Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Yunazwardi
"

Aktivitas turn around merupakan aktivitas yang bertujuan meningkatkan waktu produksi (life-time) unit-unit di sebuah pabrik/kilang. Dengan meningkatnya life-time alat akan meningkatkan life-time plant itu sendiri. Dengan meningkatnya life-time kilang maka produksi kilang akan semakin lama sehingga semakin banyak keuntungan yang didapat dari proses produksi tersebut. Namun, Turn Around juga memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Anggaran itu terdiri dari anggaran langsung, yaitu biaya yang diperlukan untuk membayar vendor Turn Around, baik man power maupun peralatan yang digunakan. Ada pula anggaran tidak langsung yaitu anggaran yang terjadi karena kilang stop berproduksi sehingga terdapat kerugian dari tidak adanya produk yang dihasilkan. Jika tidak dikontrol dengan baik, Turn Around dapat membuat suatu kilang mengalami kebangkrutan karena besarnya biaya yang diperlukan. Metoda penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi, optimasi dan validasi pada manajemen proyek Turn Around di kilang minyak. Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif  dan optimasinya akan mendapatkan proses validasi oleh pakar. Berdasarkan data kinerja waktu dan biaya maka dikembangkan suatu optimalisasi manajemen proyek dalam suatu manajemen waktu berupa crashing yang memerlukan dana sebesar Rp 322.205.400,-.

 

Kata kunci : Proyek Turn Around, kilang minyak, manajemen proyek ,project crashing

 


Turnaround is a activity aimed to improve and upgrade the lifetime of equipment in a plant. By means the lifetime could be upgraded, the profitability caused by production of the plant could be increased. However, Turnaround needs massive amount of budgets. It consists of direct cost caused by turnaround operational budget, which neede in order to pay the vendors, the man power and the equipment. There is also indirect cost from loss production due to the shutdowns while the turnaround activity. If the turnaround is not controlled well, it could cause big loss in company cash flow and leads to bankruptcy. The research method used in this thesis are evaluation, optimization on Project Management used in Turnaround activity. The data will be analyzed by qualitative method. And the result of optimization will be validated by the experts. Based on time and cost performance index, the optimization for the turnaround in oil refinery has been developed, the optimization is using a project that needs adding cost as much as Rp 322.205.400,-.

 

Keywords: Turnaround project, oil refinery, project management, project crashing

 

"
2019
T53042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Irawan
"Salah satu kekhasan proyek yang ruang lingkupnya dinamis adalah proyek tersebut dapat berkurang ataupun bertambah, bisa berurutan atau tidak. Sebagai contoh ketika saat pelaksanaan pekerjaan, ternyata unit yang diperiksa masih layak untuk digunakan, maka ditunda dulu pekerjaannya tersebut. Begitu pula bila pada suatu rangkaian unit produksi terdapat perbaikan yang harus didahulukan, walaupun tidak berada pada rangkaian unit yang pertama , maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Tetapi dikarenakan dari pihak perusahaan hanya menyediakan waktu yang sedikit, maka pengelolaan proyek yang ruang lingkupnya dinamis tersebut harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
Dalam studi kasus ini, penulis menemukan proyek yang mempunyai ruang lingkup dinamis proyek turnaround di sebuah perusahaan petrokimia. Pada proyek turnaround, kinerja yang paling diutamakan adalah mutu dan safety, baik selama proyek berlangsung, maupun setelah selesai dan digunakan oleh user. Hal ini dapat dipahami karena produksi perusahaan petrokimia menggunakan bahan-bahan yang berbahaya dan juga menggunakan reaktor nuklir, sehingga beresiko tinggi. Namun dengan semakin kompetitifnya perusahaan petrokimia, maka kinerja waktu proyek turnaround juga harus diperhitungan, agar tidak ada anggapan bahwa proyek tersebut adalah proyek yang banyak memakan waktu dan tentu saja biaya. Dalam upaya meminimalkan permasalahan kinerja waktu pada proyek turnaround, digunakan manajemen resiko. Dimulai dari identifikasi resiko sampai dengan respon resiko yang diambil atas dampak yang ditimbulkan.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah pendekatan metode kuantitatif dengan alat bantu statistika nonparametrik yang dilakukan pada 26 orang karyawan maintenance perusahaan CA. Dengan dibantu metode AHP untuk melakukan pembobotan resiko, kemudian melakukan korelasi rank Spearman, diperoleh 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kinerja waktu pada proyek turnaround, yaitu: masih terdapat item-item yang belum masuk schedule dan keterlambatan material yang dibeli dari luar negeri. Adapun respon resiko yang diambil untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan adalah dengan mitigate yaitu melibatkan engineer kontraktor pada tahap detil perencanaan dan perancangan, dan transfer yaitu mengalihkan kerugian atas keterlambatan material kepada pihak asuransi.

