Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina Nur Septriyani
"Bullying telah diketahui dapat menyebabkan berbagai efek buruk yang dapat dirasakan korban seperti trauma, luka fisik, bahkan kematian. Meskipun begitu, bullying terkadang dianggap sudah umum terjadi dalam berbagai lingkungan sosial. Day dan Midbjer (2007) menyatakan arsitektur memiliki pengaruh terhadap perilaku bullying. Skala dan ruang tidak terawasi (unsupervised space) dapat menimbulkan kesempatan terjadinya bullying. Sekolah dasar adalah salah satu lingkungan sosial tempat bullying sering terjadi (Bulach, Fulbright, & Williams, 2003). Berdasarkan kajian literatur telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bullying cenderung terjadi pada toilet, koridor, area bermain dan halaman, kantin, juga ruang kelas, yang disebut dengan hot spot. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana arsitektur dapat mempengaruhi terjadinya bullying. Penulis akan mengobservasi sebuah sekolah dasar dan menganalisis skala, konfigurasi, dan kualitas spasial menggunakan indikator berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil dari kajian yang telah dilakukan menunjukkan arsitektur dan bullying dapat saling mempengaruhi; serta skala, konfigurasi, dan kualitas spasial menjadi faktor yang mempengaruhi munculnya unsupervised space yang dapat menimbulkan kesempatan terjadi bullying.

Bullying has already known for its various bad effects felt by the victims such as trauma, physical injury, and even death. Nevertheless, bullying often considered as a common behaviour in various social environment. According to Day and Midbjer (2007), architecture might have impact on bullying. He stated that scale and unsupervised spaces will create opportunities for bullying behavior. Elementary schools are one of the environment where bullying behaviour often take place (Bulach, Fulbright, and Williams, 2003). A previous study showed that bullying mostly occured in the toilet, hallway, playground, canteen, and classroom. Regarding the issue, the purpose of this study is to identify that architecture might encourage bullying behavior. The author will observe elementary school environment and analyze its scale, spatial configuration, and spatial quality using several indicators based on previous research. Findings from this paper suggest that architecture and bullying can influence each other; school building scale, its spatial configuration and quality are the key factors to unsupervised space, that might elevate the possibility of bullying."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhul Khoiroh
"Bullying telah menjadi masalah yang serius pada murid sekolah dasar. Guru memiliki peran yang besar dalam mencegah dan menangani bullying di sekolah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap guru tentang perilaku bulying yang dilakukan oleh murid sekolah dasar. Desain penelitian ini menggunakan Desain penelitian ini adalah deskriptif cross- sectional yang melibatkan 84 guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukan hampir separuh responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang bullying, yaitu sebesar 42,9. Selain itu, sebagian besar responden memiliki sikap yang positif pada perilaku bullying fisik dan relasional. Namun, separuh responden memiliki sikap yang negatif pada jenis perilaku bullying verbal. Pemberian pelatihan tentang bullying diharapkan mampu meningkatkan kesadaran guru tentang adanya bullying dan mampu menangani bullying dengan cara yang tepat.

Bullying has been a serious problem among elementary school students. Teacher has an important role in preventing and dealing with bullying in the school. The purpose of the research to describe teacher's knowledge and attitude about bullying in elementary school students. This research is a descriptive cross sectional study that involves 84 elementary school teachers in Makasar, East Jakarta. This study shows that almost half of samples 42,9 have moderate knowledge about bullying. Furthermore, most of the samples have positive attitude in physical and relational bullying. However, half of respondents have negative attitude toward verbal bullying. Providing training about bullying for teacher is expected to increase teacher's awareness about bullying and able to handle bullying in the right way."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S66789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira
"Bullying seringkali terlihat di lingkungan sekolah, namun perilaku ini kurang mendapat perhatian dari orang dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bullying memiliki banyak dampak negatif pada korban dan pelaku, contohnya pada harga diri anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan harga diri anak usia sekolah di sekolah dasar A, B, C, dan D. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan sampel anak usia sekolah di SD A, B, C, dan D sebesar 83 responden yang dipilih dengan teknik sampling stratifikasi acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66,3% anak pernah mengalami kejadian bullying baik sebagai pelaku maupun korban. Hasil penelitian ini diharapkan akan merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk memberlakukan program anti-bullying sehingga perilaku bullying di sekolah dapat dicegah atau ditanggulangi.

