Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Januar Adi Murdani
"Umumnya pada proyek konstruksi industri migas di Indonesia dijalankan dengan model skema kontrak EPCI (Engineering, Procurement, Construction and Installation). Proyek konstruksi fasilitas migas lepas pantai merupakan proyek konstruksi yang kompleks sehingga fenomena perubahan tidak dapat dihindari. Perubahan dalam proyek diformalkan dalam change order. Change order pada proyek dapat memberikan dampak negatif berupa penambahan biaya yang membebani pemilik proyek. Penelitian ini membahas mengenai faktor penyebab terjadinya change order pada proyek EPCI pembangunan dan modifikasi fasilitas migas lepas pantai dari sudut pandang client. Survey kuisioner dilakukan kepada 44 responden yang merupakan tim manajemen proyek client yang berpengalaman dalam mengerjakan proyek konstruksi migas lepas pantai. Pada penelitian ini didapatkan bahwa faktor utama penyebab change order adalah: client meminta perubahan desain untuk mengakomodasi future development, client meminta perubahan desain untuk mengakomodasi perubahan karakteristik sumur, kesalahan dan ketidaksesuaian dokumen desain (FEED) milik client, pekerjaan tambah karena tidak tercantum pada FEED/kontrak dan client meminta perubahan spesifikasi.

Commonly the oil and gas industry construction projects in Indonesia are run with the EPCI contract scheme (Engineering, Procurement, Construction and Installation). Offshore oil and gas facilities construction projects are complex construction projects so that the phenomenon of change cannot be avoided. Changes in the project were formalized in change order. Change orders on projects can have a negative impact in the form of cost overruns that burden the project owner. This study discusses the causes of change order in the EPCI project for the development and modification of offshore oil and gas facilities from the client`s perspective. A questionnaire survey was conducted on 44 respondents who are client project management teams who are experienced in working on offshore oil and gas construction projects. In this study it was found that the main factors causing change order are: Client requests a design change to accommodate future development, the Client requests a design change to accommodate changes in the characteristics of the well, client`s design document errors (FEED), added work because it is not listed in the FEED / the contract and client request a specification change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ben C. Gerwick
Florida : CRC Press,, 2007
627.38 GER c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Jordan Obed
"Salah satu hal yang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produksi minyak mentah di Indonesia ialah minimnya ketersediaan alat eksplorasi minyak yang dapat mengakomodasi beberapa titik kawasan berpotensi. Semi-submersible platform menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan kemampuannya yang dapat berpindah-pindah tempat dibandingkan dengan fixed platform. Dalam perancangannya, diperlukan suatu pengujian stabilitas pada rancangan desain untuk mengetahui kelayakan platform agar dapat bekerja secara optimal.

One of the things that became an obstacle in increasing the production of crude oil in Indonesia is the lack of availability of oil exploration tool that can potentially accommodate some point region. Semi-submersible platform is a solution to overcome these problems with its ability to move where compared to fixed platforms. In the design process, it is needed to do a stability test to determine the feasibility of the platform in order to work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Applied Science, 1981
627.98 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitroh Hayati
"Klaim dalam industri konstruksi merupakan masalah yang dapat mengarah kepada permohonan tambahan biaya atau tambahan waktu serta perselisihan antara pemilik bangunan dan kontraktor.
Perpanjangan waktu pelaksanaan tidak hanya berdampak pada penurunan kinerja waktu namun juga pada peningkatan pemakaian anggaran biaya yang dapat menurunkan kinerja biaya proyek. Untuk itu kontraktor berhak mengajukan klaim konstruksi.
Kemampuan kontraktor dalam mengelola klaim dengan baik melalui manajemen klaim dapat membangun strategi untuk mengurangi, menghindari kerugian yang mungkin terjadi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan klaim.
Penelitian dilakukan dengan menganalisa proyek Grand Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisa dengan pendekatan AHP untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pengajuan kompensasi biaya dan analisa delphi untuk memvalidasi data oleh pakar.
Hasil dari penelitian ini didapatkan faktor dominan yaitu dokumentasi pekerjaan proses konstruksi, merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan dalam pengajuan klaim.

