Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Setiawan
"Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan natrium sulfat dan sulfur terhadap reduksi karbotermik selektif pada ilmenit dan bimomassa. Telah direduksi sebanyak tiga belas sampel dengan variasi persentase penambahan aditif dengan kenaikan 1,5%, jenis ilmenit dan lama waktu milling. Reduktor yang digunakan yaitu bimoassa dari pulverized cangkang kelapa sawit, sedangkan CMC sebagai binder. Sampel direduksi pada temperatur 1200oC pada kondisi inert selama 60 menit. Berdasarkan karakterisasi XRD, diperoleh fasa dominan yaitu besi dan ferros-pseudobrookite. Hasil uji SEM memperlihatkan agregasi dan pertumbuhan partikel besi lebih baik dengan penambahan natrium sulfat daripada sulfur, dan waktu proses mechanochemical yang lama. Berdasarkan analisa Image-J diperoleh nilai tertinggi untuk luas rata-rata yaitu 73,78 mm2 pada penambahan natrium sulfat. Sedangkan nilai tertinggi dengan penambahan sulfur yaitu 36,57 mm2. Selain itu, nilai recovery dan kadar pada Fe dan Ti dibedakan pada fasa metalik dan fasa terak. Untuk nilai recovery dan kadar Ti bukan dalam bentuk logam akan tetapi dalam fasa bentuk fasa TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, dan MgTi2O5. Pada fasa metalik, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 92,82 dan 22,46. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 94,20 dan 18,91. Disisi lain, pada fasa terak, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 42,00 dan 98,51. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 17,33 dan 70,45.

This study examined the effect of adding sodium sulfate and sulfur to selective carbothermic reduction on ilmenite and biomass. Thirteen samples have been reduced by adding additive doses with an increase of 1.5%, ilmenite type and length of milling time. The reductors used are biomass from pulverized palm oil shell, while CMC is a binder. Samples were reduced at a temperature of 1200oC in an inert condition for 60 minutes. Based on XRD characterization, the dominant phase is iron and ferros-pseudobrookite. The SEM test results show that the aggregation and growth of iron particles is better with the addition of sodium sulfate than sulfur, and the long process time of the mechanochemical process. Based on Image-J analysis, the highest value for the average area was 73.78 mm2 for the addition of sodium sulfate. While the highest value with the addition of sulfur is 36.57 mm2. In addition, the recovery and grade in Fe and Ti are distinguished from the metallic phase and the slag phase. For recovery and grade of Ti not in metal form but in phase form phase TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, and MgTi2O5. In the metallic phase, the highest recovery (%) in Fe and Ti were 92.82 and 22.46, respectively. Whereas for the grade (%) in Fe and Ti 94.20 and 18.91, respectively. On the other hand, in the slag phase, the best recovery (%) in Fe and Ti were 42.00 and 98.51, respectively. Whereas for the grade of (%) Fe and Ti 17.33 and 70.45, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risniatin Maya Andini
"ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di Pesisir Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup jumlah spesies lamun, presentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun penelitian dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan metode line transect dan kuadrat sebanyak 54 kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies lamun dari dua famili di Tanjung Luar. Persentase tutupan lamun pada setiap stasiun berkisar 5--61,25. Kerapatan lamun pada setiap stasiun berkisar antara 12--626 tegakan/m2. Frekuensi setiap spesies lamun pada setiap stasiun berkisar antara 5,55--72,22. Thalassia hemprichii memiliki frekuensi rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 50. Nilai indeks keanekaragaman di Tanjung Luar yang termasuk sedang hanya terdapat di stasiun 1 1,62 dan stasiun 2 1,69. Nilai indeks dominansi di Tanjung Luar yang tergolong rendah hanya terdapat di stasiun 2 0,21. Nilai indeks kemerataan yang tergolong tinggi hanya terdapat di stasiun 1 0,83 dan 2 0,87.

