Ditemukan 184425 dokumen yang sesuai dengan query
Erina Asyera
"Penelitian ini mengkaji tentang korelasi antara bangunan berkelanjutan yang telah mendapatkan sertifikasi dari Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) dan perilaku energi berkelanjutan pengguna gedung. Gedung yang telah mendapatkan sertifikasi dari GBC Indonesia pada umumnya telah dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya efisiensi energi. Sebuah gedung hidjau yang baik mampu memberikan input aktif dan pasif serta memberikan umpan balik kepada pengguna. Hal ini seharusnya dapat membuat perilaku pengguna gedung menjadi lebih baik sehinga ada korelasi antara gedung hijau dan perilaku energi berkekelanjutan.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal pada gedung bersertifikasi GBC Indonesia dengan menggunakan metode observasi serta melakukan wawancara kepada pihak pengelola gedung dan menyebarkan kuesioner kepada pengguna gedung dalam kaitannya dengan penghematan listrik. Peneliti akan mengkaji ruang kerja pengguna bangunan serta sistem kerja dan peraturan yang berlaku.
This study examines the correlation between sustainable buildings that have been certified by the Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) and the sustainable energy behavior of building users. Buildings that have been certified by the GBC Indonesia in general have been designed to enable energy efficiency. A good green building can provide active and passive input and provide feedback to users. This should improve the users behavior so that there should be a correlation between green buildings and sustainable energy behavior. The research design used was a single case study in an GBC Indonesia certified building using the observation method and conducting interviews with building managers and distributing questionnaires to building users in relation to electricity savings. The researcher will examine the work space of the building users and the work system and applicable regulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54093
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Laelatus Zahro
"Sebagai bahan penelitian adalah gedung Pusat Inovasi dan Pengembangan Sumber daya Manusia milik kementrian perindustrian yang merupakan salah satu gedung bertingkat di Jakarta. Mulai dibangun pada awal 2020, terdiri dari 8 lantai dengan fungsi utamanya adalah kantor dan pusat inovasi serta pengembangan sumber daya manusia. Dari segi struktur dan arsitekturnya telah diteliti oleh tim pelaksana teknis di lapangan, dimana 60% sudah memenuhi konsep green building. Sedangkan dari segi konservasi energinya beberapa perlu dikaji ulang, seperti: pencahayaan, pendingin ruangan, penghawaan dan energi terbarukan yang pasti membantu dalam proses penghematan energinya. Dari perhitungan ulang desain awal perencanaan didapatkan Indeks Konsumsi Energinya adalah 11 kWh/m²/bulan. Sesuai standar Permen ESDM No. 13/2012 sudah termasuk cukup efisien (8.5 - 14 kWh/m²/bulan). Namun dengan investasi sebesar Rp. 2,842,540,600,- yaitu dengan pemanfaatan pencahayaan alami melalui teknologi sensor cahaya dan sensor gerak, penggantian pendingin udara menggunakan Chiller, tidak menggunakan AC pada area-area tertentu seperti: lobby Lift, koridor, toilet dan tangga darurat. Penambahan dan penggantian material, instalasi dan teknologi tersebut dihitung Return of Investment nya dan dibandingkan terhadap manfaat yang didapatkan. Hasilnya nilai Indeks Konsumsi Energinya turun menjadi 7.6 kWh/m²/bulan (sangat efisien). Nilai investasi yang dikonversikan terhadap nilai keekonomian tiap tahunnya Rp. 682,676,662,- maka Return of Investment yang didapatkan adalah 4.2 tahun.
