Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137560 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yazidie Rizqi Isnaindi
"ABSTRACT
Masa simpan tahu yang pendek karena kerusakan oleh bakteri membutuhkan solusi selainformaldehida yang membahayakan manusia. Ozon berfungsi sebagai disinfektan yang tidakmembahayakan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah metode es itu teroksigenasi dapat mensterilkan bakteri dan memperpanjang masa manfaat tahu. Di Penelitian ini juga akan melihat efek dari dosis ozon, perawatan pengawetan, dan durasi kontak dengan kualitas tahu. Dalam penelitian ini tahu dipertahankan untuk memperpanjang nyawa yang bermanfaat. Tahu diozonasi menggunakan es ozon dengan dosis ozon 0,15 mg / L; 0,20 mg / L; dan 0,25 mg / L, diozonasi dalam wadah terbuka dan tertutup di hadapan drainer dan tidak, serta diozonasi selama 2 jam dan 5 jam. Kemudian sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Masa tahu yang bermanfaat berhasil diperpanjang selama 3 hari dengan ozonasi tahu dengan 0,25 es ozon mg / L dalam wadah tertutup dengan penutup, dengan ozonasi selama 5 jam. Kemudian sampel disimpan dalam lemari es pada suhu 5 ° C. Ozonasi telah berhasil mengurangi bakteri E. coli hingga 99,8%, mempertahankan kandu ngan protein 13,64% b / b.

.ABSTRACT
Short shelf life of tofu because of damage by bacteria requires a solution other than formaldehyde that is harmful to humans. Ozone functions as a disinfectant that does not harm humans. This research was conducted to see whether the oxygenated oxygen method can sterilize bacteria and extend the useful life of tofu. In
This study will also look at the effects of ozone doses, preservation treatments, and duration of contact with tofu quality. In this study tofu is maintained to extend useful lives. Tofu diozonated using ozone ice with an ozone dose of 0.15 mg / L; 0.20 mg / L; and 0.25 mg / L, oozonated in an open and closed container in the presence of the drainer and not, as well as oozonated for 2 hours and 5 hours. Then the sample is stored for 7 days to see the development of its characteristics. The useful tofu period was successfully extended for 3 days by tofu ozonation with 0.25 mg ozone ice / L in a closed container with a lid, with ozonation for 5 hours. Then the samples were stored in a refrigerator at 5 ° C. Ozonation has succeeded in reducing E. coli bacteria up to 99.8%, maintaining protein with 13.64% w / w.
"
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Novia Berliana
"Pada penelitian ini, metode es terozonasi dimanfaatkan untuk memperpanjang masa guna ikan tuna. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas es terozonasi dalam memperpanjang masa guna ikan tuna. Efektivitas pengawetan dengan es terozonasi dilihat dari jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik, kadar air, pH, kadar protein, dan perubahan massa. Ikan tuna dikontakkan dengan es pada wadah berpenyaring dan wadah biasa. Dosis ozon terlarut dalam es yang digunakan adalah 0,15; 0,20; dan 0,25 mg/L. Pada wadah berpenyaring dengan dosis 0,25 mg/L, jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik pada penyimpanan 5oC hari ke-7 dan 25oC hari ke-1 dapat ditekan hingga 107 banyaknya dibanding blanko perilaku lain dengan tingkat eliminasi mula-mula sebesar 72,92%. Dalam keadaan tersebut, ikan masih dapat dikategorikan segar dengan kadar air sebesar 76,59%, pH 6,76, dan kadar protein 21,62%. Durasi pengontakkan es dengan ikan dilakukan selama 2 jam dan 4 jam. Pada durasi kontak 2 jam, hasil eliminasi jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik pasca pengawetan didapatkan hingga 95,8%. Pada penyimpanan 5oC hari ke-7 dan 25oC hari ke-1, ikan masih dikategorikan segar dengan kadar air sebesar 75,43%, pH 6,76, dan kadar protein 24,57%. Akibat adanya kontak dengan es terozonasi, terdapat penurunan massa hingga 0,6 gram atau 12%.

