Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Untari Meistuti
"Dominasi pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro menjadikan kawasan ini lebih dikenal sebagai kawasan berbelanja dibandingkan kawasan bersejarah. Kepadatan pedagang kaki lima menjadi penyebab terjadinya perubahan identitas kawasan tersebut. Pemerintah Yogyakarta bersama para pedagang melakukan revitalisasi dalam usaha mengembalikan kembali identitas sebagai kawasan bersejarah dengan melakukan penataan instalasi temporal para pedagang kaki lima. Skripsi ini menganalisis sejauh mana instalasi temporal tersebut berperan dalam terbentuknya identitas kawasan Malioboro. Skripsi berfokus pada menggali bagaimana visual, fungsi dan dampak pengaplikasian instalasi temporal terhadap lingkungan sekitar berdasarkan hasil subjective interpretation saat berjalan di sepanjang koridor jalan Malioboro. Dengan begitu dapat diketahui peran pengaplikasian instalasi temporal pedagang kaki lima mempengaruhi perbedaan suasana yang dirasakan pengunjung pada kawasan sehingga berdampak pada terbentuknya identitas kawasan Malioboro sebagai kawasan berbelanja menjadi lebih kuat dibandingkan sebagai kawasan bersejarah.

The dominance of street vendor makes Malioboro famously known as a shopping area than a historical area. Overcrowded with street vendors might be the main factor that had changed the image of Malioboro. The government and the vendors finally agreed to made revitalization along Malioboro street through arranging the temporary installation for all of the vendors to bring back the historic value around the area. For this reason, this paper will discuss the role of street vendors’ temporary installation to create the image of Malioboro. This thesis will focus on visual, function and impact of the temporal installation to the historical environment by subjective interpretation when walking along the corridor of the Malioboro street. So we can find out the temporary installations’ street vendors affect to the atmosphere of Malioboro that creating the image of Malioboro as a shopping area more stronger than as a historical area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ananda Radya Mikola
"Pedagang kaki lima merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh sebagian besar orang dalam mencari rejeki untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menjadi destinasi wisata favorit yang ada di Indonesia karena beragamnya objek wisata yang menarik. Kawasan Malioboro merupakan kawasan inti dengan pusat keramaian dan jumlah wisatawan terbesar di kota Yogyakarta, yang terdiri dari Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo dimana terdapat pedagang kaki lima yang berjualan. Adanya relokasi yang diberlakukan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta berdampak pada pedagang kaki lima terutama terhadap pendapatan mereka. Dampak tersebut tentunya membuat pedagang kaki lima harus melakukan strategi penghidupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki. Penelitian ini berisfat kualitatif dengan metode studi literatur, observasi, dokumentasi, wawancara kuesioner, dan wawancara mendalam untuk menganalisis dampak terhadap pendapatan pedagang kaki lima malioboro dengan melihat perbedaan karakteristik tempat berdagang sebelum dan sesudah relokasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya relokasi tersebut memberikan dampak yang besar yaitu penurunan pendapatan yang didapatkan oleh pedagang kaki lima. Adapun pedagang kaki lima melakukan strategi penghidupan yang beragam berdasarkan kondisi aset-aset mereka. Sebagian besar pedagang dalam merespon terhadap dampak yang timbul dengan melakukan strategi konsolidasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Street vendors are one of business that made by most people who are searching for profits to fulfill their daily lives. Yogyakarta city is one of the cities which has become a favorite tourist destination in Indonesia because of its various interesting tourist objects. The Malioboro area is the core area with the center of the crowd and the largest number of tourists in Yogyakarta city, which consists of Jalan Malioboro and Jalan Margo Mulyo, places for some street vendors selling. The relocation imposed by the Governor of the Special Region of Yogyakarta has some impacts on street vendors, especially on their income. This impact certainly makes street vendors have to carry out livelihood strategies to fulfill their daily needs by utilizing the assets they have. This research is qualitative in nature using literature study methods, observation, documentation, questionnaire interviews, and in-depth interviews to analyze the impact on the income of street vendors in Malioboro by looking at the differences in the characteristics of places to trade before and after relocation. The results of this study indicate that the relocation has a big impact, namely a decrease in the income earned by street vendors. The street vendors carry out various livelihood strategies based on the condition of their assets. Most street vendors respond to the impact that arises by carrying out a consolidation strategy to fulfill their daily needs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adryan Dimas Wicaksono
"Skripsi ini mengenai analisis pelaksanaan retribusi pelayanan pasar terhadap Pedagang Kaki Lima Lokasi Binaan Usaha Sementara berdasarkan pengadministrasian pendapatan daerah Proses Identifikasi objek retribusi berdasarkan data yang diusulkan oleh Kelurahan dan Kecamatan Identifikasi. Subjek Retribusi berdasarkan KIPTU yang dikeluarkan Suku Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Penetapan retribusi berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun2012. Wawancara mendalam dilakukan terhadap Kepala Seksi UMKM JakartaTimur ahli asosiasi pedagang dan Koordinator Pedagang. Dalam pemungutan retribusi pasar ditemukan kendala baik internal Suku Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan maupun eksternal. Penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasilpenelitian yaitu masih banyak kelemahan dalam pemungutan diantaranya adalah kebocoran dalam pemungutan dan tidak tegasnya sanksi yang dikenakan sehingga Pemerintah daerah perlu melakukan pengawasan dan penegakan hukumagar wajib retribusi patuh dalam membayar retribusi.