As research material, the Ministry of Industry's Center for Innovation and Human Resources Development is one of the high rise buildings in Jakarta. This building began to be built in early 2020, consisting of 8 floors with the main function of being an office and a center for innovation and human resource development. In terms of structure and architecture, it has been researched by a technical implementation team in the field, where 60% have fulfilled the green building concept. Meanwhile, in terms of energy conservation, several things need to be reviewed, such as: lighting, air conditioning, ventilation and renewable energy which definitely help in the process of saving energy. From the recalculation of the initial design planning, the Energy Consumption Index was obtained as 11 kWh / m² / month. In accordance with the standard Permen ESDM No. 13/2012 is quite efficient (8.5 - 14 kWh / m² / month). However, with an investment of 2,842,540,600 rupiah namely by utilizing natural lighting through light sensor technology and motion sensors, replacing air conditioning using a chiller, not using air conditioning in certain areas such as: lobby lifts, corridors, toilets and emergency stairs. The Return of Investment and the addition and replacement of materials, installations and technology are calculated and compared to the benefits obtained. The result is that the Energy Consumption Index value drops to 7.6 kWh / m² / month (very efficient). The investment value which is converted to the economic value each year is 682,676,662 rupiah then the Return of Investment obtained is 4.2 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mochamad Rifaldy
"Saat ini penggunaan akan energi pada bangunan gedung terus-menerus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi penyelenggara bangunan dalam melakukan penyelenggaraan bangunan gedung hijau untuk tujuan penghematan energi. Di Indonesia terdapat sistem penilaian untuk Gedung Hijau yang disebut Greenship, yaitu standar dalam penilaian gedung hijau yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia. Sesuai aturan GBCI terdapat update penilaian dari versi 1.2 tahun 2014 ke versi 2.0 tahun 2020, didalamnya terdapat beberapa persyaratan baru yang sebelumnya tidak ada maupun hanya tambahan persyaratan dari versi 1.2. Tujuan dari penelitian ini adalah memudahkan pengguna dalam melakukan penilian mandiri untuk mendapatkan sertifikasi Gedung Hijau. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah belum adanya sistem aplikasi yang dapat digunakan, pengguna harus melakukan penilaian mandiri menggunakan buku pedoman penilaian bangunan hijau. Hal ini berdampak pada faktor kemudahan, kecepatan dan biaya yang dikeluarkan dalam proses penilaian mandiri. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memudahkan penilaian mandiri dan mampu meningkatkan kinerja waktu, memberikan informasi tentang bangunan hijau dan persyaratannya secara terperinci kepada pengguna
Currently the use of energy in buildings is constantly increasing along with technological developments. Therefore, the Government issued Minister of Public Works and Public Housing Regulation No. 02 / PRT / M / 2015 concerning Green Building which is intended as a guideline for building operators in carrying out green building construction for energy saving purposes. In Indonesia there is an appraisal system for Green Buildings called Greenship, which is a standard in green building appraisal issued by the Green Building Council Indonesia. In accordance with the GBCI rules, there is an update assessment from version 1.2 in 2014 to version 2.0 in 2020, in which there are some new requirements that previously did not exist or only additional requirements from version 1.2. The purpose of this study is to make it easier for users to conduct independent assessments to get Green Building certification. The problem raised in this study is that there is no application system that can be used, the user must conduct an independent assessment using the green building appraisal manual. This has an impact on the ease, speed and cost incurred in the self-assessment process. The expected outcome of this study is to facilitate self-assessment and be able to improve time performance, provide users with detailed information about green buildings and their requirements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nadine Aurelia Pasha
"Green retrofit merupakan salah satu langkah bagi Indonesia untuk mengurangi emisi GRK. Melalui retrofitting, bangunan eksisting dapat dimanfaatkan untuk tujuan keberlanjutan yang mengurangi pengeluaran berlebihan. Untuk mengimplementasi bangunan konvensional menjadi bangunan hijau, terdapat 2 (dua) penilaian yang dapat digunakan yaitu Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 dan Rating Tools GBCI. Dalam menyusun struktur WBS pekerjaan retrofitting gabungan dari Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 dan GBCI khususnya aspek BEM, terdapat 74 aktivitas untuk menilai pekerjaan green retrofitting pada bangunan gedung kantor bertingkat tinggi. Agar pekerjaan green retrofitting dapat berjalan maksimal serta dapat mencapai target dan dapat selesai tepat pada waktu seperti yang telah direncanakan, maka dapat lebih memperhatikan sumber daya dari proyek tersebut. Penelitian hanya terbatas pada bangunan gedung kantor bertingkat tinggi khususnya aspek BEM. Hasil kuesioner dianalisa menggunakan metode analisis delphi, metode RII, dan metode statistik seperti uji homogenitas, kecukupan data, validitas, reliabilitas, dan regresi linier. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas yang penting dan berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.
