Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyar Paramitha
"Penelitian ini mengkaji perubahan perilaku pengembang dalam menyediakan produk perumahan sebelum dan sesudah kebijakan pelonggaran rasio loan to value (LTV). Perubahan kebijakan Bank Indonesia untuk membebaskan rasio kredit terhadap nilai (LTV) untuk pembelian rumah pertama dengan luasan lebih dari tujuh puluh meter persegi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan properti perumahan. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan masyarakat khususnya pembeli rumah pertama dalam membayar uang muka. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus multiple case holistic design dengan metode analisis kualitatif. Pengumpulan data kualitatif didapat dari wawancara mendalam kepada sembilan pengembang.
Temuan dalam penelitian ini adalah sebagian pengembang akan mengubah segmentasi pasar ke segmen yang lebih rendah (hunian tipe 36 m2) dari yang sebelumnya sudah ditetapkan. Kesimpulan utama dalam penelitian ini adalah dengan adanya kebijakan pelonggaran rasio LTV ternyata tidak dapat banyak membantu pengembang jika kondisi ekonomi makro masih kurang baik.

This research examines changes in housing developer behavior in providing the housing products before and after the loan to value ratio (LTV) easing policy. The changes in Bank Indonesia policy to free the loan to value ratio for the purchase of first homes with an area of more than seventy square meters is one of the government's efforts to encourage the growth of residential property. This issue is due to the difficulty of the society, especially the first home buyer in paying the down payment. The design of this research uses a case study of multiple case holistic design with qualitative analysis methods. Qualitative data collection was obtained from in-depth interviews with nine developers.
The findings in this research are that mostdevelopers will change their market segmentation to lower segments (housing type 36 m2) than previously set. The main conclusion in this researchis that with the LTV ratio easing policy turns out that it cannot help much developers if the macroeconomic conditions are still not good.
"
2019
T53189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wienda Afrianty
"Kebijakan makroprudensial semakin dikenal sejak krisis keuangan global tahun 2008 dimana pada saat krisis global menunjukkan bahwa kebijakan moneter dan kebijakan mikroprudensial tidak cukup mampu untuk menjaga stabilitas keuangan. Kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan yang bersifar “countercyclical” yaitu dapat mengurangi over optimisime pada “boom” dengan mengerem ekspansi yang berlebihan dan mengurangi over pesimisme pada saat “bust” untuk mengurangi kontraksi kredit. Salah satu risiko dalam sistem keuangan adalah peningkatan harga perumahan di pasar properti. Salah satu kebijakan makroprudensial untuk menghadapi risiko di sektor properti adalah kebijakan Loan to Value (LTV). Bank Indonesia telah menerbitkan pelonggaran kebijakan LTV sejak tahun 2015 sampai dengan Desember 2023 bagi bank yang memenuhi persyaratan rasio kredit bermasalah tertentu. Hasil penelitian dengan menggunakan data triwulanan individual bank tahun 2016 sampai dengan tahun 2022 menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan LTV di Indonesia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit properti dengan lag waktu 2 (dua) triwulan setelah kebijakan diimplementasikan. Namun demikian, apabila dilakukan analisa pengaruh kebijakan pelonggaran LTV di setiap pulau, kebijakan hanya berpengaruh signifikan secara positif terhadap pertumbuhan kredit properti di Pulau Jawa.

