Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfina Nurul Haqoh
"Perkembangan teknologi membuat proses industrialisasi di wilayah DKI Jakarta dan seluruh Indonesia semakin cepat. Proses industrialisasi yang pesat memiliki dampak yang negatif yaitu terjadinya pencemaran terhadap air, laut, udara dan tanah. Pencemaran lingkungan salah satunya berupa pencemaran oleh logam berat seng (Zn). Selain limbah logam berat, Indonesia dengan produksi jagung sebanyak 19,6 juta ton berpotensi menghasilkan limbah tongkol jagung yang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan kedua masalah tersebut, limbah berupa tongkol jagung dimanfaatkan sebagai bahan baku ekstraksi silika. Silika diekstraksi menggunakan larutan alkali dan larutan asam untuk membentuk xerogel. Karakterisasi yang digunakan yaitu X-ray Diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR), Braun Emmet Teller (BET), Energy Dispersive X-Ray (EDX) dan X-ray Fluorosence (XRF). Silika yang telah diekstraksi menghasilkan luas permukaan optimum sebesar 360,5 m2/g. Selanjutnya silika difungsionalisasi menggunakan CPTMS agar lebih aktif dan dapat digunakan sebagai material remediasi logam cair Zn. Proses fungsionalisasi menurunkan luas permukaan silika menjadi 301,8 m2/g. Meskipun demikian, berdasarkan uji serapan tembaga dengan AAS, silika CPTMS memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi.

Technological developments make the industrialization process in the DKI Jakarta region and throughout Indonesia even faster. The rapid industrialization process has a negative impact, namely the occurrence of pollution to water, sea, air and land. One of the environmental pollution is pollution by heavy metal zinc (Zn). On the other hand, Indonesia with corn production of 19,6 million tons has the potential to produce corn hump waste that has no economic value. Based on these two problems, corn cobs are used as raw material for silica synthesis. Silica is synthesized using an alkaline solution and an acid solution to form xerogel. Characterization used was X-ray Diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR), Braun Emmet Teller (BET), Energy Dispersive X-Ray (EDX) and X-ray Fluorence (XRF). The synthesized silica produces an optimum surface area of 360,5 m2/g. Furthermore, silica functionalized using CPTMS to be more active and can be used as Zn liquid metal remediation material. The functionalization process reduced the silica surface area to 301,8 m2/g. However, based on copper absorption tests with AAS, silica CPTMS has a higher adsorption ability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewantoro Adhy Putranto
"ABSTRACT
Silika mesopori SBA-15 telah disintesis menggunakan tetraorthosilicate sebagai prekursor dan kopolimer triblok P123 sebagai template melalui proses sol-gel dan diteruskan melalui proses hidrotermal dan kalsinasi. Kemudian, SBA-15 di modifikasi menggunakan agen fungsionalisasi CPTMS 3-chloropropyl trimethoxysilane . Dalam penelitian ini, dibandingkan nilai penghilangan Zn menggunakan adsorban SBA-15 dan SBA-15-CPTMS. Keduanya digunakan sebagai adsorban untuk Zn dari air limbah industri menggunakan sampel air laboratorium. Adsorban tersebut juga di karakterisasi menggunakan SAXRD, FTIR untuk mengetahui gugus organik dan AAS untuk pengukuran konsentrasi ion dalam lautan setelah proses adsorpsi. Berdasarkan hasil katakterisasi BET, SBA-15 memiliki luas permukaan 831,996 m2/g, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan luas permukaan SBA-15-CPTMS sebesar 711,061 m2/g. Dari hasil AAS, SBA-15-CPTMS memiliki efektivitas dalam adsorpsi logam Zn lebih rendah daripada SBA-15 murni.
