Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Anissa Cahyani
"Fenol adalah salah satu kandungan berbahaya dalam limbah cair industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah fenol yang efektif. Reaktor  Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma berkonfigurasi silinder spiral digunakan pada penelitian ini untuk mendegradasi limbah sintetik yang mengandung senyawa fenol melalui spesies aktif yang terbentuk dalam reaktor memiliki potensial oksidasi yang tinggi dan dapat menguraikan berbagai polutan organik dalam limbah. Teknik ozonasi juga diaplikasikan pada reaktor DBD dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah ozon dan radikal OH sehingga dapat memaksimalkan proses degradasi fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengivestigasi kinerja reaktor DBD plasma dalam mendegradasi fenol dan membandingkan efektivitas reaktor DBD plasma dengan pengaplikasian teknik ozonasi dalam reaktor DBD terhadap proses degradasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi dalam 90 menit dengan reaktor DBD plasma mencapai 57,5%. Pengaplikasian teknik ozonasi pada reaktor DBD mampu meningkatkan degradasi fenol menjadi 98,41%. Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju alir air limbah 85 mL/menit, laju aliran udara 2,5 L/menit dan tegangan sekunder EPT 13,63 kV.

Phenol is one of the pollutant contain in industrial wastewater that has high toxicity and persistent in the environment, therefore, it is urgent to develop effective method to  remove phenol from wastewater. Reactor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma with sylinder coaxial configuration is employed in this study to degrade synthethic wastewater contain phenol, through large chemical active species that has high oxidation potential and able to degrade organic compound in wastewater. Ozonation technique is applied on DBD reactor which aims to increase ozone and OH radicals, thus maximize phenol degradation process.
This study aims to investigated DBD reactor performance in phenol degradation and compared DBD plasma reactor effectivity with application of ozonation technique on DBD plasma reactor in degradation process. From experiment result, it was found that in 90 minutes degradation process of phenol with DBD reactor achieve 57.5%. Application of ozonation on DBD reactor was able to increase the degradation of phenol to 98.41%. The optimum condition of the degradation process was obtained by using wastewater flow rate 85 mL/min, air flow rate 2.5 L/min, and secondary EPT voltage 13.63 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Endah Permata
"Limbah cair sintesis yang mengandung senyawa 2,4-diklorofenol (DCP) dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Teknologi plasma dengan reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma non-termal diketahui dapat mendegradasi senyawa DCP menjadi senyawa yang lebih sederhana didegradasi oleh lingkungan. Lucutan plasma dihasilkan oleh pembangkit tegangan tinggi di antara celah elektroda yang dilapisi penghalang dielektrik sehingga limbah cair berfase gas akan terionisasi sehingga dihasilkan sepesi aktif. Spesies aktif yang dihasilkan yaitu elektron, senyawa radikal (hidroksil, ozon, hidrogen peroksida), dan partikel netral yang akan mendegradasi limbah cair dengan cara memutus ikatan senyawa limbah.
Tujuan penelitian ini adalah mendegradasi limbah cair sintetis senyawa DCP menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu CO2 dan H2O. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi DCP menggunakan reaktor DBD plasma selama 90 menit dapat mencapai 89,55. Penambahan ozon dalam proses degradasi DCP dapat meningkatkan degradasi DCP menjadi 99,62%.Kondisi optimum diperoleh ketika mengunakan laju alir udara 2,5 lpm, laju alir limbah 85 mlpm, tegangan plasmatron 13,6 kV, dan penambahan ozon pada aliran.

