Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Hilmawan
"Bentonit telah diteliti untuk penggunaannya sebagai alternatif penyumbatan dan warisan dari sumur minyak dan gas karena memiliki kemampuan mengembang dan memperbaiki dirinya sendiri dibandingkan dengan semen. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji bentonit sebagai pengganti semen untuk menyumbat sumur minyak dan gas, tetapi lebih banyak lagi yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan penggunaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pelapisan pada busi bentonit terkompresi. Sebanyak tujuh jenis pelapis digunakan dalam penelitian ini. Satu jenis pelapis (pasta kertas dinding) direndam selama 51 hari dengan ketebalan lapisan yang berbeda yaitu satu dan dua lapisan yang terendam dalam salinitas berbeda (10.000 dan 20.000 ppm). Dengan melapisi sumbat bentonit, lapisan baru di permukaan diharapkan dapat memberikan ketahanan terhadap getaran transportasi. Uji hidrasi dilakukan untuk mengetahui bahwa plester bentonit tersebut mengalami periode hidrasi yang lebih lama.

Bentonite has been researched for its use as an alternative to clogging and inheritance from oil and gas wells because they have the ability to inflate and repair itself compared to cement. Several studies have been conducted to examine bentonite as a substitute cement for clogging oil and gas wells, but much more which must be observed to get more convincing results in its use.
This study aims to evaluate the effect of coating on compressed bentonite plugs. A total of seven types of coating used in this study. One type of coating (wall-paper paste) soaked for 51 days with different coating thickness, namely one and two layers immersed in different salinity (10,000 and 20,000 ppm). By coating the bentonite stoppers, a new layer on the surface is expected to provide resistance to transport vibrations. Hydration test was done to find out that the bentonite plaster would be experience a longer hydration period.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Ariani
"Kebutuhan akan dilakukannya operasi penutupan sumur minyak dan gas termasuk sangat penting ketika sumur- sumur tersebut dianggap tidak lagi produktif dan layak ekonomi. Pada saat ini, semen adalah material penutup yang masih sangat umum digunakan dalam perihal operasi penutupan sumur. Namun, proses tersebut menjadi sangat terbatas mengingat akan harga semen yang terbilang mahal serta sifatnya yang berkecerendungan untuk menyusut dalam bentuk dan memiliki resiko untuk meretak dalam beberapa kondisi tertentu.
Proyek penelitian ini bertujuan akhir untuk menghasilkan teknik penutupan sumur yang lebih layak ekonomi dan lebih efektif dengan melakukan evaluasi bentonit sebagai bahan alternatifnya. Bentonit memiliki kemampuan tinggi dalam hal penyegelan mengingat kemampuannya yang dapat melebar dalam bentuk dibawah proses hidrasi. Selain itu, bentonit yang terhidrasi berkecerendungan untuk membentuk kembali ke bentuk awalnya dan menyembuhkan dirinya sendiri dibawah gerakan permukaan. Jumlah sumur-sumur di masa depan yang dipastikan akan semakin banyak jelas membutuhkan proses penutupan, jika tidak, mereka akan menimbulkan ancaman berat untuk pelestarian bumi. Sebagai contoh, ribuan sumur gas lapisan batubara yang terletak di Queensland, Australia saat ini sangat diperlukan untuk segera ditutup.
Proses penutupan sumur yang lebih layak ekonomi penting untuk dipertimbangkan mengingat akan adanya sedikit biaya sulit dalam statistik sumur gas lapisan batubara di Australia. Namun, pengubahan peraturan akan proses penutupan sumur di Queensland akan membutuhkan otorisasi legislatif, yang antara lain telah dilakukan lebih awal oleh beberapa negara-negara bagian di Amerika Serikat. Penyelidikan teoritis dan eksperimental dilakukan dalam proyek ini, yang antara lain terdiri atas studi literatur guna mendukung pengumpulan data-data, dan pekerjaan laboratorium dalam pengujian material bentonit dengan membuat demonstrasi atas kemampuan penyegelannya dalam berbagai kondisi yang bervariasi.

