Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadira Avianti Susardi
"Panti asuhan merupakan tempat tinggal sementara yang menggantikan peran rumah untuk anak yatim. Namun, kurangnya kesempatan untuk mencapai privasi yang disebabkan oleh tingginya populasi anak di dalam panti asuhan kerap terjadi. Dalam pencapaian kebutuhan privasi, cara pandang anak yatim terhadap ruang akan berbeda dengan perilaku anak yang masih memiliki orang tua. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk mengetahui cara anak yatim berusia 5 sampai 12 tahun mempersepsikan dan menggunakan ruang di panti asuhan untuk mencapai kebutuhan privasi mereka sebagaimana privasi dapat diperoleh dari proses bermain. Berdasarkan analisis dan studi kasus yang dilakukan di SOS Children’s Villages Lembang, kebebasan dalam memilih dan bermain menciptakan privasi yang didasari oleh pengendalian prilaku serta cara menggunakan elemen-elemen yang tersedia didalam ruang.

Orphanage is a temporary dwelling-space that replace the role of home for orphans. But, lacking of the possibility to achieve privacy that is caused by the high populated is happening. In the process of gaining the sense of privacy, orphans’ perception towards the space would be different than those whom still under parental care. This thesis is aimed to understand the way orphans from 5 to 12 years old perceive and utilize the space in the orphanage to get their needs such as privacy, as it is known that privacy can be achieved through the process of playing. According on the analysis and case study that is done in SOS Children’s Villages Lembang, the freedom of choosing and play creates privacy that is based on behavioural control and the utilization of the elements provided in the space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ernestine Larasati
"Skripsi ini membahas aspek privasi dipanti asuhan dalam konteks hunian yang berbeda fasilitas dan sistem asuhannya, yakni hunian tipe rumah-rumah kecil atau cottages dan hunian berderet atau tipe asrama. Perbedaan terletak dalam pola huniannya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah konsep privasi dapat dicapai individu yang berbeda berada dalam satu bentuk hunian yang berkelompok. Untuk itu, studi teori ini tentang privasi yang dapat menjelaskan baik kondisi privasi yang seklusif maupun dalam kondisi publik atau berkerumun (crowding).Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari konsep privasi dalam aspek spasialitas - yakni konsep ruang privat bagi anak-anak remaja, di panti asuhan yang berbeda konsep dan bentuk arsitekturalnya.
Observasi dan wawancara dilakukan untuk memahami tercapainya privasi di kedua tipe hunian panti asuhan. Hasil ini menunjukkan bahwa proses ‘memprivatisasi’ ruang tidak hanya terjadi di ruang privat tetapi juga di ruang publik atau bersama. Hal iniditunjukkan oleh anak-anak remaja melalui personalisasi ruang dengan tanda-tanda tertentu di dalam ruang ataupun penempatan area dengan situasi tertentu.

This thesis explains aspect of privacy in the orphanage in context of dwelling with different facilities and care systems, which are type of small houses or cottages and lined residential or dormitory type. The difference is in the pattern of that forms. The question is whether a concept of privacy can be achieved by different individuals in the form of residential groups. Therefore, theoretical studies are about privacy that can explain both seclusive private and in public or crowding conditions. The purpose of this study is to learn the concept of privacy in the aspect of spatiality - the concept of private space for teenagers, in the orphanage with different concepts and form of architectural.
Observation and interview are conducted to understand the achievement of privacy in both types of residential orphanage. The results show that the process of 'privatization' of space not only in the private but also in public or shared spaces. It is shown by teenagers through space personalization with certain signs in the room or placement of area in particular situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Wandini
"Secara umum studi cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan praktik pemberian makan yang diterima oleh anak usia 0-59 bulan yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Penelitian dilakukan di tiga panti asuhan yang dikhususkan untuk menampung anak usia balita. Sebanyak 144 anak usia balita di panti dilibatkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil studi, sebesar 21.9% anak termasuk dalam kategori gizi kurang, 35.2% pendek, dan 6,5% kurus. Hampir 90% anak yang kebutuhan protein dan vitamin A nya terpenuhi, namun lebih dari 90% anak yang kebutuhan zinc nya tidak terpenuhi. Pada kenyataannya, kandungan gizi pada makanan yang disajikan oleh panti pun tidak memenuhi kebutuhan anak untuk zinc.
Penelitian ini menemukan beberapa praktik pemberian makan yang tidak tepat seperti, tipe makanan dan respond pengasuh yang tidak tepat, juga praktik pemberian makan saat anak sakit dan dalam masa pemulihan. 71,5% anak menderita ISPA dan 22,2% menderita diare, sementara 18.8% anak menderita ISPA dan diare. Penelitian ini menemukan beberapa praktik yang tidak tepat seperti dalam hal penanganan makanan, penggunaan botol makanan (bottle feeding), tidak praktik cuci tangan yang tidak dilakukan oleh anak maupun pengasuh ketika menyajikan makanan atau menyuapi anak, serta beberapa hal lain yang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi silang ataupun memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular.

