Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santo Ignatius
"ABSTRAK
Ada sekitar 40% dataran di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi menurut studi dari Jakarta Coastal Defense Strategy. Hal ini mengakibatkan beberapa daerah di Jakarta terjadi genangan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah suatu sistem drainase untuk kawasan yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi, yaitu sistem polder. Ide awal dari sistem polder di Jakarta sebenarnya sudah tercetus sejak zaman penjajahan Belanda, tetapi ide tersebut baru terealisasikan dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh NEDECO tahun 1973 berupa masterplan dari sistem drainase di Jakarta. Pada masterplan tersebut diketahui bahwa Jakarta dibuat menjadi suatu sistem polder dengan Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur sebagai pembatasnya. Beberapa kawasan di Jakarta juga dibuat menjadi sistem polder. Salah satunya adalah Sistem Polder Waduk Sunter Utara. Pada kenyataannya walaupun kawasan Sunter Utara sudah dalam bentuk sistem polder, masih terdapat genangan banjir di kawasan tersebut. Untuk mengetahu penyebab genangan banjir di kawasan tersebut dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi HEC-HMS dan HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi tersebut diketahui bahwa penyebab genangan banjir di Sistem Polder Waduk Sunter Utara akibat dari kurangnya kapasitas saluran utama dan operasi pompa di sistem polder yang kurang optimum. Sehingga untuk mengatasi genangan banjir tersebut dapat dilakukan dengan memperbesar dimensi saluran utama dan menambah kapasitas serta mengubah elevasi operasi pompa.

ABSTRACT
There are around 40% of the plains in Jakarta that cannot drain water by gravity according to a study from the Jakarta Coastal Defense Strategy. This resulted in several flood areas in Jakarta. To overcome this problem, a drainage system is created for areas that cannot drain water by gravity, which was named polder system. The initial idea of ​​a polder system in Jakarta had actually emerged since the Dutch colonial era, but the idea was actualized in a study conducted by NEDECO in 1973 in the form of a master plan of a drainage system in Jakarta. In the master plan, it is known that Jakarta is made into a polder system with the West Flood Canal and the East Flood Canal as a barrier. Some areas in Jakarta are also made into polder systems. One of them is the North Sunter Polder System. In fact, even though the North Sunter area is already in the form of a polder system, there is still flood in this area. To find out the cause of flood inundation in the area, it can be known by simulation using the HEC-HMS and HEC-RAS applications. Based on the simulation results it is known that the cause of flood inundation in the North Sunter Polder System is due to the lack of main channel capacity and less optimum pump operation in the polder system. So that to overcome the flood inundation can be done by enlarging the dimensions of the main channel and increasing capacity and changing the pump operating elevation."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adesha Novrima
"DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang dikenal sebagai kota dengan perkembangan dan pertumbuhan paling pesat di tanah air. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk Jakarta, kebutuhan akan perubahan tata guna lahan yang cukup besar tidak dapat dipungkiri. Masalah lingkungan akan semakin parah dari waktu ke waktu dan mengakibatkan banjir di Jakarta yang telah menjadi perhatian pemerintah daerah setiap tahun. Sistem polder dikatakan efektif dalam mengatasi masalah banjir terutama di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk memberikan rekomendasi berdasarkan peta genangan eksisting sistem polder Sunter II Petukangan Timur menggunakan HEC-RAS-Ras Mapper dengan menambahkan sistem pompa dan tempat penyimpanan (waduk) serta menganalisis polder Sunter II Petukangan Timur. efektivitas rekomendasi sistem terhadap pengendalian banjir menggunakan HEC-RAS.