The requirement of conducting plug and abandonment P A operations for such oil and gas wells are important when these wells are considered to be no longer productive and economic viable. Currently, cement is the sealing material that has been commonly used in plugging operations. However, the process become limited as cement is considered to be expensive and has a tendency to shrink, as well as at a risk to crack under several conditions.
This project consists research aimed at producing an economical and effective technique of P A operations by evaluating bentonite as the alternative material for plugging wells. Bentonite performs superior sealing ability due to its swelling and expanding behaviour throughout hydration process. Besides, a hydrated bentonite plug also prone to reshape itself or likely to self heal under subsurface movements. There are a growing and undetermined number of wells in the future that required to be plugged, or else it will pose severe threats to the earth's conservation. For instance, there are thousands of coal seam gas wells in Queensland that will be necessary to be plugged and abandoned by time.
It is important to consider the importance of having an economic viable process of plug and abandonment process, since there is a slight hard cost statistic in Australian coal seam gas wells. However, it will require legislative authorization in changing the regulatory to plug wells with bentonite in Queensland, which has been don earlier in several states of USA. Theoretical and experimental investigation was conducted in this project which includes the performance of literature study to support the assemble of property database, as well as laboratory work in testing bentonite plug to create a demonstration of bentonite plugging ability under various conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Zaki Muhammad
"

Indonesia sebagai salah satu negara tropis terbesar di dunia dengan hutan seluas 125.922.474 hektar memiliki sumber daya hutan yang melimpah termasuk berbagai sumber minyak nabati salah satunya adalah lemak tengkawang. Lemak dari tengkawang ini bernilai cukup tinggi karena kandungan asam lemaknya, nilai ekonominya pun  jauh meningkat apabila buah tersebut diolah menjadi lemak daripada hanya dijual dalam bentuk buah kering. Lemak tengkawang dapat berperan sebagai pengganti lemak kokoa karena sifatnya yang serupa. Metode yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mendapatkan mentega tengkawang ini masih tradisional sehingga kualitas produksinya belum dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian yang ada menunjukkan bahwa parameter SNI yang belum dapat dicapai adalah asam lemak bebas dan warna tengkawang. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar beta karoten pada lemak tengkawang dalam rangka mendapatkan warna yang sesuai SNI dan menurunkan bilangan peroksida pada lemak tengkawang dengan penambahan adsorben bentonit teraktivasi termal pada proses pemucatan. Penelitian ini melakukan purifikasi mentega tengkawang dengan melalui tiga langkah yaitu praperlakuan lemak tengkawang, aktivasi bentonit serta analisis RSM. Praperlakuan lemak tengkawang ini terdiri dari degumming dan netralisasi. Proses pemucatan dilakukan dengan bentonit yang diaktivasi secara termal pada variable tertentu. Variabel yang diamati adalah pengaruh suhu aktivasi, waktu aktivasi dan rasio bentonit:lemak tengkawang.. Analisis RSM digunakan untuk melihat signifikasi pengaruhi variable tersebut terhadap kadar beta-karoten dan bilangan peroksida pada lemak tengkawang. Didapatkan bahwa penambahan bentonit teraktivasi termal pada proses pemucatan lemak tengkawang terbukti menurunkan kadar beta karoten dari 114 μg/mL menjadi 13 μg/mL, dan menurunkan bilangan peroksida dari 9.7 mek O2/kg sampek menjadi 4.87 mek O2 kg sampel. Meskipun begitu variasi yang dilakukan pada variabel terikat tidak memiliki efek signifikan terhadap perubahan kandungan beta karoten dan bilangan peroksida

 


Indonesia is one of the largest tropical countries in the world with 125,922,474 hectares of forest having abundant forest resources including a source of vegetable oil, one of which is tengkawang fat. The fat content of tengkawang is quite high because of its fatty acid content, its economic value is far increased compared to the fruit processed into fat from only being sold in the form of dried fruit. The fat can be consumed as cocoa fat because of its similar nature. The method used by the local community to obtain tengkawang butter is still traditional so that the quality of the product does not meet the Indonesian National Standard (SNI). Existing research shows that SNI parameters that have not been achieved are free fatty acids and tengkawang colors. This study tried to reduce the levels of beta carotene in tengkawang fat in order to obtain the appropriate color of SNI and reduce the peroxide number in tengkawang fat by increasing the adsorbent of thermally activated bentonite in the bleaching process. This study purified tengkawang butter with three steps, namely pretreatment of tengkawang fat, activating bentonite and RSM analysis. This treatment of tengkawang fat consists of degumming and neutralization. The bleaching process is carried out with thermal bentonite with certain variables. The variables are the activation temperature, activation time and bentonite-tengkawang fat ratio. RSM analysis is used to see the significance of influencing this variable on beta-carotene levels and peroxide numbers in tengkawang fat. It was found that replacing thermal bentonite in the tengkawang fat bleaching process was shown to reduce beta carotene levels from 114 μg / mL to 13 μg / mL, and reduce peroxide numbers from 9.7 meq O2 / kg to 4.87 meq of O2 kg sample. Even so the variations carried out in the bound variable do not have a significant effect on changes in the content of beta carotene and peroxide numbers