Synthesis of wastewater containing compounds 2,4-dichlorophenol can endanger human health and the environment. Plasma technology with a Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor non-thermal can degrade 2,4-dichlorophenol compounds into compounds that are more easily degraded by the environment. A plasma discharge is produced by a high voltage generator between the electrode leaks that the dielectric barrier requires so that the wastewater takes the gas to be ionized so that an active session is produced. The active species produced are electrons, radical compounds, and neutral particles that will degrade wastewater by breaking the joint bond of waste.
The purpose of this study was to degrade the wastes of synthetic manganese and 2,4-dichlorophenol compounds into simpler compounds, CO2 and H2O. From the results of the study, it was found that the DCP degradation process using a plasma DBD reactor for 90 minutes could reach 89,55%. Addition of ozone into the DCP degradation process can increase DCP degradation to 99,62%. The optimum condition is obtained when using an air flow rate of 2.5 lpm, 85 mlpm waste flow rate, 13.6 kV plasmatron voltage, and ozone injection system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylen Rhona Vika
"Dalam penelitian ini limbah cair yang mengandung limbah sintetis pklorofenol sebesar 50 ppm diozonasi menggunakan RHOP (reaktor hibrida ozonplasma) dan ozonator standar, pada kondisi asam, netral, dan basa. Penelitian ini dilakukan dengan variasi lainnya, yaitu 3 (tiga) macam konfigurasi sistem reaksi (reaksi penyisihan limbah dalam RHOP, ozon dikontakkan dengan limbah cair dalam skema reaksi CSTR, dan ozon dikontakkan dengan limbah cair yang dilanjutkan dengan reaksi dalam RHOP). Kondisi pH limbah cair yang digunakan adalah 3,9 (asam), 6,8 (netral) dan 10,8 (basa). Penelitian ini menghasilkan kondisi terbaik untuk mendegradasi p-koloronenol yang terkandung dalam limbah cair yaitu, kondisi basa pH 10,8 dan sistem reaksi ozon dikontakkan dengan limbah cair yang dilanjutkan dengan reaksi dalam RHOP. Persentase degradasi yang dihasilkan mencapai 83,97%, dengan konsentrasi akhir 8,01 ppm.

In this experiment the liquid waste of p-chlorophenol synthetic 50 ppm ozonated by RHOP (ozone-plasma hybrid reactor) and standard ozonator, in acid, neutral and base condition. The experiment was carried out with 3 kinds variations of system configurations reaction (eliminination reaction liquid waste in RHOP, the liquid waste contacted with ozone in CSTR reaction scheme and the liquid waste contacted with ozone followed by reaction in RHOP). The liquid waste pH conditions used was 3,9 (acid), 6,8 (neutral) and 10,8 (base). The maximum conditions to degrade liquid waste containing p-chlorophenol are base at pH 10,8 and the ozone contacted with the liquid waste followed by reaction in RHOP. The degradation percentage obtained in this experiment is around 83,97% with concentrations 8,01 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43757
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nayoan, Stefans Johan Xaverius
"Melalui penelitian ini, signifikansi dari efek kavitasi hidrodinamika dan ultrasonik dan juga pemangsa radikal akan diketahui dan dievaluasi melalui konstanta laju reaksi dan bilangan Hatta. Dalam penelitian ini, pembelajaran literatur akan dilakukan pertama, agar dapat melanjutkan penentuan model dan input pada penelitian ini. Kemudian, pembentukan program akan dilaksanakan dan program tersebut akan divalidasi melalui data yang telah diperoleh dari eksperimen sebelumnya. Hasil dari program kemudian akan dianalisa dan dibahas. Untuk pembentukan program, perangkat lunak matematis, MATLAB, akan dipakai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam segi konsumsi ozon, konfigurasi ozonasi tunggal mengkonsumsi ozon paling tinggi, sedangkan konfigurasi ozonasi dan kavitasi ultrasonik adalah yang paling rendah. Hal ini dapat dikaitkan dalam pembentukan radikal bahwa kavitasi ultrasonik adalah yang tertinggi. Dari riset ini, harga kO3 untuk ozonasi tunggal adalah yang tertinggi, mencapai 5.55 x 106, sedangkan konfigurasi ozonasi - kavitasi ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.17 x 105. Dari segi harga bilangan Hatta, ozonasi tunggal adalah yang tertinggi dengan harga 3.80 x 107, sedangkan konfigurasi ozonasi - hidrodinamika - ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.28 x 105.

