Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Natasha Dharmakusumah
"Beberapa tahun terakhir Indonesia menghadapi banyak tantangan militer yang menjadi pusat perhatian dari industri pertahanan membutuhkan teknologi bahan inovatif baru untuk membuat komponen peralatan militer seperti helm anti peluru yang ringan dan praktis sehingga tidak mengganggu mobilitas personil pertahanan yang dapat diproduksi didalam negeri. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunakan material komposit yang terdiri dari multi reinforcement, yaitu komposit dengan Carbon Fibre dan komposit dengan Kevlar yang diuji secara terpisah. Metode pembuatan dilakukan dengan teknik open molding, yaitu hand lay-up. Lapisan Carbon Fibre divariasikan, demikan juga lapisan Kevlar. Setelah itu dilakukan uji balistik. Untuk setiap sampel dilakukan uji kekerasan dan uji flexural strength. Dari rancangan perhitungan didapatkan jumlah lapisan yang dibutuhkan oleh Kevlar untuk menahan peluru Tipe I (38 Spesial) adalah 6 Ply, sedangkan Carbon Fibre dibutuhkan 9 Ply. Uji Balistik sesuai standar National Institute of Justice 0101.03 menggunakan peluru 38 spesial (Tipe I). Uji balistik dilakukan pada 7 variasi lapisan sampel, yaitu Kevlar 6 Ply, 9 Ply, 12 Ply, serta Carbon Fibre 9 Ply, 10 Ply, 12 Ply, dan 15 Ply. Hasil uji balistik diketahui bahwa peluru 38 spesial tidak menembus ketiga sampel Kevlar serta sampel Carbon Fibre 12 dan 15 Ply. Dari hasil uji Macrostructure Fractography terlihat lapisan matriks rusak dan sebagian serat terputus, tetapi masih bisa menahan tumbukan peluru.

In recent years, Indonesia faces many military challenges which are the center of attention of the defense industry, requiring new innovative material technology to make military equipment components such as lightweight and practical bulletproof helmets so as not to disturb the mobility of defense personnel that can be produced domestically. For this reason, this research uses composite materials consisting of multi reinforcement, namely composites with Carbon Fiber and composites with Kevlar, which are tested separately. The method of making is done by an open molding technique, namely the hand lay-up. The Carbon Fiber layer is varied, as is the Kevlar layer. After that, a ballistic test was carried out. For each sample tested hardness barcol and flexural strength test. From the calculation design, the number of layers required by Kevlar to hold Type I (38 Special) bullets is 6 Ply, while Carbon Fiber is needed 9 Ply. According to National Institute of Justice 0101.03 standard, Ballistic test using 38 Special bullets (Type I). Ballistic tests were carried out on 7 variations of sample layers, namely Kevlar 6 Ply, 9 Ply, 12 Ply, and Carbon Fibre 9 Ply, 10 Ply, 12 Ply, and 15 Ply. The ballistic test results revealed that the special 38 bullets did not penetrate the three Kevlar samples and Ply Carbon Fiber of 12 and 15. From the results of the Macrostructure Fractography test, the matrix layer is damaged and some of the fiber is cut off, but it can still withstand bullet collisions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Abram
"Kebutuhan akan peralatan-peralatan kepolisian selalu dibutuhkan dalam jumlah anggaran yang besar. Kebutuhan tersebut meliputi berbagai macam peralatan seperti peralatan defensif yaitu helm anti peluru. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan helm anti peluru dalam negeri yang memiliki kekuatan serupa dengan produk impor tetapi tetap ringan dan baik untuk mobilitas pemakainya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunakan komposit yang terdiri dari multi reinforcement. Multi reinforcement yang digunakan pada penelitian ini adalah serat kenaf sebagai serat alam dan serat karbon sebagai serat sintetis. Penggunaan serat kenaf dilakukan karena serat kenaf selain mudah ditemukan dan murah, ternyata juga memiliki sifat mekanik yang baik. Metode pembuatan dilakukan dengan metode cetakan terbuka yaitu metode hand layup. Jumlah lembaran kenaf sudah ditentukan sementara jumlah lembaran serat karbon akan divariasikan. Serat kenaf akan digunakan 4 lembar pada setiap produknya. Variasi lembaran serat karbon dibagi menjadi tiga variasi yaitu, 3 lembar serat karbon, 6 lembar serat karbon, dan 9 lembar serat karbon. Pengujian yang dilakukan adalah uji balistik tipe I sesuai standar National Institute of Justice 0101.3. Pengujian kekerasan dan flexural strength akan dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik produk komposit serta efek penambahan serat karbon. Pengujian menggunakan SEM digunakan untuk mengetahui morfologi patahan dan mekanisme yang terjadi pada produk komposit. Produk komposit yang terdiri dari 9 lembar serat karbon dan 4 lembar serat kenaf mampu menahan laju peluru. Terjadi kerusakan serat tetapi hanya berada di bagian luar produk komposit.