DKI Jakarta is the capital city of Indonesia well known as a city with the most rapid development and growth in the country . This indicate that with the increase in the population of Jakarta, the need for a considerable change of landuse cannot be denied. Environmental problems will get worse over time and have resulted in flooding in Jakarta which has been the concern of the local government every year. A polder system is stated to be effective in resolving flood problems especially in Jakarta that cannot drain water by gravity. The goal of this thesis is to give out recommendation that is based on the existing inundation map of East Sunter II Petukangan polder system using HEC-RAS-Ras Mapper by adding pump system and storage area as well as to analyze the East Sunter II Petukangan polder system’s recommendation effectiveness to the flood control management using HEC-RAS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Altje
"Laju konversi lahan yang tinggi, intensitas hujan yang tinggi, serta proporsi wilayah lahan di bawah permukaan laut yang tinggi dengan kontur datar di DKI Jakarta telah menyebabkan seringnya terjadi banjir di wilayah tersebut. Salah satu upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta adalah dengan menggunakan sistem polder, yaitu sistem penanggulangan banjir menggunakan fasilitas fisik yang lengkap sebagai bagian dari manejemen air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem polder yang terletak di wilayah Petukangan Sunter Timur sebagai upaya mengendalian banjir. Model hidrologi dan hidrolik yang akan digunakan dalam analisis ini adalah EPA Storm Water Management Model (SWMM), yang dapat melakukan kedua analisis menggunakan alat yang sama. Dengan menganalisis efektivitas sistem polder, penelitian ini dapat digunakan untuk perumusan perbaikan sistem polder wilayah Petukangan Sunter Timur.

DKI Jakarta’s high rate of land conversion, high rainfall intensity and high proportion of land area located below sea level with flat contours has led to frequent flooding in the area. One of the measures taken to control flooding in DKI Jakarta is by using a polder system, a flood mitigation system using complete physical facilities as part of water management. This research aims to analyze the effectiveness of the polder system located in the Petukangan East Sunter area as a measure of flood control. The hydrological and hydraulic model to be used in this analysis is the EPA Storm Water Management Model (SWMM), which can do both analyses using the same tool. By analyzing the effectiveness of the polder system, this research can be used for the formulation of improvements in the existing polder system in the Petukangan Sunter Timur area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nur Erha
"

Penelitian mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan April – Mei 2019. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton seperti menghitung indeks kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan saprobik (pencemaraan air). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengambil sampel secara horizontal dan vertikal pada bagian permukaan tiga stasiun (inlet, midlet, dan outlet), selama dua kali pada tanggal 3 dan 21 April 2019. Struktur komunitas fitoplankton di analisis berdasarkan kelimpahan, indeks keanekaragaman, kemerataan, dominansi dan saprobik (pencemaraan air). Keanekaragaman fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara ditemukan 4 kelas dari 12 marga fitoplankton. Fitoplankton terdiri dari Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum) Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), Euglenophyceae (Euglena). Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman fitoplankton secara horizontal dan vertikal berkisar 1,494 - 1,717 dikategorikan tingkat keanekaragaman sedang, indeks kemerataan berkisar 0,701 – 0,764 dikategorikan cukup sampai hampir merata, dan indeks dominansi berkisar 0,238 – 0283 dikategorikan tidak adanya dominasi marga tertentu di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara. Indeks saprobik atau pencemaran air pada setiap stasiun berkisar 0,066 – 0,366 hal tersebut menunjukan perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara tercemar sedang, dimungkinkan karena pembuangan sampah dari kegiatan diarea danau.

