Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh Waqyan Ghani Fahmi
"ABSTRAK
Perkembangan biomaterial berbasis Mg dan Fe dalam satu dekade terakhir telah dipelajari secara ekstensif sebagai material biodegradable untuk aplikasi medis. Namun perkembangan material ini mengalami keterbatasan atau stagnan dalam hal kesesuaiannya untuk aplikasi klinis. Dalam tiga tahun terakhir, paduan berbasis Zn mulai menjadi alternatif untuk diteliti sebagai pengganti biomaterial berbasis Mg dan Fe. Paduan berbasis Zn memiliki laju degradasi yang sedang namun memiliki sifat mekanik yang rendah, sehingga perlu ditambahkan unsur lain untuk memperbaiki sifat mekaniknya. Pada penelitian ini unsur yang ditambahkan yaitu zirkonium (Zr) dengan variasi komposisi sebesar 0.5%, 1%, dan 2%. Metode pemaduan yang digunakan yaitu pengecoran dengan temperatur sebesar 550°C. Dari hasil analisa struktur mikro, penambahan Zr pada paduan Zn akan membentuk presipitat di pinggiran dekat dengan batas butir dan semakin banyak kadar Zr yang ditambahkan, ukuran butir yang terbentuk semakin kecil. Ukuran butir dari Zn murni sampai penambahan 2%Zr secara berurutan yaitu 266.40µm, 20.16µm, 16.70µm, 15.85µm. Dari hasil analisa XRD, penambahan Zr sebesar 0.5%, 1%, 2%, akan membentuk fasa Zn dan fasa Zn22Zr. Nilai kekerasan yang dihasilkan dari Zn murni sampai penambahan 2%Zr secara berurutan yaitu 35.162HV, 41.988HV, 42.324HV, 57.112HV. Semakin banyak kadar Zr yang ditambahkan pada paduan Zn maka nilai kekerasan yang dihasilkan semakin besar.

ABSTRACT
The development of Mg and Fe based biomaterials in the past decade has been extensively studied as biodegradable material for medical applications. The development of this material is limited or stagnant in terms of suitability for clinical applications. In the past three years ago, Zn-based alloys began to be an alternative to be studied as a substitute for Mg and Fe based biomaterials. Zn-based alloys have a moderate degradation rate but have a low mechanical properties, so other elements need to be added to improve their mechanical properties. In this study the added element is zirconium (Zr) with a composition variation of 0.5%, 1%, and 2%. The alloying method used is casting with a temperature of 550°C. The results of the microstructure analysis, the addition of Zr to Zn alloys will form precipitates in the side the grain boundaries and more addition of Zr composition, the smaller grain size formed. The grain size from pure Zn until the addition of 2% Zr in sequence are 266.40µm, 20.16µm, 16.70µm, 15.85µm. The XRD analysis, from addition of Zr of 0.5%, 1%, 2%, will form the Zn phase and the intermetallic phase Zn22Zr. The hardness value obtained from pure Zn until 2% Zr in sequence are 35.162HV, 41.988HV, 42.324HV, 57.112HV. The more Zr composition are added to the Zn alloy, the greater value of the hardness formed."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Prasetyo
"ABSTRAK
Biomaterial mampu luruh berbasis Fe-Mn-C diproduksi melalui proses
metalurgi serbuk besi, mangan dan karbon diteliti dengan paduan Fe-26Mn-1,4C
dan Fe-33Mn-2,6C. Biomaterial mampu luruh berbasis Fe-Mn-C telah diteliti
dengan pengujian struktur mikro dan fasa, kekerasan Rockwell A, serta polarisasi
dan pencelupan pada larutan Hanks? dan ringer laktat. Struktur mikro dan fasa
yang terbentuk adalah austenit-ferit dengan austenit yang dominan terbentuk pada
kedua paduan. Kekerasan sampel paduan Fe-26Mn-1,4C adalah 50 HRA dan
paduan Fe-33Mn-2,6C adalah 58 HRA karena porositas yang terbentuk pada
paduan Fe-26Mn-1,4C lebih banyak (9,8%) dibandingkan dengan paduan Fe-
33Mn-2,6C (4,7%). Laju korosi yang didapatkan lebih tinggi pada paduan Fe-
26Mn-1,4C dibandingkan dengan Fe-33Mn-2,6C pada pengujian polarisasi
dengan larutan Hanks? dan ringer laktat. Laju korosi paduan Fe-26Mn-1,4C dan
paduan Fe-33Mn-2,6C pada pengujian pencelupan mengalami penurunan dengan
waktu pencelupan yang bertambah.