In general, this cross sectional study aims to explore nutritional status and feeding practice received by orphanage children aged 0-59 months in Jakarta. This study was conducted in three orphanages that are specifically accomodate under five children. Totally, 144 under five children in the orphanages were included in this study. This study found, 21.9% of children were underweight, 35.2% were stunting, and 6.5% were wasting. Almost 90% children had adequate protein and vitamin A, but more than 90% of them had zinc inadequacy. In fact, nutrient content in the food served by orphanage was also not fulfilled child's requirement for zinc.
This study found inappropriate feeding practice received by children, i.e in appropriate food type, inappropriate respond from caregiver during feeding and improper feeding during illness and recovery. 71.5% of children were suffered from ARI, 22.2% suffered from diarrhea and 18.8% children suffered from ARI and diarrhea. This study found some inappropriate practice of food handling such as the use of bottle feeding, hand-washing which was not practiced by children or caregivers when serve food or feeding children, as well as some other things that could allow cross-contamination, or facilitate the spread of infectious diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Silviamalia
"Pengembangan moral anak-anak pada usia emas sangat penting, terutama melalui aktivitas bermain karena dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan motorik. Namun, hal ini terkadang terabaikan oleh kalangan menengah kebawah karena ketidaktahuan mereka akan pengembangan moral tersebut dan terbatasnya fasilitas yang mendukung.
Tugas akhir ini membahas pembentukan ruang berdasarkan gerakan dan persepsi anak-anak usia dini ketika bermain serta membentuk ruang belajar sebagai fasilitas pengembangan moral yang memadai. Rumah Susun Marunda Jakarta Utara merupakan hunian vertikal yang ditujukan untuk warga korban banjir Pluit dimana sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan menengah kebawah.Ketika melakukan survey disana didapati bahwa interaksi antar orang tua dan anak mengenai pengembangan moral sangat kurang serta 'ruang' bermain sebagai penunjang tidak memadai.
Dari dua kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai bentuk dasar untuk melakukan intervensi dalam pembentukan ruang yang dapat mewadahi proses pengembangan moral dan memperkaya pola bermain anak-anak rusun Marunda. Persepsi ruang oleh anakanak usia dini di Rusun Marunda dari sudut pandang affordancesdan pergerakan akan menjadi dasar pengembangan desain sehingga penciptaan ruang belajar dan bermain yang kontekstual mendukung pengembangan moral sebagai titik awal pemicu penularan kebahagiaan.

Children's moral development in golden age is quite important, particularly through playing activities because it can increase their social and motoric intellegence. However, this sometimes is ignored by middle-low society because of their unknowledgement of this moral development and the limit of supporting facilities.
This final project studies about space forming based on movement and perception of children in early age when they play while forming space of study as an adequate moral development facility. Marunda Flat in North Jakarta is a vertical dwelling aimed for the victims of Pluit flood who most of them are from middle-low society. When I did field observation there, it is found that interaction between parents and their children about moral development is lack also space for playing as supporting facilities is not adequately available.
From those two conditions, this research is done as a base form that furthermore can be input an intervention in space forming that contains the processes of moral development and enrich the playing patterns of children at Marunda Flat. The perception of space by early childhood at Marunda Flat from affordances and movement perspectives become the foundation of design development so that the creation of contextual learning and playing space will support the moral development as a starting point of the happiness contagion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sunarko
"Kebijakan akreditasi terhadap Lembaga Kesejahteraan Sosial merupakan usaha yang dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial. Proses implementasi kebijakan akreditasi terdapat tiga tahapan, evaluasi diri, pengajuan akreditasi dan penentuan standar kelayakan. Tesis ini merupakan studi kualitatif tentang implementasi kebijakan akreditasi tehadap Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan akreditasi berjalan dengan baik, namun ada kendala yang ditemui, kecenderungan LKSA untuk mempertahankan pengasuhan yang berbasis panti dan instrumen penilaian mandiri kurang dapat diterapkan pada semua jenis pelayanan anak. Penelitian ini menyarankan peningkatan peran Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan pekerja sosial dalam pendampingan LKSA dan evaluasi terhadap instrumen penilaian yang digunakan.