Through this study, the significance of effects of hydrodynamic and ultrasonic cavitation along with radical scavengers are determined and evaluated based on the reaction rate constant and Hatta number. In this research, studies on literature is carried out, along with the model and input determination as the next step. Next, the program is developed and is validated based on data obtained from experiments. Results from the program is then analysed for discussions and conclusions. For the program?s development, the mathematical software, MATLAB, is used. Results from this research has shown that in terms of ozone consumption, single ozonation method is the highest, whereas a combination of ozonation and ultrasonic cavitation is the lowest. This can be related in terms of radical formation due to cavitation that ultrasonic is the highest. From the conducted research, kO3 value for ozonation is the highest, reaching a max kO3 of 5.55 x 106, while the lowest is ozonation-ultrasonic cavitation, reaching a max kO3 of 4.17 x 105. And in terms of Hatta number, ozonation is the highest with Ha number reaching 3.80 x 107, while ozonationhydrodynamic cavitation-ultrasonic cavitation is the lowest, reaching 4.28 x 105."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Vidi Salsabila
"ABSTRAK
Pemakaian air pada sektor rumah tangga salah satunya untuk mandi yang secara tidak langsung dihasilkan limbah cair domestik atau limbah rumah tangga yang mengandung sampo. Sampo mengandung berbagai zat kimia seperti logam seng (Zn), surfaktan, pewarna, pengawet yang dapat mencemari lingkungan, serta memiliki kadar COD yaitu 180-410 mg/L dan BOD yaitu 90-180 mg/L. Penelitian bertujuan untuk menguji kinerja dan efektivitas menggunakan Advanced Oxidation Process atau Proses Oksidasi Lanjut dengan metode ozonasi, perokson, dan ozonasi dengan adsorpsi karbon aktif dengan mengevaluasi pengaruh dosis ozon dan dosis karbon aktif terhadap kandungan akhir senyawa organik pada limbah cair sintetik sampo. Penelitian diawali dengan menguji kinerja ozonator dan laju alir ozon yang digunakan, menguji kuantifikasi radikal OH, yang dilanjutkan dengan pengolahan limbah dan analisis parameter kadar COD, TDS, surfaktan, serta logam. Terdapat dua perlakuan pengolahan limbah cair sintetik sampo yang terbukti menghasilkan penyisihan COD dengan nilai terbesar atau optimum, yaitu menggunakan kombinasi ozonator B dengan injeksi H2O2 sebanyak 4 kali menyisihkan COD sebesar 28,48% serta kombinasi ozonator B dengan adsorpsi GAC sebanyak 150 gram sebesar 32,99%.

ABSTRACT
Water is used in the household sector, which includes used of water for bathing that indirectly produced domestic liquid waste that contains shampoo liquid waste. Shampoo contains various chemicals such as zinc (Zn), surfactants, dyes, preservatives that can pollute the environment, also have COD levels of 180-410 mg/L and BOD levels 90-180 mg/L. The study aims to examine the performance and effectiveness using Advanced Oxidation Process with ozonation, peroxone, and ozonation with adsorption of activated carbon methods by evaluating the effect of ozones dosage and activated carbon dosage on the final organic compounds in synthetic shampoo liquid waste. The study began by testing the performance of the ozonator, the ozone flow rate that is used, and quantification of OH radicals, followed by the waste treatment and determining COD, TDS, surfactants, and metals levels as the parameter that matters. There are two treatments of synthetic liquid waste treatment which are proven to produce the COD removal with the greatest or optimum value, that is using a combination of ozonator B by injecting H2O2 4 times to decrease the COD levels by 28,48% and a combination of ozonator B with GAC adsorption of 150 grams by 32,99%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafitri Rusmala Dewi
"ABSTRAK
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, kavitasi ultrasonik, dan kombinasi keduanya untuk mengolah limbah cair pabrik tahu. Variasi yang dilakukan pada penelitian yaitu dosis ozon 30 mg/jam dan 130 mg/jam; intensitas gelombang ultrasonik 30%, 60%, dan 100%. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode kombinasi ozonasi/kavitasi ultrasonik dengan waktu kontak 180 menit; dosis ozon 130 mg/jam dan intensitas sonikasi 100% yang menghasilkan penyisihan COD 24,74% dan TSS sebesar 55,26%.

