Ditemukan 183366 dokumen yang sesuai dengan query
Rifqi Miftah Majduddin
"Menara Pendingin adalah suatu unit yang dapat membantu melakukan perpindahan kalor dimana kalor tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi. Dalam operasi menara pendingin, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan tinjauan dalam mengukur performa dari menara pendingin. Banyaknya bakteri di dalam menara pendingin menyebabkan presipitasi kerak yang dapat mengganggu efektivitas thermal dari menara pendingin dikarenakan kerak-kerak tersebut akan menghambat laju perpindahan kalor karena mempunyai resistansi thermal yang tinggi. Ada beberapa cara untuk mengurangi laju pertumbuhan dari kerak, salah satunya adalah ozonasi. Ozonasi adalah injeksi ozon pada air pendingin menara pendingin untuk mengurangi potensi dari presipitasi kerak yang akan meningkatkan performa dari menara pendingin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik efek ozonasi terharap performa dari menara pendingin dan kualitas air pendingin pada menara pendingin sistem tertutup. Metode yang digunakan untuk menguji kualitas air adalah pengujian dengan alat ukur yang dicelupkan setiap harinya dan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah karakterisitik laju performa setiap harinya dan laju kualitas air setiap harinya maupun saat sebelum dan sesudah ozonasi. Hasil dari nilai efektivitas yang didapat adalah 0.12 % untuk nilai terkecil dan 8.74 % untuk nilai terbesar. Ozonasi terbukti dapat meningkatkan kualitas air menara pendingin tetapi belum terbukti dapat meningkatkan performa atau efektivitas menara pendingin untuk jangka waktu ozonasi selama 15 hari.
Cooling tower is a unit or system that used for heat transfer process where the heat is not useful anymore. There is several factor in the cooling tower operations that can observed for cooling tower performance. The large amount of bacteria on cooling tower become potential of scale precipitation that can decrease the cooling tower thermal effectivity because of the scale will act as inhibitor for heat transfer rate since the scale has high value of thermal resistance. There are several method for reducing scale precipitation growth rate, one of them is ozonation or ozone injection method. The ozone will injected to the cooling water to reduce the scale precipitation growth rate that can decreases the cooling tower performance. This research intends to find the characteristic of ozonation effect from cooling tower performance and water quality. The method for water quality checking are AAS method, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric. The output of this research are characteristic of cooling tower performance each day and rate of water quality before and after ozonation and each day. The effectiveness value results obtained in this research was 0.12 % for the lowest value and 8.74 % for the highest value. Ozonation has been proven to improve water quality rate of cooling towers but has not been proven to improve the performance or effectiveness of cooling towers for an ozonation period of 15 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Randa Kelvin
"Dalam dunia industri, menara pendingin merupakan salah satu peralatan yang digunakan sebagai sirkulasi air pendingin dalam berbagai industri. Penanggulangan kualitas air pendingin yang kurang memadai dapat menyebabkan mesin seperti unit heat exchanger akan mengalami korosi atau terbentuk kerak yang menyebabkan keefektifitasan menara pendingin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh penggunaan ozon terhadap efektifitas kinerja dan kualitas air menara pendingin sistem tertutup bertipe forced draft ndash; cross flow ndash; indirect/closed. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyuntikkan ozon 3gr/hr ke dalam basin menara pendingin sistem tertutup dan melakukan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric.
Hasil penelitian ini adalah kefektifitasan dari menara pendingin sistem tertutup setelah disuntikkan ozon memiliki nilai terkecil 6.6 dan nilai terbesar 26.7 Nilai Evaporation Loss nilai terkecil 0.03 m /h dan terbesar 0.119 m /h. Ozon terbukti mempengaruhi kualitas air pada basin menara pendingin sistem tertutup tetapi ozon belum dapat dikatakan mempengaruhi performa dari menara pendingin sistem tertutup dalam jangka 10 hari.
