Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Nugroho
"Pada penelitian ini, sampel pasir besi dengan kandungan ilmenite sebesar 2.8% akan di-roasting dengan sodium karbonat technical grade pada temperatur 500oC, 600oC dan 700oC pada waktu tahan 30, 60 dan 90 menit. Sampel dihaluskan menggunakan ball mill dan disaring pada 200 mesh. Sebelum roasting dimulai, pasir besi ilmenite diaduk hingga merata dengan sodium karbonat menggunakan perbandingan antara pasir besi ilmenite dengan sodium karbonat 1:0.4. setelah waktu tahan terlewati, sampel diquench dengan air demineralisasi lalu dikeringkan. Hasil XRD menunjukkan pada beberapa parameter, hematit berubah menjadi magnetite dan ada yang intensitas ilmenite meningkat. Namun hasil ICP OES belum ada peningkatan kadar titanium. Dilanjutkan dengan separasi magnet menggunakan arus 2A, karena pada arus tersebut kadar ilmenit pada tailing paling tinggi dibanding variasi lain. Hasil akhir ditemukan dari seluruh parameter, temperatur 700oC dengan waktu tahan roasting 30 menit adalah parameter terbaik dengan banyaknya fasa magnetit dan ilmenit terlihat dari data XRD dan kadar titanium tertinggi pada tailing dari dara ICP-OES.

In this research, ilmenite iron sand sample containing 2.8% of ilmenite will be roasted with sodium carbonate technical grade in temperature of  500oC, 600oC and 700oC with holding time from 30, 60 and 90 minutes. We acquired the sample in the form of pellet, so we crushed it with ball mill and sieve the sample with 200 mesh size. Before roasting process begin, we mix the sample with sodium carbonate with ratio of 1:0.4. after roasting process over, we quench the sample with demineralization water and then dry it with oven. XRD results on some of the parameters shows some of the hematite turn into magnetite, we can see from the intensity of those phases and gaining of ilmenite peak. We continue the process to magnetic separation, using 2A parameter. After the separation we characaterize the sample with ICP OES., the results are titanium concentration are not increasing. From all parameters we used, we conclude that roasting temperatur of 700oC and holding time of 30 minute are the best parameter from this research. Magnetite and ilmenite peak are shown in that parameter, and titanium concentration are the highest from other variations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sodium sulfat Na2SO4 pada proses reduksi pasir besi titan. Sampel yang digunakan merupakan pasir besi yang berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Barat, serta menggunakan batu bara sebagai reduktor dan aditif sodium sulfat Na2SO4 yang menjadi parameter pada penelitian ini. Dari hasil pengujian XRD dan data analisa perhitungan semi-kuantitatif diperoleh peningkatan kadar senyawa titano-magnetit Fe2TiO4-Fe3O4 yang lebih tinggi setelah proses reduksi menggunakan aditif sodium sulfat Na2SO4. Dari data hasil perhitungan semi-kuantitatif untuk variasi penambahan sodium sulfat Na2SO4 sebesar 5, 15, dan 25 didapatkan bahwa pembahan sodium sulfat Na2SO4 memiliki nilai optimum pada penambahan 15 dengan jumlah senyawa titano-magnetit Fe2TiO4-Fe3O4 yang terbentuk sebesar 46,9.