Macroprudential policy has become more popular since the global financial crisis in 2008. It confirmed that monetary policy and microprudential policy alone were insufficient in maintaining financial stability. Macroprudential policy is a countercyclical policy that aims to reduce over-optimism during economic booms by curbing excessive expansion and mitigating over-pessimism during busts to ease credit contractions. One of the risks in the financial system is the bubble of housing prices in the property market. Therefore, macroprudential policy such as Loan to Value (LTV) aims to mitigate risks in the property sector. Bank Indonesia has issued the relaxation of LTV policy in Indonesia since June 2015 to December 2023. Research findings using individual bank quarterly data indicate that the relaxation of LTV policy in Indonesia has a positive impact on property credit growth with a lag time of two quarters after the policy implementation. However, when analyzing on a regional basis, the relaxation of LTV policy only has a positive and significant impact on credit property growth in Java."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrianti Putri Ardely
"Pandemi covid-19 yang terjadi diawal tahun 2020 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Salah satu langkah yang diambil dengan tujuan pemulihan ekonomi adalah dengan meningkatkan konsumsi pada jalur kredit atau non-kredit seperti bantuan sosial. Tesis ini membahas tentang pengaruh rasio loan to value terhadap KPR dan KPA di Indonesia. KPR dan KPA termasuk ke dalam kredit konsumsi dan rasio loan to value merupakan salah satu dari instrumen kebijakan makroprudensial. Metode yang digunakan pada tesis ini adalah regresi linier berganda (OLS) dengan KPR dan KPA sebagai variabel terikat, variabel dummy dari rasio loan to value sebagai variabel bebas, dan suku bunga kredit konsumsi, produk domestik bruto, inflasi, kredit bermasalah, dan dana pihak ketiga sebagai variabel kontrol. Selain itu, digunakan juga variabel interaksi antara dummy dari rasio loan to value dengan suku bunga kredit konsumsi. Tesis ini mengunakan data sekunder bulanan dan diolah dengan alat analisis Stata 15.1. Sebagai syarat dari metode penelitian regresi linier berganda, sebelum menguji hipotesis yang dibangun, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio loan to value baik itu yang bersifat pengetatan ataupun pelonggaran tidak signifikan terhadap KPR dan KPA. Selanjutnya, PDB yang merupakan variabel kontrol, berpengaruh signifikan terhadap KPR dan KPA.

The COVID-19 pandemic that occurred at the beginning of 2020 has caused economic growth declining in many countries, including Indonesia. One of the steps taken with the aim of economic recovery is by increasing the consumption in credit chanel or non-credit channel, such as the social aid. This thesis discusses loan to value ratio effects to property loans, KPR and KPA in Indonesia. Property loans, KPR and KPA, are included in consumer credits and loan to value ratio is one of the macroprudential policy instruments. The method used in this thesis is ordinary linear regression (OLS) with property credit, KPR and KPA as the dependent variable, the dummy variable of the loan-to-value ratio as the independent variables, and consumer credit interest rates, gross domestic product, inflation, non-performing loan and third-party funds as the control variables. In addition, the interaction variable between dummy variable of loan to value ratio and consumer credit interest rate is also used. This thesis used monthly secondary data and processed by using Stata 15.1 analysis tool. As a requirement of the ordinary linear regression research method, before testing the hypothesis built, the classical assumption test is carried out first. The results showed that loan to value ratio which is tightening or easing is not significant to property loans, KPR and KPA. Furthermore, GDP, which are control variables, have a significant effect to property loans, KPR and KPA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindira Andaru
"Skripsi ini membahas penerapan manajemen risiko dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana penerapan manajemen risiko dalam pemberian KPR menurut peraturan yang berlaku, secara khusus dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/40/DKMP; dan bagaimana penerapan manajemen risiko dalam pemberian KPR pada praktiknya di Bank X berkaitan dengan kebijakan pembatasan Loan to Value (LTV).
Kesimpulan: pertama, penerapan manajemen risiko sebagaimana tercantum dalam SEBI 15/40/DKMP yang mencabut SEBI 14/10/DPNP telah cukup memadai dan tersosialisasi dengan baik. Kedua, ketentuan dalam SEBI 15/40/DKMP telah dijalankan sebagaimana mestinya oleh Bank X dalam pemberian fasilitas KPR, namun batasan LTV di Bank X juga turut didasarkan pada zona lokasi.