One of spesification project with dynamic scope its extent space project can decrease and or increase, can in a series or not. For example when moment job execution, obvious unit that inspected to still proper to be used, so postponed formerly the job. So also when at one particular production unit series found repair that, although doesn't present in first unit series, so must be done repair beforehand. But caused by from side companies only prepare time a little, so project management with dynamic scope its extent space must be done swiftly and correct.
In this case study, author finds project that has dynamic scope in turnaround project at a companies petrochemical. In project turnaround, performance most gived quality and safety, good during project goes on, also after finished and used by user. This matter perceivable because production company petrochemical use dangerous ingredients and also use buclear reactor, so that tall risky. But with more the competitiveer company petrochemical, so project time performance turnaround, also must be gived, so that there is no opinion that project project many consume time and of course cost. In the effort minimize time performance troubleshoot in project turnaround, used risk management. Begun from risk identification up to risk response on impact that evoked.
In this watchfulness, method that used approach quantitative method by means of helps statistika nonparametrik that done in 26 employees maintenance company CA. With helped method AHP to help risk leveling, then do correlation rank spearman, got 2 (two) factors that influence time performance in project turnaround, that is: still found items not yet enter schedule and materials slowness that bought from outside country. As to risk response to minimize impact that evoked with mitigate that is involve engineer contractor in planning stage, and transfer that is shift loss on materials slowness to insurence side.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aditia Eka Putra
"Penelitian ini membahas mengenai optimasi alokasi minyak mentah sebagai bahan baku utama untuk memenuhi kebutuhan kilang-kilang pengolahan pada sebuah perusahaan perminyakan. Variabel-variabel yang diperhitungkan dalam perhitungan antara lain kebutuhan masing-masing kilang, ketersediaan tiap jenis minyak mentah, kandungan sulfur maksimum yang dapat diterima kilang, kandungan SG yang harus dan dapat diterima kilang, serta total biaya harian dalam pengalokasian. Total biaya disini adalah total biaya pembelian minyak mentah dan pengangkutannya. Model perhitungan dibuat dengan menggunakan metode programa linear dan dihitung dengan menggunakan perangkat lunak lingo. Hasil penelitian menunujukkan bahwa biaya total pengadaan alokasi minyak mentah untuk permintaan ideal kilang adalah sebesar 70,702,800 USD per hari dengan alokasi minyak mentah sebanyak 900,700 barel.

This research focus on optimization of crude oil allocation as main raw material to fulfill the demand of refinery unit in an oil company. Variables that considered in the optimization model are demand of each mill refinery, crude oil availability, maximum total sulfur in each mill refinery, minimum and maximum of total SG in each mill refinery, and total daily cost of allocation. The total daily cost itself is calculated based on the estimation of crude oil price and the freight cost of purchasing crude oil. The optimization model is made using linear programming method and calculated using lingo software programming. The result of this research shows that the daily total cost of crude oil allocation for ideal mill refinery demand is 70,702,800 USD with 900,700 barel of crude oil allocation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhana Atmayudha
"Kegiatan logistik minyak mentah merupakan salah satu bagian penting dalam industri pengilangan minyak. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan global dalam industi pengilangan minyak adalah dengan melakukan optimisasi terhadap biaya logistik minyak mentah dari lapangan minyak ke kilang. Kegiatan logistik minyak mentah yang sebagian besar dilakukan dengan menggunakan kapal tanker merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK). Berdasarkan hasil studi IMO tahun 2014, emisi GRK hasil dari kegiatan logistik diprediksi akan terus naik secara signifikan sampai tahun 2050 sehingga perlu dikendalikan dengan strategi perencanaan logistik yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimisasi muti tujuan dengan meminimalkan biaya dan emisi GRK pada kegiatan logistik minyak mentah dari lapangan minyak ke kilang dengan mempertimbangkan multi depot, multi product, dan heterogeneous fleet. Penelitian ini mengambil studi kasus untuk logistik minyak mentah ke kilang RU-X dengan skenario menggunakan kapal tanker konvensional dan kapal tanker berteknologi baru yang berbahan bakar LNG. Optimisasi multi tujuan dilakukan dengan permodelan matematika dan pemrograman linear pada piranti lunak AIMMS dan solver CPLEX. Hasil optimisasi multi tujuan dengan menggunakan kapal tanker konvensional menunjukkan bahwa sebagai akibat dari perubahan rute dan lapangan minyak terpilih, emisi GRK turun sebesar 11% yang disertai dengan penambahan biaya logistik minyak mentah sebesar 0,47%. Penggunaan kapal tanker berteknologi baru dengan bahan bakar LNG dapat menurunkan emisi GRK sebesar 22% dengan penambahan biaya sebesar 0,42%. Hasil optimisasi juga menunjukkan bahwa perubahan biaya logistik lebih didorong oleh biaya pembelian minyak mentah dari lapangan minyak terpilih yang memiliki porsi 99% terhadap total biaya logistik.