In the industrial world, cooling towers are one of the equipments used as cooling water circulation in various industries. Inadequate cooling water may cause the machine such as a heat exchanger unit becomes corrosion or crust formation which causes the cooling tower less effective. This study aims to determine the effect of using ozone based on performance and quality of the cooling tower with type forced draft cross flow indirect closed. 3g hr ozone is injected into closed system cooling tower as a method and conducted laboratory tests such as AAS, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric. As the result, the effectiveness of closed system cooling tower after ozone injection has the smallest value of 6.6 and the largest value of 26.7 . Evaporation Loss value of smallest value 0.03 m h and largest 0.119 m h. The role of ozone in closed system cooling towers affects water quality in the cooling system cooling basin but ozone does not affect the performance of the closed system cooling tower within 10 days. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rainanda Muhammad Ajnannadhif
"Menara pendingin adalah suatu unit yang dugunakan untuk proses pembuangan dalam sebuah sistem pendingin. Efektivitas thermal adalah suatu variabel yang sangat penting untuk menentukan hasil performa menara pendingin. Timbulnya korosi, lumut, dan presipitasi kerak dapat menghambat perpindahan panas sehingga dapat mengganggu tingkat efektivitas thermal dari menara pendingin tersebut. Bukan hanya mengurangi efektivitas termal saja, namun juga bisa merusak menara pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozonasi terhadap faktor-faktor penghambat tersebut. Proses ozonasi ini diharapkan akan mengurangin pertumbuhan faktor-faktor tersebut. Metode yang dugunakan adalah dengan air pendingin dari basin disirkulasikan dengan sebuah ssstem baru. Dalam sistem baru tersebut air dari basin akan disuntikan ozon, lalu air kembali ke basin. Selanjutnya sampel air akan di uji di laboratorium menggunakan metode AAS, Titrimetric, Gravimetric, Spectrophotometric untuk mengetahui kualitas air. Data yang didapat dari laboratorium adalah PH, SO4, Konduktivitas Elektrik, Fe, TDS, Ca, Alkalinity, Mg, Na, Cl. Data tersebut selanjutnya dimasukan kedalam penghitungan menggunakan metode Practical Ozone ScalingIndex dan Langelier Saturation Index untuk mengetahui kualitas air sirkulasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini mununjukan bahwa aplikasi ozon dapat meningkatkan kualitas air dikarenakan TDS dan EC pada air siklus yang digunakan menurun. Jumlah konsentarasi siklus air yang aman digunakan pun meningkat 2 kali lipat.
A cooling tower is a unit that is used for the disposal process in a cooling system. Thermal effectiveness is a very important variable to determine the performance of the coolingtower. The emergence of corrosion, moss, and crustal precipitation can inhibit heattransfer so that it can disrupt the level of thermal effectiveness of the cooling tower. Notonly does it reduce thermal effectiveness, but it can also damage the cooling tower. Thisstudy aims to determine the effect of ozonation on these inhibiting factors. This ozonationprocess is expected to reduce the growth of these factors. The method used is with coolingwater from the basin circulated with a new system. In the new system water from thebasin will be injected with, then the water will return to the basin. Furthermore, watersamples will be tested in the laboratory using the AAS, Titrimetric, Gravimetric,Spectrophotometric method to determine water quality. Data obtained from the laboratoryare PH, SO4, Electrical Conductivity, Fe, TDS, Ca, Alkalinity, Mg, Na, Cl. The data isthen entered into the calculation using the Practical Ozone Scaling Index and LangelierSaturation Index method to determine circulating water quality. The results obtained fromthis study show that the application of ozone can improve water quality because TDS andEC in the cycle water used decrease. The amount of safe water cycle concentration is alsoincreased twice"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ibnu Thooriq Ramadhan
"Menara pendingin adalah suatu unit yang membantu proses pembuangan kalor. Maka, efektivitas thermal adalah sebuah variabel yang vital untuk performa dari menara pendingin. Presipitasi kerak dapat menjadi faktor yang sangat mengganggu efektivitas thermal dari unit penukar kalor karena sifat natural nya yang mempunyai resistansi thermal yang tinggi. Proses ozonasi diharapkan dapat menurunkan potensi presipitasi kerak yang mana meningkatkan performa thermal menara pendingin. Air pendingin pada menara disirkulasikan lalu diaplikasikan dengan ozon dan sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik efek ozonasi terhadap total resistansi thermal fouling dari menara pendingin forced draft - counter flow - sistem tertutup serta kualitas air sirkulasi melalui metode Practical Ozone Scaling Index dan Langelier Saturation Index. Metode yang digunakan dalam mengetahui kualitas air menara pendingin sistem tertutup adalah dengan melakukan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan aplikasi ozon, total resistansi thermal menara pendingin sistem tertutup menurun sebesar 7 x10-6 m2K/W. Ozon juga dapat meningkatkan kualitas air sirkulasi menara pendingin sistem tertutup.