In this study, the ozonated ice was used to extend the lifetime of tuna. This study aims to evaluate the effectiveness of ozonated ice in extending the lifetime of tuna. The effectiveness of ozonated ice is seen from the Total amount of Aerobic Mesophyll Bacteria (TAMB), water content, pH, protein content, and mass change. Tuna is contacted with ice on filtered containers and ordinary containers. The dissolved dose of ozone used in the ice is 0.15; 0.20; and 0.25 mg/L. In filtered containers with 0.25 mg/L of ozone, TAMB at storage of 5oC on day 7 and 25oC on day 1 can be reduced by 107 compared to other behavioral forms with an initial elimination rate of 72.92%. In these circumstances, fish can still be categorized as fresh fish with moisture content 76.59%, pH 6.76, and protein content 21.62%. The duration of contacting ice with fish is 2 hours and 4 hours. At 2 hours of contact duration, the results of elimination of the TAMB were up to 95.8%. At storage of 5oC on day 7 and 25oC on day 1, fish are still categorized as fresh fish with moisture content 75.43%, pH 6.76, and protein content 24.57%. Due to contact with ozonated ice, there is a decrease in mass up to 0.6 grams or 12%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Ayuning Putri
"Masa simpan bayam yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain pengeringan. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya bagi manusia dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan dan produk pertanian. Penyemprotan gas ozon dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Pada penelitian ini bayam diawetkan dengan penyemprotan gas ozon untuk memperpanjang masa simpannya. Bayam diozonasi dengan gas ozon dengan variasi dosis yang dihasilkan ozonator Aquasuper 30,72 mg/jam; 48,60 mg/jam; dan 30,72 mg/jam; serta frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali selama 15 menit. Durasi penyemprotan gas ozon divariasikan: 2 menit, 3 menit, dan 6 menit. Kemudian sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Kualitas paling baik selama penyimpanan ditunjukkan oleh bayam yang mendapat perlakuan ozonasi dengan dosis 48,60 mg/jam; durasi 6 menit; dan frekuensi 3 kali. Selain variasi durasi, dosis, dan frekuensi, paparan ozon yang sama dengan kombinasi durasi-frekuensi serta kombinasi durasi-dosis yang berbeda juga diamati untuk mengevaluasi perlakuan ozonasi yang optimal guna mengawetkan bayam dan didapati bahwa kombinasi durasi panjang-frekuensi rendah dan durasi sedang-dosis sedang lebih baik dalam menjaga kualitas bayam selama penyimpanan.

The short shelf life of spinach due to bacterial activity requires an alternative preservation solution besides drying. Ozone can be used as disinfectant that is not harmful to humans and has been applied in food and agricultural product preservation. Ozone gas spraying is done to reduce bacterial growth so that quality degradation due to decay can be slowed. In this research, spinach is preserved by spraying ozone gas to extent its shelf life. Spinach is ozonated with ozone gas at various doses of 30,72 mg/hr, 48,6 mg/hr, and 80,16 mg/hr, with spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times for 15 minutes. The duration of ozone gas spraying is also variated: 2 minutes, 3 minutes, and 6 minutes. Then, the sample is stored for 7 days to see the development of its characteristic. The best quality during storage is shown by spinach treated with ozonation at dose of 48,60 mg/hr; duration of 6 minutes; and the frequency of 3 times. In addition to variations in duration, dose, and frequency, the same ozone exposure with different combination of duration-frequency and duration-dose were also observed to evaluate the optimal ozone treatment for preserving spinach and it was found that longest duration-least frequency and moderate duration-moderate dose are prefered in maintaining the quality of spinach during storage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Putra
"Pisang mas merupakan buah yang popular karena merupakan salah satu sumber dari vitamin dan mineral bagi tubuh manusia. Meskipun demikian, pisang mas tergolong komoditas yang sangat mudah rusak diakibatkan bakteri pembusuk. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan. Pada penelitian ini, pisang mas sebagai sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi penyemprotan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan ozon dalam menjaga kualitas pisang mas. Sampel diozonasi dengan dosis 3 ppm, variasi durasi kontak 3 menit, 5 menit, dan 10 menit dan frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Parameter kualitas yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik, kandungan kalium, perubahan massa, total padatan terlarut, dan organoleptik. Sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Gas ozon dengan durasi 10 menit dan frekuensi 1 kali menghasilkan nilai yang lebih rendah (3,45x103 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (6,20x104 CFU/g) dan menekan penurunan kekurangan massa dan total padatan terlarut sebesar 5,33% dan 16,67 % dalam penyimpanan 168 jam. Selain itu, gas ozon mampu menaikkan jumlah kandungan kalium sebesar 23% dan menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol