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
Mesoporous silica SBA 15 has been synthesized using Tetraorthosilicate as precursor and Pluronic 123 triblock copolymers as template through the sol gel method then continue with hydrothermal and calcination process. The surface of SBA 15 was modified using functionalization agent CPTMS 3 chloropropyl trimethoxy silane . In this study, we compared the percentage of Zn removal using CPTMS SBA 15 and SBA 15 systems. These SBA 15 CPTMS and SBA 15 were used as adsorbent of Zn from industrial waste water using laboratory water samples. The materials were characterized by SAXRD, the presence of organic group was demonstrated by FTIR, and the ions concentration in solution after adsorption process was determined by AAS. SBA 15 was found to have surface area of 831.996 m2 g higher than SBA 15 CPTMS which has surface area at 711.061 m2 g. CPTMS SBA 15 showed lower effectiveness in adsorption of those metals than pure SBA 15. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Delayori
"ABSTRACT
Perkembangan sains dan teknologi yang meningkat secara pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta proses industrialisasi. Proses industrialisasi menghasilkan limbah industri yang mengandung logam berat seperti tembaga Cu. Limbah industri dapat menyebabkan pencemaran lingkungan disekitar daerah industri yang ditinggali 15 juta atau 6 dari penduduk Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan material mesopori silika Santa Barbara Amorphous SBA-15 sebagai adsorban. SBA-15 disintesis menggunakan proses sol gel menggunakan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor dan Surfaktan Pluronik 123 Triblok Kopolimer sebagai template serta 3-Chloropropyl trimethoxysilane CPTMS sebagai fungsionalisasi agen untuk memodifikasi permukaan SBA-15 agar dapat menjadi adsorban yang baik. Material tersebut dikarakterisasi oleh SAXRD dan TEM untuk mempelajari kristalinitas dan struktur pori material tersebut, FTIR untuk menunjukan kehadiran gugus organik, Brunauer Emmet Teller BET N2 uji adsorpsi isoterm pada 77 K untuk mengetahui luas permukaan pori, serta AAS untuk mengetahui konsentrasi ion setelah proses adsorpsi. Struktur kristal SBA-15 dan SBA-15 CPTMS diketahui adalah 2D heksagonal dengan struktur pori SBA-15 lebih teratur dibanding SBA-15 CPTMS. Luas permukaan SBA-15 CPTMS diketahui lebih rendah dibanding SBA-15, dengan perbandingan 711.061 m2/g dan 831.996 m2/g. Meskipun begitu, pada uji adsorpsi Tembaga, SBA-15 CPTMS memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi.

ABSTRACT
The high development of science and technology affects the economic growth and industrialization process. The industrialization process produces industrial waste which contain heavy metal such as copper Cu. This industrial waste can harm the environment surronding industrial areas where 15 million or 6 of the Indonesian population live. In order to overcome this problem, mesoporous silica material Santa Barbara Amorphous 15 SBA 15 is used as an adsorbent. SBA 15 was synthesized through sol gel process using tetraorthosilicate as precursor, Pluronic 123 triblock copolymer as template, and 3 chloropropyl trimethoxysilane CPTMS as functionalized agent. CPTMS was used to modify the SBA 15 surface in order to improve the materials as adsorbent. The materials were characterized using SAXRD and TEM to study material rsquo s cristallinity and pore structure, the presence of organic group was examined using FTIR, the surface area of SBA 15 and SBA 15 CPTMS were characterized using Brunauer Emmett Teller BET N2 adsorption isotherm test at 77 K, and the ions concentration in solution after adsorption process was determined using AAS. The crystal structure of SBA 15 and SBA 15 CPTMS was found 2D heksagonal with a more regular SBA 15 pore structure than SBA 15 CPTMS. The surface area of SBA 15 CPTMS was found to be lower than SBA 15, 711.061 m2 g in comparison to 831.996 m2 g. However, in copper adsorption test, it was found that SBA 15 CPTMS has higher adsorption ability."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami Agustina Adriyani Anwar
