperti di Bengkunat Lampung Barat.
Perangkat lunak ViPOR hanya memasukkan data biaya transformator penurun tegangan di distribusi dengan satu kapasitas saja, sehingga jika ada konfigurasi beban yang membutuhkan kapasitas transformator berbeda, simulasi tidak dapat dilakukan. Optimasi dilakukan hanya berdasarkan biaya NPC, tidak dari segi jatuh tegangan pada jaringan, karena perangkat lunak ViPOR tidak memiliki keluaran berupa jatuh tegangan, rugi daya dan aliran daya pada jaringan.

From the ViPOR software simulation results, it has been found that the length of the distribution network of a hybrid power plant at Bengkunat is 32.055 m, it requires eight transformers each with an maximum energy requirement of 45.1 kWh per day. Compared to a 2 x 100 kW diesel power plant (NPC = $ 505.493), the NPC value of the hybrid power plant is higher ($ 555,956), also its COE ($ 0.770 per kWh) is higher than the diesel power plant ($ 0,739 per kWh). The hybrid power plant will save 128,061 liters of fuel per year. The hybrid power plant is feasible to be applied in areas with enough wind and sun radiation resources such as at Bengkunat West Lampung.
The ViPOR software has several shortcomings such as : only step down transformers can be used for simulation, and only with one capacity. For a load configuration that requires a different transformer capacity, the simulation can not be done. The optimization based on the NPC value, not based on the voltage drop at the network, because this software doesn?t have outputs of the voltage drop, power loss and power flow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27523
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Handini
"Dari hasil simulasi diperoleh bahwa jaringan distribusi PLTH di Bengkunat memiliki panjang total 32.055 m, transformator yang dibutuhkan 8 buah dengan energi maksimum yang dipasok tiap transformator adalah 45,1 kWh per hari. Dibandingkan dengan PLTD 2 x 100 kW ($ 505.493), nilai NPC PLTH lebih tinggi ($ 555.956) demikian pula COE-nya ($ 0,770 per kWh) lebih tinggi dari COE PLTD ($ 0,739 per kWh). PLTH menghemat BBM 128.061 liter per tahun. PLTH layak untuk diterapkan di daerah dengan potensi angin dan radiasi matahari yang memadai seperti di Bengkunat Lampung Barat. Perangkat lunak ViPOR hanya memasukkan data biaya transformator penurun tegangan di distribusi dengan satu kapasitas saja, sehingga jika ada konfigurasi beban yang membutuhkan kapasitas transformator berbeda, simulasi tidak dapat dilakukan. Optimasi dilakukan hanya berdasarkan biaya NPC, tidak dari segi jatuh tegangan pada jaringan, karena perangkat lunak ViPOR tidak memiliki keluaran berupa jatuh tegangan, rugi daya dan aliran daya pada jaringan.

From the ViPOR software simulation results, it has been found that the length of the distribution network of a hybrid power plant at Bengkunat is 32.055 m, it requires eight transformers each with an maximum energy requirement of 45.1 kWh per day. Compared to a 2 x 100 kW diesel power plant (NPC = $ 505.493), the NPC value of the hybrid power plant is higher ($ 555,956), also its COE ($ 0.770 per kWh) is higher than the diesel power plant ($ 0,739 per kWh). The hybrid power plant will save 128,061 liters of fuel per year. The hybrid power plant is feasible to be applied in areas with enough wind and sun radiation resources such as at Bengkunat West Lampung. The ViPOR software has several shortcomings such as : only step down transformers can be used for simulation, and only with one capacity. For a load configuration that requires a different transformer capacity, the simulation can not be done. The optimization based on the NPC value, not based on the voltage drop at the network, because this software doesn't have outputs of the voltage drop, power loss and power flow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40877
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Wirahadi Kusuma
"Proses pembangunan PLTP membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama pada tahap pengeboran dan konstruksi. Semakin besar kapasitas pembangkit, semakin banyak sumur yang dibutuhkan dan semakin lama proses pembangunan PLTP. Tesis ini membahas tentang penerapan pembangunan PLTP dengan kapasitas 65 MW dengan cara membangun pembangkit yang terletak di lokasi sumur produksi atau yang di sebut dengan PLTP mulut tambang. Analisis pembangunan PLTP tersebut terdiri dari beberapa skenario yang dengan acuan kapasitas dan lokasi pada pembangkit pada PT. X. Hasil analisa menunjukkan bahwa dengan membangun PLTP mulut tambang maka produksi listrik bisa lebih cepat dan lebih ekonomis.