Lady finger banana is a popular fruit which is source of vitamins and minerals for the human body. Lady finger bananas are classified as a commodity that is easily damaged by rotting bacteria. Ozone can function as a disinfectant that is not harmful and has been applied in food preservation. In this study lady finger bananas as a sample were preserved to extend its shelf life using ozone with variations in contact duration and frequency of spraying. This study aims to determine the effect of ozone spraying on maintaining the quality of lady finger bananas. Sample was ozonated at dose of 3 ppm, contact duration of 3 minutes, 5 minutes and 10 minutes and frequency of 1 time, 2 times, and 3 times. The quality parameters evaluated by its total mesophyll aerobic bacteria, potassium content, fresh matter loss, total soluble solid, and organoleptic. Sample was stored for 7 days to see the development of its characteristics. Ozone gas with duration of 10 minutes and frequency of 1 time resulted lower values (3,45x103 CFU/g) than the control (6,20x104 CFU/g), suppress the decrease in fresh matter loss and total soluble solid up to 5.33% and 16.67% in 168 hours storage. In addition, ozone gas increased the amount of potassium content up to 23 % and resulted a higher organoleptic test value than the control"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mutiah
"Tahu merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air tinggi dan mudah rusak. Salah satu upaya dalam penjagaan kualitas tahu yaitu menggunakan gas ozon. Pada penelitian ini tahu dikontakkan langsung dengan gas ozon untuk memperpanjang umur simpannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh durasi kontak, dosis dan frekuensi penyemprotan gas ozon. Tahu dikontakkan dengan gas ozon pada durasi kontak 3, 5 dan 10 menit. Frekuensi penyemprotan terdapat 2 variasi, yaitu penyemprotan satu kali dan penyemprotan dua kali. Dosis ozon yang digunakan pada penelitian ini sebesar 97,92 mg/jam dan 153,72 mg/jam. Sampel disimpan selama 7 hari dan sampel diambil untuk dianalisis saat penyimpanan hari ke-0, 1, 3, 5 dan 7. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar dosis ozon, semakin lama durasi kontak dan sering frekuensi penyemprotan, maka akan semakin rendah laju penurunan mutu tahu dan memperpanjang umur simpan tahu. Durasi kontak 10 menit dapat mendesinfeksi Escherichia Coli hingga 0,9 APM/g dan menekan laju perubahan pH, kadar air, dan kadar protein. Selain itu dengan dosis ozon lebih tinggi, dapat mendesinfeksi Escherichia Coli hingga 0,4 APM/g. Dan perbedaan perlakuan frekuensi penyemprotan tetapi jumlah total gas ozon yang sama besar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mutu tahu.

Tofu is a food that has high moisture content and is easily damaged. One effort in maintain the quality of tofu is using ozone. This study aims to see the effect of contact duration, dosage and frequency of ozone gas spraying. Tofu is contacted with ozone gas at the contact duration of 3, 5 and 10 minutes. The frequency of spraying is 2 variations, once spraying and twice spraying. The ozone dose used in this study was 97.92 mg/h and 153.72 mg/h. Samples were stored for 7 days and samples were taken to be analyzed during storage of days 0, 1, 3, 5 and 7. The results showed that the greater the dose of ozone, the longer the duration of contact and the frequency of spraying, the lower the rate of deterioration. and extend tofu shelf life. The 10-minute contact duration can disinfect Escherichia Coli up to 0.9 APM/g and reduce the rate of change in pH, water content and protein content. In addition, with higher ozone doses, can disinfect Escherichia Coli up to 0.4 APM/g. And the difference in frequency of spraying treatment but the same amount of total ozone gas does not significantly influence the quality of tofu.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Rezeki Najeges
"ABSTRACT
Tahu merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air tinggi dan mudah rusak. Salah satu upaya dalam penjagaan kualitas tahu yaitu menggunakan air terozonasi. Ozon memiliki sifat antimikroba yang tinggi dan sudah diakui keamanannya jika dikontakkan dengan produk pangan. Penelitian ini bertjuan untuk mempertahankan kualitas tahu menggunakan air terozonasi dengan melihat pengaruh dosis ozon, serta durasi dan suhu kontak air terozonasi. Tahu dikontakkan dengan air terozonasi dalam durasi kontak 40,80,120 menit dan suhu kontak pada suhu kulkas 8oC , suhu inkubator 37oC, dan suhu ruang 25oC dan disimpan dalam suhu kulkas 8oC selama 7 hari. Kemudian variasi dosis ozon yang digunakan yaitu 0,28 mg/L dan 0,33 mg/L. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar dosis ozon, semakin lama durasi kontak dan semakin rendah suhu pengontakkan, maka akan semakin rendah laju penurunan mutu tahu. Durasi Kontak 120 menit dapat mendesinfeksi TBMA hingga 4,5 x 106 CFU/mL, dapat mendesinfeksi E. coli dan menekan laju perubahan pH, kadar air, dan kadar protein. Suhu kontak 8oC dengan durasi kontak 120 menit dapat medesinfeksi TBMA hingga 7 x 106 CFU/mL. Selain itu dengan dosis ozon lebih tinggi, dapat mendesinfeksi TBMA lebih besar hingga 9 x 106 CFU/mL. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan suhu kontak 8oC air terozonasi terhadap tahu mampu mempertahankan mutu tahu paling baik dibanding perlakuan lainnya.