 


Research on community structure of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, North Jakarta was conducted in April - May 2019. The purpose of this research was to specify the community structure of phytoplankton such as abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). The research method used was taking samples horizontally and vertically on the surface of three stations (inlet, midlet, and outlet), for two times on 3rd and 21th of April 2019. The community structure of phytoplankton was analyzed based on abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). For the diversity of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, 4 classes of 12 phytoplankton genera were found. Phytoplankton consists of Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum), Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), and Euglenophyceae (Euglena). The phytoplankton diversity index by horizontal and vertical method, ranged from 1,494 - 1,717 categorized as moderate diversity index, equitability index ranged from 0.701 - 0.764 categorized as sufficient to almost even, and dominance index ranged from 0,238 – 0283, categorized as no predominance of certain genera in Danau Sunter Selatan. The saprobic index or water pollution at each station ranged from 0,066 – 0,336, indicated that the waters of Danau Sunter Selatan, North Jakarta, are moderately polluted, which may be caused by garbage disposal from activities in the lake area.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, David
"Hasil pemantauan mutu air oleh BPLHD DKI Jakarta sejak tahun 2010-2018 menunjukkan konsentrasi Fosfat Total rata-rata di Waduk Sunter Utara adalah sebesar ±1,24 mg/L atau sekitar ±6,22 kali batas maksmimal yang diizinkan. Sumber utama Fosfat Total tersebut diperkirakan adalah limbah domestik seperti air deterjen sisa cucian
dan air sabun. Penelitian ini difokuskan pada simulasi efektivitas Eceng Gondok untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total, ini dianggap sebagai parameter paling dominan yang terkandung dalam air waduk ditinjau dari potensi sumber pencemarnya. Waduk dibagi menjadi dua reaktor, yaitu R1 dan R2 dan simulasi dilaksanakan dalam waktu 11 hari. Metode Runge-Kutta orde 4 digunakan untuk menganalisis laju peluruhan Fosfat Total pada kondisi skenario 0 (eksisting), kerapatan tanam awal Eceng Gondok 10% (skenario 1) dan 20% (skenario 2) dari luas permukaan air reaktor. Berdasarkan hasil simulasi di R1 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 yaitu penurunan sebesar 6,046%. Hasil simulasi di R2 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 sebesar 1,231%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Eceng Gondok cukup efektif untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total dalam air waduk Sunter Utara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum membudidayakan Eceng Gondok secara nyata di Waduk Sunter Utara.

The results of water quality by BPLHD DKI Jakarta since 2010-2018 show that the average total phosphate concentration in North Sunter Reservoir is ± 1.24 mg / L or about ± 6.22 times the maximum limit. The main source of Total Phosphate is estimated to be domestic waste such as laundry detergent water and soap water. This research is focused on simulating the effectiveness of water hyacinth to reduce the concentration of total phosphate, this is considered to be the most dominant parameter contained in reservoir water in terms of potential sources of pollution. The reservoir is divided into two reactors, namely R1 and R2 and the simulation is carried out within 11 days. The 4th order Runge- Kutta method was used to analyze the decay rate of Total Phosphate in the existing conditions (scenario 0), the initial planting density of water hyacinth 10% (scenario 1) and 20% (scenario 2) of the surface area of the reactor. Based on the simulation results in R1, it was found that the most effective condition was the 11th day 2 scenario, namely a decrease of 6,046%. The simulation results in R2 show that the most effective condition is the scenario 2 11th day at 1,231%. The results of this study indicate that water hyacinth is quite effective in reducing the total phosphate concentration in the North Sunter reservoir water. This research is expected to be taken into consideration before actually
cultivating water hyacinth in North Sunter Reservoir.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Fred Andi
"ABSTRAK
Masalah limbah di kota-kota besar sudah merupakan persoalan lingkungan yang sangat serius yang harus ditangani secara serius pula. Di Jakarta dihasilkan sekitar 5.000 sampai dengan 6.000 ton limbah rumah tangga dan sekitar 500 ton limbah non-rumah tangga (kantor, pabrik dan pasar) setiap harinya. Sebagian besar (74%) dari limbah tersebut merupakan limbah organik yang dapat dihancurkan atau diserap oleh alam dan sisanya tergolong limbah nonorganik yang tidak dapat diserap oleh alam yang menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang serius, seperti plastik, kaca/beling, dan jenis metal lainnya. (Surindo Utama 1992, Studi Potensi Limbah Kertas dan Plastik).
Penanganan limbah sebanyak itu harus melibatkan semua pihak khususnya masyarakat yang memproduksi limbah itu sendiri (masyarakat konsumen, pabrik, perkantoran dan rumah tangga). Pada umumnya limbah nonorganik dapat diproses kembali (recycle) untuk dijadikan barang-barang yang berguna dan mempunyai nilai ekonomi.
Program PEDULI'92 direncanakan sebagai upaya memecahkan masalah lingkungan hidup yang sekaligus mengangkat kemiskinan. Gagasan program ini sebenarnya adalah penerapan berbagai intervensi terhadap sistem daur ulang tradisional yang telah lama ada di Indonesia.
Atas dasar hal tersebut di atas maka permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana dampaknya terhadap mata rantai distribusi limbah daur ulang (limbah padat); 2. Apakah peran serta ibu-ibu rumah tangga secara aktif berdampak terhadap pendapatan keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Apakah adanya penyuluhan dan pembagian kantong-kantong plastik dapat menumbuhkan peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah limbah.
Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui dampak program Peduli '92 terhadap mata rantai distribusi limbah daur ulang (limbah padat) limbah padat; 2. Untuk mengetahui dampak Program Peduli terhadap pendapatan keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Untuk mengetahui dampak Program Peduli '92 terhadap peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam pemilahan limbah.
Hipotesis Kerja 1. Diduga bahwa mata rantai sistem distribusi limbah padat semakin pendek, volume dan mutu limbah padat akan semakin tinggi; 2. Diduga bahwa program Peduli dapat memperbaiki tingkat pendapatan Keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Diduga terdapat korelasi positif program Peduli terhadap peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah limbah.
Dalam penelitian ini ada dua macam jenis data yang diperlukan, yakni data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu tahapan pengamatan lapangan dan survei. Metode pengambilan data primer dilakukan terhadap responden penelitian yang diambil secara sampel dari populasi ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak. Pengambilan data secara sampel ini dilakukan dengan pertimbangan adanya keterbatasan tenaga, biaya dan waktu.
Dalam populasi (1.137 ibu rumah tangga) terdapat kelompok ibu-ibu rumah tangga yang pernah dapat penyuluhan dan yang tidak pernah dapat penyuluhan. Dengan keadaan populasi seperti itu, maka metode pengambilan sampel yang tepat terhadap populasi dilakukan dengan stratified random sampling (acak berstrata), sehingga diperoleh 41 orang yang pernah mengikuti penyuluhan dan 19 orang yang tidak pernah mengikuti penyuluhan. Jadi jumlah sampel ibu-ibu rumah tangga sebanyak 60 orang.
Untuk melihat dampak program peduli diteliti 30 orang pemulung dan 3 pelapak yang berada di RW 07 Kelurahan Sunter Jaya yang selain diwawancarai juga diberi kuesioner untuk meneliti persepsi, peran serta dan sampai berapa jauh dampak program peduli mempengaruhi pendapatan dan kewiraswastaan mereka. Metode pengambilan sampel untuk pemulung dan pelapak adalah dengan Random Sampling.
Untuk analisis ada tidaknya pengaruh program peduli terhadap mata rantai distribusi, ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak dipergunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan keterkaitan/hubungan masing-masing pelaku dalam suatu jaringan mata rantai distribusi. Untuk analisis perbedaan pendapatan ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak sebelum dan sesudah program peduli digunakan uji dua rata-rata, dengan bantuan perhitungan komputer menggunakan program SPSS. Untuk analisis ada tidaknya hubungan serta tingkat hubungan antara program peduli dengan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah-milah limbah padat dipergunakan analisis deskriptif dengan pendekatan persentase.
Hasil penelitian ini di dapat kesimpulan I. Adanya Program Peduli telah merubah status sebagian pemulung, dari pemulung yang memungut limbah di tempat-tempat pembuangan limbah menjadi pemulung yang berfungsi sebagai pedagang keliling. Sedangkan sebagian lagi tetap sebagai pemulung yang memungut limbah di tempat pembuangan limbah; 2. Adanya Program Peduli telah meningkatkan pendapatan ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak; 3. Adanya Program Peduli berdampak positif terhadap masyarakat (ibu rumah tangga) terhadap lingkungan, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu-ibu rumah tangga secara meyakinkan menyatakan bersedia dan bersedia sekali masing-masing sebesar 66,7% dan 6,7%, serta cukup bersedia sebesar 20,0%. Sisanya yang hanya 6,7% menyatakan kurang bersedia dan tidak bersedia. Kesediaan berperan serta dalam pemilahan limbah oleh ibu-ibu rumah tangga. Sebagian besar ibu-ibu rumah tangga menyatakan aktif melakukan pemilahan limbah, sebanyak 58,3% dan yang menyatakan cukup aktif sebesar 23,3%, sisanya 18,3% menyatakan kurang dan tidak aktif.

ABSTRACT
Waste issue in big cities has become a very serious environmental problem which must be handled seriously as well.