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Trihandajanto
"Tanah Bentonite adalah sejenis tanah lempung dengan bagian unsur terbesar mengandung mineral Montmorilonite yang dijumpai dalam deposit vulkanik yang telah mengalami pelapukan. Bahan ini sangat aktif mengembang apabila terdapat air dan sangat sensitif terhadap proses konsolidasi. Bahan ini biasanya digunakan dalam pemboran sumur-sumur minyak dan sebagai penutup. Pengujian Triaxial terhadap tanah Bentonfre ini dimaksudkan untuk menganalisa, mempelajari dan membandingkan perubahan tegangan tanah dan tekanan pod yang terjadi pada tanah Bentonite melalui uji Txiaksial Tak-terkonsolidasi Tak-terdrainasi (UU) dan Terkonsolidasi Tak-terdrainasi (CU). Sedangkan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kekuatan geser dari tanah tersebut, dimana tanah ini mempunyai sifat mudah mengembang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trianti Budi Kurniasih
"Molibdenum banyak digunakan sebagai katalis desulfurisasi dari senyawa merkaptan yang mengandung sulfur. Penelitian ini telah berhasil mensintesa katalis Mo8O26@MMT, melalui proses pilarisasi senyawa TBA-α-Mo8O26 pada bentonit (katalis A), dan sintesa In-Situ melalui reaksi MoO3 dan tetrabutilammonium hidroksida dalam pelarut air dengan bentonit (katalis B). Bentonit yang digunakan adalah bentonit alam dari Bogor. Uji sifat katalitik Mo8O26@MMT dilakukan pada proses desulfurisasi senyawa asam 3-merkaptopropanoat (AMP) dengan dua metode yang berbeda yaitu proses batch dan proses alir melalui katalis. Hasil karakterisasi GC-MS dari produk desulfurisasi melalui proses batch dengan katalis A menunjukan adanya asam asetat (60,92 %) dan asam propenoat (39,08 %), dan produk melalui proses alir melalui katalis A adalah asam butanoat (53,06 %). Sedangkan, desulfurisasi AMP dengan katalis B tidak berhasil melepaskan atom sulfur dari AMP.

Molybdenum was widely used as a catalyst for the desulfurization of sulfur-containing mercaptan compounds. In this study, has successfully synthesize catalysts Mo8O26@MMT, through a process TBA-α-Mo8O26-pillared bentonite (A catalyst), and In-Situ synthesis through reaction of MoO3 and tetrabutylammonium hydroxide solvent in water with bentonite (B catalyst). Natural bentonite was used obtained from Bogor. Test the catalytic properties Mo8O26@MMT by desulfurization process 3-Mercaptopropionic acid (AMP) with two different methods, namely batch process and flow-through-the-catalyst process. Characterization using GC-MS showed that products AMP desulfurization by batch process with A catalyst were acetic acid (60.29%) and propanoic acid (39.08%), whilst the product from flow-through-the-catalyst A process was butanoic acid (53.06%). In contrast, AMP desulfurization with B catalyst was unsuccessful release the sulfur atom of AMP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mohammad Johan
"Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru dengan diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dengan diberlakukan UU migas yang baru terjadi perubahan pada pasar di sektor hilir migas yang mencakup pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, dari pola yang monopolistik menjadi kegiatan yang terbuka melalui mekanisme pasar. Pengakhiran monopoli oleh pertamina berarti pembukaan peluang investasi bagi asing dalam berbisnis eceran bahan bakar minyak. Dalam menjalankan bisnis penjualan retail BBM melalui SPBU, ada 3 sistem yang bisa dipakai yaitu yang pertama sistem COCO : Company Own Company Operate (perusahaan asing memiliki dan mengoperasikan sendiri SPBU). Kedua sistem CODO : Company Own Dealer Operate (perusahaan asing berhak memiliki SPBU tapi yang mengoperasikan harus mitra local). Dan yang terakhir sistem DODO : Distributor Own Dealer Operate (perusahaan minyak asing hanya memasok BBM, namun SPBU yang menjadi penjualnya 100% dimilki dan dioperasikan oleh usaha local). Kemudian, analisis penelitian akan mambahas aspek perpajakan atas penjualan eceran bahan bakar minyak di Indonesia oleh stasiun pengisian bahan bakar minyak umum swasta asing yang menggunakan sistem company own dealer operate.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dan juga studi kepustakaan. Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu yang pertama apa saja komponen pajak yang termasuk dalam harga jual eceran pada SPBU dengan logo asing, kemudian bagaimana perlakuan pajak atas penjualan bahan bakar minyak oleh SPBU asing yang menjalankan bisnis di Indonesia dengan sistem kepemilikan CODO (Company Own Dealer Operate) dan yang terakhir bagaimana perusahaan yang menjalankan bisnis SPBU dengan logo asing mengimplementasikan surat edaran Dirjen Pajak tentang perubahan penunjukkan pemungut Pajak PPh Pasal 22.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa selain berhak menentukan harga jual di tingkat konsumen akhir, perusahaan juga berhak menentukan harga tebus yang berbeda antar SPBU. hal ini menyebabkan perbedaan pajak yang dibayarkan SPBU dengan logo asing ini pun berbeda, sekalipun volume atau jumlah liter minyak yang ditebus sama dan tingkat harga jual eceran kepada konsumen akhir seragam. Penentuan harga jual tidak hanya ditentukan harga pasaran minyak dunia tetapi juga untuk tujuan bisnis. Setelah keluarnya surat edaran tentang perubahan penunjukkan pemungut PPh pasal 22, bukti penyetoran PPh Pasal 22 atas nama pembeli dealer, distributor, dan pelanggan akan dikirimkan beserta pengiriman invoice pada bulan berikutnya setelah pihak perusahaan menerima bukti pembayaran dari SPBU dengan logo asing atau dengan kata lain perusahaan tidak hanya sebagai pemungut pajak tetapi juga membayarkan PPh pasal 22 terlebih dahulu.