Geothermal power plant development takes a long time, especially the drillings and constructions process. The bigger capacity of the plant the more production wells needed and the more times need to build the plant. This Thesis analyses about application of geothermal power plant development with 65 MWs capacity which the plant build at the production wells, we called it wellhead power plant. The analyses consist of some scenarios based on the plant capacity and location of PT. X. The analysis shows that build the wellhead geothermall power plant takes shorter time and more economics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariva
"Penelitian ini berfokus pada optimasi tata letak Power Plant Area pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan mempertimbangkan salah satu aspek keselamatan yaitu dispersi gas toksik, khususnya H2S. Model matematika diformulasikan sebagai Mixed Integer Non Linear Programming dan diimplementasikan pada Excel Solver menggunakan algoritma GRG Non Linear. Tata letak dua jenis PLTP sebagai contoh kasus dan dua skenario riset, tanpa dan dengan mengikuti rekomendasi jarak dari standar keselamatan, dioptimalisasikan dalam rangka minimisasi total biaya pada PLTP Plant Layout Cost namun tetap memperhatikan aspek dispersi gas toksik melalui simulasi Computational Fluid Dynamic, lalu dibandingkan dengan PLTP yang sudah ada existing.
Hasil penelitian menunjukkan susunan tata letak PLTP optimasi sesuai dengan susunan tata letak PLTP existing pada unit fasilitas proses utama. Dibandingkan PLTP existing, hasil optimasi tata letak PLTP dengan rekomendasi jarak dari standar keselamatan proses sudah cukup aman dari segi aspek dispersi H2S pada skenario terburuk. Terakhir, optimasi tata letak PLTP dengan metode riset operasi ini terbukti mampu menurunkan total biaya terhadap PLTP existing, pada penelitian ini sebesar 14,97 - 35,89.

This research is focused on Power Plant Area of Geothermal Power Plant layout optimization considering one of process safety aspect, toxic gas dispersion particularly H2S. This problem is formulated as a Mixed Integer Non Linear Programming and implemented in Excel Solver using GRG Non Linear algorithm. Layout of two Geothermal Power Plants as example and two research mode, with and without following process safety standard spacing requirements, have been optimized to mimimize total Plant Layout Cost yet still concern toxic gas dispersion through Computational Fluid Dynamic simulation, and to compare with layout from existing plant.
The result shows that main process equipments arrangement of optimized Geothermal Power Plant layout have conform with existing layout. Optimized Geothermal Power Plant layout which following recommended bulding equipment spacing standard is already safe from H2S exposure in worst case scenario. Finally, Geothermal Power Plant layout optimization using operation research is capable to reduce total plant layout cost from existing layout, in amount of 14,97 35,89 in this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Zhafira Putri
"Sistem kelistrikan ALZ terdiri dari 10 sistem tenaga listrik yang memiliki peranan penting dalam menyuplai pasokan listrik. Kondisi saat ini menunjukkan total permintaan beban puncak malam pada Agustus tahun 2022 mencapai 79.253 MW dengan pasokan daya yang didominasi oleh penggunaan unit pembangkit termal. Pengunaan unit pembangkit termal memicu persoalan biaya pengoperasian yang relatif tinggi dikarenakan harga bahan bakar yang kian meningkat. Oleh karena itu, diperlukan pengoptimalan operasi sistem dengan cara pengalokasian daya aktif yang dibangkitkan oleh masing-masing unit pembangkit agar mendapatkan biaya pembangkitan yang minimum serta mendapatkan rugi-rugi yang optimal dengan tetap memenuhi keseimbangan beban. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi pada skema pertahanan islanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoptimalan aliran daya sistem ALZ saat skema pertahanan Islanding tahap 1 dapat mereduksi biaya bahan bakar sebesar sebesar Rp74,274,228.14/jam atau sebesar 37,58% dari pola operasi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero). Serta, skema pertahanan islanding tahap 2 dapat mereduksi biaya bahan bakar sebesar Rp.67,200,225.75/jam atau sebesar 45.15% dari pola operasi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero).