Cooling tower is a unit that helps heat dissipation process. Thus, thermal effectiveness is a vital variable for performance of the cooling tower. Scale precipitation can be a very disturbing factor to the thermal effectiveness of the heat exchange unit due to its natural properties which have high thermal resistance. The ozonation process is expected to decrease the potential of precipitation of the scale which improves the cooling tower thermal performance. The cooling water is circulated from the tower, then applied by ozone and UV ray. This study aims to determine the characteristics of the effects of ozonation on the overall thermal fouling resistance of forced draft type ndash counter flow closed system cooling towers and the quality of water circulation through Practical Ozone Scaling Index and Langelier Saturation Index methods. Water quality of closed system cooling towers is determined by conducting laboratory tests such as AAS, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric. The results obtained from this study indicate that by the presence of ozone, the overall thermal tower resistance of the closed system cooling towers reduced by 7 x10 6 m2K W. Ozone can also improve the water quality of closed system cooling towers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nainggolan, Filbert
"Menara pendingin dimanfaatkan dalam upaya peningkatan produktifitas serta efisiensi pada proses produksi mesin di industri. Timbulnya korosi dan lumut akan menghambat sistem perpindahan panas sehingga mempengaruhi tingkat efisiensi dari menara pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ozon pada peningkatan korosi dan disinfeksi bakteri pada menara pendingin sistem tertutup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyuntikkan ozon ke dalam basin menara pendingin sistem tertutup dan melakukan uji kualitas air menara pendingin di laboratorium seperti uji AAS, Titrimetric dan TPC untuk bakteri. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah penggunaan ozon dengan produktivitas sebesar 0,5 gr/hr meningkatkan laju korosi, hal ini dapat dilihat dari kadar besi pada air dari 0,04 mgFe/l menjadi 0,07 mgFe/l. Selain itu, ion Sulfat mengalami penaikan dari 11 mgSO42-/l menjadi 20 mgSO42-/l. Pada total bakteri terjadi penurunan dari 2x105 CFU/ml menjadi 4x104 CFU/ml.
Cooling tower is used to increase productivity and eficiency in the production of machinery in the industry. The formation of corrosion and humid grass will inhibit the heat transfer system thus affecting the efficiency level of the cooling tower. This study aims to determine the effect of ozone use on increasing corrosion and disinfection bacteria on closed system cooling towers. The method used in this study is to inject ozone into the basin and conduct water quality testing of cooling towers in the laboratory such as AAS, Titrimetric and TPC test for bacteria. The results obtained from this study is the use of ozone with productivity of 0.5 g hour increase the corrosion rate, it can be seen from the iron content in water from 0,04 mgFe l to 0.07 mgFe l. In addition, Sulfate ions increase from 11 mgSO42 l to 20 mgSO42 l. The number of bacteria decreased from 2x105 CFU ml to 3x104 CFU ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Hafil Nugraha
"Dalam suatu siklus kondenser perpendingin air, air pendingin kondenser menyerap panas dari fenomena kondensasi refrijeran. Air pendingin tersebut perlu didinginkan kembali menggunakan sistem menara pendingin.Terdapat dua jenis menara pendingin evaporatif yakni sistem terbuka dan tertutup. Dari kedua jenis menara pendingin ini terdapat perbedaan unjuk kerja yang perlu ditinjau. Unjuk kerja suatu menara pendingin bergantung pada nilai efektifitas, bilangan NTU, dan kapasitas pendinginan yang dihasilkan.Untuk menara pendingin terbuka eksperimen dilakukan dengan menggunakan paking di dalam menara dan tidak menggunakan paking (non-paking) pada menara pendingin tertutup digunakan penukar kalor berupa koil dengan susunan bersilangan dengan diameter 3/8 inchi, yang memiliki jalur parallel.Peninjauan terhadap perbedaan unjuk kerja antara dua jenis menara pendingin perlu dilakukan dengan membandingkan hasil dari percobaan.