ABSTARCT
Biodegradable material based on Fe-Mn-C produced by powder
metallurgy process of iron, manganese and karbon is observed by Fe-26Mn-1,4C
alloy and Fe-33Mn-2,6C alloy. Biodegradable material based on Fe-Mn-C has
been studied with microstructure and phase examination, Rockwell A hardness
test and polarization and immersion test with Hanks? solution and ringer lactate.
The microstructure and phase formed is austenite-ferrite with austenite as
dominant phase on both alloys. The Rockwell A hardness for Fe-26Mn-1,4C alloy
is 50 HRA and for Fe-33Mn-2,6C alloy is 58 HRA because the porosity is higher
in Fe-26Mn-1,4C alloy (9.8%) than in Fe-33Mn-2,6C alloy (4.7%).The corrosion
rate is higher for Fe-26Mn-1,4C alloy compared to Fe-33Mn-2,6C alloy by using
polarization test with Hanks? solution and ringer lactate. The corrosion rate Fe-
26Mn-1,4C alloy and Fe-33Mn-2,6C alloy by using immersion test with Hanks?
solution is decreased while the time of immersion increased."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
"Pendahuluan: Magnesium (Mg) memiliki karakter biomekanik menyerupai tulang dengan mechanical strength melebihi keramik namun mempunyai tingkat korosi yang tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat korosi Mg adalah dengan mencampurnya dengan material lain atau melapisinya. Karbonat apatit (CA) dipilih untuk menjadi campuran komposit Mg karena osteokonduktivitasnya yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi biodegradabilitas implan komposit MgxCA yang dibuat dengan teknik ekstrusi pada tikus Sprague Dawley.
Metode: Penelitian ini merupakan uji post-test only in vivo experimental pada tikus Sprague Dawley (SD) pada bulan Juli hingga Desember 2021. Sebanyak 33 tikus SD dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan plat Mg0CA, Mg5CA, Mg10CA, Mg15CA, titanium, serta prosedur sham. Pemeriksaan meliputi diameter paha, pembentukan gas pasca operasi (krepitasi), kondisi luka, kadar laboratorium, dan analisis histopatologis pada hari ke 15 dan 30.
Hasil: Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada diameter paha, krepitasi, dan kondisi luka antar kelompok perlakuan selama 5 hari pasca-operasi (p>0.05). Didapatkan perbedaan yang signifikan pada pembentukan gas pada hari ke 15 dimana implantitanium menunjukan pembentukan gas yang lebih rendah (p=0.002) namun kembali menjadi tidak signifikan pada hari ke 30 (p>0.05). Pemeriksaan laboratorium dan histopatologis tidak menunjukan perbedaan yang bermakna baik secara lokal ataupun sistemik (p>0.05).
Kesimpulan: Kombinasi magnesium dengan karbonat apatit dari teknis fabrikasi ekstrusi merupakan implan yang biodegradable dengan biokompatibilitas yang tidak toksik baik secara lokal ataupun sistemik.

Introduction : Magnesium (Mg) has a biomechanical character resembling bone with mechanical strength exceeding ceramics but has a high corrosion rate. One way to reduce the corrosion level of Mg is to mix it with other materials or coatingit. Carbonate apatite (CA) was chosen to be a Mg composite mixture because of its good osteoconductivity. This study aimed to evaluate the biodegradability of MgxCA composite implants made by extrusion technique in Sprague Dawley.
Method: This study is a post-test only in vivo experimental on Sprague Dawley (SD) mice from July to December 2021. A total of 33 SD rats were divided into 6 treatment groups, namely groups with plates Mg0CA, Mg5CA, Mg10CA, Mg15CA, titanium, and sham procedures. The examination includes thigh diameter, postoperative gas formation (crepitation), wound condition, l levelof the aboratorium, and histopathological analysis on days 15 and 30.