Bullying often occured in school, but this behavior is lack of attention from the adults. Some of researchers found that bullying have many negative effects to the bullies or the victims, as well as to the child’s self-esteem. This study aims to determine the correlation between school age’s children self-esteem and bullying incidence at school. The method that used in this study was descriptive correlative method with point time approach (cross sectional) and involved 83 students in fourth and fifth grade at SD A, B, C, and D. Sampling technique that used in this study was stratified random sampling. Results of this study showed that 66,3% students at SD A, B, C, and D was involved with bullying. Therefore, school insitution should have an anti-bullying program to prevent or reduce bullying in school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Latifah
"ABSTRAK
Bullying merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah di seluruh
dunia. Karakteristik anak dapat mempengaruhi kerentanan anak untuk mengalami
kejadian bullying di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan
antara karakteristik anak seperti usia, kelas, jenis kelamin, dan kecenderungan
berkelompok dengan kejadian bullying di sekolah. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini melibatkan 60 orang anak yang duduk di kelas empat dan lima di
SD X. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak
stratifikasi. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 65% anak pernah mengalami
kejadian bullying. Kejadian bullying diketahui tidak berhubungan dengan usia
maupun tingkatan kelas anak. Akan tetapi, kejadian bullying ini berhubungan
dengan perbedaan jenis kelamin serta kecenderungan anak dalam berkelompok
(geng). Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam
penyusunan program-program anti-bullying di sekolah.

ABSTRACT
Bullying is now widely recognized as a major problem among elementary school
childrens. Individual characteristics that present on school age children can be
predisposition factors that contributes into bullying incidence.This study aims to
determine the correlation between school age children?s characteristics and
bullying incidence at school. The method that used in this study was descriptivecorrelative
method with point time approach (cross sectional) and involved 60
students in fourth and fifth grade at SD X. Sampling technique that used in this
study was stratified random sampling. Results of this study showed that that 65%
students at SD X was involved with bullying and there is not relationship between
child?s age and grades with bullying incidence. However, result of this study
shows that gender differences and preference of being in groups (gang) related to
bullying incidence at school. Therefore, school institution should have antibullying
programmes in order to reduces bullying incidence at school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraeni Galuh Yuniar
"ABSTRAK
Satu dari tiga anak di dunia mengalami perundungan yang disebabkan oleh faktor individu, teman sebaya, lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perundungan pada anak usia sekolah di Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang melibatkan 425 anak usia sekolah di sebelas sekolah dasar negeri di Kota Depok dipilih secara acak sederhana. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan modifikasi dari kuesioner penelitian sebelumnya. Analisis data menggunakan uji korelasi Eta, Spearman, dan Koefisien Kontingensi. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia Eta rsquo;s value=0,235 , kelas p=0,000 , jenis kelamin p=0,000 , kepemilikan geng p=0,000 , dan respon guru terhadap perundungan p=0,041 dengan kejadian perundungan. Penampilan fisik anak tidak berhubungan dengan kejadian perundungan p=0,544 . Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, kelas, jenis kelamin, kepemilikan geng, dan respon guru terhadap perundungan dengan kejadian perundungan pada anak usia sekolah di Kota Depok. Penelitian ini merekomendasikan upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap perundungan sehingga dapat mencegah terjadinya perundungan.