Jakarta generates about 5000 till 6000 tonnes household waste and about 500 tonnes other waste (office, industry and market) each day.
A greater part (74t) of the waste is organic waste which can be deteriorated and volatilize by nature and the rest, comprised of inorganic waste which is unbiodegradable by nature and it will cause a serious environmental pollution problem as plastic, glass/porcelain, other sort of metal (Surindo Utama, 1992).
Dealing with such a lot of waste should invole all parties especially people who produce waste themselves (consumers, factories, offices and households).
In general, inorganic waste could be recycled to make useful things and has economic value. Peduli Programme'92 was planned as an effort to solve out the environmental problem and at the same time to eliminate poverty.
Actually the concept of this program is applying many kinds of interventions on the traditional recycling system which has already exist for along time in Indonesia.
Based on the case above, the problems which were investigated are: 1. What is the impact towards the distribution system of solid waste. 2. Do the participation and the activities of housewives influence income of the family, scavengers and pelapak. 3. Could enlightment and distribution of plastic bags develop the participation and the activities of housewives in selecting waste.
The purpose of the research is to know the impact of Peduli Programme 92 on: the distribution system of solid waste the income of the family, scavengers and pelapak the participation and the activities of housewives in selecting waste.
Work Hypothesis: 1 It is assumed that the distribution system, becomes shorter, volume and quality of solid waste will raise. 2. It is assumed that Peduli Programme could improve family income, scanvengers and pelapak. 3 It is assumed that there's a positive correlation between Peduli Programme, participation and the activities of housewives in selecting solid waste..
This research, required two kind of data's, the primary and secondary data's. The collecting method was done in two stages, field observation, and survey. The method of collecting primary data was done towards research respondent by sampling from the respondents housewives, scanvengers and pelapak. The sampling method was done in consideration of the lack of energy, cost and time. In the population (1,137 housewives), there was a group of housewives who was enlighted and a group who has never been enlighted. in such a population, the right sampling method was stratified random sampling, so there are 41 persons who had attended the training and were enlighted and 19 persons were not enlighted. So the housewives sample were 60 persons.
Two evaluate the impact of Peduli Programme, 30 scavengers and 3 pelapak in RW 07 Kelurahan Sunter Jaya were investigated. Besides being interviewed, they also allowed to fill the questionnaire in order to know their perception, participation and how far the impact of Peduli Programme influenced their income and enterpreneurship.
The sampling method for scavengers and pelapak was random sampling. To analyze the impact of Peduli Programme towards the distribution system of solid waste, the housewives, scavenger and pelapak. Descriptive analyzes is done to evaluate the relationship of each party in the distribution system. To analyze the difference incomes of housewives, scavengers and pelapak before and after Peduli Programme is used average test by means computer programme, using SPSS.
To analyze the relationship and the gradation of relationship between Peduli programme providinginformation and facilities with the activities of housewives in selecting solid waste is used descriptive analyzes through percentage approach.
The conclusion of the result of this research is: The intervention of Peduli Programme has changed the status of part of the scavengers, from scavengers who picked up waste from the disposal place and become a street vendor, a part of them were still? scavenger who picked up waste from the disposal place. The intervention of Peduli Programme had raised the income of housewives, scavengers and pelapak.The intervention of Peduli Programme has a positive impact on the society's attention (housewives) to the environment, it could be seen that most of housewives undoubtedly stated ready and very ready each 66,7% and 6,7% and fair ready 20,0%.The rest wich was only 6,7% stated less ready and not ready participate in selecting waste.Most of the housewives stated active in selecting waste (58,3%) and some stated fair active (23,3%) the rest (18,3%) stated less,and not active.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Yumna Adwitiya
"DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang cepat. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya permintaan lahan. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya, terdapat beberapa titik di DKI Jakarta yang menjadi Kawasan padat penduduk. Hal ini tentunya berdampak pada perubahan luas penggunaan lahan termasuk luas ruang terbuka hijau (RTH). Akibatnya, Jakarta setiap tahunnya saat musim hujan berpotensi terdampak banjir. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah di daerah tersebut, dibuatlah sistem polder.