Green retrofit is one step for Indonesia to reduce GHG emissions. Through retrofitting, existing buildings can be utilized for sustainability purposes by reducing excessive expenditure. To implement conventional buildings into green buildings, there are 2 (two) assessments that can be used, namely Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 and the GBCI Rating Tools. In compiling the WBS structure for combined retrofitting work from PUPR Ministerial Regulation Number 21 of 2021 and GBCI especially the BEM aspect, there are 74 activities to assess green retrofitting work on high-rise office buildings. In order for the green retrofitting work to run optimally and be able to achieve the target and be completed on time as planned, it can pay more attention to the resources of the project. Research is only limited to high-rise office buildings, especially aspects of BEM. Questionnaire results were analyzed using the Delphi analysis method and statistics such as homogeneity test, data adequacy, validity, reliability, and linear regression. The result of this research is to know which activities are important and influence the accuracy of resource planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahmadi Surya
"Fakta peningkatan penduduk yang tinggal di perkotaan merupakan tantangan penting bagi industri konstruksi dalam merancang dan mengembangkan kota. Industri bangunan dan konstruksi menjadi penyebab terbesar emisi terkait gas, sehingga industri ini ditekankan untuk memiliki prinsip pembangunan konstruksi yang berkelanjutan. Karena hal tersebut, beberapa negara maju menerapkan Green Building Rating Systems (GBRS) untuk menilai pencapaian Green Building. Di Indonesia GBRS yang bisa digunakan untuk penilaian kinerja Green Building yaitu Peraturan mengenai penilaian kinerja Green Building dalam Permen PUPR nomor 21 Tahun 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang dapat diintegrasikan dengan BIM dengan pengelompokkan data berdasarkan studi literatur kemudian dilakukan pengembangan sistem penilaian Green Building yang berbasis BIM dengan benchmarking dan dilakukan Validasi Pakar dengan Purposive sampling. Green Building mewujudkan berbagai disiplin teknis dengan tingkat saling ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi serta persyaratan dan spesifikasi yang terperinci sehingga Pendekatan BIM digunakan sebagai alternatif untuk mewujudkan pencapaian pembangunan keberlanjutan yang lebih mudah diimplementasikan. Didalam penelitian ini juga dilakukan Pengembangan sistem peringkatan Green Building Indonesia pada tahap perencanaan yang berbasis BIM. Kebijakan teknologi BIM dapat bermanfaat pada tahap perencanaan untuk meminimalisasi dampak dari terlambatnya pekerjaan, penambahan biaya, serta kegagalan konstruksi. Penggunaan BIM untuk Green Building dapat memberikan manfaat lebih dan bisa diimplementasikan.
The fact that more people are living in cities is an important challenge for the construction industry in designing and developing cities. The building and construction industry is the biggest cause of gas-related emissions, so the industry is emphasised to have sustainable construction development principles. Because of this, some developed countries apply Green Building Rating Systems (GBRS) to assess the achievement of Green Buildings. In Indonesia, the GBRS that can be used for Green Building performance assessment is the Regulation on Green Building performance assessment in Permen PUPR number 21 of 2021. The purpose of this research is to identify variables that can be integrated with BIM by classifying data based on literature studies, then developing a BIM-based Green Building Rating system with benchmarking and Expert Validation with Purposive sampling. Green Building embodies various technical disciplines with a high level of interdependence and interrelationship as well as detailed requirements and specifications so that the BIM approach is used as an alternative to realise the achievement of sustainable development that is easier to implement. In this research, the development of an Indonesian Green Building rating system at the planning stage based on BIM was also carried out. BIM technology policy can be useful at the planning stage to minimise the impact of late work, additional costs, and construction failures. The use of BIM for Green Building can provide more benefits and can be implemented."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Thara Arfiansyah
"Saat ini tingkat emisi carbon dioxide (CO2) berada pada level tertinggi. Salah satu penyebabnya adalah pemborosan energi listrik yang digunakan. Salah satu penyumbang terbesar konsumsi energi listrik adalah pada sektor High Rise Building (HRB). Makalah ini mengusulkan suatu sistem otomasi pada sistem Heating Ventilation and Air Conditioning (HVAC), sistem penerangan, dan sistem elektronik khususnya pada guest room area, dimana konsumsi energi listrik sangat bergantung pada perilaku tamu. Tujuan dari sistem yang diusulkan adalah untuk menghemat energi dan mewujudkan smart green buildings. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang diusulkan memberikan penghematan energi rata-rata 303.377 kWh per bulan. Sistem ini dapat menghemat biaya tagihan listrik sebesar 22% setiap bulannya. Dengan investasi Rp 9.350.000.000, Pengembalian dari investasi semua perangkat room control automation akan kembali dalam waktu 30,3 bulan / setara dengan 2,53 tahun (layak) dengan Internal Rate of Return (IRR) 22,06%, Net Present Value (NPV) Rp 2.408.608.882 & Discount Rate 12%. Hasil tersebut menegaskan bahwa penerapan sistem room control automation dapat dikatakan layak untuk mewujudkan smart green buildings.