Crude oil logistics activity is an important part of the oil refining industry. One strategy that can be taken to face global challenges in the oil refining industry is to optimize the logistics costs of crude oil from oil fields to refineries. Crude oil logistics activities, which are mostly carried out using tankers, are one of the contributors to greenhouse gas (GHG) emissions. Based on the results of the IMO study in 2014, GHG emissions from logistics activity are predicted to continue to increase significantly until 2050 so it needs to be controlled with an appropriate logistical planning strategy. This research aims to perform multi-objective optimization by minimizing cost and GHG emissions in the crude oil logistics activity from oil fields to refinery by considering multi-depot, multi-product, and heterogeneous fleet. A case study for crude oil logistics from certain oil fields to RU-X refinery is considered under the scenario of using conventional oil tankers and new technology oil tankers that are fueled by LNG. Multi-objective optimization is performed with mathematical modeling and linear programming on AIMMS software and CPLEX solver. The result of the multi-objective optimization shows that by using conventional tankers, GHG emissions decreased by 11% accompanied by additional logistical costs of crude oil by 0.47% because of changes in selected routes and oil fields. The use of new technology tankers with LNG fuel can reduce GHG emissions by 22% with an additional cost of 0.42%. Optimization result also show that the logistics costs are driven more by the cost of crude oil purchasing from selected oil fields, which account for 99% of the total logistics costs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minaco Rino
"Dalam rangka pemenuhan kebutuhan minyak dalam negeri dan potensi penurunan produksi Crude Duri & Minas sehingga memerlukan alternatif crude lain yang lebih ringan dan sour, maka diperlukan upgrading dan revamping kilang-kilang saat ini di PT XYZ salah satunya dengan peningkatan kapasitas dan fleksibilitas produksi kilang minyak PT XYZ melalui proyek revamping Crude Distillation Unit (CDU) di salah satu kilang PT XYZ. Dengan proyek revamping ini diharapkan adanya peningkatan kapasitas CDU dari 125 MBSD ke 150 MBSD, peningkatan kandungan sulphur mixed crude dari 0,2% Sulphur ke 0,37% Sulphur dan komposisi mixed crude yang lebih ringan dengan estimasi nilai proyek sebesar USD 67.873.382 selama total durasi proyek 20 tahun. Berdasarkan perhitungan nilai keekonomian, proyek ini sangat layak dengan nilai NPV (Net Present Value) sebesar USD 20 juta (positif), IRR (Internal Rate Return) sebesar 15,88%, PBP (Pay Back Period) sebesar 10,92 tahun dan PI (Profitability Index) sebesar 1,34. Berdasarkan keekonomian proyek diatas, IRR proyek revamping CDU di salah satu kilang PT XYZ memenuhi kriteria layak karena berada diatas Hurdle Rate (USD) Corporate RKAP 2020 sebesar 10,52% pada Bidang Kegiatan Kelompok Bisnis Hilir Oil Refining. Aspek K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) telah diterapkan dalam praktik keinsinyuran dengan menganalisis bahaya serta mengambil tindakan untuk mengurangi dampak resiko dari bahaya tersebut. Diantara bahaya yang ada yaitu pada aspek Kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkung juga didukung pelaksanaan HSE Plan dalam menjalankan proyek. Penerapan kode etik, etika profesi dan profesionalisme juga telah menerapkan prinsip dasar (Catur Karsa) dan tuntutan sikap & perilaku (Sapta Dharma).