One of important of new law oil and gas number 22 year 2001 is paradigm change from monopoly to multiplayer. Liberalizing downstream business as one of the keywords to deregulation, including refining, transportation, storage, distribution, and marketing the products, will also be conducted in an open and more transparent way. All players are free to enter the market, including state and regional owned company, cooperatives, and private companies. This is expected to give room for market mechanism. In running the sale of fuel through fuel station, there are three systems that could be adopted i.e.: first is Coco system, which company own company operate, second is Codo systems, which company own dealer operate and then is Dodo systems, which distributor own dealer operate. In the above systems, the price to end users (price at the fuel stations level stations) will be the same and will be determined by foreign company. Therefore, the research analysis will cover the tax obligations and procedures on sale of fuel through fuel station by the CODO Systems.
This research used with library study and an interview with a tax division officer foreign company as own company and dealear of fuel station. The main problems of this research firstly is what is a tax component that including as a pump price or selling price to end customers at fuel station, secondly is what is tax aspect on sales retail of fuel in Indonesia by dealer fuel station with codo systems and last research question is how is company implementing new circular letter of director general of taxation number 14/PJ./2008 about a collector of income tax article 22.
From this research result, find out that a purchasing price from dealers to company is not same and determined by foreign company every two weeks, not only following market fuel price but also business purpose. On sales retail of fuel outcome three principle tax aspect are value added tax, motor vehicle fuel tax and income tax article 22 on the sales of its production. Before new circular letter number 14/PJ./, income tax article 22 paid by distributors/agents is final in nature and collected upon the issuance of delivery order, and now company not only as a collector, but also paid it dealer tax payable."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24611
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Adhayuda
"Organobentonit berhasil dibuat dari proses interkalasi bentonit alam Tapanuli dengan senyawa Monosodium Glutamat (MSG). Sebelum digunakan untuk preparasi organobentonit, dilakukan proses sedimentasi terhadap bentonit Tapanuli untuk memurnikan kandungan montmorillonit (MMT) yang ada pada bentonit. Kemudian dilakukan penyeragaman kation pada interlayer bentonit dengan Na+ menjadi Na-Bentonit. Selanjutnya dilakukan penentuan nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan menggunakan larutan [Cu(en)2]2+, sehingga diperoleh nilai KTK sebesar 45,29 mek/100 gram bentonit. Preparasi organobentonit menggunakan Na-Bentonit yang terinterkalasi senyawa MSG, dimana jumlah MSG yang ditambahkan sesuai dengan nilai 1 KTK dan 2 KTK dengan variasi pH (pH=pI MSG=3,22 , pHpI MSG).
Hasil karakterisasi organobentonit menunjukkan senyawa MSG telah berhasil terinterkalasi ke dalam bentonit dan terjadi perubahan pada d-spacing. Produk organobentonit tersebut selanjutnya diuji kemampuan adsorpsinya terhadap ion logam berat Pb2+ dan Cd2+ dengan variasi konsentrasi (1-10 mM) dan membandingkannya dengan kemampuan adsoprsi dari bentonit alam dengan konsentrasi ion logam berat Pb2+ dan Cd2+ yang sama. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa organobentonit lebih efektif daripada bentonit alam dalam menyerap ion logam berat Pb2+ dan Cd2+.