Policies accreditation of Social Welfare Institution is the Government's efforts in improving social welfare services. Process of implementation accreditation policy, there are three stages, self-evaluation, filing accreditation and determination of eligibility standards. This thesis is a qualitative study on the implementation of accreditation policy to Child Welfare Institute.
This study shows that the implementation of accreditation policy is going well, but there are obstacles, tendency to retain the institusional based care and self-assessment instrument shells right to apply to all types of childcare. This study suggests an increase in the role of Social Service District/City and social workers in assistance to Child Welfare Institute and an evaluation of the assessment instruments used.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rosyady
"Indonesia yang beriklim tropis merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi A. lumbricoides. Infeksi A. lumbricoides biasanya bersifat asimtomatik, namun dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, mual, diare, dan gangguan pernapasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan manifestasi klinis askariasis dan hubungannya dengan karakteristik anak di Panti Asuhan Jakarta Timur.
Pada penelitian ini digunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 melalui pengisian kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai manifestasi klinis askariasis. Kuesioner diberikan kepada 153 siswa; 64 laki-laki dan 89 perempuan. Sebanyak 90 orang berada di jenjang pendidikan SD, 58 orang SMP, dan 15 SMA. Siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 14 orang, cukup 47 orang, dan kurang 92 orang. Berdasarkan uji chi-square tingkat pengetahuan manifestasi klinis askariasis tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan jenis kelamin, usia, dan pengalaman cacingan, namun berbeda bermakna (p<0,05) pada tingkat pendidikan.
Disimpulkan tingkat pengetahuan anak panti asuhan umumnya tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan pengalaman cacingan namun berhubungan dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan hal tersebut tingkat pengetahuan perlu ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan kepada semua anak dengan memperhatikan tingkat pendidikan tetapi tidak memperhatikan jenis kelamin, usia dan riwayat cacingan.

Indonesia as tropical country is a good place for the growth of A. lumbricoides. Infection of A. lumbricoides usually asymptomatic, but it can manifest symptomps such as abdominal pain, nausea, diarrhea an respiratory disorder. This study was conducted to determine the knowledge of ascariasis clinical manifestations and its relation to the characteristics of children in the orphanage in East Jakarta.
This study design used cross-sectional. Data collection was done on June 10, 2012 through a questionnaire containing five questions abaout the ascariasis clinical manifestations. The questionnaire was given to 153 students, 64 men an 89 women. A total of 90 people were ini elementary school education, 58 junior high an 15 senior high school. Students who are well knowledgeable as many as 14 people, middle 47 people, and less 92 people. Based on chi-square test of the level of knowledge of askariasis clinical manifestations was not significant (p>0,05) by sex, age and history of helminth infection, but significantly different (p<0,05) in the level of education.
It concluded the knowledge of orphanage is generally classified as less an not associated with gender, agen and history of helminth infection but related to the educational level. Based on this study, levels of knowledge need to be increased by giving counseling to all children with pay attention to the education level but did not pay attention to gender, age and history of helminth infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvya Khairunnisa
"Tulisan ini membahas tentang eksplorasi ruang permainan petak umpet yang dilakukan oleh sekelompok anak di tiga skala lingkungan, yaitu rumah tinggal, sekolah dan luar rumah. Pembahasan diawali dengan tinjauan teori yang berkaitan dengan lingkungan sebagai penyedia potensi kegiatan bermain (environmental probabilism and legibility) dan potensi ruang yang muncul sebagai wujud pengolahan informasi lingkungan (affordance,adaptation). Berdasarkan hasil studi kasus, skala lingkungan yang lebih besar, tidak selalu menyediakan potensi lingkungan yang banyak dan beragam. Hal ini menunjukan bahwa, kualitas sebuah ruang bermain tidak selalu ditentukan oleh besar atau kecilnya ruang, tetapi sejauh mana jumlah dan keberagaman potensi ruang dapat mengakomodir kebutuhan bermain.