ABSTRACT
Factors Related to Bullying in School aged Children in Depok. One in three children in the world experience bullying caused by individual, peer group, school, family, and society factors. The purpose of this research was to determine the factors associated with incidence of bullying in school aged children in Depok. This research used cross sectional study design which involved 425 school aged children in eleven public primary schools in Depok selected using simple random sampling technique. Factors related to bullying was measured using modified questionnaire from the previous research. The analysis using Eta, Spearman, and Contingency Coefficient has shown that there was a correlation between age Eta rsquo s value 0,235 , class p 0,000 , gender p 0,000 , peer group p 0,000 , and teacher rsquo s response p 0,041 with bullying. The physical appearance had no correlation with bullying p 0,544 . The conclusion of this research is there is a correlation between age, class, gender, peer group, and teacher rsquo s response to bullying with the occurrence of bullying in school aged children in Depok. This research recommends to do promotive and preventive efforts conducted by school to increase children rsquo s awareness against bullying so as to prevent the occurrence. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kurniawan
"Skripsi ini mencoba menjelaskan hubungan antara konsep pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung dengan cara membuktikan teori pertahanan diri dari Reckless (1962) ke dalam data empiris di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden berukuran 91 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara non probabilitas sampling dengan metode pengambilan sampel secara quota sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying. Dengan kata lain, hasil temuan di lapangan mendukung hipotesis di dalam penelitian ini sekaligus bersesuaian dengan teori pertahanan diri yang dikemukakan oleh Walter Reckless.
This undergraduate thesis attempts to explain the relationship between the concept of containment and bullying behaviors of Senior High School students "X" in Bandung. The purpose of this study was to know how the relationship of containment and bullying behavior of Senior High School students "X" in Bandung by way of proving containment theory of Reckless (1962) into the empirical data in the field.
The methodology used in this study is a quantitative research method with survey techniques. The data was collected by giving questionnaire to the respondent size 91 people. The sampling technique is done by quota non-random sampling.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between containment and bullying behavior. In other words, the findings in the field support the hypothesis in this study correspond well with the theory of containment by Walter Reckless.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuarita Yudhistira. author
"Bullying terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Langdon & Prable, 2008). Hasil-hasil studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian bullying di SMA.Kejadian bullying paling banyak memberikan pengaruh kepada siswa yang berperan sebagai bystander (Hazler, 1996 dalam Comitee for Children, 2005).Salah satu tipe dari bystander adalah outsider. Sementara itu, menurut Frisen dkk (2007) salah satu faktor menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying terhadap orang lain adalah kurangnya respek.
Penelitian ini berusaha melihat hubungan respek dan peran outsider dalam perilaku bullying pada siswa SMA.Partisipan dari penelitian ini berjumlah 178 orang yang berasal dari dua sekolah yang berbeda (sekolah negeri dan swasta). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungna negatif yang signifikan antara respek dengan peran outsider. Selain itu, juga ditemukan perbedaan mean yang signifikan pada respek antara partisipan yang tergolong outsider dan bukan outsider. Hasil yang signifikan ini dapat dijelaskan melalui komponen karakter.

Bullying happens at every level of education, from primary school to university (Langdon & Prable, 2008). The results of previous studies also shows that there is an increase of bullying incidence in high school level. The impact of bullying mostly happens to students who act as bystander (Hazler, 1996 in Comitee for Children, 2005). One of the types of bystander is outsider.Meanwhile, according to Frisen et al (2007) one of the factors causing a person to bully others is the lack of respect.
This study is aimed to look at the correlation between respect and the role of outsider in bullying behavior among high school students. Participants of this research were 178 students who came from two different schools (public and private schools). Results of this study indicate that there is a significant negative correlation between the respect to the role of outsider. In addition, this study also found a significant difference of mean of respect between the participants who had role as outsider with participants who had role as non-outsider. This significant results can be explained by the character components.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Hanifa
"Perundungan merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia, bahkan di dalam lingkungan pendidikan. Perundungan terbukti memiliki dampak negatif, baik pada korban maupun pelakunya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri untuk menurunkan perilaku perundungan, serta meningkatkan empati dan kontrol diri. Peserta pelatihan adalah empat siswa sekolah dasar yang merupakan pelaku perundungan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimental dengan desain one group pre-test post-test. Teknik analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test untuk melihat perbedaan kondisi peserta pelatihan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri dapat menurunkan perilaku perundungan secara signifikan berdasarkan penilaian oleh teman-teman partisipan (Z=-2.103, p=0.035). Meski demikian, hasil self-report dan penilaian guru menunjukkan penurunan perilaku perundungan yang tidak signifikan (Z=-1.826, p=.068; Z=-1.826, p=.068). Selain itu, program pelatihan ini tidak dapat meningkatkan kemampuan berempati secara signifikan, baik empati secara umum (Z=-1.826, p=0.068), afektif (Z=-1.604, p=0.109), maupun kognitif (Z=-1.826, p=0.068), serta hanya dapat meningkatkan kemampuan kontrol diri peserta secara memadai.