Organobentonite successfully made from the process of intercalation bentonite tapanuli with the compounds of Monosodium Glutamate (MSG). Before being used for the preparation, sedimentation process of bentonite content was made to purify montmorillonite (MMT) on bentonite Tapanuli. The uniformity of cations with Na+ on bentonite interlayer was made to make Na-Bentonite. Furthermore, Cation Exchange Capacity (CEC) values was calculated by using a [Cu(en)2]2+, and CEC values obtained is 45.29 meq/100 grams of bentonite. Organobentonite was prepared using the Na-Bentonite intercalated by MSG compound, and the MSG was added according to the value of 1 CEC and 2 CEC with variety of pH (pH=pI MSG=3,22 , pHpI MSG).
Characterization results showed that organobentonite preparation has been successfully intercalated MSG into bentonite and its d-spacing has changed. Organobentonite product adsorption ability was tedted against heavy metal ions Pb2+ and Cd2+ adsorption by varying the concentration (1-10 mM) and compare it with the adsorption ability of natural bentonite. From the data obtained shows that organobentonite is more effective than the natural bentonite to absorb heavy metal ions Pb2+ and Cd2+.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabitha Puspa Rani Karunia
"Perizinan berusaha berbasis risiko merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem perizinan di Indonesia dan memangkas birokrasi sehingga dapat meningkatkan investasi. Perizinan berusaha berbasis risiko adalah suatu konsep perizinan dimana analisis risiko dijadikan dasar dalam menentukan jenis perizinan berusaha dan intensitas pengawasan suatu kegiatan usaha. Prinsipnya adalah semakin tinggi risiko suatu kegiatan usaha, semakin banyak perizinan berusaha yang harus dipenuhi kegiatan usaha tersebut. Sementara itu, untuk kegiatan usaha dengan risiko rendah tidak diharuskan untuk memperoleh izin. Proses pengurusan perizinan masih tetap dilakukan melalui sistem Online Single Submission yang dikelola oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penelitian ini menggunakan bentuk yuridis-normatif dengan tipologi penelitian deskriptif yang didukung oleh studi bahan pustaka. Penulis juga akan menganalisis implementasi perizinan berusaha berbasis risiko pada salah satu sektor terpenting di Indonesia yakni minyak dan gas bumi. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa tingkat risiko kegiatan usaha dijadikan dasar dalam menentukan jenis perizinan berusaha. Dengan adanya pemangkasan jumlah perizinan melalui pengelompokkan risiko kegiatan usaha, diharapkan dapat meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia. Kemudian diketahui bahwa sebagian besar kegiatan usaha minyak dan gas bumi memiliki risiko tinggi sehingga pelaku usaha masih diharuskan memperoleh izin untuk menjalankan kegiatan usahanya. Terkait dengan hal ini, saran yang dapat disampaikan yakni sebaiknya pemerintah senantiasa memperbaiki sistem Online Single Submission agar proses pengajuan izin dapat berjalan lancar mengingat sistem tersebut sampai saat ini masih dalam proses penyempurnaan. Selain itu, pemerintah diharapkan rutin melakukan evaluasi terkait kebijakan investasi pada sektor minyak dan gas bumi dan menyediakan berbagai insentif sebagai upaya untuk meningkatkan investasi di sektor ini.