ABSTRACT
Research on community structure of seagrass in waters of Tanjung Luar, East Lombok, West Nusa Tenggara, was conducted on May 2017. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station. The location of sampling in 3 stations was determined by purposive sampling. The method of sampling was determined by line transect and quadrat method, totally 54 quadrats. The results showed that there are 7 species of seagrasses from 2 families in Tanjung Luar. Percentage seagrass covering at each station ranged from 5 61,25. Seagrass density at each station ranged from 12 626 tegakanal m2. Frequency each spesies of seagrass at each station ranged from 5,55 72,22. Thalassia hemprichii is the highest frequency 50. The diversity index value in Tanjung Luar was considered as moderate only at station 1 1,62 and station 2 1,69. The dominance index value in Tanjung Luar was low only at station 2 0,21. Evenness index value was considered as high only at station 1 0,83 and station 2 0,87. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairani
"Karyawan adalah salah satu sumberdaya paling penting dalam organisasi. Karakteristik individu merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi Salah satu faktor penting agar tercapai hasil kerja yang optimal dari seorang karyawan yaitu dengan terpenuhinya kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan karakteristik individu terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Selong. Jenis penelitian ini deskriptif, rancangan studi cross sectional dengan metode campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif. Tidak ada pengaruh kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan di puskesmas selong, uji statistic menunjukkan p=1,000>0,05. Dari lima indicator variabel kepuasan kerja hanya dua indicator yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu kepuasan terhadap imbalan dengan nilai p=0,018<0,05 dan kepuasan terhadap supervisi atasan dengan nilai p=0,029<0,05. Karakteristik individu karyawan yang berpengaruh terhadap kinerja adalah karakteristik pendidikan, hasil uji statistic nilai p= 0,047<0,05. Dengan demikian manajemen perlu mengevaluasi sistem pembayaran imbalan, dan sistem pengawasan di Puskesmas Selong. Menjalin komunikasi yang lebih intens melalui pertemuan rutin antara pimpinan dan karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas kerja karyawan.

Employees are one of the most important resources in the organization. Individual characteristics are internal factors that can influence individual behavior in the organization. One important factor in achieving optimal work results from an employee is the fulfillment of job satisfaction. The purpose of this study was to determine the effect of job satisfaction and individual characteristics on employee performance at Puskesmas Selong. This type of research is descriptive, cross sectional study design with mixed methods. There is no effect of job satisfaction simultaneously on employee performance at Puskesmas Selong, statistical results p = 1,000> 0.05. Of the five indicators of job satisfaction variables, only two indicators have an effect on employee performance, namely satisfaction with rewards with a value of p = 0.018 <0.05 and satisfaction with superior supervision with a value of p = 0.029 <0.05. The individual characteristics of employees that have an effect on performance are educational characteristics, the results of statistical tests are p = 0.047 <0.05. Management needs to evaluate the payment system and the monitoring system. Establishing more intense communication through regular meetings between leaders and employees in an effort to improve the quality of employee work"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri besar di Indonesia. Pada pembuatan pulp dan kertas, diperlukan suatu proses delignifikasi yang bertujuan untuk memisahkan struktur lignin yang masih tersisa dalam pulp. Umumnya, pada proses delignifikasi digunakan bahan kimia seperti klorin dioksida, yang pada akhirnya akan menghasilkan limbah kimia yang lebih berbahaya. Dalam rangka mengurangi limbah kimia, maka digunakan proses biodelignifikasi menggunakan mikroorganisme, yaitu jamur. Jamur pelapuk putih diketahui dapat memproduksi berbagai enzim. Penelitian ini memfokuskan pada enzim lignin peroksidase (LiP), yaitu salah satu enzim ligninolitik yang dihasilkan oleh jamur pelapuk putih dan dapat mendegradasi lignin dengan tujuan untuk melakukan optimasi media yang menghasilkan aktivitas enzim terbaik serta mengkarakterisasi LiP dari isolat jamur hasil penelitian sebelumnya. Optimasi dilakukan pada empat media, yaitu PDB (media 1); PDB+Serbuk bambu (media 2); PDB+Serbuk bambu+serbuk daun nanas (media 3), dan glukosa+serbuk bambu (media 4). Hasil penelitian menunjukan bahwa media yang paling baik adalah media 3 dengan nilai aktivitas enzim 6,605 μmol.mL−1. Kemudian LiP yang didapat dikarakterisasi dengan melakukan pengujian terhadap suhu, pH, dan profil kinetika enzim. Suhu optimum untuk LiP adalah pada suhu 30ºC dengan aktivitas 9,874 μmol.mL−1. Sedangkan untuk pH optimum diperoleh pada pH 5,0 dengan nilai aktivitas tertinggi sebesar 6,787 μmol.mL−1. Kemudian untuk kinetika enzim LiP pada rentang konsentrasi substrat veratril alkohol paling baik adalah 0,4 mM pada media 3 dengan nilai Vmaks sebesar 34,2465 μmol.mL−1.menit−1 serta Km sebesar 1,0958 μmol.mL−1. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jamur yang diteliti berpotensi mendegradasi lignin karena memiliki aktivitas enzim yang cukup baik.