Result:No significant differences were found in thigh diameter, crepitation, and wound condition between treatment groups during 5 days post-operative (p>0.05). There was a significant difference in gas formation on day 15 where titanium implants showed lower gas formation (p = 0.002) but again became insignificant on day 30 (p > 0.05). Laboratory and histopathological tests showed no significant differences either locally or systemically (p>0.05).
Conclusion: The combination of magnesium with apatite carbonate from extruded fabrication techniques is a biodegradable implant with biocompatibility with non-toxic properties either locally or systemically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Mumtaz
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek konsentrasi dan temperatur pencampuran terhadap sifat rheologi dan morfologi dari campuran poly(L-lactic acid) (PLLA) dan agar-agar untuk aplikasi implan yang dapat terdegradasi. Studi ini menggunakan metode pencampuran melt-blending dengan variasi komposisi agar-agar (0%, 4%, 8%, dan 12%) pada dua suhu pencampuran berbeda, yaitu 160°C dan 180°C. Karakterisasi dilakukan melalui pengujian rheologi osilasi dan rotasional, serta pengamatan morfologi permukaan dan patahan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil pengujian menunjukkan bahwa viskositas campuran PLLA dan agar-agar menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi agar-agar dan suhu pencampuran. Pada suhu 180°C, viskositas menurun lebih signifikan dibandingkan pada 160°C. Pengujian rheologi osilasi menunjukkan bahwa modul penyimpanan (G') dan modul kehilangan (G") dari campuran cenderung menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi agar-agar, yang menunjukkan penurunan kekakuan dan peningkatan sifat viskoelastis dari material. Pengamatan morfologi permukaan dan patahan dengan SEM menunjukkan bahwa penambahan agar-agar menghasilkan distribusi partikel yang lebih homogen, tetapi juga meningkatkan jumlah retakan pada permukaan material. Pada suhu pencampuran yang lebih tinggi (180°C), material menunjukkan homogenitas yang lebih baik, namun dengan peningkatan jumlah retakan dan kekosongan (voids). Penelitian ini menyimpulkan bahwa komposisi campuran PLLA dan agar-agar serta suhu pencampuran memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat rheologi dan morfologi dari material. Campuran dengan komposisi 96% PLLA dan 4% agar-agar pada suhu 160°C menunjukkan sifat mekanik dan morfologi terbaik untuk aplikasi implan mampu luruh. Sampel P96A4T1 yang memiliki nilai torsi yang meningkat secara bertahap tetapi tetap dalam rentang yang dapat dikelola, dimulai dari nilai torsi awal adalah 204 Nm pada detik ke-17 dan mulai stabil pada detik ke-34 dengan nilai torsi sebesar 94 Nm. Selain itu, hasil SEM menunjukkan bahwa Pada P96A4T1, struktur permukaan terlihat lebih homogen dengan sedikit retakan dibandingkan dengan sampel lain.

This research aims to investigate the effects of concentration and mixing temperature on the rheological and morphological properties of poly(L-lactic acid) (PLLA) and agar blends for degradable implant applications. The study employed the melt-blending method with varying agar concentrations (0%, 4%, 8%, and 12%) at two different mixing temperatures, 160°C and 180°C. Characterization was performed through oscillatory and rotational rheology tests, as well as surface and fracture morphology observations using Scanning Electron Microscopy (SEM). The results indicated that the viscosity of the PLLA and agar blends decreased with increasing agar concentration and mixing temperature. At 180°C, the viscosity decreased more significantly compared to 160°C. Oscillatory rheology tests showed that the storage modulus (G') and loss modulus (G") of the blends tended to decrease with increasing agar concentration, indicating a reduction in stiffness and an increase in the viscoelastic properties of the material. Surface and fracture morphology observations using SEM revealed that the addition of agar resulted in more homogeneous particle distribution but also increased the number of surface cracks. At the higher mixing temperature (180°C), the material exhibited better homogeneity but with an increase in cracks and voids. The study concludes that the composition of PLLA and agar blends and the mixing temperature significantly affect the rheological and morphological properties of the material. The blend with 96% PLLA and 4% agar at 160°C exhibited the best mechanical and morphological properties for degradable implant applications. The blend of 96% PLLA and 4% agar at 160°C showed the best mechanical and morphological properties for implant shedding applications. Sample P96A4T1 had a torque value that increased gradually but remained within a manageable rang,. In addition, the SEM results show that in P96A4T1, the surface structure looks more homogeneous with few cracks compared to the other samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifqi Fauzan