The ALZ electricity system consists of 10 power systems that are essential in supplying electricity. Current conditions show that the total demand for peak night loads in August 2022 reached 79,253 MW, with power supply dominated by the use of thermal generation units. The use of thermal generating units raises the issue of relatively high operating costs due to increasing fuel prices. Therefore, it is necessary to optimize system operation by allocating the active power generated by each generating unit to obtain minimum generation costs and obtain optimal losses while still reaching the load balance. In this study, optimization was carried out on the islanding defense scheme. The results showed that optimizing the power flow of the ALZ system when the islanding defense scheme stage 1 can reduce fuel costs by Rp74,274,228.14/hour or by 37,58%, and the islanding defense scheme stage 2 can reduce fuel costs by Rp.67,200,225.75/hour or 45.15% of the pattern of operations carried out by PT PLN (Persero)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Auliya
"ABSTRAK
Beban selalu bertumbuh dari tahun ke tahun berikutnya, in harus diikuti oleh jumlah pasokan yang memadai sehingga kualitas suplai terpenuhi. Kekurangan pasokan akan menyebabkan gangguan terhadap konsumen sehingga pemadaman paksa tidak dapat dihindari demi stabilitas listrik selalu terjaga. Keandalan pasokan daya dari pembangkit dalam melayani bebannya secara sistem diukur dari tingkat sebuah indeks dimana indeks ini disebut dengan indeks probabilitas kehilangan beban LOLP dan besar dari kerugian energi yang terbuang digambarkan pada besar energi yang tidak terlayani ENS . Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak WASP IV didapatkan nilai penambahan pembangkit pada sistem Jawa Bali yang optimal dengan skenario I penambahan pembangkit pada periode 2016 hingga 2019 yaitu sebesar 24.834 MW dimana nilai dari indeks probabilitas kehilangan beban LOLP bisa dijaga dibawah 1 hari/tahun sesuai dengan yang tertulis pada RUPTL.

ABSTRACT
The power consumption of electricity are grow for the past year to the present for each period of years. This phenomenom has to be followed by an adequeate supply to fulfill the needs of electricity consumption by the consumer. The inadequate of supply will cause disruption to the power systemand forced outages can not be avoided for maintain the availability of the electricity. The reliability of power system can be measured by Lost of Load Probability LOLP Index and the amount of energy losses are defined as Energy Not Served ENS . Based on the calculation using WASP IV software, it is found that the optimum addition of power plant in the period 2016 until 2019 is about 24,834 MW. As the result with this scenario the value of LOLP can be kept below 1 day year that this standard stated in RUPTL."
2017
T48283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fajar Tofani
"Studi ini menganalisa kelayakan penggunaan sistem PLTS Terapung bersama dengan generator diesel untuk memasok resor di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Indonesia. Sistem PLTS Terapung menggunakan skema off-grid dengan skenario spesifik yaitu dengan membagi baterai menjadi tiga bagian yang sama yang digunakan secara bergantian untuk mengurangi fluktuasi daya output yang dihasilkan oleh PLTD sekaligus untuk memenuhi persyaratan beban harian selama 24 jam. Dampaknya adalah siklus pengisian baterai berubah menjadi dua kali dalam tiga hari, sehingga masa pakai baterai akan meningkat menjadi 1,5 kali lebih lama. Dalam penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dengan bunga pinjaman 10 dan waktu operasi selama 25 tahun. Dengan tarif listrik 1 USD/kWh diperoleh kombinasi kapasitas sistem DG dan SFPV yang paling layak dan menguntungkan adalah masing-masing 130 kW dan 20 kW. Kombinasi ini menghasilkan durasi PBP selama 9 tahun 0 bulan dan 9 hari, NPV 36,545 USD, IRR adalah 11,65 , dan rasio PI 1,016.