Claim in construction industry is a problem leading to request of additional cost or time extensions, which can lead to a dispute between the owner and contractor.
However, extension of time does not only result in the decrease of time performance of the project, but also in the increase of project cost, which in return can cause a decline in that cost performance of the project. So, contractor have a chance to granting of claim.
The ability of a contractor to well manage this claim can assist him in building a strategy to reduce or avoid the loss, which might occur or even gain profit. This research focuses on identifying factors that influencing the successful granting of claim.
The research is conducted by analyzing Grand Indonesia Project, which have applied for cost compensations. The methods employed in this research are, first, AHP analysis to find out the most influencing factors in the granting of cost compensations and, second, Delphi analysis to validate data from experts.
As results of this research, the most influencing factors in successful granting of claim on grand Indonesia project are a good documentation on construction project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35732
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Salah satu bagian yang penting dalam proses pekerjaan konstruksi adalah tahap pelaksanaan. Dalam tahap ini sering timbul permasalahan akibat ketidaksesuaian perencanaan dengan yang terjadi di lapangan, hal ini dapat berakibat fatal karena banyak pihak-pihak yang terkait dan masing-masing pihak memiliki tujuan yang berbeda sehingga cara penanganan dan pemecahan masalah yang timbul harus benar-benar ditangani dengan serius.
Masalah yang timbul menyebabkan perselisihan antara pihak-pihak yang terkait di lapangan yaitu antara pemilik, konsultan dan kontraktor. Interaksi yang timbul di lapangan antara pihak-pihak yang disebut di atas sudah diatur dalam dokumen kontrak yang sudah disetujui tetapi seringkali ada perubahan baik karena faktor alam maupun manusianya dalam hal ini bisa dari pemilik ataupun kontraktor. Masalah yang timbul biasanya meliputi masalah seputar pelaksanaan, delay maupun pembayaran.
Penelitian akan dilakukan pada Proyek Gedung Perpustakan FTUI Depok dimana proyek tersebut masih dalam tahap pelaksanaan konstruksi. Kita menyadari bahwa setiap proyek bersifat unik dimana tidak ada proyek yang sama dengan proyek lain. Setiap proyek mempunyai kendala yang berbeda sehingga Proyek ini dapat dijadikan sebuah studi kasus. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui masalah yang biasanya menyebabkan perselisihan dan bagaimana masing-masing pihak menangani permasalahan yang timbul. Kondisi moneter juga menjadi alasan mengapa penelitian ini dibuat.
Metodologi penelitian meliputi kajian literatur dan membuat wawancara kepada pegawai-pegawai kontraktor di lapangan. Wawancara dibuat dalam bentuk pertanyaan seputar permasalahan yang timbul. Wawancara hanya dilakukan kepada kontraktor karena posisi kontraktor di Indonesia cenderung lebih lemah dibandingkan owner. Hasil penelitiaan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemilik dan kontraktor sebagai acuan dalam menyelesaikan perselisihan ."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Keuangan, [date of publication not identified]
346.02 HUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Santoso
"Keselamatan kerja menjadi sebuah fenomena yang harus diperhatikan oleh sektor konstruksi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi, terlebih lagi sektor konstruksi sebagai penyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi. Untuk mengatasi kecelakaan kerja yang dapat terjadi dalam sebuah proyek, dibentuklah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sistem tersebut dikenal dengan nama Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK3. Konsep SMK3 telah lama diterapkan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya, angka kecelakaan yang terjadi tetap saja mengalami penambahan dari tahun ke tahun. Tentu hal ini menjadi sebuah kegagalan dari penerapan SMK3 yang seharusnya dapat mengurangi angka kecelakaan kerja. Kenyataannya, keberhasilan penerapan SMK3 juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan keselamatan perusahaan yang menerapkan SMK3 tersebut. Ketika perusahaan berada pada tingkat kematangan keselamatan yang tinggi, budaya keselamatan yang baik akan terbentuk, sehingga SMK3 akan dapat berjalan dengan baik.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi eksisting tingkat kematangan keselamatan di Indonesia, yang kemudian akan diusulkan metode pengembangan terhadap kondisi eksisting. Selanjutnya, hubungan antara tingkat kematangan keselamatan terhadap budaya yang akan mempengaruhi kinerja keselamatan dan kinerja proyek juga akan dilihat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hubungan antara budaya keselamatan, tingkat kematangan, dan kinerja, serta metode pengembangan tingkat kematangan keselamatan.