"Implan biomaterial telah menjadi solusi yang menjanjikan untuk pengobatan ortopedi, dengan tujuan menggantikan atau memperbaiki fungsi jaringan tulang yang rusak. Dalam penelitian ini, kami menginvestigasi efek penambahan kalsium (Ca) pada paduan Zn-Zr sebagai biomaterial implan untuk aplikasi ortopedi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kekuatan mekanik, biokompatibilitas, dan kemampuan osteogenesis paduan Zn-Zr melalui penambahan kalsium. Metode penelitian melibatkan persiapan paduan Zn-Zr dengan komposisi yang berbeda, termasuk variasi kandungan kalsium. Sifat-sifat fisik dan mekanik dari paduan tersebut dianalisis menggunakan teknik karakterisasi seperti mikroskopi optik (OM), uji kekerasan, dan pengamatan XRD. Selain itu, evaluasi biokompatibilitas dan kemampuan osteogenesis paduan Zn-Zr dengan penambahan kalsium juga dilakukan melalui uji polarisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kalsium pada paduan Zn-Zr signifikan meningkatkan kekuatan mekanik paduan tersebut, dengan kekerasan dan kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan paduan tanpa penambahan kalsium. Selain itu, paduan dengan penambahan kalsium menunjukkan biokompatibilitas yang lebih baik dan mendorong pertumbuhan sel tulang yang lebih baik, menunjukkan potensi sebagai biomaterial implan untuk pengobatan ortopedi.

Biomaterial implants have emerged as a promising solution for orthopedic treatment, aiming to replace or repair damaged bone tissue. In this study, we investigate the effect of calcium (Ca) addition to the Zn-Zr alloy as a biomaterial implant for orthopedic applications. The objective of this research is to enhance the mechanical strength, biocompatibility, and osteogenic ability of the Zn-Zr alloy through calcium addition. The research method involves the preparation of Zn-Zr alloys with different compositions, including variations in calcium content. The physical and mechanical properties of the alloys are analyzed using characterization techniques such as optical microscopy (OM), hardness testing, and XRD analysis. Furthermore, the biocompatibility evaluation and osteogenic capability of the Zn-Zr alloy with calcium addition are also conducted through polarization testing. The research findings show that calcium addition to the Zn-Zr alloy significantly improves its mechanical strength, with higher hardness and tensile strength compared to the alloy without calcium addition. Moreover, the alloy with calcium addition exhibits better biocompatibility and promotes better bone cell growth, demonstrating its potential as a biomaterial implant for orthopedic treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Endri
"Penggunaan polimer biodegradable sebagai matriks pada material komposit mulai dipertimbangkan untuk digunakan pada berbagai macam aplikasi karena memiliki sifat yang ramah lingkungan karena memiliki kemampuan yang dapat terdegradasi dengan baik dan cepat. Namun, polimer biodegradable memiliki beberapa kekurangan seperti sifat mekanisnya yang buruk. Metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanis dari polimer biodegradable ini adalah dengan menambahkan serat alami yang bertujuan sebagai penguat ke dalam matriks polimer sehingga membentuk material komposit. Untuk memperoleh produk dengan sifat mekanis yang sesuai dengan melakukan eksperimen secara langsung dibutuhkan proses yang panjang dan memakan biaya yang besar. Oleh karena itu, pembelajaran mesin hadir sebagai solusi dalam menciptakan proses pemilihan material yang efektif, akurat, singkat, dan hemat. Dalam penelitian ini, prediksi kekuatan tarik material polimer biodegradable berpenguat serat alami melibatkan empat model pembelajaran mesin dengan Extreme Gradient Boosting (XGB) sebagai model terpilih karena performanya yang stabil dan baik dengan metrik evaluasi skor R^2 sebesar 0,866, RMSE sebesar 7,26, dan MAE sebesar 4,84. Dilakukan proses validasi dengan melakukan perbandingan nilai yang model hasilkan dengan nilai aktual berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdahulu dan memperoleh performa yang baik dan optimum dengan selisih akurasi, yaitu rentang 1,02% sampai 27,19%.