This paper discusses the implementation of risk management in the provision of House Ownership Credit (KPR). The main issue in this paper focuses on the implementation of risk management in the provision of House Ownership Credit according to prevailing regulation in Indonesia, specifically regulated in BI Circular Letter No. 15/40/DKMP; also about the implementation in practice at X Bank related to the policy of Loan to Value (LTV).
The first conclusion shows that the implementation on risk management as regulated in BI Circular Letter No. 15/40/DKMP which officially deactivates the Circular Letter No. 14/10/DPNP is adequate and the socialization has been conducted properly by BI. The second conclusion shows that the clause of the BI Circular Letter No. 15/40/DKMP has been duly executed by X bank in the provision of House Ownership Credit facilities. But the LTV limits also based on the location of the zone.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Taufik
"Pasca krisis keuangan global tahun 2008 yang dipicu oleh subprime mortgage di Amerika Serikat, otoritas keuangan di berbagai negara semakin menyadari bahwa pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan tidak cukup hanya melalui pendekatan mikroprudensial yang ditujukan untuk menjaga tingkat kesehatan individual lembaga keuangan, namun diperlukan pengawasan dan pengaturan makroprudensial dalam menjaga stabilitas sistem keuangan (Galati dan Moessner, 2014). Kebijakan makroprudensial ditujukan untuk membatasi risiko sistemik yang terjadi pada kondisi terjadinya financial distress yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara lebih luas (Borio, 2003). Salah satu instrumen kebijakan makroprudensial yang diterapkan oleh otoritas keuangan di berbagai negara termasuk Indonesia adalah pembatasan rasio Loan to Value (LTV). Kebijakan yang bersifat countercyclical ini ditujukan untuk mengendalikan laju pertumbuhan kredit properti. Tesis ini membahas pengaruh pembatasan rasio LTV oleh Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit properti perbankan di Indonesia dengan menggunakan model Igan dan Kang (2011) dan Christ Mc Donald (2015). Perbedaannya adalah model rujukan menggunakan data panel, sementara penelitian ini menggunakan data time series. Dengan menggunakan persamaan regresi berganda (ordinary least squares), hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan kebijakan LTV yang bersifat mengetatkan pada saat pertumbuhan ekonomi sedang tinggi memiliki pengaruh signifikan dalam menahan laju pertumbuhan kredit properti lima bulan setelah kebijakan tersebut diterbitkan. Sedangkan penerapan kebijakan LTV yang bersifat melonggarkan saat pertumbuhan ekonomi sedang melambat tidak berpengaruh signifikan dalam mendorong laju pertumbuhan kredit properti.

After the global financial crisis triggered by the US subprime mortgage crisis in 2008, financial authorities in many countries realize that it is insufficient to only rely on microprudential aspects focusing on soundness of individual financial institutions. Supervising and regulating financial institutions also require macroprudential approach in keeping the stability of the financial system (Galati and Moessner, 2014). Macroprudential policy is intended to limit the risk of episodes of financial distress with significant losses in terms of the real output for the economy as a whole (Borio, 2003). One of macroprudential policy instruments implemented by many financial authorities including Bank Indonesia is limitation on Loan to Value ratio. This countercyclical policy is intended to control the mortgage loan growth. This thesis examines the impact of Loan to Value ratio (LTV) policy to mortgage loan growth in Indonesian banking industry by using Igan & Kang (2011) and Christ Mc Donald (2015) models. The difference is referenced models using panel data, meanwhile this study used time series data. By using multiple regression model (ordinary least squares), the study concludes that implementation of tight LTV policy during economic boom period has a significant impact on restraining mortgage loans growth five months after implementation of the policy. In contrary, loosening LTV policy during economic downturn is less significant in boosting the growth of mortgage loan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Taufik
"Pasca krisis keuangan global tahun 2008 yang dipicu oleh krisis sub-prime mortgage di Amerika Serikat, otoritas keuangan di berbagai negara semakin menyadari bahwa pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan tidak cukup hanya melalui pendekatan mikroprudensial yang ditujukan untuk menjaga tingkat kesehatan individu lembaga keuangan, namun diperlukan pengawasan dan pengaturan makroprudensial dalam menjaga stabilitas sistem keuangan Galati dan Moessner, 2014 . Kebijakan makroprudensial ditujukan untuk membatasi risiko sistemik yang terjadi pada kondisi terjadinya financial distress yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara lebih luas Borio, 2003 . Salah satu instrumen kebijakan makroprudensial yang diterapkan oleh otoritas keuangan di berbagai negara termasuk Indonesia adalah pembatasan rasio Loan to Value LTV . Kebijakan yang bersifat countercyclical ini ditujukan untuk mengendalikan laju pertumbuhan kredit properti. Tesis ini membahas pengaruh pembatasan rasio LTV oleh Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit properti perbankan di Indonesia dengan menggunakan model Igan dan Kang 2011 dan Christ Mc Donald 2015 . Perbedaannya, model rujukan menggunakan data panel, sementara penelitian ini menggunakan data time series. Dengan menggunakan persamaan regresi berganda ordinary least squares , penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan kebijakan LTV yang bersifat mengetatkan pada saat pertumbuhan ekonomi sedang tinggi memiliki pengaruh signifikan dalam menahan laju pertumbuhan kredit properti lima bulan setelah kebijakan tersebut diterbitkan. Sedangkan penerapan kebijakan LTV yang bersifat melonggarkan saat pertumbuhan ekonomi sedang melambat tidak berpengaruh signifikan dalam mendorong laju pertumbuhan kredt properti.