Currently, the level of carbon dioxide (CO2) emissions is at the highest level. One of the causes is the waste of electricity used. One of the most significant contributors to electrical energi consumption is in the High Rise Building (HRB) sector. This paper proposed an automation system in Heating Ventilation and Air Conditioning (HVAC) systems, lightings systems, and electronic systems, especially in the guest room area, where electrical energi consumption very much depends on the guest's behavior. The purpose of the proposed system is to save energi and to realize smart green buildings. The result showed that the proposed system provided an average energi saving of 303.377 kWh per month. This system could save the cost of electricity bills by 22% each month. With an investment of IDR 9.350.000.000, the return on investment of all room control automation devices will return within 30,3 months / equivalent to 2,53 years (feasible) with an Internal Rate of Return (IRR) of 22,06%, Net Present Value (NPV) IDR 2.408.608.882 & 12% Discount Rate. These results confirm that the implementation of the room control automation system is feasible to realize smart green buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Afifah Amalia Harlen
"Tujuan utama dari proyek ini adalah menghadirkan desain bangunan yang dirancang dengan praktik keberlanjutan lingkungan yang efektif sekaligus memastikan kenyamanan pengguna, sehingga masa depan dapat dilestarikan untuk dinikmati lebih banyak orang. Dalam perjalanan menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan, banyak pendekatan yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai tujuan ini. Arsitektur dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini, sering kali tanpa kita sadari. Tesis ini mengeksplorasi bagaimana mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan sambil tetap mengoptimalkan kenyamanan pengguna sebagai fokus utama. Namun, ada faktor penting lainnya yang juga harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan penggunaan energi pasif, seperti orientasi bangunan, bentuk, elemen peneduh, dan elemen lain dalam perspektif yang lebih luas. Pendekatan desain arsitektur menekankan representasi pemukiman lokal, memaksimalkan pencahayaan alami, dan kenyamanan termal melalui elemen desain inovatif seperti fasad kaca dan perangkat peneduh untuk meningkatkan paparan cahaya sekaligus menciptakan pemandangan yang indah. Konsep bentuk melingkar dirancang untuk secara efektif memanfaatkan matahari sebagai elemen utama.
The main goal of this project is to showcase a carefully designed building with effective sustainability practices while ensuring user comfort so that the future can be preserved for more people to enjoy. On the path toward more sustainable living, many approaches can be considered to achieve this goal. Architecture can make a significant contribution in this area, often without us realizing it. My thesis explores how to integrate environmental sustainability while still optimizing user comfort as the primary focus. However, there are other crucial factors that must also be considered in order to maximize passive energy use, such as building orientation, form, shading, and other elements from a broader perspective. The architectural design approach emphasizes the representation of local settlement, maximizing natural light and thermal comfort through innovative design elements like glass facades and shading devices to enhance exposure while creating beautiful views. The concept of a circular form is designed to effectively harness the sun as a key element."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Afifah Amalia Harlen
"Tujuan utama dari proyek ini adalah menghadirkan desain bangunan yang dirancang dengan praktik keberlanjutan lingkungan yang efektif sekaligus memastikan kenyamanan pengguna, sehingga masa depan dapat dilestarikan untuk dinikmati lebih banyak orang. Dalam perjalanan menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan, banyak pendekatan yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai tujuan ini. Arsitektur dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini, sering kali tanpa kita sadari. Tesis ini mengeksplorasi bagaimana mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan sambil tetap mengoptimalkan kenyamanan pengguna sebagai fokus utama. Namun, ada faktor penting lainnya yang juga harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan penggunaan energi pasif, seperti orientasi bangunan, bentuk, elemen peneduh, dan elemen lain dalam perspektif yang lebih luas. Pendekatan desain arsitektur menekankan representasi pemukiman lokal, memaksimalkan pencahayaan alami, dan kenyamanan termal melalui elemen desain inovatif seperti fasad kaca dan perangkat peneduh untuk meningkatkan paparan cahaya sekaligus menciptakan pemandangan yang indah. Konsep bentuk melingkar dirancang untuk secara efektif memanfaatkan matahari sebagai elemen utama.