ABSTRACT
Tofu is a kind of food that has high water content and easily damaged. One of the efforts in maintain the quality of tofu is using the ozonated water. Ozone has high antimicrobial properties and has been recognized safety when contacted with food products. This study aims to maintain the quality of tofu using aquatic water by looking at the effect of the dose of ozone, as well as the duration and temperature of the contacts of the terozonated water. This study uses ozonated water to maintain the quality of food by looking at the effect of ozone dosage, as well as the duration and temperature of contacts of the ozonated water. The tofu was contacted with ozonated water in contact duration of 40,80,120 min and the contact temperature at chiller temperature 8oC , incubator temperature 37oC, and room temperature 25oC and stored in refrigerator temperature 8oC for 7 days. Then the variation of ozone dosage used was 0.28 mg L and 0.33 mg L. The results show that the larger the dose of ozone, the longer the contact duration and the lower the contacting temperature, the lower the rate of degradation of the tofu. 120 minutes contact duration can infect TBMA up to 4.5 x 106 CFU mL, can disinfect E. coli and suppress pH change rate, moisture content, and protein content. The contact temperature of 8oC with contact duration of 120 minutes can be TBMA medsinfection up to 7 x 106 CFU mL. In addition, with higher ozone doses, it can disinfect larger TBMA up to 9 x 106 CFU mL. The present study showed that treatment with 8oC contact temperature of the ozonated water to the tofu was able to maintain the best know quality compared to other treatments. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herin Nilaraditya
"Bawang putih kupas merupakan sayuran siap masak yang populer akan khasiat terapeutik yang bermanfaat bagi kesehatan, namun tergolong komoditas yang sangat mudah rusak karena rentan terhadap bakteri pembusuk sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa simpannya. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang ramah lingkungan dan telah diakui memiliki status aman untuk digunakan secara kontak dengan produk makanan. Pada penelitian ini, sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi pengembusan. Bawang putih kupas diozonasi dengan dosis 5 ppm, variasi durasi kontak 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dan frekuensi pengembusan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali dalam 15 menit. Sampel kemudian disimpan selama 30 hari untuk dievaluasi parameter kualitas yang meliputi total bakteri mesofil aerobik, perubahan massa, kandungan kalsium, dan karakteristik organoleptik sampel. Kondisi optimum dicapai oleh perlakuan ozonasi dengan frekuensi 1 kali dengan durasi pengembusan 15 menit yang menghasilkan nilai total bakteri mesofil aerobik lebih rendah (3,7 x 104 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (2,58 x 104 CFU/g), mempertahankan perubahan massa dan kandungan kalsium sebesar 24% dan 42%, serta menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol.

