Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101705 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idrus Fahreza
"Dalam situasi bencana dimana banyak korban terdampak memerlukan bantuan, bantuan yang cepat menjadi tujuan utama, namun tujuan ini terkadang tak diikuti dengan sistem pencatatan yang sempurna. Penelitian ini bertujuan menghasilkan proses manajemen persediaan logistik bencana dan distribusinya pada response time yang singkat serta menghasilkan proses distribusi bantuan bencana yang cepat dengan menerapkan Internet of Things (IoT). Dengan menggunakan metode rekayasan proses bisnis (BPR) dan penerapan IoT pada suatu badan penanggulangan bencana, didapat peningkatan efisiensi waktu sebesar 44,92% dimana yang sebelum-nya memakan waktu 64,34 jam menjadi 35,44 jam.

Many affected victims need rapid assistance in a disaster situation, but this goal sometimes not followed by a perfect recording system on their logistic inventory management. This study aims to obtain disaster logistics inventory management processes and their distribution in short response time and produce a rapid disaster relief distribution process by implementing the Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) method and IoT implementation are used for disaster management agencies. The proposed model resulted in an increase in logistic relief distribution time efficiency to 44.92%, which previously took 64.34 hours to 35.44 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Nilasari
"Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia. Setiap orang yang menjadi korban bencana dan mengungsi berhak mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar yang dikoordinasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Distribusi bantuan tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga kecepatan dan akuntabilitas sangat dibutuhkan dalam proses penyelenggaraannya. Pada kenyataannya, penyelenggaraan distribusi bantuan saat ini masih mengalami berbagai masalah seperti proses yang lama yang menyebabkan atrian panjang korban, pendataan yang berulang, data dalam bentuk kertas fisik yang tidak akuntabel, dan kurangnya koordinasi perihal data korban bencana. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan distribusi bantuan bencana dengan memanfaatkan internet of Things (IoT). Pendekatan business process reengineering (BPR) digunakan untuk mendesain ulang proses distribusi bencana saat ini. Dalam mendesain sistem informasi, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu structured system development dengan Entity-Relationship Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD). Penelitian ini menghasilkan pengurangan waktu distribusi bantuan bencana hingga 68,4% dan rancangan sistem distribusi bantuan bencana yang lebih akuntabel.

..Indonesia is one of the world's most disaster-prone countries. Everyone who is a victim of disaster and being displaced due to disaster has the right to get assistance in meeting their basic needs coordinated by the National Disaster Management Agency (BNPB). The relief distribution concerns the livelihoods of many people, so that speed and accountability are critical to the process of disaster relief distribution. In fact, the implementation of relief distribution is still experiencing various problems such as long processes that cause long queue of victims, repeated data collection, unaccountable data in the form of physical paper, and lack of coordination regarding data on disaster victims. This study aims to design improvement in disaster relief distribution by utilizing the Internet of Things (IoT). Business process reengineering (BPR) approach is used to redesign business process of the disaster relief distribution. The method used in this study is a structured system development approach with Entity-Relationship Diagram (ERD) and Data Flow Diagram (DFD). This study resulted in a reduction of disaster relief distribution time by 68.4% and a more accountable disaster relief distribution process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camryna Hanna Pertiwi
"Layanan medis gawat darurat memiliki peran penting dalam menyelamatkan nyawa pasien dan mengurangi kematian atau kecacatan. Implementasi Internet of Things (IoT) pada layanan medis gawat darurat diharapkan dapat membantu dokter dan perawat untuk memberikan perawatan yang segera dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan pada proses operasional layanan medis gawat darurat yang mengimplementasikan IoT dengan menggunakan metode Rekayasa Proses Bisnis (BPR). Metode Failure Mode dan Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk memprioritaskan modus kegagalan dari setiap proses yang akan direkomendasikan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan IoT. Penelitian ini menemukan 2 modus kegagalan pada proses pra-rumah sakit dan 10 modus kegagalan pada proses rumah sakit yang direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan dengan menggunakan IoT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbaikan dengan pengurangan waktu sebesar 19% pada proses pra-rumah sakit dan 22% pada proses rumah sakit.