ABSTRACT
The liquid waste generated from tofu plant still contains suspended and dissolved solids that can contaminate water, therefore it must be lowered levels before discharge. This study aims to look at the performance of each ozonation, ultrasonic cavitaion and combination of both methods for treating wastewater from tofu plant. Variations were made on research that ozone doses 30 mg/hr and 130 mg/hr; intensity ultrasonic wave 30%, 60%, and 100%. The best result were obtained from this research that the combination of ozonation/ultrasonic cavitation with a contact time of 180 minutes; ozon doses of 130 mg/hr and sonication intensity of 100% which resulted in 24.74% removal of COD and TSS of 55.26%."
2016
S62709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakki Rosmi Mubarok
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi polutan dalam perairan yang salah satunya disebabkan oleh limbah cair tekstil dengan menggunakan teknik ozonasi katalitik. Digunakan UV254nm dan katalis GAC (Granular Carbon Active) batok kelapa serta batu bara yang akan meningkatkan prosentase penyisihan fenol dan turunannya dalam limbah cair industri tekstil. Perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batok kelapa adalah konfigurasi ozon+GAC100+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 95,87%, TOC 29,49% (dari 50,53 mg/L menjadi 35,6 mg/L), dan penyisihan COD 59,46% sedangkan ozon+GAC100 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 13,39%, dan COD 58,97%. Sedangkan perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batu bara adalah konfigurasi ozon+GACC50+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 88,56%, TOC 32,52% (dari 50,53 mg/L menjadi 34,1 mg/L), dan penyisihan COD 59,63% sedangkan ozon+GACC50 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.

The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Tigor Pantoro
"Senyawa Fenol banyak ditemukan dalam jumlah yang cukup besar mengkontaminasi air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya apabila tidak diolah dengan tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik. Larutan fenol disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang). Degradasi fenol dilanjutkan dengan perbandingan metode penginjeksian H2O2, variasi pH awal (4,7, dan 10), dan variasi konsentrasi reagen H2O2(25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L). Tujuan penggunaan reagen H2O2 pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan tingkat degradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik.

Phenol Chemicals had been found in huge amount in water in such areas that are endangered humans and enviroments if the treatment is not right. The Study is abour Hydrodynamics Cavitation method that are using Orificemeter to degrade the content of Phenol in the synthetic waste. Phenol Solutions are then circulated using a normal pipe and then we quantifiy the oxydation compound with the titration method with KMnO4, Also with 17 amount of tube from the orificemeter. Phenol Degradation is then continued with Comparison of H2O2 injection method, variations of pH 4,7, dan 10), H2O2 reagent Concentration Variations (25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L), The Purpose of using H2O2reagent in this study is to increase the production of the hydroxyl radicals that will react with the polutans and can be useful to increase the phenol degradation in the waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurfitriyana
"ABSTRAK
Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu
teknologi pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk mendegradasi senyawa
organik, salah satunya fenol. Namun, kelemahan utama ozon adalah sulit larut
dalam air sehingga diperlukan teknik tambahan untuk mengatasinya dan kavitasi
merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan. Fokus penelitian kali ini adalah
mengevaluasi pengaruh proses kavitasi, baik ultrasonik maupun hidrodinamik
terhadap karakteristik produk oksidasi yang dihasilkan melalui analisis GC-MS
dan persentase penyisihan fenol. Dari hasil penelitian, kavitasi ultrasonik
memberikan persentase penyisihan fenol yang lebih baik dan produk hasil
oksidasinya pun lebih beragam dibandingkan dengan kavitasi hidrodinamik.
Kombinasi teknik ozonasi dan kavitasi memberikan persentase penyisihan fenol
yang paling tinggi.

Abstrak
Advanced Oxidation Processes (AOPs) ozone-based is a waste treatment
technology which can be used to degrades organic compounds, such as phenol.
However, ozone has main problems which is low solubility in water, hence it need
addition technique to enhance the perform of AOPs and cavitation can be
considered as a choice. The focus of this research is to evaluate the influence of
cavitation in AOPs, both of hydrodinamic and ultrasonic on the oxidation
products. The result from this research reveal that ultrasonic cavitation gave better
percentage of phenol removal and more various oxidation products compared with
hydrodinamic cavitation. Combination both of ozonation and cavitation provides
the highest percentage of phenol removal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43201
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>