This thesis discusses about the analysis of market services charges on Street Vendors at Temporary Locations Patronage of Business based on local revenue administration. The process of identification charge object is based on the data by the village and district levels. The identification of charges subject based on KIPTU issued by Parts Trade Cooperatives and SMEs. Market setting fees based on Regulation No. 3 of 2012. In-depth interviews conducted on SMEs Head of East Jakarta, expert, associate, merchants and traders Coordinator. In implementing market levy, found several obstacles both internal SMEs and Cooperatives Dept of Trade and externally like collection leaks. This research using a qualitative approach with descriptive research. The results obtained from this research are, there are still many weaknesses in the collection, such as leaks in the collection and not specifically sanction imposed, so governments need to conduct oversight and enforcement in order to obey the compulsory levy to pay the charges."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidzah Maheswari Padmarani
"Keramaian yang diakibatkan acara kota yaitu CFD (car-free day) yang berlangsung sementara pada Minggu pagi membuka kesempatan ekonomi untuk pedagang-kaki lima untuk melakukan apropriasi fungsi ruang dengan mengubah fungsi utama trotoar dan jalan di Sumenep. Fenomena ini adalah hasil campur tangan pedagang kaki-lima dalam membentuk ulang batas-batas pada Jalan Sumenep melalui produksi territory yang mereka lakukan yaitu, dengan menegosiasikan kehadiran mereka dengan kondisi eksisting Jalan Sumenep. Strategi dan Taktik yang mereka gunakan berperan dalam mengubah Jalan Sumenep menjadi zona yang flexible. Analisa pada produksi territorial oleh pedagang-kaki lima di Jalan Sumenep mengindikasi apropriasi sementara yang dilakukan pedagang kaki lima merupakan hasil dari praktik individual dan kolektif dengan menegosiasikan kebutuhan spasial diantara mereka sebagai sebuah komunitas dan menegosiasikan aturan-aturan yang berlaku. Penelitian ini akan menganalisa kontribusi dan respon pedangan kaki lima pada acara kota yang berlangsung sementara dalam produksi ruang, secara khusus pada produksi batas territorial.

The crowds from temporary city events of CFD (car-free day) on Sunday Morning open an economic opportunity for street vendors to temporarily appropriate the sidewalks and streets and shift the utilization of sidewalks and streets in Sumenep outside the primary usage. This occurs as a result of street vendor involvement in reshaping the boundaries through the production of territory to accommodate their activities by negotiating their presence with the existing condition. The strategy and tactics they used, transform Sumenep Street into a flexible and adaptable zone. An analysis of the territorial production of street vendors in Sumenep Street indicates the temporary appropriation of street vendors is a collective and individual practice through the negotiation of spatial needs among them as a community and the negotiation of rules. This paper will analyze the contribution and responses of street vendors to the temporary city events in the production of space through territorial production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Nurwidiastuti
"Penelitian ini membahas tentang keberadaan PKL di Surakarta yang menjamur pasca terjadinya krisis ekonomi 1997 dan kerusuhan Mei 1998. Sebagai salah satu bagian dari sektor informal, PKL menjadi pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Namun, jumlahnya yang semakin banyak kemudian menimbulkan berbagai masalah perkotaan. Pemerintah Surakarta yang dipimpin oleh Joko Widodo kemudian mengadakan pola penataan PKL yang bersifat humanis. Salah satu yang dinilai paling berhasil adalah relokasi PKL dari Monumen Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo. Relokasi 989 PKL ini berlangsung tanpa menimbulkan kerusuhan dan dilakukan dengan prosesi budaya lokal. Keberhasilan ini membuat Surakarta dianugerahi gelar Kota Terbaik dan menjadi proyek percontohan bagi daerah dan Negara lain yang mengalami permasalahan serupa.