Emergency medical services (EMS) play an important role in saving patients life and reducing death or disability. IoT implementation in EMS is expected to help emergency physicians handle emergency patients to get prompt and accurate treatment. This study aims to design improvements in EMS operational process that implement IoT using Business Process Reengineering (BPR) approach. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method is used to prioritize failure modes in the process that will be recommended for corrective actions using IoT implementation. This study found 2 failure modes in the pre-hospital process and 10 failure modes in the hospital process that are recommended for improvement using IoT. The results of this study show improvement by reducing process time by 19% in the pre-hospital process and 22% in the hospital process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathi Ilham Akbar
"Kebutuhan listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Dalam rangka memastikan ketersediaan listrik yang stabil dan dapat diandalkan, diperlukan sistem manajemen energi yang efektif. Kemajuan digitalisasi dan perkembangan teknologi membuka peluang untuk merancang sistem manajemen energi berbasis Internet of Things (IoT) yang berfungsi sebagai jaringan cerdas. Dalam penelitian ini, sistem manajemen energi yang diusulkan menggabungkan mikrokontroler, sensor, dan kontaktor untuk mengontrol suplai daya dalam jaringan cerdas yang terdiri dari dua sistem PLTS, baterai, dan jaringan induk PLN. Ketika daya yang dihasilkan oleh kedua sistem PLTS lebih rendah daripada kebutuhan beban, mikrokontroler akan menginstruksikan kontaktor baterai untuk menutup, sehingga kelebihan daya dari PLTS dapat digunakan untuk mengisi baterai. Namun, jika total daya dari PLTS tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beban, kontaktor baterai akan dibuka untuk menyuplai daya tambahan. Baterai dapat melakukan proses discharging selama tingkat State of Charge (SoC) baterai tidak melebihi batas yang ditentukan, yaitu 60%. Setelah SoC baterai melewati batas tersebut, baterai tidak dapat lagi menyuplai daya, dan kekurangan daya akan disuplai oleh jaringan PLN melalui generator asinkron. Selain itu, diimplementasikan juga aplikasi Blynk sebagai alat monitoring data dan pengontrolan manual kontaktor dalam sistem manajemen energi. Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa sistem yang diusulkan dapat mengatasi fluktuasi daya dan memastikan ketersediaan listrik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan beban.

The need for electricity in Indonesia continues to increase along with population growth. To ensure the availability of stable and reliable electricity, an effective energy management system is required. Advances in digitalization and technological developments open opportunities to design Internet of Things (IoT)-based energy management systems that function as intelligent networks. In this study, the proposed energy management system combines a microcontroller, sensor, and contactor to control the power supply in an intelligent network consisting of two PV mini-grid systems known as Solar PV System, batteries, and the PLN main grid. When the power generated by the two PV systems is lower than the load requirements, the microcontroller will instruct the battery contactor to close, so that the excess power from the PV system can be used to charge the battery. However, if the total power from the PV system is insufficient to meet the load requirements, the battery contactor will be opened to supply additional power. The battery can carry out the discharging process as long as the State of Charge (SoC) level of the battery does not exceed the specified limit, which is 60%. Once the battery SoC crosses the limit, the battery can no longer supply power, and the power shortage will be supplied by the PLN network via an asynchronous generator. In addition, the Blynk application is also implemented as a data monitoring tool and manual control of contactors in the energy management system. Test results and data analysis show that the proposed system can overcome power fluctuations and ensure adequate electricity availability to meet load requirements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nashira Nattaya
"Waktu tunggu yang lama merupakan masalah yang kerap terjadi pada pelayanan publik di berbagai negara. Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan publik tidak seharusnya memberatkan pasien dengan waktu tunggu yang lama, terutama pada lansia. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dan prevalensinya terus meningkat seiring pertambahan usia. Proyeksi peningkatan populasi lansia yang signifikan di Indonesia merupakan tantangan bagi unit kardiologi di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi layanannya.
Penelitian ini bertujuan merancang perbaikan proses layanan rawat jalan pada unit kardiologi (poliklinik jantung) untuk mendapatkan optimalisasi waktu keseluruhan pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Business Process Reengineering dan mempertimbangkan peluang dari perkembangan teknologi dalam perancangan solusi perbaikan proses.
Studi kasus dilakukan pada suatu rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, Indonesia. Empat skenario rancangan perbaikan proses disimulasikan dengan software iGrafx BPMN dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Internet of Things (IoT) untuk penangkapan data Rekam Medis Elektronik (RME) menghasilkan proses yang paling efisien, dengan penurunan waktu keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan sebesar 46,94%.