"ABSTRACT
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia, maka aktivitas ekonomi juga turut meningkat. Salah satunya adalah proses industrialisasi yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Proses industrialisasi ini menghasilkan efek samping yaitu menurunnya kualitas lingkungan akibat limbah industri. Limbah industri yang berbentuk cair mengandung logam berat kadmium yang dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Material mesopori SBA-15 disintesis, dikarakterisasi, dan digunakan sebagai material adsorben untuk remediasi limbah cair dari logam berat kadmium Cd . Material mesopori SBA-15 memiliki area permukaan yang luas, ukuran dan diameter pori yang besar, dan memiliki struktur mesopori yang seragam sehingga cocok untuk digunakan dalam media cair. Material mesopori SBA-15 disintesis menggunakan kopolimer triblok Pluronik 123 sebagai surfaktan dan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor silika. Selanjutnya material ini difungsionalisasi menggunakan 3-Chloropropyl Trimethoxysilane CPTMS untuk memodifikasi permukaannya. Penelitian ini menghasilkan dua material adsorben yaitu SBA-15 yang didapat dari proses sintesis dan SBA-15 CPTMS hasil fungsionalisasi material awal SBA-15 sebelumnya. Material-material tersebut dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui struktur kristalnya, gugus organik diamati menggunakan FTIR, adsorpsi-desorpsi nitrogen dilakukan dengan metode BET dan pengamatan morfologi permukaan diamati dengan TEM serta konsentrasi ion dalam larutan setelah proses adsorpsi dihitung menggunakan AAS. Material mesopori SBA-15 yang berhasil disintesis ini memiliki karakteristik material mesopori terbukti dengan hasil pengujian yang telah dilakukan seperti SAXRD menunjukkan bahwa material mesopori memiliki struktur kristal dengan adanya puncak-puncak difraksi yang terdeteksi. Sedangkan, hasil pengamatan TEM menunjukkan morfologi permukaan material, SBA-15 CPTMS memiliki permukaan yang lebih terang dibandingkan SBA-15 akibat proses fungsionalisasi oleh klor. Selanjutnya, hasil pengujian FTIR menunjukkan bahwa terdapat perbedaan gugus fungsi yang terbentuk antara material SBA-15 dan SBA-15 CPTMS. Hasil pengujian BET menunjukkan proses sintesis material mesopori SBA-15 menghasilkan luas permukaan sebesar 831.996 m2/g, sedangkan produk fungsionalisasi yaitu SBA-15 CPTMS menghasilkan luas permukaan sebesar 711.061 m2/g. Material SBA-15 CPTMS menunjukkan luas permukaan dan ukuran pori yang lebih kecil dibandingkan SBA-15 tetapi hal ini tidak mengganggu keefektifan adsorpsinya terhadap logam berat kadmium Cd karena menunjukkan penyerapan yang lebih tinggi dari SBA-15. Adapun konsentrasi optimum material adsorben untuk menyerap logam berat kadmium dengan presentase paling tinggi pada penelitian ini adalah sebesar 120 mg/l.

ABSTRACT
Along with the increasing population growth in Indonesia, the economic activity also increases. One of them is a growing industrialization process to meet the needs of the community. This industrialization process produces side effects that is the decrease of environmental quality due to industrial waste. Industrial waste in the form of liquid contains heavy metals cadmium that can be harmful to humans and the surrounding environment. The SBA 15 mesoporous material was synthesized, characterized, and used as an adsorbent material for remediation of liquid waste from cadmium Cd heavy