Peeled garlic is a popular ready-to-cook vegetable for its therapeutic properties that are beneficial to health, but is classified as a commodity that is very perishable because it is susceptible to spoilage bacteria, thus preservation is required to extend its shelf life. Ozone can function as an environmentally friendly disinfectant and has been recognized as having a safe status for use in direct contact with food products. In this study, peeled garlic as a sample was preserved by utilizing ozone gas with variations in contact duration and spraying frequency. Samples were ozonated with a dose of 5 ppm, varying the duration of contact 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes and spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times in 15 minutes. Samples were then stored for 30 days to see quality parameters including total aerobic mesophyll bacteria, changes in mass, calcium content, and organoleptic characteristics. Optimal conditions were achieved by ozonation treatment with a frequency of once with spraying duration of 15 minutes which resulted in a lower total value of aerobic bacteria (3.7 x 104 CFU/g) than the control sample (2.58 x 104 CFU/g), maintaining the mass change and calcium content of 24% and 42%, and produced better organoleptic values than the control sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dyah Cahyarini
"Sawi hijau merupakan salah satu tanaman holtikultura yang banyak dikonsumsi di Indonesia dengan masa simpan yang singkat sehingga dibutuhkan adanya perlakuan khusus untuk menjaga kualitas sawi hijau bertahan lebih lama. Salah satu metode yang biasa digunakan adalah hydrocooling. Selain metode hydrocooling, ozon yang memiliki sifat sebagai disinfektan juga dapat diterapkan sebagai salah satu bahan untuk mengawetkan makanan dan berbagai produk pertanian. Pada penelitian ini, dilakukan penggabungan antara proses ozonasi dan hydrocooling untuk menjaga kualitas sawi hijau. Sebelum diberi perlakuan hydrocooling, sawi hijau diozonasi terlebih dahulu dengan variasi dosis dan durasi kontak gas ozon. Sawi hijau diozonasi dengan dosis 1 ppm, 3 ppm, dan 5 ppm; serta variasi durasi kontak selama 3 menit, 6 menit, dan 10 menit lalu diberi perlakuan hydrocooling selama 10 menit. Parameter yang dievaluasi adalah nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik (TBMA), kandungan kalium, penurunan kadar air, dan uji organoleptik. Perlakuan ozonasi tambahan sebelum proses hydrocooling mampu membantu mengurangi jumlah bakteri TBMA menjadi 3,2 x 106 CFU/g (77% lebih rendah dibandingkan perlakuan hydrocooling saja dengan TBMA sebanyak 1,4 x 107 CFU/g) setelah 24 jam penyimpanan. Selain itu, kandungan kalium pada sawi hijau menjadi lebih stabil, warna, tekstur, serta bau pada sawi hijau pun menjadi lebih bertahan lama kesegarannya.

Green mustard is one of the horticultural plants that are widely consumed in Indonesia with a short shelf life so that special treatment is needed to maintain the quality of green mustard lasts longer. One method commonly used is hydrocooling. In addition to the hydrocooling method, ozone which has properties as a disinfectant can also be applied as an ingredient to preserve food and various agricultural products. In this study, a combination of ozonation and hydrocooling was carried out to maintain the quality of mustard greens. Before being given the hydrocooling treatment, the mustard greens were first ozonated with variations in the dose and duration of ozone gas contact. Green mustard was ozonated with doses of 1 ppm, 3 ppm, and 5 ppm; and variations in contact duration for 3 minutes, 6 minutes, and 10 minutes and then treated with hydrocooling for 10 minutes. Parameters evaluated were Total Aerobic Mesophyll Bacteria (TBMA), potassium content, decreased water content, and organoleptic tests. Additional ozonation treatment before the hydrocooling process was able to help reduce the number of TBMA bacteria to 3.2 x 106 CFU/g (77% lower than the hydrocooling treatment alone with TBMA as much as 1.4 x 107 CFU/g) after 24 hours of storage. In addition, the potassium content in mustard greens becomes more stable, the color, texture, and smell of mustard greens also last longer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlimatul Putri Ilmiyah
"ABSTRACT
Penelitian ini memanfaatkan air terozonasi untuk mempertahankan kualitas ikan tuna dengan melihat pengaruh waktu kontak, suhu kontak serta dosis ozon. Kualitas ikan tuna ditinjau dari Total Bakteri Mesofil Aerobik, nilai pH, kadar air dan kadar protein selama penyimpanan 7 hari. Ikan tuna dikontakkan dengan air terozonasi selama 40, 80, 120 menit. Variasi suhu kontak yakni pada suhu kulkas 8oC, suhu ruang 25oC dan suhu inkubator 37oC. Variasi dosis ozon yang digunakan yaitu 0,30 mg/L dan 0,24 mg/L. Hasil menunjukkan bahwa sesaat setelah perendaman, waktu kontak 120 menit mampu mendesinfeksi TBMA hingga 66,7, menurunkan pH sebesar 0,36, menurunkan kadar air 0,26 dan menekan penurunan kadar protein selama penyimpanan menjadi 0,67. Suhu kontak kulkas sesaat setelah perendaman, mampu mendesinfeksi TBMA hingga 91,2, menurunkan pH sebesar 0,46, menurunkan kadar air 0,47 dan menekan penurunan kadar protein selama penyimpanan menjadi 0,22. Dosis ozon 0,30 mg/L sesaat setelah perendaman mampu mendesinfeksi TBMA hingga 66,7, setelah penyimpanan 7 hari mampu menekan penambahan kadar air menjadi 1,2, peningkatan pH sebesar 0,50 dan menekan penurunan kadar protein selama penyimpanan menjadi 0,67.