In water cooled condenser, heat from the process of refrigerant condensation absorbed by cooling water. Cooling tower used to dissipate heat from water cooled refrigeration. There are two basic types of evaporative cooling devices. The first of these, the direct contact or open cooling tower. The second is indirect contact or closed-circuit cooling tower.The comparison perfomance between type of cooling tower must be known. Perfomance of cooling tower depends from the effectiveness, Number Transfer Unit (NTU), and cooling capacity.Experiment in open cooling tower doing with packing inside and non-packing. In closed cooling tower used the heat exchanger coils (tube bundle) with stagerred line and 3/8 inch diameter with multipath (parallel path)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53338
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Abdullah Hamidi
"Menara pendingin dibutuhkan dalam sistem tata udara pada gedung sebagai pendingin air kondenser. Menara pendingin yang digunakan pada penelitian ini bertipe forced draft - counter flow – indirect/ closed evaporative cooling tower. Penelitian ini berusaha untuk menunjukkan karakteristik performa menara pendingin sistem tertutup berupa nilai efektivitas, NTU (Number of Transfer Unit), kapasitas pendinginan, dan koefisien perpindahan kalor dan massa keseluruhan dari menara pendingin. Eksperimen dilakukan pada penukar kalor berupa koil dengan susunan bersilangan dengan diameter 3/8 inchi, yang memiliki jalur parallel.
Hasil eksperimen kemudian dibandingkan dengan korelasi perpindahan kalor dan massa dasar yang ada pada textbook, juga dipadukan dengan simulasi CFD untuk menginvestigasi proses fisik yang terjadi di dalam kolom menara pendingin. Baik eksperimen, perhitungan teoritis, dan simulasi CFD, divariasikan dengan nilai laju massa air hangat, udara dingin, dan air semprot yang berbeda untuk memberikan deskripsi yang jelas tentang karakteristik performa dari menara pendingin sistem tertutup.
Cooling towers are needed in a HVAC sistem in buildings to reject heat from cooling water of a condenser. The type of cooling tower used in this research is forced draft - counter flow – indirect/ closed evaporative cooling tower. This research try to show the performance characteristics of Closed Circuit Cooling Tower (CWCT), specifically the effectiveness value, NTU (Number of Transfer Unit), cooling capacity, and overall coefficient of heat and mass transfers of CWCT. Experiment doing in heat exchanger coils (tube bundle) with stagerred line and 3/8 inch diameter with multipath (parallel path). The result of experiments compared with basic heat and mass transfer correlations in textbook, and combined with CFD simulation to investigate physical process that occurred in CWCT column. Neither the experiments, theoretical calculations, and CFD simulations, are variated with different mass flow of warm water, cold air, and spray water, to describe the performace characteristics of CWCT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53361
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Selviya Chandrika Avaurum
"Cooling tower atau menara pendingin sistem terbuka menggunakan air sebagai media untuk penukar kalor. Kerak dan alga akan muncul dan mengendap akibat kualitas air yang kurang baik sehingga proses pertukaran panas di dalam cooling tower kurang maksimal. Penggunaan chemical dinilai belum cukup efektif untuk mengatasi kerak dan lumut. Chemical juga menyebabkan iritasi pada kulit tubuh pekerja. Kutu air juga ditemukan pada air cooling tower yang diberi chemical. Alternatif dalam menjaga kualitas air cooling tower salah satunya adalah menggunakan ozon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozon terhadap kualitas air