Long waiting time is an issue in most public services around the world. Hospital as a healthcare facility should not stress its patients with long waiting time, especially when it comes to elderly. Cardiovascular disease (CVD) represents 31% of global deaths and its prevalence rate escalates as aging. Expecting a significant increase in elderly, outpatient cardiological clinics in Indonesia are facing efficiency challenge.
This study aims to design process improvement in outpatient cardiological clinic in order to gain the optimized spent by patients. This research utilizes Business Process Reengineering approach and opportunity given by latest technology in designing the improvement.
A case study is conducted at a private hospital in South Tangerang, Indonesia. Four scenarios of process improvement design are simulated using iGrafx BPMN software. The research outcome shows that using Internet of Things (IoT) for Electronic Medical Record (EMR) data capture results in the most streamlined and efficient outpatient workflow, reducing about 46.94% of time spent in one outpatient visit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldeina Putriandita
"ABSTRACT
Revolusi industri menuju industri 4.0 membawa dampak pada berbagai sektor industri di dunia, salah satunya adalah sektor logistik. Sektor logistik di Indonesia sendiri memiliki permasalahan akan besarnya biaya logistik yang dikeluarkan, terutama oleh aktivitas transportasinya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan perkembangan TIK, seperti yang terdapat pada Cetak Biru Perkembangan Sistem Logistik Nasional. Perkembangan Internet of Things IoT sebagai bagian dari Industri 4.0 dapat menjadi solusi dalam permasalahan logistik transportasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan rancangan strategi untuk implementasi IoT pada sektor logistik transportasi di Indonesia berdasarkan key success factors KSF -nya. Penelitian akan terbagi dua menjadi pemilihan dan pembobotan KSF, dan perancangan strategi. Pada tahap pemilihan dan pembobotan KSF, dengan menggunakan metode Analytic Network Process ANP maka didapatkan delapan butir KSF utama yang paling mempengaruhi implementasi IoT pada sektor logistik transportasi. Pada tahap perancangan strategi, dapat dihasilkan berbagai strategi yang kemudian dirancang diagram implementasinya dengan menggunakan metode Interpretive Structural Modeling ISM . Hasil penelitian ini adalah ditemukannya delapan butir KSF utama yaitu perubahan business mindset; komitmen karyawan; kualitas kinerja saat bekerja; training untuk pengembangan karyawan; kompetisi; keterlibatan top management; on-time delivery; dan kejelasan standar referensi arsitektur komponen penyusun sistem IoT, serta ditemukannya diagram strategi implementasi IoT pada sektor logistik transportasi yang berisi delapan strategi di antaranya menetapkan change management; melakukan pelatihan; manajemen sumber daya manusia; membangun kerja sama dengan partner; melakukan penjagaan dan continuous improvement terhadap sistem perusahaan; membentuk sistem pengawasan; membentuk fail-proof system; dan merancang desain sistem integrasi yang terstandar.

ABSTRACT
Industrial revolution towards industry 4.0 has been going around and affecting various sector globally, one of them is logistics sector. On the other hand, logistics sector in Indonesia has their problem, which is the large sum of cost that must be allocated to logistics activities, mainly in transportation activities. A solution for this problem is by using the development of ICT, as said in the Blueprint of Development of National Logistics System. Internet of Things IoT as part of industry 4.0 is one of the option. The main purpose of this study is to find a design of implementation strategy for IoT on logistic transportation sector in Indonesia, based on its Key Success Factors KSF . This study is divided into two, identificating and prioritizing KSF by using Analytic Network Process ANP method, and designing the strategy. In the identificating and prioritizing KSF stage, the result is indicating that there are eight main KSFs which affecting the implementation of IoT in logistics transportation sector the most. In the designing strategy phase, the eight main KSFs could be used to generate various strategies which then be designed into a structural strategy implementation diagram by using Interpretive Structural Modeling ISM method. The results of this study are the finding of eight main KSFs which are change in business mindset employees rsquo commitment performance rsquo s quality at work training for employees rsquo development competition the involvement of top management on time delivery and clear standard on architecture reference for components of the IoT system, and also the discovery of implementation strategy diagram for IoT in logistics transportation sector that consists of eight main strategies which are change management training human resources management building cooperative relationship with partner maintaining and continually improving the company rsquo s system establish a monitoring system forming a fail proof system and design a standardized integration system."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Ihsan Al Ghifari
"Peramalan permintaan bantuan logistik merupakan acuan untuk kegiatan distribusi yang optimal pasca gempa bumi. Peramalan permintaan yang akurat dan efisien dapat mencegah habisnya ketersediaan bantuan logistik, mempercepat waktu distribusi, dan menjamin setiap korban gempa bumi memperoleh bantuan logistik yang dibutuhkan, sehingga dapat mengurangi penderitaan dan menyelematkan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model peramalan permintaan bantuan logistik pasca gempa bumi. Pendekatan Case-based Reasoning (CBR) dengan dukungan internet of things (IoT) digunakan pada penelitian ini. Gempa bumi Lombok utara yang terjadi pada tahun 2018 digunakan sebagai kasus target yang akan diramal permintaan bantuan logistiknya.
Hasil peramalan diperoleh berdasarkan kasus gempa bumi yang paling similar dengan kasus target. Similaritas kedua kasus ditentukan berdasarkan enam atribut yaitu: magnitudo, kedalaman gempa bumi, jarak episentrum, jumlah populasi terdampak, durasi tanggap darurat (hari), dan Modified Marcelli Intensity (MMI). Penerapan IoT dapat memberikan nilai atribut secara real time sehingga hasil peramalan diperoleh secara cepat. Hasil peramalan permintaan bantuan logistik menunjukkan MAPE di bawah 20%, sehingga dikategorikan sebagai hasil peramalan yang baik dan akurat.