In order to meet domestic oil needs and the potential for a decrease in Crude Duri & Minas production so that it requires other crude alternatives that are lighter and sour, it is necessary to upgrade and revamp PT XYZ's existing refineries, one of which is by increasing the capacity and production flexibility of PT XYZ's oil refineries through Crude Distillation Unit (CDU) revamping project at one of PT XYZ's refineries. With this revamping project, it is expected that there will be an increase in CDU capacity from 125 MBSD to 150 MBSD, an increase in the sulfur content of mixed crude from 0.2% Sulfur to 0.37% Sulfur and a lighter mixed crude composition with an estimated project value of USD 67,873,382 over the the total duration of the project is 20 years. Based on the calculation of the economic value, the project is currently very feasible with an NPV (Net Present Value) of USD 20 million (positive), IRR (Investment Rate Return) of 15.88%, PBP (Pay Back Period) within 10.92 years and PI (Profitability Index) of 1.34. Based on the economics of the above projects, the IRR of the revamping CDU in one of refinery PT XYZ meets the eligibility criteria because it is above the 2020 Corporate RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) Hurdle Rate (USD) of 10.52% in the Downstream Oil Refining Business Group Activities Sector. HSE aspects have been applied in engineering practice by analyzing hazards and taking action to reduce the impact of risks from these hazards. Among the existing hazards, namely the aspects of health, safety, security and the environment, are also supported by the implementation of the HSE Plan in carrying out the project. The application of the code of ethics, professional ethics and professionalism has also implemented basic principles (Catur Karsa) and attitude & behavior demands (Sapta Dharma)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Syafitri
"ABSTRAK
Sejak Repelita I sampai dengan Repelita IV pembangunan sektor peternakan sapi yang diarahkan pada u.saha intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas petrnakan rakyat, telah dilaksanakan dalam Repelita V. Selanjutnya program mi masih akan terus dilanjutkan dan dikembangkan dengan mengikutsertakan investor swasta dalam penyediaan kredit jangka panjang.
Sampai saat mi penyediaan bibit sapi unggul masih. sangat diperlukan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan bibit sapi yang terus meningkat, baik sapi perah maupun sapi potong yang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga upaya impor tidak dapat dihindarkan.
Impor bibit sapi Indonesia dalam tahun-tahun terakhir mi masih cukup besar, bahkan secara umum cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 impor bibit sapi Indonesia mencapai 4.431 ribu ekor dengan nilai US$2,739 ribu meningkat menjadi 5.2 11 ribu ekor dengan nilai US$4,444 ribu pada tahun 1986 dan terus meningkat hingga path tahun 1988 telah mencapai 17.469 ribu ekor (US$16,148 ribu). Tetapi pada tahun 1989 impor bibit sapi mi mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu hanya mencapai 8,965 ribu ekor dengan nilai US$8,299 ribu dan pada tahun-tahun berikutrya impor bibit sapi mi masih diperlukan.
Meskipun produksi hasil ternak dalam negeri dari tahun ke tahun nampak meningkat terus, Indonesia temyata terus mengimpor daging berkualitas tinggi yang tiap tahunnya mencapai sekitar. 3.000 ton per tahun. Impor tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan daging pada restoran dan hotel-hotel bertaraf internasional. Upaya-upaya kearah produksi daging berkualitas tinggi di dalam negeri sebenarnya telah lama diusahakan oleh Pemerintah melalui pola Peru sahaan Inti Rakyat (PIR) sapi potong. Namun tanpa ada peran serta dari pihak swasta yang lebih besar lagi, untuk menghilangkan impor daging mi memerlukan waktu yang lama. Dirjen Peternakan, Drh, Soehadji menjelaskan, sekarang mi saja jumlah perusahaan yang melaksanakan usaha penggemukan sapi makin banyak, tetapi barn mencapai kapasitas produksi 20.000 ekor per tahun. Padahal untuk menutupi impor daging yang sebesar 3.000 ton per tahun, paling tidak kapasitasnya 150.000 ekor per tahun.
Impor bibit sapi Indonesia selama mi didatangkan dari beberapa negara yaitu Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 1985 impor bibit sapi Indonesia hanya didatangkan dari Australia sebanyak 4.431 ribu ekor dengan nilai US$ 2,739 ribu, kemudian path tahun 1986 selain dari Australia bibit sapi juga diimpor dan Selandia Barn yang sampai saat mi masih mengekspor bibit sapi Ice Indonesia. Pada tahun 1987 impor bibit sapi dari Amerika Serikat mulai memasuki Indonesia dan sampai sekarang impor bibit sapi dari negara mi masih terus dibutuhkan, karena menurut para ahli bibit sapi, khususnya sapi perah dari Amenka Serikat mi memiliki sifat genetic yang lebih unggul.
PT. "X", merupakan perusahaan daging sapi potong yang relatif baru dalam industri daging sapi potong. Produknya adalah daging sapi potong segar dan beku. Daging potong ini sifatnya cepat rusak sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Bila ingin disimpan dalam waktu yang relatif lama, maka diperlukan perlakuan tambahan, misalnya dengan membekukan daging sapi potong tersebut.
Dalam kegiatannya perusahaan mi hanya melayani konsumen yang benada pada segmen pasar tertentu, dimana permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan belum dapat dipenuhi oleh perusahaan secara keseluruhan.
Dilihat dari kondisi di atas, maka perusahaan mi mempunyai peluang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun kenyataannya perusahaan ini mengalami kesulitan dalam operasionalnya, sehingga gambaran hasil operasi perusahaan terus menerus mengalami kerugian. Kerugian mi dapat disebabkan oleh laba bruto yang terlalu rendah atau biaya operasi yang terlalu tinggi.
Setelah dianalisis, perusahaan mi harus menerapkan strategi manajemen yaitu strategi turnaround. Untuk menerapkan strategi mi ada beberapa tindakan yang terdiri dan beberapa tahap yang harus dilalui perusahaan untuk menyelamatkan perusahaan kepada kondisi yang menguntungkan. Adapun tahap-tahap yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah tahap penghematan yaitu berupa mengurangi biaya, dan mengurangi harta yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan perusahaan dalam jangka pendek dan tahap penyehatan kembali antara lain melalui penetapan kebijaksanaan dalam pengelolaan piutang, dan pengelolaan persediaan dan terus meningkatkan kulaitas pelayanan kepada konsumen.
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam strategi turnaround, terlihat bahwa perusahaan dapat melewati masa kritis dan sekarang sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan, dimana dari hasil perbandingan rugi-laba semester akhir 1992 dan Semester pertama 1993, perushaan terlihat telah mulai menikmati keuntungan walaupun belum begitu memuaskan bagi perusahaan, namun untuk jangka pendek PT X telah dapat mengatasi kesulitannya. Dan untuk jangka panjang hal mi diharapkan akan memperbaiki keadaan kesehatan perusahaan seperti yang diharapkan."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nata Jaya
"Indeks Keamanan Informasi KAMI adalah alat bantu untuk mengukur tingkat kepatuhan sistem berdasarkan SNI/ISO 27001, standar ini diwajibkan pada sistem yang bersifat strategis sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 tahun 2016. Akan tetapi untuk organisasi yang sangat bergantung pada sistem kendali industri, seperti pada industri migas, sistem ketenagalistrikan ataupun industri manufacturing, best practice yang disarankan yaitu menggunakan kerangka NIST SP 800-82. Penelitian ini mencoba mengajukan suatu metode pendekatan agar sistem dapat patuh terhadap kedua standar tersebut sekaligus. Adapun metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan audit berdasarkan standar NIST SP 800-82 sehingga didapatkan rekomendasi kontrol berdasarkan analisis risiko yang ditemukan. Selanjutnya rekomendasi kontrol tersebut akan dijadikan referensi untuk menjawab checklist Indeks KAMI. Melalui metode ini didapatkan tingkat kepatuhan sistem terhadap Indeks KAMI meningkat sebesar 81,2 sehingga sistem tidak hanya patuh berdasarkan SNI 27001 tetapi juga berdasarkan NIST SP 800-82.