This study discusses about the existence of street vendors in Surakarta which boomed after 1997 economic crisis and May 1998 chaos. As a part of informal sector, street vendors become a labor-intensive occupation and give contribution to local revenue. In other hand, the increasing number of street vendors later was causing many urban problems. Surakarta government, led by Joko Widodo as Mayor held street vendors regulation which based on humanity. One of the most successful program was the relocation of Monumen Banjarsari's street vendors to Klithikan Notoharjo Market. The relocation of these 989 street vendors came off with no chaos and held with local culture procession. This successful program makes Surakarta awarded as Best City and becomes pilot project for other region and country facing similar problem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Yasmin
"Jalan dapat disebut sebagai ruang publik apabila disekitarnya manusia dapat melakukan berbagai macam kegiatan, seperti berjalan, menggunakan kendaraan bermotor, bersosialisasi maupun berkegiatan komersil. Pedagang kaki lima makanan adalah salah satu contoh dari masyarakat kota yang melakukan kegiatan komersil di jalan. Kehadiran mereka di jalan dan trotoar telah menjadi fasilitas pemenuh kebutuhan makan dan minum untuk para pengguna jalan. Pedagang kaki lima makanan juga berperan dalam menghidupkan suasana kawasan disekitar jalan. Namun pada kenyataannya, kehadiran pedagang kaki lima makanan justru menganggu fungsi utama jalan dan trotoar. Hal tersebut menyebabkan terhampasnya hak pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, penempatannya tidak semuanya berada di jalan dan trotoar tetapi juga ditempatkan di lokasi khusus, seperti lokasi penampungan pedagang kaki lima makanan. Dimana jika mereka diletakkan di trotoar, maka trotoar tersebut harus memiliki lebar minimal 4 meter atau 5 meter dan peletakkannya diletakkan di sudut- sudut trotoar tidak diseluruh bagian trotoar. Sehingga, keberadaan mereka tidak menganggu fungsi ruang publik.

Streets can be referred to as public space when people can perform various activities on its surrounding, such as walking, riding vehicles, interacting with others and doing commercial activities. Street food hawker is one example of people that perform commercial activities on the street. Street food hawker rsquo s existence on streets and sidewalks has become a facility of the streets as they provide amenities for streets users which are foods and drinks. They also play a role in making the streets and its surrounding more lively. However, in fact, the existence of street food hawkers actually disturb the main functions of streets and sidewalks. This causes the deprivation of other street users 39 rights. Therefore, street food hawkers should not be placed all on the streets or sidewalks, but also placed in specific place, such as food centers or markets. Street food hawkers only allowed to use the sidewalks with approximately 4 metre or 5 metre width and placed at the corner of sidewalks. Thus, their existence does not disturb the function of public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S69465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Wirasakti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqita Oktorini
"Pemberdayaan masyarakat, telah menjadi satu isu sentral dalam diskursus pembangunan, khususnya dalam konteks kajian perkotaan. Teori dan praktik pemberdayan, terus mengalami perkembangan, khususnya model pemberdayaan yang bersifat konstruktif berbasis fenomena akar rumput. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, bentuk dan strategi pemberdayaan masyarakat, jejaring relasi para aktor pemberdayaan, dan praktik operasi spasial PKL Pasar Jiung Kemayoran. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan campuran. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menyimpulkan: 1) Bentuk pemberdayaan PKL Pasar Jiung Kemayoran, menerapkan konsep social empowerment yang ditandai dengan adanya orgahanisasi paguyuban sebagai wadah bersama untuk saling memberdayakan. PKL menerapkan strategi saling menguatkan dan mendukung dengan menggunakan iuran keanggotaan sebagai instrumen pemberdayaan; 2) Jejaring kuasa pada proses pemberdayaan PKL, tidak mencerminkan peran yang linear antara aktor-aktor yang terlibat. Unsur pemerintah lokal yang diwakili oleh Camat dan Lurah Kemayoran, lebih bersikap pasif karena konsep pemberdayaan yang diterapkan, tidak sesuai dengan kebutuhan PKL; dan 3) Operasi praktek spasial PKL Pasar Jiung Kemayoran terbilang unik. PKL menciptakan ruangnya sendiri sebagai respon atas preferensi konsumen dalam bertransaksi.