metals. The SBA 15 mesoporous material has large surface area, large pore size and diameter, and has a uniform mesoporous structure making it suitable for use in liquid media. The SBA 15 mesoporous material was synthesized using triblock copolymers Pluronic 123 as surfactants and Tetraorthosilicate TEOS as precursors of silica. Furthermore this material is functionalized using 3 Chloropropyl Trimethoxysilane CPTMS to modify its surface. This study yielded two adsorbent materials which is SBA 15 obtained from the synthesis process and SBA 15 CPTMS resulted from functionalization of the initial material. The materials were characterized using XRD to determine the crystal structure, the organic groups were observed using FTIR, nitrogen adsorption desorption was performed by BET method and observation of surface morphology was observed with TEM and ion concentration in solution after adsorption process was calculated using AAS. The synthesized SBA 15 mesoporous material has proven mesoporous material characteristics with assay results that have been performed such as SAXRD showing that the mesoporous material has a crystal structure in the presence of detectable diffraction peaks. Whereas, the TEM observations show the surface morphology of the material, SBA 15 CPTMS has a lighter surface than the SBA 15 due to the process of functionalization by chlorine. Furthermore, FTIR test results show that there are differences in functional groups formed between SBA 15 and SBA 15 CPTMS materials. Last, BET test results show that the synthesis process of the SBA 15 mesoporous material yielded a surface area of 831,996 m2 g, while the functionalization product SBA 15 CPTMS yielded a surface area of 711.061 m2 g. The SBA 15 CPTMS material shows a smaller surface area and pore size than the SBA 15 but this does not interfere with the effectiveness of its adsorption to heavy metal cadmium Cd because it exhibits higher adsorption of SBA 15. The optimum concentration of adsorbent material to adsorb cadmium heavy metals with the highest percentage in this study amounted to 120 mg l. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Brahmarsi Mahagnyana
"ABSTRACT
Perkembangan dunia industri telah menimbulkan konsekuensi pencemaran limbah cair. Salah satu logam yang mempengaruhi kondisi perairan saat ini adalah logam berat seperti timbal Pb. Timbal Pb dapat memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan makhluk hidup terutama di dalam air. Salah satu langkah untuk mencegah pencemaran lebih lanjut adalah menggunakan material mesopori silika yang memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal yang teratur dan dapat diaplikasikan sebagai adsorban logam berat. Pada penelitian ini, material mesopori silika SBA-15 telah berhasil disintesis dan telah berhasil difungsionalisasikan dengan CPTMS. Sintesis dari SBA-15 dilakukan dengan metode sol-gel menggunakan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor dan Pluronic-123 P123 sebagai surfaktan. Kemudian SBA-15 difungsionalisasikan dengan CPTMS dengan toluene sebagai pelarutnya. Karakterisasi dilakukan menggunakan TEM untuk mendapatkan gambar, BET untuk luas permukaan dan ukuran pori, Quantachrome N2 untuk morfologi pori, SAXRD untuk kristalinitas, FTIR untuk identifikasi ikatan kimia, dan AAS untuk uji adsorbsi. SBA-15 dan SBA-15 CPTMS tidak menunjukkan perbedaan signifikan kecuali pada nilai luas permukaan dan ukuran pori SBA-15-CPTMS yang lebih kecil. Meskipun SBA-15-CPTMS memiliki luas permukaan yang lebih kecil dibandingkan SBA-15 murni, kapasitas adsorbsi dari SBA-15-CPTMS memiliki nilai yang lebih tinggi terutama pada konsentrasi adsorban yang rendah. Maka dapat disimpulkan fungsionalisasi SBA-15 dengan CPTMS dapat meningkatkan kapasitas adsorbsi logam berat timbal Pb.

