Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Dita Wulandari
"

Remaja merupakan tahapan usia transisi dari anak-anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan fisik, psikologis dan perilaku yang terjadi secara substansial. Meski mengalami perubahan fisik dan emosional yang signifikan, remaja juga menghadapi banyak tantangan hidup, seperti tekanan teman sebaya, pembentukan identitas, dan dalam mencapai kebebasan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk mengetahui efektivitas hasil tindakan terapi kelompok terapeutik, health promotion pada keluarga dan program kelompok teman sebaya terhadap kesiapan peningkatan perkembangan, harga diri dan mekanisme koping remaja. Metode yang digunakan adalah laporan kasus dengan sampel lima remaja dengan diagnosa keperawatan kesiapan peningkatan perkembangan remaja. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner harga diri, kuesioner mekanime koping dan buku evaluasi terapi kelompok terapeutik pada remaja. Hasil pemberian terapi kelompok terapeutik dan health promotion pada keluarga menunjukkan adanya peningkatan tugas perkembangan remaja dari rata-rata 3 menjadi 4,5 yang  remaja sudah mencapai tugas perkembangan, peningkatan harga diri  dengan rata-rata skor 19,4 menjadi 24,2 dan peningkatan mekanisme koping remaja  dari 64,2 menjadi 68,2.Penambahan pemberian program kepemimpinan teman sebaya mampu meningkatkan kemampuan remaja dalam meningkatkan tugas perkembangan menjadi rata-rata 5, peningkatan harga diri  menjadi rata-rata 26,2 dan mekanisme koping remaja menjadi rata-rata 71,2. Pemberian terapi kelompok terapeutik, health promotion pada keluarga dan program kepemimpinan teman sebaya direkomendasikan untuk diterapkan pada remaja dengan kesiapan peningkatan perkembangan, harga diri dan mekanisme koping.

 

 

Kata kunci: remaja, terapi kelompok terapeutik, health promotion, program kepemimpinan teman sebaya


Adolescents are a stage of transition from children to adults, where physical, psychological and behavioral changes occur substantially. Despite experiencing significant physical and emotional changes, adolescents also face many challenges in life, such as peer pressure, identity formation, and achieving freedom. The purpose of this scientific paper is to determine the effectiveness of the results of therapeutic group therapy, family promotion and peer leadership programs on readiness for increased development, self-esteem and coping mechanisms in teenagers. The method used is a case report with a sample of five teenagers with nursing diagnoses prepared to increase adolescent development. The measuring instrument used in this study is a self-esteem questionnaire, coping mechanism questionnaire and therapeutic group therapy evaluation book in adolescents. The results of therapeutic group therapy and health promotion in families showed an increase in the task of adolescent development from an average of 3 to 4.5 whose adolescents had achieved developmental tasks, increased self-esteem with an average score of 19.4 to 24.2 and improved coping mechanisms from 64.2 to 68,2. Addition to the provision of peer leadership programs can improve the ability of adolescents to increase developmental tasks to an average of 5, increase self-esteem to an average of 26.2 and coping mechanisms to an average of 71,2. Providing therapeutic group therapy, family health promotion and peer leadership programs are recommended to be applied to adolescents with increased development readiness, self-esteem and coping mechanisms.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deasti Nurmaguphita
"Upaya kesehatan anak usia kanak-kanak di masyarakat masih berfokus pada fisik, sedangkan stimulasi perkembangan masih minim dilakukan. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini ialah mengetahui hasil penerapan Terapi Kelompok Terapeutik dan Psikoedukasi Keluarga terhadap perkembangan otonomi kanak-kanak dan kemampuan orangtua dalam mestimulasi kanak-kanak. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pemberian dua terapi dengan pendekatan teori Health Promotion dan Model Stress Adaptasi Stuart. Jumlah kanak-kanak yang mendapatkan TKT adalah 20 orang beserta orangtuanya, 15 diantaranya mendapatkan tambahan Terapi Psikoedukasi Keluarga. Hasil dari pelaksanaan Terapi Kelompok Terapeutik yang dilakukan pada 20 kanak-kanak beserta orangtuanya meningkatkan perkembangan otonomi kanak-kanak serta meningkatan kemampuan orangtua dalam mestimulasi kanak-kanak. Selanjutnya orangtua dari 15 kanak-kanak yang mendapatkan tambahan Terapi Psikoedukasi Keluarga mengalami peningkatan kemampuan mestimulasi kanak-kanak dan perkembangan otonomi kanak-kanak yang lebih tinggi. Rekomendasi, kedua terapi ini sesuai untuk diterapkan pada kanak-kanak dan orangtua sebagai bentuk pelayanan protektif dan promotif bagi anak usia kanak-kanak dan orangtua untuk perkembangan otonomi kanak-kanak.