Community empowerment has become a central issue in development discourse, especially in the context of urban studies. Empowerment theory and practice continue to develop, especially the constructive empowerment model based on grassroots phenomena. This study aims to explain the forms and strategies of community empowerment, the network of relations between the actors of empowerment, and the spatial operations of street vendors at Jiung Kemayoran Market. The study used qualitative methods with a mixed approach. The data used are primary data and secondary data. The results of the study conclude: 1) The form of empowerment of street vendors at Jiung Kemayoran Market, applies the concept of social empowerment which is marked by the existence of community organizations as a common forum to empower each other. Street vendors implement a mutually reinforcing and supportive strategy by using membership fees as an instrument of empowerment; 2) The power network in the process of empowering street vendors does not reflect a linear role between the actors involved. Local government elements, represented by the Camat and Lurah Kemayoran, are more passive because the concept of empowerment applied is not in accordance with the needs of street vendors; and 3) The spatial practice of street vendors at Jiung Kemayoran Market is unique. Street vendors create their own space in response to consumer preferences in transactions. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahnafian Hafidh
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai asas kepentingan umum atas kebijakan penataan pedagang kaki lima di Jalan Jatibaru, Tanah Abang. Selain itu membahas pula mengenai pertentangan antar peraturan perundang-undangan terkait kebijakan penutupan Jalan Jatibaru tersebut dan teori-teori yang mendukung mengenai kepentingan umum. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah telah gagal dalam memenuhi asas kepentingan umum dalam kebijakan penataan pedagang kaki lima di Jalan Jatibaru, Tanah Abang.

ABSTRACT
The focus of this study is to discusses and criticize about the principle of public interest on the policy of structuring street vendors on Jalan Jatibaru, Tanah Abang. Other than that, this study also discusses the contradictions between legislation related to Jalan Jatibaru closing policy and the theories that support and discusses the public interest. The method uses in this study is normative judicial research. The results of this study show that the Government has failed in fulfilling the principle of public interest in the policy of structuring street vendors in Jalan Jatibaru, Tanah Abang."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin
"Pedagang kaki lima di Tanah Abang mengalami relokasi ke Pasar Tanah Abang Blok G. Hal ini menyebabkan pengalaman ruang yang dialami oleh pedagang dalam melakukan usaha dagang menjadi berbeda. Pada penulisan ini, perbedaan itu ditinjau dari sudut pandang ruang dan tempat, interaksi, dan dimensi disertai dengan beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya ruang dan tempat. Studi kasus pada penulisan ini ditujukan pada pedagang Pasar Tanah Abang Blok G yang didukung dengan pengamatan survey pada pedagang kaki lima yang mempunyai ciri yang hampir sama dengan pedagang kaki lima di Tanah Abang sebelum relokasi. Berdasarkan hasil analisis, perbedaan pengalaman ruang menunjukkan bahwa kondisi di jalanan (pedagang kaki lima) lebih positif.

Street Vendors in Tanah Abang was relocated to Tanah Abang Market Block G. This relocation causes differences in spatial experience of the vendors. In this writing, those differences is reviewed from the view of space and place, interaction, and dimension along with some aspects which affect the making of places. The case studied in this writing is intended to the vendors in Tanah Abang Market Block G and supported by surveys on street vendors that have similarities with the vendors before relocation in Tanah Abang. According to the anylisis result, the spatial experience differences show that the condition in the streets (street vendors) give more positive impacts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>