ABSTRACT
The advancement of industrial world has brought up contamination consequences throughout the water system. Lead Pb is one of the heavy metal that can inflict catastrophic cause especially for the water ecosystem. One of the countermeasure to prevent such thing is to use mesoporous silica nano material that has high surface area, diameters, and pore volume with ordered hexagonal structure to adsorb heavy metal contaminant such as Pb. In this research, mesoporous silica SBA 15 has been succesfully synthesized and its surface has been modified functionalized with CPTMS. The synthesis of pure SBA 15 was conducted by sol gel method using Tetraorthosilicate TEOS and Pluronic 123 P123 as precursor and template respectively. The functionalization process was conducted with the help of CPTMS and dissolved into toluene. The characterization methods used in this research are as follows TEM for imaging, BET for surface area and pore size calculation, Quanthacrome N2 adsorption for pore morphology, SAXRD for crystallinity, FTIR for chemical substance identification, and AAS for adsorption test. SBA 15 and SBA 15 CPTMS does not show significant differences except the lower value of surface area and pore size on SBA 15 CPTMS. Despite lower surface area and pore size of SBA 15 CPTMS in comparison with pure SBA 15, the effectivity of SBA 15 CPTMS in lead adsorption much higher than pure SBA 15 especially at lower concentration of adsorbents. It can be concluded that functionalization of SBA 15 using CPTMS has further increased the adsorption capacity of Lead Pb."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kusuma Wardana
"Sekam Padi merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi dan menjadi limbah di banyak negara produsen beras, termasuk di Indonesia karena memiliki nilai gizi yang kurang baik. Secara khusus, kandungan silika amorf dalam sekam padi berada pada kisaran 20-25% wt%. Pembakaran sekam padi menghasilkan abu yang mengandung silika. Pada penelitian ini silika pada sekam padi akan diekstrak menggunakan metode alkali dengan proses refluks. Sebelum sekam padi dibakar, dilakukan pelindian terhadap sekam padi menggunakan larutan HCl dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 8%. Pembakaran dilakukan pada temperatur 250°C, 450°C, dan 700°C selama 6 jam. Setelah itu, dilakukan refluks pada abu sekam menggunakan NaOH 10% untuk mengisolasi silika didalamnya. Kemudian dilakukan penambahkan HCl 1M untuk mengambil silika menjadi silika xerogel. Silika kemudian dioptimalisasi menggunakan 3-chloropropyltrimethoxysilane (CPTMS).
Hasil yang didapat menunjukan bahwa penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi saat pelindian dapat meningkatkan kemurnian dan yield dari silika yang didapatkan.terlihat dengan konsentrasi 8% didapat yield dan kemurnian tertinggi yaitu 68,1% dan 93,95%. Selain itu penambahan CPTMS dianggap tidak efektif karena hasil menunjukan bahwa persentase penghilangan logam oleh silika tanpa optimalisasi yaitu sebesar 26,42% & 14,44% lebih besar dari silika +CPTMS yaitu sebesar 0,053% & 6,15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fajri
"Limbah katalis nikel setiap tahun dihasilkan sekitar 1000 ton dimana kandungan nikel yang terdapat di dalam katalis sebanyak 16% wt. Berdasarkan hal diatas dalam penelitian ini ditujukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis nikel agar dapat dimanfaatkan kembali oleh perusahaan untuk dijual ke industri material. Metode yang digunakan dalam pengambilan kembali logam nikel dari limbah katalis adalah dengan metode leaching, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif CYANEX 272 dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis nikel menggunakan H2SO4 mendapatkan nilai tertinggi pada konsentrasi 8 M dengan temperatur 85 oC dan waktu operasi sekitar 5 jam dengan persentase leaching nikel sebesar 97,23%. Pada proses ekstraksi dengan menggunakan Cyanex 272 dalam larutan kerosin, persentase ekstraksi yang optimum diperoleh sebesar 87,61% pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex 0,6 M.

Waste nickel catalyst produced each year around 1,000 tonnes with the nickel content present in the catalyst as much as 16% wt. Based on the above in this study is intended to retrieve a nickel of waste a nickel catalyst to be used again by the company to be sold to industrial materials. The method used in the recovery of nickel metal from the waste catalyst is the method of leaching, liquid-liquid extraction using a selective extractant CYANEX 272 and stripping.