Risk-based licensing is the government's effort to improve the licensing system in Indonesia and cut bureaucracy in order to increase investment. Risk-based licensing is a licensing concept where risk analysis is used as the basis for determining the type of business license and the intensity of supervision of a business activity. The principle is that the higher the risk of a business activity, the more business licenses that business activity must fulfill. Meanwhile, business activities with low risk are not required to obtain a permit. The licensing process is still being carried out through the Online Single Submission system which is managed by the Ministry of Investment/Indonesian Investment Coordinating Board. This study uses a juridical-normative form with a typology of descriptive research supported by the literature review. The author will also analyze the implementation of risk-based licensing in one of the most important sectors in Indonesia, namely oil and gas. Based on this research, it is known that the level of business activity risk is used as the basis for determining the type of business license. With the reduction in the number of permits through risk grouping of business activities, it is expected to increase the ease of doing business in Indonesia. Then it was discovered that most of the oil and gas business activities have high risks so that business actors are still required to obtain permits to carry out their business activities. In this regard, the suggestion is that the government should always improve the Online Single Submission system so that the permit application process can run smoothly considering that the system is still in the process of being perfected. In addition, the government is expected to routinely evaluate investment policies in the oil and gas sector and provide various incentives as an effort to increase investment in this sector."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Pahala
"Industri minyak bumi dan gas dihadapkan pada risiko besar (high risk) terkait dengan kecelakaan yang berhubungan dengan kebakaran dan ledakan pada fasilitas produksi, salah satunya pada tangki timbunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pre-fire planning dengan menilai risiko kebakaran yang mungkin terjadi pada tangki timbun T-15 PT Pertamina Plumpang, Jakarta Utara menggunakan simulasi PyroSim Fire Modelling. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tangki berisiko mengalami kebakaran dengan skenario unobstructed full liquid surface fire dengan bentuk pool fire. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan sebesar 4.009.592,47 kW dengan durasi kebakaran dari volume terbakar 100% 48,89 jam dan ketinggian api 53,12 m. Suhu yang diterima Tangki terdekat berjarak 30,5 meter dari Tangki terbakar adalah 1075 0C. Hasil penelitian merekomendasikan pentingnya dilakukan perencanaan dalam menghadapi kemungkinan kebakaran yang terjadi karena bisa menimbulkan efek domino bagi tangki sekitar dan memastikan kebutuhan air dan foam tercukupi.

Oil and gas industry faced high risk related to fires accident and explosions in production facilities, one of which is on the storage tank. This study aims to assess the pre-fire planning by assessing the risk of fires that may occur on the storage tank in T-15, PT Pertamina Plumpang, North Jakarta by using simulation PyroSim Fire Modelling. Data processing techniques used in this study is descriptive analytical.
The results showed storage tank has high risk fire based on scenarios full unobstructed surface liquid pool fire. Heat Release Rate is 4.009.592,47 kW, burning duration of 100% tank volume is 48,89 hours with flame height 53,12 m. Temperature received by the closest tank at 10750C. Results of research conducted recommend the importance of planning for a potential fires because it can cause a domino effect around the tank and ensure the water and foam needs fulfilled.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaida
"ABSTRAK
Bentonit alam Merangin Jambi merupakan jenis Ca-bentonit dengan dengan
kandungan smectit sebesar 91,24%. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan
modifikasi bentonit Merangin Jambi dengan KOH 0,1 M; 0,2; 0,3 M; 0,4 M; dan
1 M sebagai katalis reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit untuk produksi
biodiesel. Biodiesel adalah metil ester asam lemak yang dihasilkan dari
alkoholisis minyak hewani atau nabati. Selain itu, diamati juga pengaruh dari suhu
reaksi, waktu reaksi, rasio mol minyak : metanol, dan jumlah katalis. Persentase
yield metil ester cenderung lebih besar pada suhu reaksi 60 oC, waktu reaksi 2
jam, rasio mol minyak dengan metanol 1 : 12, jumlah katalis 3%, dan katalis Nabentonit
yang dimodifikasi dengan KOH 0,4 M. Katalis hasil regenerasi masih
dapat digunakan kembali dengan % yield metil palmitat, metil oleat, dan metil
linoleat, berturut-turut sebesar 0,34 %, 1,03 %, dan 3,19%.
ABSTRACT
Natural bentonite from Merangin Jambi is a type of Ca-bentonite with the
smectite content of 91,24%. This study has been performed successfully to
modify bentonite from Merangin Jambi as catalyst for the transesterification of
palm oil for biodiesel production. Biodiesel is fatty acid methyl esters produced
by alcoholysis of animal or vegetable oil. In addition, it was observed the effects
of temperature, reaction time, oil to methanol ratio, catalyst amount, and loading
amount KOH. The max percentage yield of methyl ester was obtained at
temperature of 60 oC, reaction time 2 hour, oil to methanol ratio 1 :12, 3% catalyst
amount, and KOH loading at 0,4 M. Recycle catalyst was used for the
transesterification with the percentage yield of methyl palmitate, methyl oleate,
and methyl linoleate respectively 0,34%, 1,03%, and 3,19%."
2013
T35207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>