The needs of police gears are always needed in large scale budget. That needs cover many gears start from the offensive ones until the defensive ones like ballistic helmet. Hence Indonesia need the development of ballistic helmet that has the mechanical properties as good as the imported ones but also lightweight and comfort to use. This research uses multi reinforcement composite. Kenaf fiber used as a natural fiber based reinforcement, meanwhile carbon fiber used as a synthetic fiber based reinforcement. Those two reinforcements will be combined to create a composite. Kenaf fiber will be used because of its availability in Indonesia, and surprisingly has good mechanical properties. The method of fabrication used in this research is by using open mold and hand layup technique. The number of kenaf fiber ply will be fixed by 4 plies. The number of carbon fiber will be varied as is 3 plies, 6 plies, and 9 plies. Test used in this research is Level I ballistic testing National Institute of Justice 0101.3. Hardness and flexural strength will be conducted to find out the mechanical properties and also effect of addition of carbon fiber plies. Another test using SEM also done in this research to examine the morphology of the area of impact. In the end the product constructed by 9 plies of carbon fiber and 4 plies of kenaf fiber is capable to hold the bullet. That product is still damaged but only at the outside and the bullet does not penetrate through the product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerard Marthin
"Dalam satu dekade terakhir, Indonesia menghadapi peningkatan tantangan pertahanan, keamanan, dan ketertiban negara dengan berbagai macam intensitas kewaspadaannya. Untuk mengatasi hal tersebut, industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan negara perlu berbenah dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Negara membutuhkan teknologi bahan inovatif untuk membuat alat komponen pertahanan dan keamanan seperti helm anti peluru yang kuat, ringan, praktis, nyaman digunakan, serta menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Perkembangan dunia saat ini banyak menggunakan serat sintetis, yang walaupun memiliki kekuatan tinggi, biayanya cukup tinggi dan memiliki implikasi buruk bagi lingkungan sebelum dan sesudah proses sintesisnya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk memberikan solusi bahan pembuatan helm anti peluru dengan konsep komposit berpenguat dari serat alam, yaitu serat kenaf (Hibiscus Cannabicus) yang memiliki potensi kekuatan mekanis yang baik, lebih murah dalam proses manufakturnya, ramah lingkungan, dan yang paling penting banyak ditemukan di Indonesia. Metode pembuatan dilakukan dengan teknik open molding, yaitu hand lay-up. Serat kenaf yang digunakan sebagai penguat memiliki struktur rajutan (woven) yang dikombinasikan dengan matriks resin epoksi. Lembaran penguat serat kenaf rajutan divariasikan jumlahnya berdasarkan pendekatan massa ideal standar acuan pasukan angkatan darat. Setelah itu dilakukan uji balistik level I dengan peluru jenis caliber 22 sesuai standar National Institute of Justice 0108.01. Kemudian juga, untuk setiap sampel dilakukan uji kekerasan dan uji flexural strength untuk mengamati sifat mekanis lain yang mendukung performa balistik. Uji balistik dilakukan terhadap 3 variasi sampel, yaitu serat kenaf rajutan dengan 3 lembaran, 6 lembaran, serta 9 lembaran. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa peluru caliber 22 berhasil menembus ketiga sampel, namun dengan respon yang cukup signifikan perbedaannya pada masing-masing sampel. Hasil perforasi kemudian diamati morfologi patahannya pada tampak depan dan belakang sampel secara makro dengan pengujian macrostructure fractography serta secara mikro dengan pengujian SEM. Sampel komposit dengan jumlah lembaran tertinggi (9 lembaran) mengalami perforasi sebagian, sedangkan kedua sampel lain mengalami perforasi penuh. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah lembaran serat kenaf rajutan meningkatkan secara signifikan energi absorpsi, dan potensial untuk dikembangkan selanjutnya sebagai material tahan balistik untuk helm anti peluru.