This study aims to determine the effect of sodium sulfate Na2SO4 addition on the reduction proses of tiania iron sand. The sample that used in this research are the iron sand that taken from Sukabumi, West Java, coal as reductor, and sodium sulfate Na2SO4 as additive and primary parameter. From the result of XRD characterization and semi quantitative analysis the content of titano magnetite Fe2TiO4 Fe3O4 in the iron sand increase with addition of sodium sulfate Na2SO4. Meanwhile, from semi quantitative analysis result with the variation of sodium sulfate Na2SO4 in 5, 15, and 25 have an optimum point on the addition of 15 sodium sulfate Na2SO4 with 46,9 of titano magnetite Fe2TiO4 Fe3O4 content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantyo Utomo
"Pasir besi di Indonesia merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai keberadaan cukup luas, namun belum dimanfaatkan dengan baik. Pada pasir besi terdapat kandungan senyawa yang berharga. Salah satunya adalah Titanium Ti yang berikatan dengan kandungan pasir besi. Titanium sangat dibutuhkan di Indonesia karena sifatnya yang baik sebagai paduan dan keungulan performanya. Eksperimen ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan additive berupa Na2SO4 dan juga jumlah batubara sebagai reductor. Pemanggangan Roasting dilakukan pada temperature 600°C untuk membuat fasa homogen, lalu dilanjutkan penambahan sodium sulfat Na2SO4 20 wt. pada sample B dan juga batubara pada proses peletisasi dengan penambahan 2 ,4 dan 6 pada sample A1-A3 dan B1-B3 berturut - turut, kemudian dilakukan proses reduksi langsung pada temperature 700°C dengan durasi selama 65 menit. Hasil reduksi dicelupkan kedalam ember berisi air dan di gerus sehingga memudahkan dalam proses pemisahan menggunakan magnet. Pada proses reduksi, hasil terbaik ditunjukan pada sample B3 dengan penambahan 1.68 gram 6 wt. batubara dan 20 wt. Na2SO4 dengan kandungan 8.95 Ti dan 43.184 Fe. Proses pemisahan dengan magnet dapat menjelaskan bahwa kandungan Ti berada pada sampel tail dan Fe pada sampel concentrate.

Iron Sand in Indonesia is one of the natural resources that have a wide availability, but has not been used well. In iron sand there is presents valuable compound content. One of them is Titanium Ti , which binds with iron sand content. Titanium is needed in Indonesia because it is good as alloying element and superior performance. This experiment will conduct with the aim of knowing the effect of addition Na2SO4 and also the amount of coal as reducing agent. Roasting will be implemented at a temperature of 600°C to create a homogeneous phase, and then it will be continued addition of sodium sulfate Na2SO4 20 wt. and also coal with addition 2 , 4 and 6 for sample A1 A3 and B1 B3 respectively in pelletization process then direct reduction process at temperature 700°C with duration for 65 minutes. The reduction products will quench in the water bucket and continue with crushing so it can separate easily in magnetic separation. The best result in reduction process performed by sample B3 with addition 1.86 gram 6 and 20 wt. Na2SO4 with content 8.95 of Ti and 43.184 of Fe. The magnetic separation explained if the tailing sample has rich of Ti content and Fe in concentrate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Satria Wibowo
"Indonesia merupakan negara produksi bauksit kelima terbesar di dunia, dimana berdasarkan data hasil riset United States Geological Survey (USGS) mencatat bahwa Indonesia memproduksi bauksit sebanyak 21 juta ton kering di tahun 2022. Bauksit dapat diolah dengan menggunakan metode Bayer untuk menghasilkan alumina (Al2O3), dimana 1 ton bauksit akan menghasilkan 0,3 ton alumina. Namun, metode Bayer tersebut akan menghasilkan red mud sebagai tailing dalam upaya memproduksi alumina dari bauksit. Red mud mempunyai potensi daur ulang yang tinggi sebagai bentuk pemanfaatan limbah padat dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan. Red mud dapat menjadi secondary resource dalam menghasilkan logam besi (Fe). Penelitian ini menjelaskan tentang proses pemulihan besi dari red mud dengan menggunakan metode reduction roasting – magnetic separation, dimana disertai dengan penambahan sodium sulfat (Na2SO4) sebagai zat aditif dan katalis. Variasi yang digunakan selama penelitian ini adalah temperatur roasting (900oC, 1000oC, dan 1100oC) dan kadar sodium sulfat (0 gram, 4 gram, dan 8 gram) untuk memperoleh kondisi yang efisien dalam menghasilkan tingkat pemulihan besi tertinggi. Proses karakterisasi yang digunakan selama penelitian ini adalah XRD dan XRF. Tingkat pemulihan besi terbesar yang diperoleh adalah 95,83% pada kadar sodium sulfat sebanyak 8 gram dan temperatur roasting sebesar 1100oC.