This paper discusses about space exploration of hide and seek game conducted by a group of children in three scales : house, school and neighborhood. The explanation begins with an overview of theories about the potential availability of the environment which accommodate the needs of play (environmental probabilism and legibility) and the potential space that appears as a result of environmental information process (affordance). On the other hand, larger environment has less potential space for hiding than the smaller one. It shows that the quality of space for playing is not actually defined by the size, but the extent to how many potential space and diversity to accommodate the needs of play."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Azyyati
"Penelitian ini mengenai peran pengasuh dalam menangani anak terlantar di PSAA PU 3 Tebet yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah anak terlantar di Jabodetabek, dan bagaimana pemerintah menangani permasalah anak terlantar di Jakarta. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan 9 Panti asuhan yang dapat memberikan fasilitas pemenuhan kebutuhan anak. Namun karena faktor kurangnya jumlah sumber daya manusia, pengasuh harus memiliki peran-peran tambahan selain pengasuh yaitu administrator yang dampaknya pada optimalisasi pengasuhan anak. Tujuan dari penelitian ini ingin menggambarkan peran pengasuh dalam menangani anak terlantar d PSAA PU 3 Tebet, baik peran sebagai pengasuh maupun peran lain yang dijalankan. Penelitian ini berlangsung sejak bulan Oktober 2021-Juni 2021 dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian kualitatif deskriptif, serta metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria pengasuh yang sudah bekerja selama 4 tahun atau lebih, pernah mengalami pergantian anak asuh, serta memiliki peran sebagai administrator. Konsep yang menjadi acuan dalam menganalisis penelitian ini adalah konsep peran pengasuh, konsep anak terlantar dan konsep pola asuh. Hasil dari penelitian ini adalah peran pengasuh dibagi menjadi 2 yaitu peran pengasuhan dan peran administrasi. Peran pengasuhan merujuk pada bagaimana pengasuh memenuhi kebutuhan anak dan mendukung anak agar dapat berkembang serta bagaimana pengasuh mendidik anak agar dapat mandiri dengan menerapkan pola asuh yang tepat. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangsih ilmu pada mata pelajaran Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial (TLM&LS) serta menjadi pertimbangan bagi panti sosial asuhan anak untuk melakukan pengasuhan.

This research is about the role of caregivers in dealing with neglected children in PSAA PU 3 Tebet which is discussed from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by the high number of neglected children in Jabodetabek, and how the government handles the problem of neglected children in Jakarta. The Social Service of the DKI Jakarta Provincial Government has prepared 9 orphanages that can provide facilities to meet the needs of children. However, due to the lack of human resources, caregivers must have additional roles besides caregivers, namely administrators whose impact on optimizing child care. The purpose of this study is to describe the role of caregivers in dealing with neglected children at PSAA PU 3 Tebet, both the role as a caregiver and other roles that are carried out. This research took place from October 2021-June 2021 with the methods used were qualitative research methods and descriptive qualitative research types, and the data collection methods used were in-depth interviews, observation, and document studies. The selection of informants in this study was purposive sampling, with criteria for caregivers who had worked for 4 years or more, had experienced a change in foster children, and had a role as administrator. The concept that becomes the reference in analyzing this research is the concept of the role of caregivers, the concept of abandoned children and the concept of parenting. The result of this research is that the role of the caregiver is divided into 2, namely the role of caregiving and the role of administration. The role of nurturing refers to how caregivers meet the needs of children and support children to develop and how caregivers educate children to be independent by implementing appropriate parenting patterns. The results of this study are expected to be useful as a contribution to knowledge in the subject of Human Behavior and the Social Environment (TLM&LS) as well as a consideration for child care social institutions to provide care."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Deborah
"Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain.
Tujuan penelitian dari skripsi ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan.
Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya.

Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing outside can help children to know about nature environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays.
The purpose of this writing is to analyze that children’s playground really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion of this writing can be a consideration for designers to design children playground. The Case Study have been chosen in two different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison.
From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>