Sistem polder dinyatakan efektif dalam menyelesaikan masalah banjir terutama di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Lokasi yang akan diteliti pada skripsi ini adalah Polder Johar Baru yang terletak di Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kecamatan Johar Baru adalah salah satu daerah yang berpotensi terdampak banjir setiap tahunnya karena merupakan salah satu kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan lokasinya yang diapit oleh Sungai Ciliwung dan Kali Baru Timur.
Lokasi penelitian adalah area sistem polder Johar Baru bagian Timur. Area polder Johar Baru yang diteliti dibagi menjadi 7 Sub-DTA berdasarkan letak saluran dan jalan Dalam penelitian ini dilakukan simulasi hidrologi dan hidrolika. Simulasi Hidrologi dilakukan menggunakan software HEC-HMS dengan dua skenario berbeda untuk membandingkan debit yang dihasilkan sebelum dan sesudah pompa dipasang. Analisis pada penelitian ini akan menunjukkan perbandingan debit serta waktu yang dibutuhkan untuk air keluar dari area penelitian. Kemudian dilakukan simulasi hidrolika menggunakan software HEC-RAS untuk melakukan pemetaan luas dan kedalaman genangan banjir dengan tiga skenario berbeda yaitu kondisi sebelum dan sesudah terpasang pompa berdasarkan Masterplan DSDA DKI Jakarta serta rekomendasi penempatan dan kapasitas pompa oleh penulis. Analisis yang dilakukan berupa perbandingan hasil luasan genangan serta kedalamannya dari ketiga skenario. Sehingga dapat diketahui skenario mana yang paling signifikan untuk mengurangi luas serta kedalaman genangan.

DKI Jakarta is a province experiencing rapid population growth and development, leading to increased land demand. To meet residential needs, certain areas in DKI Jakarta have become densely populated . This has certainly affected changes in land use, including the area of green open spaces (RTH). As a result, Jakarta is prone to flooding during the rainy season every year. Therefore, a polder system has been implemented to address this issue.
The polder system has been deemed effective in solving flood problems, especially in Jakarta where gravitational water flow is insufficient. The focus of this thesis is on Polder Johar Baru, located in Central Jakarta, the result of the subdivision from Cempaka Putih District, Central Jakarta. Johar Baru is one of the areas susceptible to annual flooding due to its high population density and its location surrounded by the Ciliwung River and East New River.
The research location is in the eastern part of the Polder Johar Baru system. The studied area of Polder Johar Baru is divided into 7 Sub-DTA based on canal and road locations. This study involves hydrological and hydraulic simulations. Hydrological simulations are performed using HEC-HMS with two different scenarios to compare the discharge generated before and after pump installation. The analysis in this study will show the comparison of discharge rates and the time required for water to exit the research area. Subsequently, hydraulic simulations using HEC-RAS are conducted to map the extent and depth of flood inundation under three different scenarios: conditions before and after pump installation based on the Masterplan DSDA DKI Jakarta, and recommendations for pump placement and capacity by the author. The analysis compares the extent and depth of inundation from the three scenarios. This will determine which scenario is most significant in reducing the extent and depth of inundation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyanti Ghassanie
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan pada Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) Kelurahan Sunter Jaya. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori The Flower of Services menurut Lovelock (1994). Penelitian ininmerupakan penelitian kuantitatif menggunakan analisis mix metodh dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara melakukan survei kuesioner dengan skala likert, observasi, dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan beberapa narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kualitas pelayanan UPPTSP Kelurahan Sunter Jaya termasuk dalam kategori baik. Namun dalam beberapa hal pemohon masih merasa kualitas UPPTSP Kelurahan Sunter Jaya termasuk buruk yaitu pada dimensi konsultasi sehingga perlu diperbaiki. Saran yang dapat diberikan untuk Kepala Unit PTSP Kelurahan Sunter Jaya dan Lurah Sunter Jaya agar dapat segera merealisasikan pengadaan ruang konsultasi untuk kebutuhan pemohon PTSP serta juga untuk petugas UPPTSP Kelurahan Sunter Jaya agar dapat menyelesaikan permintaan dengan tepat waktu.