The results showed that the waste leaching process nickel catalyst using H2SO4 get the highest score at a concentration of 8 M with a temperature of 85 ° C and the operating time of about 5 hours with a percentage of 97.23% nickel leaching. In an extraction process using kerosene Cyanex 272 in solution, the optimum extraction percentage of 87.61% was obtained at pH 7 and Cyanex concentration of 0.6 M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Ahmad Anindria
"Bonggol jagung merupakan salah satu biomassa yang memiliki jumlah yang berlimpah di Indonesia. Dengan pirolisis, bonggol jagung dapat dikonversi menjadi bio-oil yang mengandung senyawa seperti furan, fenol, dan turunannya yang dapat dimanfaatkan sebagai pengekstraksi aromatik pada minyak pelumas mentah. Banyaknya kandungan aromatik pada pelumas dapat mempengaruhi sifat fisik pelumas yang menyebabkan gesekan pada bagian-bagian mesin yang dilumasi. Objektif penelitian ini adalah memperoleh fraksi furan, fenol, dan turunannya dari pirolisis yang dapat dimanfaatkan sebagai pelarut aromatik pada pelumas yang optimal. Pirolisis dilakukan pada reaktor berpengaduk dengan heating rate 5oC/menit, suhu maksimal 500oC, dan dialirkan gas N2 dengan laju alir 900 mL/menit. Bio-oil hasil pirolisis mengandung berbagai senyawa yang tidak diinginkan, salah satu yang paling dominan adalah asam karboksilat 37, sementara kandungan furan 13 dan fenol 7. Isolasi fraksi furan dan fenol dilakukan dengan penambahan NaOH dan sentrifugasi untuk menghasilkan dua fasa terpisah, yaitu fasa asam karboksilat serta fasa furan dan fenol. Fasa furan dan fenol mengandung furan 13 dan fenol 27 serta tidak ada kandungan asam karboksilat. Ekstraksi aromatik dilakukan dengan menggunakan fasa furan dan fenol dan pelumas mesin yang dicampur dengan p-xylene sebagai senyawa model aromatik pada suhu konstan 40oC selama 60 menit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar rasio berat pelarut terhadap pelumas, sisa aromatik yang terdapat pada rafinat semakin sedikit, dan semakin sedikit jumlah aromatik awal pada pelumas, efektivitas melarutkan aromatik semakin besar.

Corncob is one of the biomass which has abundant amount in Indonesia. Through pyrolysis, corncobs can be converted into bio oils containing compounds such as furans phenol, and its derivatives which can be utilized as extractants of aromatics in raw lubricant oil. In high temperature, the aromatic content in engine lubricants can affect physical properties of the lubricants causing wearing on engine parts. The object of this research is to utilize the fraction of furan, phenol, and its derivatives from pyrolysis as an optimum aromatic extractant. Pyrolysis has been done in a stirred tank reactor with a heating rate of 5oC min, a maximum temperature of 500oC and flow rate N2 of 900mL min. Bio oil from pyrolysis contains many undesired compounds, one of which was carboxylic acid as the predominant compounds 37, while furan content was 13 and phenol 7. Isolation of furan and phenol fractions has been achieved by the addition of NaOH and then centrifugation to produce two separated phases the carboxylic acid phase and the furan and phenol phase. Furan and phenol phase contains 13 furan and 27 phenol with no carboxylic acid content. The aromatic extraction was performed using furan and phenol phase and an engine lubricant mixed with p xylene as an aromatic compound model at constant temperature of 40oC for 60 minutes. Experiment result shows that the greater the weight ratio of solvent to lubricant, the lower is the aromatic residual present in the raffinate and the lower the initial aromatic content in lubricant, the greater the effectiveness of aromatic extraction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Izinilah
"Printed Circuit Board PCB adalah suatu board tipis tempat letak komponen elektronika, dimana bagian sisinya terbuat dari lapisan tembaga. Hampir semua komponen elektronik terdapat PCB baik itu pada televisi, komputer, radio bahkan elektronik kecil seperti kalkulator pun terdapat PCB. Komponen PCB ini mengandung logam berat yang cukup berbahaya seperti Pb, Cu, Fe, Zn, Ni, Mn. Namun disisi lain logam tersebut juga memiliki manfaat lainnya contohnya seperti Cu yang banyak diaplikasikan pada komponen listrik sehingga alangkah baiknya jika diolah kembali. Salah satu metode perolehan logam dari limbah PCB yang dinilai efektif adalah metode hidrometalourgi yang mana dengan cara leaching menggunakan asam dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair. Asam yang digunakan dalam metode leaching terdiri dari asam anorganik HCl dan Asam sitrat yang ditambahkan H2O2 sebagai oksidator. Setelah melewati proses leaching kemudian diekstraksi dengan menggunakan Ekstraktan LIX84-ICNS dalam Pelarut Kerosin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi operasi leaching optimum berada pada konsenstrasi leaching agent 2 M dan suhu 45o C dengan penambahan H2O2 1 M selama 20 jam dimana diperoleh persentase leaching dengan menggunakan HCl sebesar 62,06 dan untuk asam sitrat sebesar 22,83. Sedangkan untuk proses ekstraksi cair-cair diperoleh kondisi operasi optimum untuk ekstraksi Cu dalam larutan HCl pada konsentrasi ekstraktan 20 v/v dengan pH 0,3 sedangkan untuk Cu dalam larutan asam sitrat pada konsentrasi ekstraktan 20 v/v dengan pH 1.