dan jumlah penghematan yang dapat dilakukan dengan menggunakan ozonasi. Penelitian ini menggunakan miniatur cooling tower satu sel dengan sistem terbuka yang berukuran 70 x 42,5 x 53 cm. Ozon diinjeksikan ke dalam air menggunakan injektor mazzei. Air yang telah bersirkulasi kemudian diuji kualitasnya menggunakan kalorimeter HACH DR900 dan uji laboratorium. Data yang dicatat dari penelitian ini adalah electric conductivity, total dissolved solid, pH, alkalinitas, Ca and Mg Hardness, Na, dan Cl. Perhitungan POSI didapatkan dengan cara memasukkan data-data yang sudah didapatkan untuk mengetahui kualitas air, memprediksi nilai Cycle of Concentration maksimum yang aman tanpa menyebabkan terjadinya kerak, dan menghitung blowdown rate untuk penghematan air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas air yang diinjeksi ozon lebih baik daripada air yang tidak diinjeksi ozon karena maximum cycle dari air tersebut naik dari 10 cycle menjadi 10,3 cycle. Air sirkulasi yang diinjeksikan ozon juga terbukti mampu menjaga kualitas air karena dapat menurunkan nilai TDS dan electrical conductivity. Penghematan air yang dapat dilakukan sebesar 12,45% dibandingkan dengan air sirkulasi tanpa ozon.
Open system cooling towers use water as a medium for heat exchangers. Scale and algae will appear and settle due to poor water quality so the heat exchange process in the cooling tower is not optimal. The use of chemicals is considered not effective enough to overcome scale and moss. Chemical also irritates the skin of the worker's body. Water fleas are also found in water cooling towers that are treated with chemicals. One alternative to maintaining the quality of cooling tower water is using ozone. This study aims to determine the effect of ozone on water quality and the amount of savings that can be made by using ozone. This study uses a miniature one-cell cooling tower with an open system measuring 70 x 42.5 x 53 cm. Ozone is injected into the water using a Mazzei injector. The circulating water is then tested for quality using the HACH DR900 calorimeter and laboratory tests. The data recorded from this research are electric conductivity, total dissolved solid, pH, alkalinity, Ca and Mg Hardness, Na, and Cl. The POSI calculation is obtained by entering the data that has been obtained to determine water quality, predicting the maximum safe Cycle of Concentration value without causing scale, and calculating the blowdown rate for water savings. The results of this study indicate that the quality of water injected with ozone is better than water that is not injected with ozone because the maximum cycle of the water increase from 10 cycles to 10,3 cycles. Circulating water injected with ozone is also proven to be able to maintain water quality because it can reduce the TDS value and electrical conductivity. Water savings can be made of 12,45% compared to circulating water without ozone."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Aziz Rohman Hakim
"Setelah 30 tahun dioperasikan, kinerja menara pendingin RSG-GAS mengalami penurunan. Perlu dilakukan pemodelan perpindahan panas dan massa yang terjadi di dalam menara pendingin. Pemodelan perpindahan panas dan massa dilakukan pada bagian fill menara pendingin. Penelitian ini mengkaji perubahan temperatur air dan udara serta rasio kelembaban udara dari sisi masuk sampai sisi keluar fill. Kajian dilakukan dengan pendekatan Kloppers, Klimanek dan Analogi. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan data desain menara pendingin. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan Kloppers dan Klimanek 39,26 di bawah desain dan pendekatan Analogi 0,9 di atas desain. Pendekatan Analogi memberikan hasil perhitungan paling mendekati data desain.