In the past decade, Indonesia has confronted increasing challenges towards the nations defense, security, and order with its various intensities of alertness. To overcome this, the nations Defense and Security Equipment industry must adapt itself to the development of technology. The nation needs innovative material technology to make components of the defense and security equipment tools such as strong, light, comfortable, practical bullet-proof helmets, made from environmentally safe materials. Many current developments use synthetic fibers, which although has high strength, is relatively expensive and has bad implications towards the environment, before and after the synthesis process. Thus, this research tries to give a solution for the alternative material used to make bullet-proof helmets with the concept of reinforced composite from a natural fiber, the kenaf fiber (Hibiscus Cannabicus), which has good mechanical strength potential, cheaper manufacturing process, environmentally friendly, and most importantly, found in abundance in Indonesia. The manufacturing method is done with the open molding technique, namely the hand lay-up. The kenaf fiber used as reinforcement has a woven structure that is combined with epoxy resin matrix. The woven kenaf fiber reinforcement plies vary in number, based on the standard ideal mass reference to ground-force troops. After that, a level I ballistic test is conducted with a caliber 22 bullet, according to the standard from National Institute of Justice 0108.01. Furthermore, each sample goes through a hardness and flexural strength test to observe other mechanical properties that support the ballistic performance. The ballistic testing is done to 3 varieties of samples, which are woven kenaf fiber with 3, 6, and 9 plies. The results show that the caliber 22 bullet penetrated all 3 samples but with significantly different responses from each sample. Perforation results were then observed in the fracture morphology from the front and back view of the samples in macro with macrostructure fractography, and in micro with SEM. The composite sample with the highest number of plies (9 plies) experienced partial perforation, while the other 2 samples experienced full perforation. This research shows that with the increasing number of kenaf fiber plies, the ability to absorb energy is significantly increased, thus has potential to be further developed as anti-ballistic material used for bullet-proof helmets. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaneta
"Keterbatasan informasi mengenai rompi tahan peluru karena terkait dengan pertahanan dan keamanan negaa menyebabkan Indonesia mencoba mencari kandidat material, komposisi, dan cara pembuatannya. Salah satu bahan yang banyak digunakan sebagai bahan dasar rompi tahan peluru adalah serat Kevlar yang merupakan serat sintesis. Namun penggunaan serat Kevlar tidak memungkinkan karena ketatnya impor serat Kevlar dan harganya yang tinggi. Oleh karena itu, material keramik dicoba diteliti di Balitbang Dephn, hasil yang diberikan bisa menahan sampai level 4 namun mngabsorbsi air sehingga mengurangi sifat mekaniknya, proses pembuatan yang rumit dan berat material cukup tinggi yaitu 9 kg sehingga kurang ergonomic untuk digunakan. Melihat kondisi tersebut perlu kiranya Indonesia untuk memproduksi rompi tahan peluru, namun dengan bahan yang mudah didapatkan, murah harganya dan kuat. Salah satu bahan yang dilirik sebagai bahan dasar rompi tahan peluru adalah serat rami. Serat rami yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil tenunan mesin dengan kombinasi serat dan benang rami. Serat ini akan diisikan dengan resin Epoksi. Hasil yang ditunjukkan panel yang terbuat dari tenunan rami 3, 4, dan 5 lapis belum memberikan performa yang bagus karena semua proyektil 38 dari revolver berhasil menembus material. Performa yang lebih bagus diberikan oleh panel dengan fraksi volume tenunan rami 17.8 % yang dipadukan dengan kawat stainless steel mesh 16 dengan fraksi volume 2.3 %. Panel ini memiliki berat 2.141 gr/cm2 lebih ringan dibandingkan panel Balitbang Dephan yang trbuat dari keramik 4.5 gr/cm2.