The demand forecasting of emergency logistic relief is a premise and basis for optimal emergency distribution after earthquake. Accurate and efficient demand forecast will prevent stock-out, save time, and ensure every victims get the critical supplies to reduce their suffering and save their life. This paper aims to design demand forecasting model of emergency logistic relief after earthquake. Case-based Reasoning (CBR) method supported by Internet of Things (IoT) is applied to develop the model. This paper uses eartquake incident which struck North Lombok regency in 2018 as target case.
The demand forecasting result is obtained based on the historical case that are the most similar to the target case. The similarity is determined by six attributes: earthquake magnitude, depth of hypocenter, epicentrum distance, total affected population, duration of response phase (day), and modified marcelli intensity (MMI). IoT supports the model to acquire real-time attributes value when earthquake occurs so the forecasting result will be obtained quickly. From the target case, the results shows overall forecast error lower than 20% and open the door for conducting emergency logistic relief demand forecast with quantitative and qualitative approach.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhammad Mirza Etnisa Haqiqi
"Agregasi data adalah teknologi yang dapat digunakan secara efektif di Jaringan Internet of Things (IoT) untuk berbagai aplikasi dalam aktivitas sehari-hari, misalnya, penerapan sistem kinerja sistem secara Real-Time. Peningkatan efisiensi spektral dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan kecepatan transmisi yang tinggi untuk agregasi data. Precoding Digital dan Analog dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas agregasi data di jaringan IoT dengan cara mengoptimalan precoder digital menggunakan solusi secara iteratif dengan menggunakan teknik water-filling solution, sedangkan pada sisi analog penulis mengoptimalkan precoding analog secara iteratif dengan setiap iterasi nya akan terus di update menggunakan parameter yang diusulkan penulis. Penulis menggunakan parameter efisiensi spektral sebagai tolak ukur keberhasilan dari kinerja suatu sistem perangkat jaringan IoT. Akhirnya, hasil simulasi menunjukkan bahwa algoritma yang diusulkan dalam meningkatkan efisiensi spektral pada transceiver hybrid memiliki nilai yang lebih besar dari algoritma penelitian sebelumnya.

Data aggregation is a technology that can be used effectively in Internet of Things (IoT) Networks for various applications in daily activities, for example, implementing Real-Time performance systems. Improved spectral efficiency can be used to meet high transmission speed requirements for data aggregation. Digital and Analog Precoding are optimized to improve the quality of data aggregation in the IoT network by optimizing the digital precoder using a solution iteratively using a water-filling solution technique, while on the analog side of the author, optimizing analog precoding iteratively with each iteration will continue to be updated using the proposed parameters. writer. The author uses spectral efficiency parameters as a measure of the success of an IoT network device system. Finally, the simulation results show that the proposed algorithm in improving the spectral efficiency of the hybrid transceiver has a greater value than the previous research algorithm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Rahmahdi
"Sejalan dengan revolusi industri keempat dan inovasi teknologi, proses pembangunan konstruksi menjadi lebih kompleks karena peningkatan inovasi dalam desain bangunan, struktur, dan metode pembangunan konstruksi di seluruh dunia. Salah satu solusi yang terbaik untuk masalah manajemen konstruksi yang umum adalah dengan memanfaatkan penggunaan teknologi pada setiap fase siklus hidup bangunan. Salah satu solusi tersebut
adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berbasis IoT. Internet of Things (IoT) adalah paradigma yang membayangkan untuk menghubungkan objek sehari-hari dan mengintegrasikannya ke internet menggunakan mikrokontroler, transceiver, dan tumpukan protokol. Berangkat dari fakta tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi aplikasi teknologi IoT pada setiap fase siklus hidup bangunan yang sudah diterapkan, mengidentifikasi tingkat penerapan IoT, dan pemahaman stakeholder terhadap manfaat IoT itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan untuk mecapai tujuan adalah validasi
pakar, survei wawancara, dan survei kuesioner kepada stakeholder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat dua belas jenis perangkat IoT berbeda yang relevan penggunaannya beserta tingkat penerapannya saat ini. Selain itu, penerapan IoT memiliki tingkatan sedang pada
saat ini dan rata-rata stakeholder telah memahami manfaat dari penerapan IoT pada proyekkonstruksi