The health promotion for children in society still focuses on the physical, while physchosocial stimulation in children still minimize. The purpose of the scientific writing was to report the result of Therapeutic Group Therapy and Family Pshychoeducation toddler autonomy and stimulation ability of parents in toddler stimulation. This case study used Health Promotion Theory and Adaptation Model Stuart. The number of children and parents who received Therapeutic Group Therapy were 20 persons, while 15 of them received Family Pshychoeducation. The result of Therapeutic Group therapy found increased autonomy children development and the ability of parents to stimulate their toddler. Furthermore 15 parents who received Family Pshychoeducation have increased their ability to stimulate their children, and their children autonomy were higher. It was recomended these therapys to be applied to the children and their parents as a part of Health Promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsah
"Perempuan paruh baya mengalami banyak perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian Quasi experimental dengan pendekatan pre-post test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas secara bermakna (p=0,000) pada kelompok intervensi dan peningkatan secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p=0,410) sebelum dan sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.

Middle age women generally experience many phsycosocial changes that can influence their developments, hence they need promoted actions to improve their health quality. This experimental quasi research using pre-post test with control group aims to identify an influence of therapeutic group therapy on the generativity development of middle age women in Pinrang Regency.
The results showed that generativity development are significantly higher (p=0,000) on treated group (n=34) compared to control group (n=36) which did not show significant improvement (p=0,410) before and after intervention. This therapeutic group treatment was recommended to be developed as one way to promote mental health for middle age women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
"Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gagal tumbuh pada anak kanak-kanak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak masih dalam kandungan dan baru dapat teridentifikasi pada usia 2 (dua) tahun. Faktor risiko stunting meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Dampak yang dapat tejadi pada kanak-kanak yang mengalami
stunting selain pada pertumbuhan, dapat berdampak pula pada perkembangan kanak-kanak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap peningkatan perkembangan kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pre post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok stunting intervensi I, tidak stunting intervensi I, dan tidak stunting intervensi II. Kelompok intervensi I diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT), sedangkan kelompok intervensi II hanya diberikan tindakan pendidikan kesehatan. Pengambilan data dengan penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian ini terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu pada kanak-kanak tidak stunting secara signifikan setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan (p value <0,005). Terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan pada kanak-kanak tidak stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kanak-kanak stunting setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) kanak-kanak (p value <0,005). Terdapat perbedaan aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu antara kanak-kanak tidak stunting pada kelompok intervensi I dan kelompok intervensi II (p value < 0,005). Terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan kemampuan ibu dalam pola asuh nutrisi (perilaku) antara kelompok intervensi I stunting dan kelompok intevensi I tidak stunting (p value < 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Penyediaan perawat generalis yang kompeten dalam memberikan Pendidikan Kesehatan dan tersedianya perawat spesialis jiwa di Puskesmas untuk pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan perkembangan psikososial serta meningkatkan kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting maupun tidak stunting