After the global financial crisis triggered by the US subprime mortgage crisis in 2008, financial authorities in many countries realize that it is insufficient to only rely on microprudential aspects focusing on soundness of individual financial institutions. Supervising and regulating financial institutions also require macroprudential approach in keeping the stability of the financial system Galati and Moessner, 2014 . Macroprudential policy is intended to limit the risk of episodes of financial distress with significant losses in terms of the real output for the economy as a whole Borio, 2003. One of macroprudential policy instruments implemented by many financial authorities including Bank Indonesia is limitation on Loan to Value ratio. This countercyclical policy is intended to control the mortgage loan growth. This thesis examines the impact of Loan to Value ratio LTV policy to mortgage loan growth in Indonesian banking industry by using Igan Kang 2011 and Christ Mc Donald 2015 models. The difference is referenced models using panel data, meanwhile this study used time series data. By using multiple regression model ordinary least squares , the study concludes that implementation of tight LTV policy during economic boom period has a significant impact on restraining mortgage loans growth five months after implementation of the policy. In contrary, loosening LTV policy during economic downturn is less significant in boosting the growth of mortgage loan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ezra Benjamin Christian
"

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu rasional pengembang dalam membangun perumahan tapak model Gated Community di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian - penelitian sebelumnya mengenai perumahan Gated Community atau komunitas tergerbang lebih menekankan permasalahannya pada aspek sosial ekonomi masyarakat perkotaan dan aspek spasial pembangunan perkotaan. Belum ada penelitian yang secara spesifik melihat aspek ekonomi sisi penyedianya sebagai suatu mekanisme yang mendorong tren penggerbangan pada proyek perumahan. Strategi penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal yang terpancang (embedded). Metode penelitian yang dilakukan bersifat campuran dengan unit analisis ganda. Metode kualitatif menggunakan teknik wawancara dengan pertanyaan terbuka yang disusun terstruktur dan rasional terhadap 7 narasumber pihak pengembang yang terlibat membangun perumahan model tergerbang di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Metode kuantitatif menggunakan instrumen perhitungan nilai indikatif lahan berdasarkan metode penilaian properti pada area objek studi kasus yang diteliti. Simulasi penilaian dilakukan dengan membandingkan 1 unit rumah dalam lingkungan perumahan model tergerbang sebagai unit analisis dengan unit pembanding rumah diluar gerbang yang terpilih. Temuan awal penelitian ini menyatakan pengembang mampu meningkatkan nilai lahan fungsi hunian dengan menerapkan konsep perumahan tergerbang setidaknya 1,56 kali lipat hingga 3,2 kali lipat lebih besar dari nilai lahan sebelumnya. Besaran nilai lahan tersebut diambil sebagai keuntungan pengembang yang sesuai dengan konsep penangkapan nilai dalam teori Value Capture. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan harga perumahan buatan pengembang dinilai konsumen hunian terlalu mahal di kawasan Jakarta Metropolitan. Mekanisme yang dapat memperlihatkan peningkatan nilai lahan hunian lebih terukur dapat membantu pengelolaan nilai lahan di perkotaan yang lebih jelas dan lebih terkendali. Informasi dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan dan aktor penyedia perumahan dalam mempertimbangkan pengunaan lahan dengan model tergerbang untuk mengelola lahan kota.  