ABSTRACT
This research transmitted about the effect ozonated water in controlling quality of tuna by observing the effect of contact time, contact temperature and ozone dosage. The quality standard of tuna is detected from the decrease in the number of aerobic mesophyll bacteria, pH value, water content and the amount of protein tuna. Tuna was contacted to ozonated water for 40, 80, 120 minutes. Contact temperature variation used 37oC incubator temperature, 8oC chiller temperature and room temperature. Meanwhile, ozone dosage variation used 0,3 mg L and 0,24 mg L. The results show that at 120 minutes contact time can eliminate bacteria up to 66,7, pH value decreases to 0,36, water content decreases to 0,26 shortly after tuna was contacted to ozonated water and protein decreases to 0,67 after seven days. At chiller temperature can eliminate bacteria up to 91,2, pH value decreases to 0,46, water content decreases to 0,47 shortly after tuna was contacted to ozonated waterand protein decreases to 0,22 after seven days. Meanwhile highest ozone dosage 0.3 mg L can eliminate bacteria up to 66,7. After 7 days pH value increases to 0,50, water content increases to 1,2 and protein decreases to 0.67."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Herdayunita
"Di masa pandemi, tubuh membutuhkan nutrisi yang baik untuk menangkal berbagai penyakit, termasuk COVID-19. Tomat merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, karena kandungan nilai gizinya yang tinggi. Adanya peningkatan kebutuhan tomat dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam produksi tomat. Sayangnya, tomat rentan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memperpanjang umur simpan tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas tomat, serta memperpanjang masa simpan tomat. Metode yang digunakan adalah Hydrocooling dan Ozonasi, yang terdiri dari tiga dosis (1 ppm, 3 ppm, 5 ppm) dan dua suhu penyimpanan (suhu ruang berkisar 20℃, dan suhu kulkas berkisar 10℃). Parameter yang diamati meliputi: angka lempeng total (ALT) untuk total bakteri mesofilik aerobik (TBMA), kandungan vitamin C, perubahan pH, penurunan massa, dan organoleptik sampel (warna, aroma, dan tekstur) pada tomat selama 14 hari. Perlakuan hydrocooling yang dilanjutkan dengan pengembusan gas ozon berdosis 5 ppm dan sampel disimpan pada suhu kulkas (10℃) mampu menghasilkan jumlah TBMA 5,01 x 103 CFU/g, menghambat penurunan kandungan vitamin C terbaik, yaitu 30,9% dan peningkatan pH terendah, yaitu 2,09% dari kondisi awal, memiliki penyusutan massa 1,63%, serta menghasilkan nilai uji organoleptik di akhir penyimpanan yang lebih baik dibandingkan sampel lain.

Human body needs good nutrition to prevent from various diseases during COVID-19 pandemic. Demand of tomatoes for consumption tend to be high, notably by Indonesian people, due to its high nutrition. Every year the demand of tomatoes increases and consequently tomato’s production has to rising up. Unfortunately, tomato is susceptible to damage. Therefore, prolong of its shelflife is needed. This study aims to prevent decreasing quality of tomato and to prolong shelf life as well. Hydrocooling and Ozonation methods are used, consists of three doses (1 ppm, 3 ppm and 5 ppm) and two storage temperature (room temperature about 20℃, and cold temperature about 10℃). Parameters observed viz. total plate count (TPC) for total mesophilic aerobic bacteria (TMBA), vitamin C content, pH alteration, weight loss, and organoleptic (color, aromatic, and texture) in tomato for 14 days. Hydrocooling followed by 5 ppm ozone gas treatment and storage in cold temperature gives better score than control and single treatment with 5,01 x 103 CFU/g TMBA, inhibiting the decrease in vitamin C content as low as 30,9%, pH alteration as much as 2,09%, weight loss as low as 1,63%, and gives better organoleptic values than other samples at the end of the storage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>