Indonesia is the world's fifth-largest producer of bauxite. According to research data from the United States Geological Survey (USGS), Indonesia produced 21 million dry tons of bauxite in 2022. Bauxite can be processed using the Bayer method to produce alumina (Al2O3), where 1 ton of bauxite yields 0.3 tons of alumina. However, the Bayer method generates red mud as a tailing in the effort to produce alumina from bauxite. Red mud has a high recycling potential as a form of solid waste utilization to reduce environmental pollution. It can become a secondary resource for producing iron (Fe). This study explains the process of iron recovery from red mud using the reduction roasting – magnetic separation method, with the addition of sodium sulfate (Na2SO4) as an additive and catalyst. The variations used in this study are roasting temperatures (900°C, 1000°C, and 1100°C) and sodium sulfate concentrations (0 grams, 4 grams, and 8 grams) to achieve efficient conditions for the highest iron recovery rate. The characterization processes used in this study are XRD and XRF. The highest iron recovery rate obtained was 95.83% with 8 grams of sodium sulfate and roasting temperature of 1100°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Rosalind Ismantara
"Penggunaan kadaver sebagai media pembelajaran dalam pendidikan kedokteran telah berlangsung lama. Salah satu zat kimia yang banyak digunakan dalam pengawetan kadaver adalah formalin karena mampu memfiksasi jaringan dengan baik. Namun, penggunaan formalin juga memiliki dampak negatif karena kadaver yang diawetkan dengan formalin tidak mudah mengalami dekomposisi sehingga dapat mencemari tanah ketika kadaver dikebumikan. Sebagai upaya pencegahan, perlu dilakukan proses netralisasi formalin pada kadaver sebelum penguburan. Natrium karbonat dapat menetralkan formalin dalam bentuk asam format. Namun, belum pernah ada penelitian yang membuktikan apakah natrium karbonat mampu menetralkan formalin dalam jaringan. Maka dari itu, untuk mengetahui apakah natrium karbonat mampu menetralkan formalin jaringan, dilakukan studi eksperimental menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 18 ekor yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu tanpa pengawetan (kelompok kontrol, n=6), dengan pengawetan formalin tanpa netralisasi (kelompok formalin, n=6), dan dengan pengawetan formalin serta netralisasi dengan 30% natrium karbonat (kelompok natrium karbonat, n=6). Mencit dikuburkan dan diamati setiap minggu selama enam minggu. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pada persentase penurunan massa, bahwa persentase penurunan massa kelompok formalin lebih tinggi dari kelompok natrium karbonat. Kemudian, kecepatan tahapan dekomposisi mencit kelompok formalin lebih tinggi dari kelompok natrium karbonat. Disimpulkan bahwa 30% natrium karbonat belum mampu menetralkan jaringan tungkai mencit yang sudah diawetkan dengan formalin.

Cadaver have been used as learning media in medical education for a long time. One of the chemicals that is used in preserving cadaver is formalin because it can fix tissue well. However, this also has negative impact because the cadaver that is preserved with formalin is not easy to decompose so it can pollute the soil when the cadaver is buried. As preventive measure, it is necessary to carry out a formalin neutralization
process on cadaver before burial. Sodium carbonate can neutralize formaldehyde in the form of formic acid. However, there has never been a study that proves whether sodium carbonate is able to neutralize formalin in tissues. Therefore, to find out whether sodium carbonate is able to neutralize tissue formalin, an experimental study was conducted using
18 mice (Mus musculus) which were divided into three groups, namely without
preservation (control group, n=6), with formalin preservation without neutralization (formalin group, n=6), and with formalin preservation and neutralization with sodium carbonate (sodium carbonate group, n=6). The mice were buried and observed every week for six weeks. The results showed a significant difference in the percentage reduction in mass, that the percentage reduction in mass in the formalin group was higher than in the
sodium carbonate group. Then, the rate of decomposition of the formalin group of mice was higher than that of the sodium carbonate group. It was concluded that 30% sodium carbonate had not been able to neutralize the muscle tissue of mice that had been preserved with formalin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wulan Karindra