 


This research aims to explore developers’ rationale in developing Gated Community landed housing in Jakarta and surrounding areas. Previous studies on gated community housing emphasized issues on urban social economic aspect and urban spatial aspect. There are no research that specificially look at the economic aspect on the suppliers side as a mechanism that driven the gating trend on landed housing projects. This research strategy used an embedded single study case. We conducted a mix methods research with multiple unit of analysis. The qualitative method operated with interview to 7 developers whose build GC housing with open questions that compiled. The quantitative method operated with a property valuation instrument which able to seek land indicative value on the study case object area with purposive sampling. We conducted a simulation that compare one house inside gated housing as unit of analysis with one house outside the gate as comparison unit selected. This early result argued that developers managed on gating development to increase the residential land value up to 1,56 or 3,2 times more than its existing value. The land value taken as the developers advantage in accordance with the Value Capture theory. Previous studies on housing markets indicated that consument protest on housing prices made by developers are tend to be overpriced in Jakarta Metropolitan area. We hope this initial research helps to control the residential urban land value by shed some light on mechanism that shown more measureable land value uplifted by gating trend on low rise projects. The information is substantially useful to help policy makers and housing suppliers to put on land use gated development model as a consideration on managed urban land properly.

 

 

"
2019
T53122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Zulfikar
"Permintaan KPR menunjukkan perlambatan. Begitu juga, penjualan properti reidensial menunjukkan perlambatan. Seperti diketahui, mayoritas konsumen membeli properti residensial dibiayai oleh KPR. Melalui kebijakan LTV, Bank Indonesia ingin menstimulasi permintaan KPR dan juga penjualan properti residensial demi mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Pertanyaan apakah perubahan rasio LTV dapat mempengaruhi permintaan KPR dan apakah ada faktor lain yang mempengaruhi permintaan KPR. Penelitian ini melihat pertanyaan tersebut dengan mempertimbangkan bagaimana dampaknya di provinsi berpendapatan menengah-bawah dan menengah-atas.

Demand for mortgage finance showed a slowdown. And also, property residential sales showed a slowdown. As is well known, the most consumers buy property residential is fiananced by mortgage finance. Through LTV policy, Bank of Indonesia want to stimulate demand for mortgage finance and also property residential sales in order to could boost economic growth sustainably. A question whether changes in LTV ratio could boost economic growth sustainably and whether there are the other factors which are affecting demand for mortgage finance. This article sees the question by considering what the impacts are in both lower-middle income and higher-middle income provinces. By regressing statistical model Fixed Effect Model (FEM) and Random Effect Model (REM), the result shows that LTV policy is affecting positively towards demand for mortgage finance, particularly lower-middle income provinces. When LTV ratio increased, demand for mortgage finance in lower-middle income provinces is higher than demand for mortgage finance in higher-middle income provinces. Moreover, mortgage finance reflects normal good for higher-middle income provinces while reflects inferior good for lower-middle income provinces. On the other hand, higher mortgage interest lowers demand for mortgage finance, particularly in lower-middle income provinces."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Hermawan
"Kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan yang dijalankan oleh Bank Indonesia untuk menanggulangi risiko sistemik pada sistem keuangan melalui instumennya antara lain Loan/Financing to value. Instrumen makroprudensial dimaksud sangat penting, khususnya untuk mencegah perilaku spekulasi pada sektor properti yang dapat menimbulkan krisis perekonomian. Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan koordinasi dan kerjasama antara otoritas makroprudensial (Bank Indonesia) dan otoritas mikroprudensial (Otoritas Jasa Keuangan). Tujuan dari penelitian ini untuk pendalaman pengawasan makroprudensial, khususnya instrumen pengaturan Loan/Financing to Value di sektor properti dan kaitannya dengan pengawasan mikroprudensial perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta dampaknya pada bank yang menyalurkan properti. Data dihimpun berdasarkan studi literatur dan peraturan terkait serta wawancara mendalam. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif interpretatif.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaturan dan pengawasan makropudensial yang merupakan kewenangan Bank Indonesia memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat dengan pengaturan dan pengawasan mikroprudensial sesuai dengan amanat Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan serta karena memiliki area pengawasan yang sama yaitu perbankan. Selain itu, pengaturan susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan independensi Bank Indonesia, termasuk kewenangan pengaturan dan pengawasan makroprudensial haruslah dipandang bahwa pengaturan tersebut diatur sendiri dalam Undang-Undang Bank Indonesia. Ketentuan pembatasan pemberian kredit properti melalui instrumen ketentuan Loan/Financing to Value efektif untuk meredam meningkatnya penyaluran kredit/pembiayaan properti oleh bank, meskipun terdapat hal-hal yang perlu diwaspadai. Penelitian ini memberikan saran agar Forum Stabilitas Sistem Keuangan mampu memperkuat dan menjembatani Forum Koordinasi antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dan mengamandemen Undang-Undang Bank Indonesia untuk memasukan pengaturan dan pengawasan makroporudensial pada Undang-Undang Bank Indonesia.