Stunting is a condition where the occurrence of failure to thrive in children as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur since it is still in the womb and can only be identified at the age of 2 (two) years. The risk factors for stunting include biological, psychological, and social factors. The impact that can occur on stunted children in addition to growth, can also have an impact on the development of stunted children. The purpose of this study was to determine the effect of health education and therapeutic group therapy (TKT) on the improvement of stunting and non-stunting childhood development. This research method used a quasi experimental design pre post test with control group. The sample in this study amounted to 102 respondents who were divided into 3 groups, namely the intervention group stunting I, not stunting intervention I, and intervention stunting II. The intervention group I was given health education action and therapeutic group therapy (TKT), while the intervention group II was only given health education action. Collecting data by distributing questionnaires online. The results of this study were significant changes in height growth, developmental aspects, developmental tasks, and the ability of mothers to not stunt children after being given health education measures (p value <0.005). There was a change in height growth, developmental aspects, and developmental tasks in non-stunting children which was higher than in stunted children after being given health education measures and therapeutic group therapy (TKT) for children (p value <0.005). There were differences in aspects of development, developmental tasks, and maternal abilities between non-stunting children in the intervention group I and the intervention group II (p value <0.005). There were differences in height growth, developmental aspects, and the ability of mothers in nutritional care (behavior) between the intervention group I stunting and the intervention group I did not stunting (p value <0.005). The conclusion of this study is that health education and therapeutic group therapy (TKT) can improve growth, development, and the ability of mothers in stunted and non-stunting children. Provision of competent generalist nurses in providing Health Education and the availability of psychiatric nurses at the Puskesmas for the implementation of therapeutic group therapy (TKT) to improve psychosocial development and improve the ability of mothers in stunted and non-stunting children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Oktaviana
"ABSTRAK
Stunting merupakan masalah global dan nasional yang dapat dideteksi pada usia 2 tahun, sehingga sebelum usia 2 tahun harus dilakukan upaya promosi dan prevensi terhadap faktor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta terapi kelompok terapeutik (TKT) bayi terhadap faktor risiko stunting pada bayi di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental prepost test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 sejumlah 48 orang diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu. Kelompok intervensi 2 sejumlah 48 diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta TKT bayi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test untuk data yang berdistribusi normal sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang tentang stunting, nutrisi, pola asuh, dan depresi ibu serta TKT bayi berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada bayi: tinggi badan, berat badan, aspek perkembangan bayi, dan tugas perkembangan bayi dan
berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada ibu: nutrisi (pengetahuan pola asuh nutrisi, sikap pola asuh nutrisi, perilaku pola asuh nutrisi dan produksi ASI ibu), depresi ibu, kemampuan stimulasi pada bayi baik secara kognitif maupun pasikomotor. Tindakan keperawatan TKT bayi dan pendidikan kesehatan direkomendasikan sebagai upaya pencegahan faktor risiko stunting pada bayi.

ABSTRACT
Stunting is a problem that become a global and national problem. Stunting can be detected at the age of 2 years, so before the age of 2 years promotion and prevention of risk factors such as preventing stunting should occur in the future. This study discusses health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression and infant therapeutic group therapy on risk factors for stunting in infants in Indonesia. The design used in this study was a quasi experimental pre-post test with a control group. Sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 96 respondents divided into 2 groups. The intervention group 1 numbered 48 people given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression. The intervention group 2 contributed 48 given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal
depression and infant therapeutic group therapy. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis uses dependent t-test for normally distributed data while for data that is not normally distributed uses Wilcoxon test. The results showed that health education about stunting, nutrition, parenting, and maternal depression and infant therapeutic group therapy were associated with risk factors for stunting in infants: height, weight, aspects of infant development, and development of risk factors for stunting in mothers. Nursing measures for infant therapeutic group therapy and health education are recommended as efforts to prevent risk factors for stunting in infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco, California: Jossey-Bass , 2017
362.1 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Edelman, Carole Lium
St Louis : Mosby, 1998
613 EDE h (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naidoo, Jennie
Edinburgh : Baillere Tindall , 2000
613 NAI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>