"Detergent with composition originated from renewable material are being widely developed to replace detergent that contains LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate), which is originated from oil and hard to decompose. This undergaduate thesis proposed a detergent based on natural ingredients TiO2 and Palm PAS (Palm Oil- Based Primary Alkyl Sulfate). Palm PAS are able to remove dirt, TiO2 are able to degrade dirt and leftover surfactant. After finding the stable and optimum composition of TiO2 and Palm PAS in deionized water, sodium carbonate was added because in the previous research the formulated detergent has only been tested in deionized water. It is hypothesized that water hardness will decrease the performance of detergent. Hard water used in this research was CaCl2 because it was found widely in the water used for washing. The initial characterization of the solution was done using PSA while most of the absorbance determination was done using Uv-vis spectrometer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yozha Caesario
"Penambahan fluks merupakan salah satu cara yang umum digunakan pada pengecoran aluminium untuk menghilangkan dan memisahkan inklusi dari aluminium cair. Pemisahan inklusi dari aluminium cair penting untuk dilakukan karena inklusi dapat menyebabkan penurunan dalam sifat mekanis yang dimiliki oleh aluminium. Pada penelitian ini, dilakukan studi mengenai pengaruh penambahan cleaning flux berbasis NaCl-KCl-NaF terhadap karakteristik dari paduan aluminium. Temperatur pengecoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 740oC dengan variasi komposisi NaF pada fluks 5 wt%, 10 wt%, 15 wt%, dan 20 wt% serta variasi dari massa fluks terhadap massa pengecoran pada pengecoran aluminium 0 wt%; 0,25 wt%; 0,5 wt%; 0,75 wt%; 1,0 wt%; 1,25 wt%; 1,5 wt%. Hasil dari penelitian dan studi literatur menunjukkan bahwa peningkatan komposisi NaF dalam fluks berbasis NaCl-KCl-NaF akan meningkatkan kelarutan alumina. Penambahan fluks optimum adalah pada penambahan 0,75 wt% yang efektif dalam mengurangi jumlah inklusi dimana jumlah inklusi dari sekitar 17% menjadi sekitar 2%. Selain itu juga efektif dalam meningkatkan kekuatan uji tarik yaitu dari sekitar 62 MPa menjadi sekitar 181 MPa.

ABSTRACT
Adding fluxes is one of the common methods used in aluminum casting process to remove and separate inclusions from aluminum melts. Separating inclusions from aluminum melts is important because inclusions can cause a decrease of aluminum mechanical properties. This research studies the effect of cleaning flux NaCl-KCl-NaF based addition on aluminum alloy characteristics. The melting temperature used in this research is 740oC with NaF composition variation on fluxes are 5 wt%, 10 wt%, 15 wt%, and 20 wt% and the mass fraction variations of fluxes on melting wieght are 0 wt%; 0,25 wt%; 0,5 wt%; 0,75 wt%; 1,0 wt%; 1,25 wt%; 1,5 wt%. The results of this research and literature review shows that the increase of NaF composition on NaCl- KCl-NaF based fluxes can increase the solubility of alumina. The optimum condition of flux addition is at 0,75 wt% which is effective in reducing the inclusion percentage from about 17% to about 2%. It is also effective in elevating the tensile strength from around 62 MPa to around 181 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Abdurrahman
"ABSTRAK
Pendinginan cepat merupakan salah satu bagian penting dalam proses perlakuan panas yang memiliki peranan dalam merekayasa mikrostruktur material. Mikrostruktur dan sifat mekanik yang diperoleh setelah dilakukan proses pendinginan cepat bergantung pada tingkat pendinginan dan komposisi baja. Fluida terdispersi partikel merupakan media pendingin yang diproduksi dengan mendispersikan partikel-partikel logam atau non-logam ke dalam fluida dasar dengan tujuan untuk meningkatkan konduktivitas termal dari media pendingin tersebut. Dalam penelitian ini, partikel karbon disiapkan dengan melakukan proses penggilingan, dimana reduksi ukuran partikel karbon dilakukan dengan menggunakan planetary ball-mill selama 15 jam pada 500 rpm serta penambahan aditif PVA sebanyak 5 ml. Sodium Dodecyl Benzene Sulfonate digunakan sebagai surfaktan yang bertujuan untuk mengurangi aglomerasi partikel tersuspensi sehingga dapat meningkatkan konduktivitas termal secara optimal. Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan variasi dari konsentrasi partikel karbon 0.1%, 0.3%, dan 0.5% serta konsentrasi surfaktan 0%, 10%, dan 20%. Karakterisasi dilakukan terhadap partikel karbon serta fluida. Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) digunakan untuk mengamati komposisi partikel, morfologi partikel, dan perubahan permukaan. Particle Size Analyzer (PSA), Pengujian Konduktivitas Termal, dan Zeta Potensial digunakan untuk mengamati ukuran partikel, konduktivitas termal fluida, dan stabilitas dari fluida.