Macroprudential policy is a policy that is implemented by Bank Indonesia to address systemic risk in the financial system through it instruments, for example Loan/Financing to Value instrument. Macroprudential, Loan/Financing to Value, is very important, especially to prevent speculation in the property sector?s behavior that can lead to economic crisis. Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan have mandating coordination and cooperation between macroprudential authority (Bank Indonesia) and microprudential Authority (Otoritas Jasa Keuangan). The result of this research is to deepening macroprudential supervision, in particularly regulation of Loan / Financing to Value in the property sector which is relating to banking microprudential supervision by Otoritas Jasa Keuangan and its impact to banks that are distributing housing/property loan/financing. The data were collected by means of by deep interview as well as by studying the literature and related regulations. The research is a descriptive qualitative interpretative.
The result of this research concludes that the macropudential regulation and supervision, under the authority of Bank Indonesia, has a relationship and aligned with the regulation and supervision in accordance with the mandate of microprudential (Otoritas Jasa Keuangan) as well as having the same area, namely banking supervision. In addition, the setting of the structure, status, authority, responsibility and independency of Bank Indonesia, including macroprudential regulation and supervision authority must be seen that are arranged in the Bank Indonesia law. The restriction of property lending facility through the regulation of instruments Loan / Financing to Value is effective to reduce the rise banking property loan/financing, although there are some issues that need to be aware. The research provides suggestions that Financial Stability Forum is able to strengthening and bridging effective coordination forum between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan. In addition, to amend the Bank Indonesia law to include the macroprudential regulation and supervision.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T42769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiky Indah Sari
"

Ketidakstabilan ekonomi global menjadi tantangan perekonomian domestik terutama bagi emerging countries. Federal Fund Rate yang tinggi dalam waktu yang lama atau higher for longer berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi. Bank Indonesia berperan dalam menentukan BI rate untuk mencapai tujuan ekonomi. Indonesia sebagai open economy perlu mempertimbangkan aspek eksternal dalam penetapan kebijakan moneter. Kerangka kerja Augmented Taylor Rule dapat memfasilitas kebutuhan tersebut untuk mengetahi mengenai penentuan BI rate. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku Bank Indonesia dalam merespons kebijakan The Fed dan fenomena higher for longer. Periode penelitian dilakukan mulai tahun 2000Q2 – 2023Q4 dengan menggunakan data sekunder. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan Bank Indonesia merespons untuk meningkatkan BI rate ketika inflation gap meningkat, output gap meningkat, dan rupiah terdepresiasi. Kondisi tersebut sesuai dengan kerangka kerja Taylor Rule. Namun dalam periode higher for longer terdapat perubahan yang mana penentuan BI rate hanya bergantung pada output gap dan nilai tukar riil.Variabel inflation gap tidak berpengaruh signifikan dalam penentuan BI rate. Pada periode higher for longer, tujuan ekonomi yang diutamakan adalah pemulihan ekonomi secara menyeluruh. 


Global economic instability is a challenge for the domestic economy, especially for emerging countries. A higher Federal Funds Rate for longer affects economic stability. Bank Indonesia plays a role in determining the BI rate to achieve economic goals. Indonesia as an open economy needs to consider external aspects in determining monetary policy. The Augmented Taylor Rule framework can facilitate this need to know about the determination of the BI rate. This study aims to identify the behavior of Bank Indonesia in response to the Fed's policy and the phenomenon of higher for longer. The research period was conducted from 2000Q2 - 2023Q4 using secondary data. The results of the analysis show that overall Bank Indonesia responds to an increase in the BI rate when the inflation gap increases, the output gap increases, and the rupiah depreciates. These conditions are following the Taylor Rule framework. However, in the higher for longer period there is a change in which the determination of the BI rate depends only on the output gap and the real exchange rate. The inflation gap variable has no significant effect on the determination of the BI rate. In the higher for longer period, the prioritized economic goal is a comprehensive economic recovery."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>