The pulp and paper industry is one of the major industries in Indonesia. In the manufacture of pulp and paper, a delignification process is needed which aims to separate the remaining lignin structure in the pulp. In general, chemicals such as chlorine dioxide are used in the delignification process, which in turn will produce more hazardous chemical waste. In order to reduce chemical waste, a biodelignification process is used using microorganisms, namely fungi. White rot fungi are known to produce various enzymes. This research focuses on the enzyme lignin peroxidase (LiP), which is a ligninolytic enzyme produced by white rot fungi that can degrade lignin. This study aims to optimize the media that produces the best enzyme activity and to characterize LiP from fungal isolates from previous studies. Optimization was carried out on four media, namely PDB (media 1); PDB+bamboo powder (media 2); PDB + bamboo powder + pineapple leaf powder (media 3), and glucose + bamboo powder (media 4). The results showed that the best medium was media 3 with an enzyme activity value of 6.605 μmol.mL−1. Then the LiP obtained was characterized by testing the temperature, pH, and enzyme kinetics profile. The optimum temperature for LiP is 30ºC with an activity of 9.874 μmol.mL−1. Meanwhile, the optimum pH was obtained at pH 5.0 with the highest activity value of 6.787 μmol.mL−1. Then for LiP enzyme kinetics in the range of substrate concentrations veratril alcohol the best was 0.4 mM in medium 3 with a Vmax value of 34.2465 μmol.mL−1.minute−1 and Km of 1.0958 μmol.mL−1. Based on these results, it can be concluded that the fungi studied have the potential to degrade lignin because they posses good enzyme activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Tiara Putri Melenia
"Evaluasi ini bertujuan untuk melihat proses pengelolaan program desa wisata oleh BP Dewi Tetebatu. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui keberhasilan desa wisata berdasarkan aspek partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangannya penting untuk memicu desa wisata yang partisipatif. Studi sebelumnya terkait evaluasi desa wisata fokus pada hasilnya saja, sehingga penting untuk mengevaluasi proses pengelolaan programnya. Maka, evaluasi ini akan berfokus pada evaluasi proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi. Studi ini menggunakan metode means-ends structures untuk mengetahui kesesuaian program dengan tujuan awalnya. Metode ini tepat digunakan karena mampu membantu peneliti melihat proses input hingga impact suatu program. Hasil evaluasi berdasarkan metode ini menunjukkan bahwa proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi di Tetebatu sudah berjalan baik. Melalui program SMI dan BAS, BP Dewi berhasil membuat masyarakat mampu mengelola dan mempromosikan destinasi wisatanya. Terkait tata kelola, masyarakat sudah mampu memberikan hospitality sesuai standar kepada pengunjung. Kemudian, pelaku wisata sudah mampu mempromosikan usahanya secara mandiri maupun kolaborasi dengan agen perjalanan wisata. Hasil ini tercapai karena partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses pengelolaan desa wisata.