Limitedness of information about bulletproof vest interrelated with defence and security of country cause Indonesia try to find candidate material, compotition, and how to make it. One of the material that common used as base material for bulletproof vest is Kevlar fiber (sintetic fiber). But using Kevlar fiber is not sustainable because strict import and high price. Because of that, Balitbang Dephan make a research to find other material, they tried to use ceramic.Result of this research, panel could defence from level 4 but material can absorb water make mechanic properties decrease, complexity of process, and heavy (9 kg) make them not ergonomic. This condition make Indonesia must find other alternative. Bulletproof vest from material that easy to find, strong, and cheap. Natural fiber is be one of material that later be challenge material. Rami fiber is natural fiber that have properties similar with Kevlar fiber. Woven ramie fiber is used with combination with ramie thread. Epoksi resin will use as matriks. First step, panels consist of 3, 4, and 5 laminates of woven rami. But, their performance is not satisfied when gave ballistic impact level 1 (revolver .38). Second step , panel have 1.5 cm thickness. One consist 8 laminates of woven ramie and other consist 5 woven ramie with 5 laminate stainless steel filamentmesh 16. The second step gave satisfied performance. The lastest panel have volume fraction of woven ramie 17.8 % and 2.3 % stainless steel. This panel have 2.141/cm2 lighter than ceramic panel Balitbang Dephan 4.5 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar®29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar® yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400°C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Midia Fujiani
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya.
Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar_29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar_ yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400_C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru. Pemilihan jenis matriks dengan komposisi yang tepat harus dilakukan untuk melihat kinerja kevlar_ untuk membentuk material komposit yang memiliki sifat tahan perluru. Matriks penyusun komposit adalah resin dengan jenis epoksi resin tipe Epi Bis epoksi dan fiber kevlar_29 jenis cut fiber dengan panjang 10mm. Komposisi matriks penyusun komposit terdiri dari 5%,10% dan 15% berat fiber dalam komposit.
Metode pembuatan dilakukan dengan teknik penaburan fiber yang kemudian dilaminasi secara kontinyu dengan sistem resin. Hasil uji laboratorium yaitu uji kekerasan dengan Hardness Barcol Tester memberikan hasil kurang yang informatif secara keseluruhan dan keseragaman kekerasan dalam komposit. Selain itu pengujian utama untuk melihat kinerja anti peluru adalah uji balistik dengan menggunakan standard batasan uji balistik untuk rompi tipe I, yaitu pengujian dengan Revolver hand gun 38 Special. Pada tahap awal ini uji balistik yang dilakukan sebatas uji tembak sederhana yang tidak mengikuti standard pengujian. Pengujian balistik dilakukan pada dua sisi yaitu tengah dan tepi untuk setiap sampel. Hasil uji balistik menunjukkan dari tiga jenis variasi komposisi sampel, salah satu dari dua sampel dengan komposisi 15% yang ditembak pada bagian tengah tidak tembus peluru, hanya terjadi deformasi pada permukaan. Namun tembakan lainnya pada komposisi sampel yang lain tembus peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Natural fiber-reinforced composites have the potential to replace synthetic composites, leading to less expensive, stronger and more environmentally-friendly materials. This book provides a detailed review on how a broad range of biofibers can be used as reinforcements in composites and assesses their overall performance.
The book is divided into five major parts according to the origins of the different biofibers. Part I contains chapters on bast fibers, part II leaf fibers, part III seed fibers, part IV grass, reed and cane fibers, and finally part V covers wood, cellulosic and other fibers including cellulosic nanofibers. Each chapter reviews a specific type of biofiber providing detailed information on the sources of each fiber, their cultivation, how to process and prepare them, and how to integrate them into composite materials. The chapters outline current and potential applications for each fiber and discuss their main strengths and weaknesses.