Printed Circuit Board PCB is a thin board where electronics components are located, where the sides are made of copper layers. Almost all electronic components have PCBs on television, computer, radio and even small electronics such as calculators also have PCB. This PCB component contains of heavy metals such as Pb, Cu, Fe, Zn, Ni, Mn. But on the other hand the metal also has other benefits such as Cu that widely applied to electrical components so it would be nice if processed again. One method of obtaining metal from PCB waste that is considered effective is the hydrometalourgi method by leaching the metal with an acid then continued with liquid liquid extraction. The acid that used in the leaching method consists of inorganic acids HCl and organic acid citric acid then added H2O2 as an oxidizer. After passing through the leaching process then extracted by using LIX84 ICNS Extractant in Kerosene Solvent.
The results showed that the optimum leaching operation condition was in the concentration of leaching agent 2 M and the temperature of 45o C with the addition of H2O2 1 M for 20 hours which obtained the percentage of leaching using HCl of 62.06 and for citric acid of 22.83. As for the liquid liquid extraction process, the optimum operating conditions for Cu extraction in HCl solution at extractant concentration of 20 v v with pH 0.3, while for Cu in citric acid solution at extractant concentration of 20 v v with pH 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arival Jefry
"Berdasarkan data ESDM produksi olahan nikel Indonesia mencapai 2,47 ton pada 2021 yang naik 2,17% dari tahun sebelumnya. Tren produksi olahan nikel ini terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Akan tetapi dengan naiknya produksi nikel menyebabkan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh pelaku industri smelter di Indonesia. Terhitung pada tahun 2019 Industri nikel menghasilkan 19 juta ton terak yang diperkirakan akan terus bertambah. Penelitian ini menjelaskan proses ekstraksi silika dari terak feronikel secara sederhana dan ekonomis sehingga menghasilkan karakteristik produk yang baik untuk diguakan sebagai absorbent untuk penyerapan logam berat. Metode ekstraksi yang diguankan yaitu hidrotermal dengan penambahan aditif berupa NaOH, pelindian menggunakan air (aquaades), pengendapan menggunakan proses titrasi dengan HCL sebagai agen titrasi, pencucian menggunakan air (aquades), dan kalsinasi untuk menghilangkan klorin. Dalam Penelitian ini, produk silika yang didapatkan memiliki nilai recovery 91% dan tingkat efisiensi 98% sebagai absorbent untuk logam berat.

Based on ESDM data, Indonesia's nickel processed production will reach 2.47 tons in 2021, an increase of 2.17% from the previous year. This trend of nickel-processed production continues to grow every year. However, the increase in nickel production causes problems that cannot be solved by the smelter industry players in Indonesia. As of 2019 the nickel industry produced 19 million tons of slag which is expected to continue to grow. This study describes the process of extracting silica from ferronickel slag in a simple and economical way so as to produce good product characteristics to be used as an absorbent for heavy metal absorption. The extraction method used is hydrothermal with the addition of additives in the form of NaOH, leaching using water (aquades), precipitation using a titration process with HCL as a titration agent, washing using water (aquades), and calcination to remove chlorine. In this study, the silica product obtained had a recovery value of 91% and an efficiency rate of 98% as an absorbent for heavy metals.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>