This evaluation aims to see the process of managing the tourism village program by BP Dewi Tetebatu. Another goal is to determine the success of the tourism village based on aspects of community participation and empowerment. This is because community involvement in the development process is important to trigger a participatory tourism village. Previous studies related to the evaluation of tourism villages focus on the results only, so it is important to evaluate the program management process. Thus, this evaluation will focus on evaluating the process of tourism village management by BP Dewi. This study uses the means-ends structures method to determine the suitability of the program with its initial objectives. This method is appropriate to use because it is able to help researchers see the input process to the impact of a program. The results of the evaluation based on this method show that the process of tourism village management by BP Dewi in Tetebatu has been running well. Through the SMI and BAS programs, BP Dewi succeeded in making the community able to manage and promote their tourist destinations. Regarding governance, the community has been able to provide hospitality according to standards to visitors. Then, tourism actors have been able to promote their businesses independently and collaborate with travel agents. These results were achieved due to the active participation of the community in every process of managing the tourism village."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Hulkhair Sipni
"Daerah sembalun yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki Potensi panas bumi yang besar. Potensi panas bumi yang besar tersebut haruslah dapat segera dimanfaatkan untuk mempercepat proses transisi ke energi baru terbarukan. Dalam proses eksplorasi energi panas bumi tersebut, salah satu tahapan yaitu pengeboran merupakan suatu tahapan penting dan juga mahal dalam eksplorasi panas bumi. Untuk itu diperlukan proses perencanaan yang matang, salah satunya dalam persiapan lokasi pengeboran. Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan informasi geologi teknik dari daerah sembalun untuk menilai kesesuaian dari daerah penelitian untuk pembangunan dudukan sumur pengeboran. Metode penelitian meliputi pemetaan langsung di lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi lahan, data sifat fisik batuan dan tanah serta data diskontinuitas. Hasil akhir dari penelitian berupa peta geomorfologi sembalun yang terdiri atas satuan perbukitan tinggi vulkanik berlereng agak curam dan satuan pegunungan berlereng curam, peta geologi teknik yang tersusun atas satuan endapan tanah, satuan kolovium, satuan andesit lapuk rendah, satuan andesit lapuk tinggi, satuan breksi vulkanik lapuk rendah dan satuan breksi vulkanik lapuk tinggi, nilai kestabilan lereng dari Slope Mass Rating pada batu andesit adalah 62.4 dengan jenis kegagalan yang mungkin terjadi adalah wedge failure, selanjutnya nilai Slope Mass Rating breksi vulkanik adalah 58.07 dengan kegagalan jenis toppling failure. Dari keempat titik lokasi penelitian didapatkan lokasi SBL-2 merupakan titik dengan kesesuaian lahan yang baik.

Sembalun region, located in West Nusa Tenggara Province has a large geothermal potential. The enormous geothermal potential must be used immediately speed up transition process to renewable energy. In the geothermal energy exploration process, one of the stages, namely drilling, is an important and costly stage in geothermal exploration. For this reason, a careful planning process is needed, one of which is in the preparation of drilling locations. In this study, geological engineering information was collected from the Sembalun area to decide the most suitable location for the construction of drilling well pad. The research method includes field mapping to get an overview of land conditions, data on physical properties of rocks and soils as well as discontinuity data. The final results of the research are sembalun geomorphological maps, consist of volcanic high hill with gently steep slope unit and volcanic mountain with steep slope unit. Geological engineering maps consist of soil sediment unit, colovium unit, high weathered andesit unit, low weathered andesit unit, high weathered volcanic breccia unit, low weathered volcanic breccia unit. SMR value of andesit rock is 62.4 with potential wedge failure and breccia volcanic with SMR value 58.07 with potential toppling failure. Of all locationin sembalun SBL-2 is the most suitable location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Hertuti
" ABSTRAK
Hiu adalah hewan predator pada lingkungan terumbu karang dan lautan, berada pada tingkat atas rantai makanan yang menentukan keseimbangan dan mengontrol jaring-jaring makanan yang kompleks. Lambatnya mencapai tingkat kedewasaan, tingkat reproduksi yang rendah, dan panjangnya periode reproduksi menyebabkan hiu sangat rentan terhadap kelebihan tangkap (overfishing). Sebagian nelayan Tanjung Luar menangkap hiu sebagai tangkapan utama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan menganalisis ikan hiu tangkapan sebagai bahan baku produk olahan hiu, mengidentifikasi pola pemanfaatannya, dan menyediakan informasi pola pemanfaatan ikan hiu dari segi teknologi pengolahan maupun diversifikasi jenis produk yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penanganan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar belum ditangani dengan baik mulai dari penanganan di atas kapal, pendaratan, pengangkutan dan pelelangan, sehingga menjadi penyebab bahan baku olahan hiu rendah. Sebanyak 95% bagian tubuh hiu sudah dapat dimanfaatkan dan hanya 5% yang menjadi limbah yaitu darah dan air. Namun pemanfaatannya masih dalam bentuk produk tradisional dan setengah jadi untuk dikirim ke Surabaya atau Jakarta guna memperoleh penanganan lebih lanjut. Pemanfaatan hiu tangkapan di Tanjung Luar saat ini mencakup produk : sate hiu asap, hiu asin, abon hiu, kerupuk daging hiu, kerupuk kulit hiu, minyak hati hiu, sirip hiu kering, kulit hiu kering, tulang hiu kering, serta gigi hiu untuk bahan aksesoris.
Pola pemanfaatan ikan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan dan diversifikasi produk olahan baru, sehingga dihasilkan produk jadi dengan kualitas baik, dapat disimpan lama dengan pangsa pasar yang lebih luas. Diperlukan informasi dan pembinaan dalam teknologi pembuatan hisit, minyak ikan, assesoris/kerajinan (dari kulit, tulang dan gigi), pengolahan surimi dan fish jelly product.