Work safety is a phenomenon that has to be handled by the Indonesia construction sector. It is because there is a high number of work accident, moreover, construction is the highest contributor for the number of work accidents. To handle the work accident that may occurs, a system is formed, and we called it as Health, Safety and Environment System HSE system. The HSE concept has been applied in Indonesia for a long time, but still the number of work accident is increasing over years. It indicates that the HSE system has failed. In fact, the success of HSE system is affected by safety maturity level of the construction enterprises. When the safety maturity level of the company at its highest, it will create a safety culture, and will make the HSE system work properly.
The objectives of this paper are to portrait the existing condition of safety maturity level in Indonesia, and give some improvement suggestions and also to see the relation between safety maturity level and safety culture that will affect safety and project performance. The results of this paper are the relation between safety maturity level and safety culture, and methods suggested to improve safety maturity level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhtarus Bahroinuddin
"Fokus pada penelitian ini adalah melakukan kajian tekno-ekonomi sistem purifikasi minyak
transformer untuk industri migas lepas pantai. Tantangan yang dihadapi adalah merancang
sebuah desain sistem purifikasi yang cocok untuk area operasi yang terbatas, tidak
mengganggu operasi (secara online), dan dilakukan tanpa keluar dari pipa / sistem
transformer sesuai dengan regulasi yang berlaku (closed loop). Metodologi yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan studi literatur penelitian-penelitian sebelumnya,
penelusuran pasar, dan data kontrak yang berlaku di industri migas Indonesia. Kajian
diawali dengan melakukan review metode purifikasi yang dapat dilakukan secara online
dan closed loop terhadap lima (5) metode antara lain: sedimentasi alami, filtrasi, adsorpsi,
degassing & dehydration¸dan penambahan zat aditif. Metode-metode purifikasi yang
memenuhi syarat online dan closed loop (yaitu filtrasi, adsorpsi, dan degassing &
dehydration) kemudian dikombinasikan menjadi tiga (3) sistem purifikasi dan dievaluasi
kesesuaiannya terhadap kontaminan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem purifikasi
yang cocok untuk industri hulu migas lepas pantai Indonesia adalah kombinasi metode
filtrasi (pre-filter dan filter primer) – degassing & dehydration – filtrasi sekunder dengan
flow rate 10 liter per menit. Sistem yang paling sesuai adalah yang terdiri dari proses prefilter
dan filtrasi primer yang memiliki kemampuan penyaringan partikel hinnga 50 mikron
dan penurunan tekanan 0,01 MPa, dilanjutkan proses degassing & dehydration beroperasi
pada tekanan vakum -0,08 MPa gauge dan suhu 65 0C, dan diakhiri dengan filtrasi sekunder
dengan spesifikasi filter sama dengan filtrasi pertama. Investasi sistem purifikasi ini cukup
murah dan ekonomis dengan biaya kapital Rp107.305.658,50, nilai IRR 43,33%, NPV
Rp340.315.914,00, dan payback period selama 2,47 tahun.

The focus of this research is to conduct techno-economic analysis for investment on
purification system of transformer oil in offshore oil and gas industry. The challenges of the
purification system are the design shall be appropriate for limited space area, no production
disruption (works online), and conducted without discharging from the pipe / transformer
system in accordance with regulations (closed loop). The methodology of this research is
conducting literature study and review to previous researches, market assessment, and
existing contract data which applied in oil & gas industri of Indonesia. The study begins
with a review to purification methods which can be conducted online and closed looply into
five (5) methods which are: natural sedimentation, filtration, adsorption, degassing &
dehydration¸ and the additives. Purification methods that meet the online and closed loop
requirements (which are filtration, adsorption, and degassing & dehydration) are then
combined into three (3) purification systems and evaluated for their contaminant suitability.
This research conclude that the most appropriate purification system is the combination of
filtration (pre-filter & primary filter) – degassing & dehydration – filtration methods with
flow rate 10 liters per minute. The most appropriate system is consisting of pre-filter and
primary filtration process which can filter the partikel up to 50 microns with drop pressure
0.01 MPa, followed by degassing & dehydration process which operated at pressure -0.08
MPa gauge and temperature 65 0C, and finalized by secondary filtration process with the
same specification with primary filter. The purification system investment is quite cheap
and economical with capital expenditure Rp107.305.658,50, IRR value 43,33%, NPV
Rp340.315.914,00, and payback period 2,47 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>