ABSTRACT
Quenching is one of important stage in heat treatment proccess which has influence to change the microstructure of material. Microstructure and mechanical properties obtained from quenching process depend on cooling rate and steel composition. Particle dispersed fluids is cooling medium which produced by dispersing metal or non-metal particles into base fluid to increase the thermal conductivity of cooling medium.In this research, carbon particles were prepared by milling process where the reduction of particle size was done using planetary ball-mill for 15 hours at 500 rpm and addtion of 5 ml PVA. Sodium Dodecyl Benzene Sulfonate is utilized as surfactant in order to reduce agglomeration at suspended particles thus increase thermal conductivity. The sample in this research is using variation of 0.1%, 0.3%, and 0.5% carbon particle concentration and 0%, 10%, and 20% surfactant concentration. Characterization is carried out on carbon particle and fluids. Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) were used to observe the composition, morphology, and surface of particle. Particle Size Analyzer (PSA), Thermal Conductivity Testing, and Zeta Potential Testing were used to observe particle size, thermal conductivity of fluid, and stability of fluid."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jason Anfernee Kaloh
"Mengikuti studi literatur, ekstraksi mangan dan litium dari larutan asam dapat dicapai dengan menggunakan natrium karbonat, menghasilkan presipitat karbonat mangan dan litium. Setelah reaksi, padatan disaring menggunakan filter pelat dari larutan asam. Subsistem filter reaktor kedua kemudian dipasang sebagai sejumlah besar litium yang tidak bereaksi dan litium karbonat terlarut yang tersisa. Dengan cara ini, produk padat mangan dan litium karbonat diperoleh pada 99,5% berat. Aliran daur ulang awalnya direncanakan. Namun, setelah pertimbangan dan penyelidikan lebih dalam dalam neraca massa dan spesifikasi peralatan, hal itu dipertimbangkan. Dengan demikian, aliran daur ulang dapat dianggap dilewati. Area pabrik ini mahal, memiliki total biaya tetap berdasarkan lokasi US$164.864.820 di Jakarta, Indonesia. Artinya, rencana proses ini masih memerlukan optimasi dan pertimbangan ulang. Pabrik ini juga mengeluarkan emisi karbon sebesar 80.910,20 kg CO2 per tahun. Dengan optimasi peralatan lebih lanjut, hal ini dapat dikurangi. Analisis bahaya awal menunjukkan bahwa bahaya yang ditimbulkan dalam proses ini agak minimal dan terkait dengan aliran dan bahan peralatan. Tumpahan, korosi, dan erosi adalah bahaya utama yang dapat dicegah dan dikurangi dengan perawatan dan pemeriksaan rutin.

Following a literature study, the extraction of manganese and lithium from an acidic solution can be achieved using sodium carbonate, producing carbonate precipitates of manganese and lithium. Following reaction, solids are filtered out using a plate filter from the acidic solution. A second reactor-filter subsystem is then set in place as a sizeable amount of unreacted lithium and dissolved lithium carbonate remain. In this way, a solid product of manganese and lithium carbonates are obtained at 99.5% by weight. A recycle stream was initially planned. However, after deeper consideration and investigation in mass balances and equipment specifications, it was considered. Thus, the recycle stream can be considered by-passed. This plant area is costly, having a locationfactored total fixed cost US$164,864,820 in Jakarta, Indonesia. This means that this process plan still requires optimisation and reconsiderations. This plant also gives off a carbon emission of 80,910.20 kg CO2 annually. With further equipment optimisation, this can be reduced. Preliminary hazard analysis shows that the hazards posed in this process are rather minimal and are related with flowrates and equipment materials. Spillage, corrosion, and erosion are the major hazards which can be prevented and mitigated by routine maintenance and check-up."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>