After 30 years of operation, the performance of RSG GAS cooling towers has decreased. It is necessary the heat and mass transfer modeling that occurs inside the cooling tower. Modeling of heat and mass transfer is done on the cooling tower fill section. This study examines changes in water and air temperature and air humidity ratio from the inlet side to the outlet fill. The study was conducted using Kloppers, Klimanek and Analogical approach. The results are then compared with the cooling tower design data. The results of the analysis show that the Kloppers and Klimanek approach is 39.26 under the design and the Analogical approach is 0.9 above the design. Analogical approach gives the most closed result of the design data. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51016
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amrullah Farad Sunaryo
"Menara pendingin merupakan satu dari komponen sistem pengkondisian udara yang berperan dalam menjaga suhu yang diinginkan untuk mendapatkan efisiensi yang ingin dicapai.Menara pendingin didefiniskan sebagai alat penukar kalor untuk mendinginkan air dari mesin pendingin melalui kondenser dengan dikontakkan secara langsung dengan air atau udara mengunakan kipas besar. Air dalam sirkulasi menara pendingin sistem tertutup berperan sangat penting sebagai media penukar kalor. Kualitas air yang kurang baik dan penanganan terhadap kualitas air yang kurang tepat dapat menyebabkan korosi dan pengendapan kerak. Korosi dapat merusak material logam dari menara pendingin yang akan menganggu efektivitas perpindahan panas pada pipa. Kerak dapat menghambat proses perpindahan kalor dan akan menyebabkan kenaikan pada konsumsi energi. Salah satu pencegahan terhadap korosi dan kerak ialah melalui ozonasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan ozon terhada korosi dan presipitasi kerak melalui indikator Langelier Saturation Index LSI, maksimum konsentrasi dari sirkulasi air tanpa ozon dan menggunakan ozon melalui indikator Practical Ozone Scaling Index (POSI), dan kualitas air melalui Total Dissolve Solid (TDS), Electric Conductivity (EC), dan pH dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menginjeksikan ozon pada basin dan melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air dengan metode AAS, Titrimetri, dan Gravimetri. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa air sirkulasi menara pendingin tanpa ozon cenderung korosif karena nilai LSI turun dari -5,56 menjadi -6,43 dan air sirkulasi menggunakan ozon dapat menahan laju korosi karena nilai LSI naik dari -6,43 menjadi -5,47. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena konsentrasi maksimal dari air tersebut turun dari 1,47 menjadi 1,45 dan air sirkulasi menggunakan ozon mampu menaikkan konsentrasi maksimal dari 1,45 menjadi 1,56. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena cenderung mengalami kenaikan nilai TDS dan EC dan air sirkulasi menggunakan ozon cenderung mengalami penurunan pada nilai TDS dan EC. Baik dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon, tidak terlalu mempengaruhi pH.
The cooling tower is one of the components of the air conditioning system that plays a role in maintaining the desired temperature to get the efficiency. A cooling tower is defined as a heat exchanger to cool water from a cooling machine through a condenser by direct contact with water or air using a large fan. Water in a closed system cooling tower circulation plays a very important role as a heat exchanger. Poor water quality and improper handling of water quality can cause corrosion and deposition of scale. Corrosion can damage metal material from the cooling tower which will disrupt the effectiveness of heat transfer in the pipe. Crust can inhibit the process of heat transfer and will cause an increase in energy consumption. One of the prevention against corrosion and scale is through ozonation. The purpose of this study was to determine the effect of ozone use on corrosion and crustal precipitation through the Langelier Saturation Index (LSI) indicator, the maximum concentration of circulating water with/without ozone and through the Practical Ozone Scaling Index (POSI) indicator, and water quality through Total Dissolve Solid (TDS) , Electric Conductivity (EC), and the pH of circulating water with/without ozone. The method used in this research is by injecting ozone on basin and conducting laboratory tests on water quality by the AAS, Titrimetry and Gravimetric methods. The results obtained from this study indicate that the cooling tower circulation water without ozone tends to be corrosive because the LSI value drops from -5.56 to -6.43 and that circulating water using ozone can withstand the corrosion rate because the LSI value rises from -6.43 to - 5,47. Circulating water without ozone is not good because the maximum concentration of the water drops from 1.47 to 1.45 and circulating water using ozone can increase the maximum concentration from 1.45 to 1.56. Circulating water without ozone is not good because it tends to increase in TDS and EC values and circulating water using ozone tends to decrease in TDS and EC values. Both of the circulation water without ozone and using ozone, does not greatly affect the pH."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library