"
Cambridge, UK: Woodhead, 2015
e20426812
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Muhammad Razi Ihram
"Peningkatan populasi global dan industrialisasi menyebabkan peningkatan konsumsi energi yang signifikan, dimana bahan bakar fosil menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca. Sehingga, transisi ke energi terbarukan menjadi sangat penting. Energi angin, yang memiliki efisiensi tinggi dan tidak menghasilkan polusi udara, dipilih sebagai fokus penelitian ini. Di Indonesia, potensi energi angin sangat besar, namun pemanfaatannya masih di bawah target yang ditetapkan. Wind turbine, yang komponen utamanya terbuat dari material komposit karena rasio kekuatan terhadap beratnya yang unggul, menjadi pilihan utama dalam produksi energi angin. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi model material komposit menggunakan Ansys Composite PrepPost (ACP) dengan mempertimbangkan parameter seperti ketebalan, orientasi, dan jenis material, serta menganalisis pengaruhnya terhadap rasio kekuatan terhadap berat. Penelitian ini menyajikan analisis numerik sifat mekanik komposit CFRP dan GFRP menggunakan perangkat lunak ANSYS. Studi ini memodelkan 16 model komposit dengan variasi orientasi fiber (0°, 30°, 45°, 90°), konsentrasi fiber (50%, 75%), dan jenis material (Carbon Fiber dan Glass Fiber. Analisis Strength to Weight Ratio juga dilakukan untuk menentukan model optimal dimana model nilai tertinggi adalah model 4 dengan nilai 32,076 MPa/Kg.

The increasing global population and industrialization have led to a significant rise in energy consumption, with fossil fuels contributing more than 75% of greenhouse gas emissions. Therefore, the transition to renewable energy has become crucial. Wind energy, known for its high efficiency and lack of air pollution, is the focus of this research. In Indonesia, wind energy potential is substantial, yet its utilization remains below set targets. Wind turbines, whose main components are made of composite materials due to their superior strength-to-weight ratio, are a primary choice for wind energy production. This study aims to validate composite material models using Ansys Composite PrepPost (ACP), considering parameters such as thickness, orientation, material type, and analyzing their influence on the strength-to-weight ratio. The research presents numerical analyses of the mechanical properties of CFRP and GFRP composites using ANSYS software. Sixteen composite models were simulated with variations in fiber orientation (0°, 30°, 45°, 90°), fiber concentration (50%, 75%), and material type (Carbon Fiber and Glass Fiber). Strength-to-Weight Ratio analysis was also conducted to identify the optimal model, where model 4 achieved the highest value of 32,076 MPa/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salahuddin Junus
"Pada penelitian ini akan dibuat material komposit aluminium dengan penguat Al2O3. Material ini mempunyai kekuatan tinggi dan ringan yang nantinya akan digunakan sebagai material alternatif untuk pipa tanpa sambungan. Metode pembuatan pipa tanpa sambungan ini melalui proses Stir Casting dan Centrifugal Casting.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa dengan penambahan penguat Al2O3 akan meningkatkan sifat mekanik komposit. Nilai kekerasan meningkat seiring dengan penambahan penguat. Pengaruh dari variabel proses pada penelitian ini di analisa dengan pengamatan struktur mikro, SEM-EDX.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa munculnya fasa baru MgO dan MgAl2O4 akan meningkatkan wettability dan sifat mekanik komposit. Nilai porositas dan nilai kekerasan komposit akan meningkat akibat pengaruh dari %Vf Al2O3 dan %wt Mg. Nilai kekerasan tertinggi dicapai sebesar 54HRB pada 20% Vf Al2O3.
Dari hasil penelitian komposit aluminum dengan penguat partikel keramik diperoleh suatu desain material komposit yang mempunyai sifat mekanik yang unggul, seperti kekuatan, kekerasan dan tahan temperatur tinggi serta ringan. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk bahan alternatif material pipa tanpa sambungan yang awalnya berbahan baja untuk diganti dengan komposit Al/Al2O3.

In this study will be made of aluminum composite material with Al2O3 reinforcement. This material has high strength and light weight which will be used as an alternative material for seamless pipe. Method for making seamless pipe through the process of Stir Casting and Centrifugal Casting.
From the results of the study, indicate that the addition of Al2O3 reinforcement will improve the mechanical properties of the composite. Hardness value increases with the addition of reinforcement. Influence of process variables in this study analyzed the microstructure observation, SEM-EDX.
From the observation seen that advent of a new phase of MgO and MgAl2O4 will increase the wettability and mechanical properties of the composite. Porosity value and the value of the composite hardness will increase due to the influence of % Vt Al2O3. The highest hardness values reached in 54 HRB of 20%Vf Al2O3.