In line with the fourth industrial revolution and technological innovation, the
construction process has become more complex due to increased innovation in building
designs, structures and construction methods worldwide (F. S. Ibrahim et al., 2021). One of
the best solutions to common construction management problems is to leverage the use of
technology at every phase of the building life cycle. One such solution is to use IoT-based
information and communication technology. The Internet of Things (IoT) is a paradigm that
envisions connecting everyday objects and integrating them into the internet using
microcontrollers, transceivers, and protocol stacks (Benhamaid et al., 2022). Departing from
these facts, this research was conducted with the aim of identifying IoT technology
applications in each phase of the building life cycle that has been implemented, identifying
the level of IoT implementation, and stakeholder’s understanding of the benefits of IoT itself.
The research method used to achieve the goal is expert validation, interview surveys, and
survey questionnaires to stakeholders. The results of this study indicate that there are twelve
different types of IoT devices that are relevant to their use at the current level of application.
In addition, the implementation of IoT has a moderate level at present and the average
stakeholder has understood the benefits of implementing IoT in construction projects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Lihardo Ranjaliba
"Perusahaan telekomunikasi tergolong perusahaan teknologi komunikasi informasi (TIK) yang memiliki tipikal biaya tinggi, untuk penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur. Munculnya over the top (OTT) tanpa investasi infrastruktur yang mahal, kini marak digunakan, mengakibatkan banyak layanan telekomunikasi menjadi usang. Itu terjadi karena OTT secara pragmatis mampu menggantikan layanan telekomunikasi. Berkaca pada kemampuan konektivitas dan jangkauan, telekomunikasi perlu menciptakan pasar baru dengan memberikan perhatian khusus pada kota pintar yang dibangun dari koneksi internet yang masif. Model bisnis operasional telekomunikasi saat ini berbasis pelanggan manusia, sedangkan kota pintar merupakan multi service digital (non human), sehingga diperlukan proses bisnis baru untuk mengelola pelanggan kota pintar (non human). Penelitian ini menyajikan transformasi proses bisnis dalam domain pelanggan dalam operasi sistem yang kompleks dari sebuah perusahaan telekomunikasi. Kebaruan penelitian adalah metode business process reengineering (BPR) yang dikombinasikan dengan soft systems methodology (SSM) dan enterprise knowledge development (EKD) untuk mendefinisikan, memetakan, memodelkan, dan memproyeksikan proses bisnis baru. Hasilnya adalah tujuh model enterprise architecture (EA) untuk mengelola pelanggan baru kota pintar. Pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan daya saing telekomunikasi. Studi ini menghasilkan terobosan model strategi bagi transformasi proses bisnis telekomunikasi dalam domain yang berpusat pada pelanggan (customer-centric) antara lain (1) Request to answer, (2) Order to payment, (3) Usage to payment, (4) Request to change, (5) Termination to confirm, (6) Problem to solution, dan (7) Complaint to solution.

The telco is an information communications technology (ICT) company that has a typical high cost, for the provision and maintenance of the infrastructure. The emergence of over the top (OTT) without expensive infrastructure investments is now being massively used, which has resulted in many telco services becoming obsolete. It occurs because OTT is pragmatically able to substitute similar services. Reflecting on the capabilities of connectivity and coverage, telco needs to create a new market by paying special attention to smart cities that are constructed from massive internet connections. The current telco operational business model is based on human customers, whereas smart cities are a multi-service digital (non-human), so a new business process is required to manage smart city (non-human) customers. This research presents the transformation of business processes in the customer domain in the complex systems operations of a telco company. The research novelty is the business process reengineering (BPR) method combined with soft systems methodology (SSM) and enterprise knowledge development (EKD) to define, map, model, and project a new business process. The result is seven models of enterprise architecture (EA) for managing new smart city customers. In the end, it is expected to increase telco competitiveness. This study produces a breakthrough strategic model for the transformation of telecommunication business processes in a customer-centric domain: (1) request to answer, (2) order to payment, (3) usage to payment, (4) request to change, (5) termination to confirm, (6) problem to solution, dan (7) complaint to solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>