Indeks Keamanan Informasi KAMI is a tool for measuring system compliance based on SNI ISO 27001, where based on the Regulation of the Minister of Communication and Information Technology Number 4 of 2016 states all strategic systems must comply with this standard. However, for the organizations that rely on industrial control systems, such as the oil and gas industry, electricity systems or manufacturing industries, the best practice is to use the NIST SP 800 82 framework. Therefore, this research tries to propose an approach method so that the system will comply with both of standards. The approach is done by conducting an audit based on the NIST SP 800 82 framework to obtain controls recommendation based on the risk analysis that found on the system. Furthermore, such control recommendations will be used as a reference to answer the checklist of Indeks KAMI. Through this approach method, the system compliance level on Indeks KAMI increased by 81.2 so that the system does not only complies with SNI 27001 but also based on NIST SP 800 82.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irviana Chairunnisa Putri Mahendra
"Candida albicans adalah organisme komensal, akan tetapi, adanya perubahan fisiologis dan sistem kekebalan tubuh dapat mengakibatkan perubahan organisme ini menjadi patogen. Terdapat beberapa masalah pada penggunaan beberapa obat jamur yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi Candida, seperti resistensi dan nefrotoksik, sehingga diperlukan terapi alternatif salah satunya adalah minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt.). Telah dilaporkan bahwa minyak biji pala terbukti memiliki efek antikandida namun, belum ada data yang menunjukkan pada tahap pembentukan biofilm mana dari Candida albicans yang dihambat dan efek kombinasi minyak biji pala dengan obat antijamur konvensional, sehingga pada penelitian ini dilakukan evaluasi kuantitatif penghambatan oleh minyak biji pala dan kombinasi minyak biji pala dengan flukonazol terhadap pertumbuhan jamur; dan inhibisi tahapan pembentukan biofilm Candida albicans berdasarkan uji Time of Addition menggunakan qPCR. Sebelum pengujian dengan qPCR, terlebih dahulu dilakukan optimasi suhu annealing dan konsentrasi primer, lalu dilanjutkan dengan kuantifikasi jumlah gen Candida albicans yang teramplifikasi pada setiap uji. Dari hasil penelitian, penghambatan Candida albicans yang diberi minyak biji pala dengan konsentrasi 0,625% dan 2,5% adalah masing-masing sebanyak 23,9% dan 67,8%. Pada uji Time of Addition, minyak biji pala efektif menghambat tahap perkembangan (development) pada biofilm hingga 88,2%. Efek kombinasi minyak biji pala dan flukonazol menunjukkan adanya efek sinergis berdasarkan dari efektifitasnya menghambat lebih dari 80% sel Candida albicans yang tumbuh.