From the research of composite aluminum with ceramic particles reinforcement obtained a composite material design which has superior mechanical properties, such as strength, hardness and high temperature resistant and lightweight. So that the results of this study can be applied to alternative materials seamless pipe material which was originally made of steel to be replaced with a composite Al/ Al2O3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D2006
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Rompi tahan peluru merupakan perlengkapan yang sangat penting bagi TNI dan POLRI untuk meningkatkan keselamatan dan moril personel saat menjalankan tugas. Sementara pemenuhan rompi tahan peluru masih membeli dari luar negeri dengan harga sangat mahal. Hal ini mendorong Balitbang Dephan membuat panel rompi tahan peluru dari keramik dikombinasi dengan kevlar, namun disamping berat panelnya masih tinggi yaitu 9 kg, juga harga kevlar yang sangat mahal dan masih diimport. sehingga, sudah saatnya Indonesia yang kaya akan sumber daya alam memproduksi rompi tahan peluru dari bahan yang mudah didapat, harganya murah, mudah dibuat, kuat dan ramah lingkungan. Bahan yang menjadi perhatian untuk menggantikan serat sintesis adalah serat alam diantaranya serat rami dan serat abacca.
Penelitian sebelumnya meneliti tentang serat alam rami dengan variasi tiga, empat dan lima lapis dikombinasikan dengan kawat stainless steel, dari uji balistik dapat menahan peluru level I (revolver .38 special), sementara penelitian jenis serat alam yang lain meneliti tentang serat alam abacca dengan dua, tiga dan empat lapis anyaman serat abacca, dan dapat menahan peluru level I namun belum dapat menahan peluru level II (pistol 9mm).
Dalam tesis ini dilakukan penelitian komposit dari serat alam abacca dan epoksi dengan metode hand lay up, dengan variasi lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca, setelah diuji balistik, ternyata semua dapat menahan peluru level I, tetapi tidak dapat menahan peluru level II. Selanjutnya supaya dapat menahan peluru level II, dibuat komposit dengan menambah satu keramik pada masing-masing komposit lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca, setelah uji balistik semuanya dapat menahan peluru level II. Disamping panel diatas, satu keramik tanpa serat dan resin diuji balistik dengan level I dan hasilnya keramik hancur, kemudian dua keramik direkat dengan epoksi dan diuji dengan level II, hasilnya keramik hancur. Selanjutnya dilakukan analisa kerusakan serat dan peluru, perhitungan energi balistik dan estimasi biaya pembuatan rompi tahan peluru.
Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa bila digunakan komposit dari serat saja, ataupun hanya dari keramik saja, tidak dapat menahan peluru level II, namun jika digabung antara komposit lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca dan keramik maka akan dapat menahan peluru level II.

Bullet proof vest is very important for army and police to increase morality and personal safety during carry out of duty. While bullet proof depend vest?s demand still buying from abroad. Because of that, Balitbang Dephan make a research to obtain bullet proof vest panel from ceramic combined with Kevlar. Beside the panel is still heavy at, 9 kg and also using kevlar fiber which is very expensive. Therefore Indonesia must find out alternatives material from natural resource to substitute kevlar fiber. Bullet proof vest from material must be easy to find, strong, easy fabrication and safe. Natural fiber as a candidate of panel materials are ramie and abacca (Musa textiles).
Previous research woven ramie fiber combine with stainless steel filament mesh 16, can proof projectile from refolver .38 (type I). While another natural fiber research is woven abacca fiber with two, three and four layer, have capabilities proof projectiles for type I, but still can?t proof projectile from hand gun 9mm (type II).
This Thesis research composite panels from woven abacca fiber and epoxy with hand lay up method, variation in layer?s number of abacca woven are five, seven and nine layers. After ballistic test, all of those have capabilities proof projectiles type I, but still can?t proof from projectiles type II. The next step, to make material from combine one layer ceramic for every composite in layer?s number of abacca woven are five, seven and nine layers, after ballistic test all of those have capabilities proof projectiles from type II. Beside above panels, both one ceramic ballistic test by type I and two ceramics with resin ballistic test by type II were broken. Fiber?s and projectiles deformation, estimation of production cost and calculation energy absobtion by material composite were analized.
The results show that material able proof the bullet proof type II are five, seven and nine layers of woven abacca combined with ceramic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T21253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>