This study analyses the feasibility of the Sea floating PV SFPV system utilization in conjunction with diesel generator DG to supply the resorts at Small Kei Island, Southeast Moluccas, Indonesia. The SFPV system uses off grid scheme with a specific scenario that is by dividing the battery into three equal parts which are used interchangeably in order to reduce the fluctuation of the output power generated by DG at once to meet the daily load requirement for 24 hours. The impact is the battery charge cycle changed to twice in three days, thus the battery life will increase to 1.5 times longer. In this study, the economic analysis is done with the loan interest of 10 and the operating time for 25 years. With electricity tariff of 1 USD kWh obtained the most feasible and profitable combination of capacity of DG and SFPV systems is 130 kW and 20 kW respectively. The combination yields the duration of PBP for 9 years 0 months and 9 days, NPV of 36,545 USD, IRR is 11.65 , and PI ratio is 1.016.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaditia Kurnia Asyuri
"Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dan memiliki puluhan ribu pulau. Salah satu tantangannya adalah negara kepulauan umumnya memiliki sumber daya lokal yang terbatas dan biaya impor energi yang tinggi. Teknologi energi terbarukan di sebagian besar pulau seringkali tidak beroperasi dan tidak berlanjut karena banyaknya masalah yang terlibat, salah satunya adalah ketidakjelasan pengelolaan dan aset dari pembangkit listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberlanjutan energi terbarukan dalam memasok listrik kepada masyarakat dalam jangka panjang dan akan memaparkan keterkaitan antara kesejahteraan masyarakat dengan hadirnya teknologi energi terbarukan. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan kuesioner dengan skala likert. Penelitian dilakukan di dua pulau, yakni pulau Mecan dan pulau Sabira. Data yang diperoleh disimulasikan dalam bentuk System Dynamics, salah satu langkah dari systems thinking, dengan menggunakan alat bantu Powersim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PLTS mampu dikelola sepenuhnya oleh masyarakat sampai dengan keberlanjutan biaya Operation & Maintenance dari pembangkit, meskipun biaya replacement cost dari powerplant tetap dibutuhkan bantuan dari pemerintah dan kementerian. Sedangkan hasil di pulau Sabira, meskipun pembangkit listrik masih beroperasi, insentif dan subsidi pemerintah menjadi ketergantungan yang kuat bagi masyarakat agar ketersediaan listrik selalu terjaga.

Indonesia is a country with a tropical climate and has tens of thousands of islands. One of the challenges is that archipelagic countries generally have limited local resources and high energy import costs. Renewable energy technologies in most islands are often not running and are unsustainable due to the many problems involved, one of which is the lack of information on management and generating assets. This research aims to explain what factors affect the sustainability of renewable energy in supplying electricity to the community in the long term and will present the interrelation between the local people’s welfare and the presence of renewable energy technology. The method used is an in-depth interview and questionnaire with a Likert scale. The research was conducted on two islands, namely Mecan Island and Sabira Island. The data obtained is simulated in the form of System Dynamics, one of the methods of systems thinking, by using the Powersim software tools. The results show that the Solar Power Plant can be fully managed by the local community and is also related to the Operation & Maintenance costs of the power plant, although the replacement cost of the power plant still requires assistance from the government and the ministry. While the results on Sabira Island, although the power plant is still operating, government incentives and subsidies become a heavy dependence for the people, so that the availability of electricity access is always maintained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>