Bullying is a phenomenon that often occurs in Indonesia, even within the educational environment. Bullying proved to have a negative impact on both the victims and the perpetrators. This study aims to evaluate the effectiveness of the Empathy and Self Control Training Program to reduce bullying behavior and increase empathy and self control. The participants were four elementary school bullies. The research method used was quasi-experimental with the design of one group pre-test post-test. Data analysis techniques used Wilcoxon signed-rank test to see differences in the conditions of participants before and after the intervention. The results indicate that the Empathy and Self Control Training Program can reduce bullying behavior significantly based on peer evaluations (Z = -2.103, p = 0.035). However, the results of the self-report and teacher assessment showed a non-significant decrease in bullying behavior (Z = -1.826, p = .068; Z = -1.826, p = .068). In addition, this training program cannot significantly improve empathy skills, both empathy in general (Z = -1.826, p = 0.068), affective (Z = -1.604, p = 0.109), and cognitive (Z = -1.826, p = 0.068), and can only improve the ability of participants to control themselves adequately."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Kejadian bullying pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri sebesar 42.8 sesuai dengan data Dinas Pendidikan Kota Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara terapi Gestalt dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying terhadap harga diri remaja korban bullying. Desain penelitian ini menggunakan Quasi-experimental pre post with kontrol group dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Analisis menggunakan Dependen T Test dan Independen T Test. Terapi gestalt diberikan pada kelompok pertama dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying diberikan pada kelompok kedua. Harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan terapi gestalt lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying. Terapi gestalt direkomendasikan diberikan pada remaja korban bullying.

The incidence of bullying in junior high school students amounted to 42.8 according to data from the Department of Education Sukabumi. The purpose of this study was to determine the effect of the difference between Gestalt therapy and health education about the dangers of bullying against young victims of bullying dignity. This study design using Quasi experimental pre post with control group with the number of respondents as many as 40 people. Analysis using T Test Dependent and Independent T Test. Gestalt therapy is given to the first group and the health education about the dangers of bullying given to the second group. Esteem young victims of bullying are getting gestalt therapy is significantly higher than the price of adolescent victims of bullying who received health education about the dangers of bullying. Gestalt therapy is recommended given to young victims of bullying"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Marini Octavia
"ABSTRAK

Pada kasus bullying yang terjadi di sekolah, seringkali ditemukan adanya pihak yang menyaksikan kejadian tersebut, namun tidak melakukan tindakan apapun untuk menolong. Orang yang menyaksikan kejadian bullying disebut sebagai bystander. Salah satu hal yang mempengaruhi intensi menolong pada bystander adalah persepsi kedekatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying siswa di sekolah. Hal ini disebabkan karena interaksi jual beli yang terjadi antara pedagang dan siswa di sekolah dapat menimbulkan adanya persepsi kedekatan. Partisipan dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar SMA yang sering terjadi kasus bullying (N = 56). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi variabel persepsi kedekatan, yaitu memiliki persepsi kedekatan dengan korban, pelaku, serta korban dan pelaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari memiliki persepsi kedekatan terhadap korban (p = 0,012), memiliki persepsi kedekatan terhadap pelaku (p = 0,000), dan memiliki persepsi kedekatan terhadap korban dan pelaku (p = 0,000) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying di sekolah. Pedagang yang memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku bullying memiliki intensi menolong yang lebih tinggi dibandingkan pedagang yang tidak memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku.


ABSTRACT

In the case of bullying occurring in schools are often to be found witnesses, yet immediate actions to help the victims are null. The person who witnesses bullying is called bystander. One of the factors that influences intention to help among bystander is perceived closeness. This research aims to understand the influence of perceived closeness to the victims and the bullies upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases occurring in schools. This may be because the interaction between street vendors and students during daily transactions can elicit perceived closeness. Participants in this research are street vendors whose kiosks are located near high schools in Jakarta that are previously known to have cases of bullying (N = 56). In this research, manipulation exists in the variable perceived closeness, varying from perceived closeness to the victims, the bullies, and both. The result shows that having perceived closeness to the victims (p = 0,012), the bullies (p = 0,000), and both (p = 0,000) have significant influence upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases in schools. Street vendors who possess perceived closeness to the victims and the bullies are shown to have higher intention to help compared to those who do not have perceived closeness to either of both.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>