Candida albicans is a commensal organism, however, changes in physiological and immune system can result in the transformation of this organism into a pathogen. There are several problems with the use of fungal drugs commonly used to treat Candida infections, such as resistance and nephrotoxicity, therefore alternative therapies are needed, one of which is nutmeg seed oil (Myristica fragrans Houtt.). It has been reported that nutmeg seed oil shown to have an anticandidal effect however, there are no data showing at which stage of Candida albicans biofilm formation is inhibited and the combination effect of nutmeg seed oil with conventional antifungal drugs, therefore in this study a quantitative evaluation of the inhibition by nutmeg seed oil and the combination of it with fluconazole on the fungal growth; and inhibition the stages of biofilm formation based on Time of Addition Assay on Candida albicans using qPCR was carried out. Before testing with qPCR, annealing temperature and primer concentration were optimized first, continued with quantification of Candida albicans genes number that was amplified in each test. From the results of the study, the inhibition of Candida albicans given nutmeg seed oil with concentrations of 0.625% and 2.5% were 23.9% and 67.8%. In the Time of Addition Assay, nutmeg seed oil was effective in inhibiting the development stage up in biofilm up to 88.2%. The combined effect of nutmeg seed oil and fluconazole showed a synergistic effect based on its effectiveness in inhibiting more than 80% of Candida albicans cells that grew."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Widiyanto
"Turnaround adalah suatu proyek unik dengan probabilitas perubahan lingkup kerja tinggi, kemungkinan bertambahnya biaya proyek, dan kompleksitas penjadwalan waktu, penelitian ini menyajikan pengelolaan proyek turnaround pada kilang LNG, menyoroti pengembangan kompetensi pelaksana proyek dalam mencapai hasil optimal dalam lingkungan multi-disiplin dan kompleks. Kompetensi merupakan variabel yang penting dalam penelitian ini, penulisan ini membantu mengembangkan standar kompetensi pengelolaan proyek Turnaround untuk meningkatkan kinerja proyek dengan didasarkan pada pendekatan Capital value process yang terbukti handal dalam meningkatkan efisiensi proyek, hasil penelitian didapat variabel dominan dan pendukung yang mempengaruhi kinerja waktu, termasuk tindakan preventif dan korektif kompetensi pelaksana dalam meningkatkan kinerja waktu proyek.