The use of biodegradable polymers as matrices in composite materials is starting to be considered for use in a wide variety of applications due to their environmentally friendly properties as they have the ability to degrade well and quickly. However, biodegradable polymers have some drawbacks such as poor mechanical properties. A possible method to improve the mechanical properties of these biodegradable polymers is to add natural fibers that act as reinforcement into the polymer matrix to form a composite material. Obtaining a product with suitable mechanical properties by conducting direct experiments is a lengthy and costly process. Therefore, machine learning comes as a solution in creating an effective, accurate, short, and economical material selection process. In this study, the tensile strength prediction of natural fiber-reinforced biodegradable polymer materials involves four machine learning models with Extreme Gradient Boosting (XGB) as the selected model due to its stable and good performance with the evaluation metrics of R^2 score of 0.866, RMSE of 7.26, and MAE of 4.84. The validation process was carried out by comparing the values generated by the model with the actual values based on previous research and obtained good and optimum performance with a difference in accuracy, which ranges from 1.02% to 27.19%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Utari
"Produk perishable adalah produk yang akan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas sehingga tidak layak atau aman untuk dikonsumsi karena perubahan kondisi yang terjadi terhadap produk. Salah satu contoh produk perishable yang paling umum adalah makanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang konsep biodegradable active & intelligent packaging untuk digunakan pada produk makanan, terutama produk muscle-based. Jenis plastik yang dibuat adalah plastik oxo-degradable. Melalui survei menggunakan kuesioner dan analisis AHP, diketahui fitur active packaging dan intelligent packaging yang dianggap paling penting secara berurutan adalah antimicrobial packaging dan spoilage/freshness indicator, yang dibuat dengan penambahan bahan antimikroba berbahan dasar perak dan indikator berbahan dasar antosianin terhadap masterbatch plastik pada proses ekstrusi.

Perishable products are products which eventually degrade in quality and safety as time passes by. One example of perishable product is food. This research aims to design the concept of biodegradable active & intelligent packaging used for food products, particularly muscle-based products. The type of biodegradable plastic chosen is oxo-degradable. Based on survey conducted through questionnaire and AHP analysis, the most important features for active and intelligent packaging, in sequence, are antimicrobial packaging and spoilage/freshness indicator. These features can be integrated to aforementioned oxo-degradable by the addition of silver-based antimicrobial agent and anthocyanine-based pH indicator into plastic masterbatches during extrusion process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmantia Brava Prajitno
"Inhibisi merupakan salah satu metode penghambatan laju korosi, salah satu jenis dari inhibitor adalah inhibitor organik yang memiliki sifat biodegradable sehingga bersifat lebih ramah lingkungandan relatif lebih murah dibandingkan inhibitor anorganik.Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku inhibisi dari campuran ekstrak melinjo dan kunyit pada pipa baja API-5L di lingkungan NaCl 3,5% dengan menggunakan metode kehilangan berat dan polarisasi.
Dalam penelitian ini variasi kadar ekstrak melinjo dan kunyit dicampur dengan berbagai kadar. Sebagai single inhibitor melinjo menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dari sebagian besar kadar campuran. Pada percobaan polarisasi efisiensi terbaik ada pada campuran 6 ml kedua ekstrak dengan acampuran 8 ml kedua ekstrak sebagai efisiensi kedua terbaik.

Inhibition is one of corrosion protection method, one kind of corrosion inhibitor is organic inhibitor which has biodegradable characteristic thus the inhibitor is environmental friendlier than conventional inorganic inhibitor. This research was done to study the inhibition activity of combination between melinjo and turmeric extract for API-5L steel pipe in NaCl 3,5% environment. Weight loss and polarization method were used to measure the inhibitor efficiency.
In this study concentration of melinjo extract and turmeric extract were varied.It was found that as a single inhibitor melinjo extract has more efficiency than the combination inhibitor. In polarization method it was found that the combination of 6 ml of the two extract has the highest efficiency followed by the combination of 8ml.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhamni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>