The main goal of this project is to showcase a carefully designed building with effective sustainability practices while ensuring user comfort so that the future can be preserved for more people to enjoy. On the path toward more sustainable living, many approaches can be considered to achieve this goal. Architecture can make a significant contribution in this area, often without us realizing it. My thesis explores how to integrate environmental sustainability while still optimizing user comfort as the primary focus. However, there are other crucial factors that must also be considered in order to maximize passive energy use, such as building orientation, form, shading, and other elements from a broader perspective. The architectural design approach emphasizes the representation of local settlement, maximizing natural light and thermal comfort through innovative design elements like glass facades and shading devices to enhance exposure while creating beautiful views. The concept of a circular form is designed to effectively harness the sun as a key element."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dany Cahyadi
"Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 21/PRT/M/2021 tentang Bangunan Gedung Hijau, secara eksplisit mensyaratkan mengenai pengendalian penggunaan material berbahaya khususnya yang tertuang dalam Bagian E. sub bagian E.1.a. sampai dengan E.1.c dan sub bagian E.2.a sampai dengan E.2.i tentang penggunaan material bersertifikat ramah lingkungan yang dapat disebut juga dalam istilah rantai pasok hijau dalam penyediaan material konstruksi. Dalam menyikapi peraturan tersebut dan sebagai solusi atas permasalahan penyediaan material hijau, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan melakukan pengendalian terhadap material berbahaya dan menggunakan material bersertifikat ramah lingkungan atau bahan yang telah memenuhi syarat serta kaidah ramah lingkungan. Pengendalian penggunaan material ramah lingkungan dalam bangunan gedung hijau dimaksudkan untuk mengurangi jumlah zat pencemar berbahaya terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan serta menjaga kesinambungan rantai pasok material yang ramah lingkungan dalam skala nasional. Oleh karena itu dalam pengadaan material konstruksi harus dilakukan serangkaian proses dan praktik yang baik guna mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan penggunaan produk lokal dengan jarak yang sedekat mungkin. Selanjutnya ketentuan ini diharapkan dapat diterapkan dalam pengembangan penyediaan bahan bangunan ramah lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR tentang Bangunan Gedung Hijau."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:2 (2022)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Hidayah Sulistio Jati
"Keberlanjutan lingkungan hidup merupakan isu global yang pada saat ini sedang marak digalakkan. Dalam arsitektur, keberlanjutan tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu inovasi material. Material yang ramah lingkungan tentunya memiliki banyak keuntungan untuk bangunan itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Material-material tersebut juga ada yang berasal dari alam, contohnya yaitu Cannabis sativa. Serat batang dari tanaman Cannabis sativa ini dapat dimanfaatkan sebagai material konstruksi biokomposit yang dikenal sebagai hempcrete. Dalam bangunan, hempcrete berfungsi sebagai insulasi sekaligus dinding struktural ringan. Material ini dikenal memiliki konduktivitas termal rendah, bersifat higroskopis, dan ramah lingkungan. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menstabilkan suhu dan kelembapan dalam ruang, namun penggunaannya dalam industri konstruksi masih terbatas. Dalam tulisan ini, berdasarkan dua studi kasus dari jurnal internasional, hempcrete menunjukkan kinerja termal yang baik dengan nilai R-value yang bervariasi tergantung ketebalan dan kondisi lingkungan. Hasil pengukuran eksperimental dan simulasi numerik menunjukkan bahwa hempcrete mampu mengurangi laju aliran panas (heat flux) dan menjaga kenyamanan termal tanpa ketergantungan tinggi pada sistem mekanis. Temuan ini memperkuat potensi hempcrete sebagai alternatif insulasi bangunan yang efisien dan berkelanjutan.
Environmental sustainability is a global issue that is currently receiving widespread attention. In architecture, sustainability can be achieved through various approaches, one of which is material innovation. Environmentally friendly materials offer numerous benefits for both the building and its surrounding environment. Some of these materials are derived from natural sources, such as Cannabis sativa. The stalk fibers of Cannabis sativa can be used to produce a biocomposite construction material known as hempcrete. In buildings, hempcrete functions as both insulation and a lightweight structural wall. This material is known for its low thermal conductivity, hygroscopic nature, and environmental friendliness. Its main advantage lies in its ability to stabilize indoor temperature and humidity; however, its use in the construction industry remains limited. Based on two case studies from international journals, this paper highlights hempcrete’s strong thermal performance, with R-value outcomes varying according to thickness and environmental conditions. Both experimental measurements and numerical simulations indicate that hempcrete can reduce heat flux and maintain thermal comfort with minimal reliance on mechanical systems. These findings reinforce hempcrete’s potential as an efficient and sustainable alternative for building insulation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library