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the quality of service at the One Stop Integrated Service Implementation Unit (UPPTSP) of Kelurahan Sunter Jaya. The theory used in this research is The Flower of Services theory according to Lovelock (1994). This research is a quantitative study using mix method analysis with quantitative and qualitative approaches. The instrument used in this study was by conducting a questionnaire survey with a Likert scale, observation, and in-depth interviews with several speakers. The results showed that the majority of respondents stated the service quality of UPPTSP Kelurahan Sunter Jaya was included in the good category. However, in some cases the applicant still felt that the quality of the UPPTSP K Kelurahan Sunter Jaya was poor, namely in the consultation dimension so it needed to be improved. Advice can be given to the Head of PTSP Unit in Kelurahan Sunter Jaya and Head of Kelurahan Sunter Jaya in order to immediately realize the procurement of consultation space for the needs of PTSP applicants as well as for UPPTSP Kelurahan Sunter Jaya officials in order to be able to complete the request on time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri
"[Perkembangan kota yang pesat menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan yang berdampak pada berkurangnya lahan resapan air di perkotaan dan penumpukkan sampah di badan sungai. Fenomena tersebut terjadi juga di Ibukota Jakarta, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai dalam melalukan beban limpasan dari kawasan hulu sungai yang bersangkutan. Salah satu upaya pengendalian banjir yang menjadi program pemerintah pusat saat ini yaitu normalisasi 13 sungai besar di wilayah DKI Jakarta yang salah satunya adalah normalisasi Kali Sunter bagian hulu.
Rencana Pekerjaan Normalisasi Kali Sunter dilakukan sepanjang 18,7 km dimulai dari pertemuan sungai dengan Kanal Banjir Timur ke arah hulu. Normalisasi ini dibagi menjadi dua paket pekerjaan yang masing-masing panjang pekerjaannya adalah 12,4 km dan 6,3 km berakhir di jembatan Delta. Debit banjir rencana periode ulang 25 tahunan untuk DAS Sunter sebesar 162,8 m3/det, sedangkan kapasitas sungai eksisting hanya mampu melalukan debit sebesar 75,82 m3/det. Dengan upaya normalisasi, alur sungai mampu melalukan debit lebih besar dari yang diperlukan yaitu sebesar 287,2 m3/det. Dengan direncanakan penambahan waduk retensi, desain normalisasi penampang sungai dapat dimodifikasi menjadi lebih kecil tetapi tetap mampu melalukan debit rencana. Pada kondisi ini diperoleh debit di pertemuan Kanal Banjir Timur yang mendekati debit rencana, yaitu sebesar 173,5 m3/det. Ditinjau dari aspek teknis, desain normalisasi yang dimodifikasi disertai penamabahan waduk retensi lebih efektif karena memiliki kapasitas alur sungai mendekati debit banjir rencana.
Ditinjau dari volume pekerjaan galiannya, rencana normalisasi merupakan langkah yang lebih efektif dibandingkan dengan pekerjaan normalisasi modifikasi yang disertai dengan penambahan waduk retensi. Total volume galian rencana normalisasi sebesar 1.052.213 m3., The rapid development of the city caused land use change which led to a reduction of impervious cover in the catchment area, the accumulation of solid waste in the river, and eventually cause a major flooding in urban areas, especially in Jakarta. It can reduce capacity of the river for accommodating a surface runoff. One of government program for controlling flood is normalizing 13 rivers in Jakarta. For example is normalization in Sunter river.
The normalization plan in Sunter River will be conducted 18,7 km started from confluence at Eastern Flood Canal to the upstream. This project is divided into two packages which is 12,4 km and 6.3 km respectively. The project ended at Delta’s bridge. Design flood for 25 years return period is 162,82 cms. However, the river’s existing capacitiy only 75,82 m3/s. The capacity of normalization plan is about 287,2 m3/s. After the addition of retention reservoirs, the cross section of normalization plan could be designed smaller but still able to convey the flow rate of 173.5 m3/s. at meeting point of the Eastern Flood Canal. Based on financial aspect, modified normalization plan with the retention pond development is more effective because the capacity to convey the flow rate is nearer than just normalization plan.
Based on the volume of excavation work, normalization plan is more effective than modified normalization plan with the retention pond development. The volume of excavation of normalization plan is 1.052.213 m3.]
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>