Turnaround is a unique project with high probability of changes in scope of work, possibility of increasing project cost, and complexity of time scheduling, this research presents a project management turnaround at LNG plant, highlighting the competency development of project executors in achieving optimal results in multi-disciplinary complex. Competence is an important variabel in this research, this paper helps develop standards competency of project management Turnaround to improve the performance of the project with the Capital value process approach, which proved reliable in improving the project efficiency, the final research results obtained dominant variabels and support will impact on time performance, including preventive and corrective action to be implemented to improve project time performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kapa Cossa Jonahtan
"ABSTRAK
Perencanaan pembangunan kilang di Kawasan Industri Tanjung Buton oleh
pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan BBM di Kab.
Siak sehingga sekuritas energi bagi sektor industri dan rumah tangga dapat
terjaga, efisiensi biaya distribusi minyak mentah dari hulu disaat harga minyak
yang sedang turun, serta efektifitas dalam distribusi hilir. Kebutuhan BBM
sebagai salah satu sumber energi di wilayah Kab. Siak terus meningkat,
berdasarkan analisa ekonometri diperoleh elastisitas untuk bensin sebesar 1,10
dan untuk solar 0.49. Hasil pengolahan minyak produksi dari tiga Lapangan
Migas di sekitar Tanjung Buton dapat memenuhi konsumsi bensin oktan 88
hingga tahun 2044 dan mengurangi kebutuhan impor solar untuk Kab. Siak. Dari
pembangunan Kilang dengan sistem proses topping unit, nilai harga ekonomis
penjualan produk kilang untuk bensin sebesar Rp 8.091 /liter, solar sebesar Rp
6.577 / liter, dan listrik sebesar Rp 2.100 /kwh. Dampak dengan adanya
pembangunan kilang ini akan memberi keuntungan bagi pemerintah sebesar US$
8.445.750 per tahun, KKKS A sebesar US$ 855.881 per tahun, KKKS B sebesar
US$ 182.854, dan KKKS C sebesar US$ 63.026 per tahun dengan perubahan
skema transportasi minyak hulu. Disamping itu, dengan nilai tambah produk
sampingan berupa listrik, akan menghemat subsidi pemerintah sebesar Rp 498
/kwh dibanding dengan PLTD yang saat ini digunakan di Kab. Siak. Dengan
menggunakan analisa Input-Output Provinsi, pembangunan kilang memberi
dampak terhadap sektor industri yang berperan dalam pengolahan minyak dengan
penambahan PDRB Provinsi sebesar Rp 3,63 Triliun, dimana pertambangan dan
penggalian yang merupakan input utama memilki dampak paling besar.

ABSTRACT
Refinery at Tanjung Buton Industrial Area has been planned by government in
order to meet the demand for fuel in Siak district so that the securities of energy
for industry and household sector can be maintained, cost efficiency in the
upstream sector when oil price is falling, and improve effectiveness of the
downstream product distribution. Fuel demand as a source of energy in Siak
district continues to increase, the elasticity value is obtained by using econometric
analysis, elasticity for gasoline is 1.10 and for diesel is 0.49. Fuel production from
refinery obtained by three oil field around Tanjung Buton can fulfill 88 octane
gasoline consumption up to 2044 and reduce the need for imported diesel fuel.
The economic price product of development topping unit at refinery process
system for gasoline is Rp 8.091 /liter, diesel Rp 6,577 /liter, and electricity Rp
2,100 /kwh. Development of refinery will give the benefit for government by
amount US$ 8,445,750 per year, PSC A by amount US$ 855,881 per year, PSC B
by amount US$ 182,854 per year, and PSC C by amount US$ 63,026 per year by
changing upstream transportation scheme. In addition, added value by electricity
product will save the government subsidy of Rp 498 /kwh compared with the
diesel power plant that currently has been used at Siak district. By using the inputoutput
analysis for Province, development of the refinery will give the
macroeconomic impact on the industrial sector which play a role in the processing
of refinery product with the addition of the Province GDP is Rp 3.63 Trillion.
Mining and quarrying sector as the main input of refinery obtain the greatest
impact."
2016
T45648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>