ABSTRACT
Sharks are predators on coral reefs and marine environment, is at the top level of the food chain that determines the balance and control of food web complexity. The delay in reaching the level of maturity, low reproductive rate, and the length of the reproductive period led sharks are vulnerable to excess fishing (overfishing). Some fishermen catch the sharks as a main catch.
This study has used qualitative methods with a descriptive approach. Aimed to analyze the shark as raw material refined products, identify patterns of utilization, and provides information both of processing technology and product diversification that can be developed in East Lombok, West Nusa Tenggara.
Sharks in PPI Tanjung Luar has not been handled properly from the handling on board, landing, as well as transport and auctions causing low raw material processed. Approximately 95% of the shark's body is to be used and only 5% of the waste, the blood and water. However, their use is still a traditional and semi-finished products to be shipped to Surabaya or Jakarta to obtain further treatment. Utilization of shark catches in the Cape Foreign currently includes products: shark skewers smoked, salted shark, shredded shark, shark meat crackers, crackers shark skin, shark liver oil, dried shark fins, dried shark skin, dried shark bones and shark teeth for materials accessories.
The pattern of utilization of shark catches in PPI can be enhanced through processing technologies and diversification of new processed products. thus be produced finished products with good quality, can be stored for a long and reach a wider market. Processors need information and guidance in making technology hisit, fish oil, accessories / craft (of skin, bones and teeth), processing of surimi and fish jelly product."
2013
T32151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba
"ABSTRAK
Pengembangan ekosistem mangrove sebagai penyerap karbon di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Program Studi Ilmu Kelautan, Program PascasarjanaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Kampus UI, Depok, Jawa Baratfara_diba272@yahoo.com ABSTRAKPenelitian dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2017 di Kawasan Mangrove Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian untuk mempelajari struktur vegetasi mangrove, potensi biomassa, stok karbon dan potensi serapan CO2 di ekosistem mangrove. Metode yang digunakan untuk mengetahui struktur komunitas vegetasi mangrove menggunakan transek kuadrat secara purposive sampling dengan total luasan pengamatan 2.000 m2 di Desa Lembar Selatan Stasiun I , 33.000 m2 di Desa Buwun Mas Stasiun II dan 1.400 m2 di Desa Cendi Manik Stasiun III . Biomassa diestimasi dengan persamaan allometrik DBH > 4 cm untuk dikonversikan menjadi nilai cadangan karbon dan serapan CO2. Sebanyak total 10 spesies dari 4 famili mangrove sejati telah diidentifikasi. Nilai kerapatan vegetasi pohon di Stasiun I sebesar 1.085 pohon/Ha dan Stasiun III sebesar 521 pohon/Ha. Kedua stasiun didominasi oleh Rhizophora stylosa, sedangkan di Stasiun II nilai kerapatan sebesar 1.218 pohon/Ha didominasi oleh Rhizophora mucronata. Kandungan biomassa, stok karbon dan serapan CO2 total di Stasiun I sebesar 43.81 ton biomassa/Ha 20.59 ton C/Ha setara 75.56 ton CO2/Ha , Stasiun II sebesar 162.16 ton biomassa/Ha 76.21 ton C/Ha setara 279.71 ton CO2/Ha , dan Stasiun III sebesar 46.34 ton biomassa/Ha 21.78 ton C/Ha setara 79.94 ton CO2/Ha . Sumbangan terbesar stok karbon berasal dari famili Rhizophoraceae.Kata Kunci: allometrik, biomassa, stok karbon, serapan CO2, vegetasi mangrove.
ABSTRACT
Research has been conducted in May October 2017 on the mangrove area in West Lombok District, West Nusa Tenggara. The objectives were to obtain information of vegetation structure and composition, biomass potential, carbon stocks and CO2 uptake. Structure and compotion of mangrove are measured by purposive sampling of quadrant method, with total observation area are 2.000 m2 in Lembar Selatan Village Station I , 33.000 m2 in Buwun Mas Village Station II dan 1.400 m2 in Cendi Manik Village Station III . Biomass is estimated by allometric equations DBH 4 cm to be converted into carbon stocks and CO2 uptake values. The results showed that there are 10 true mangrove species from 4 family were identified. The vegetation in Station I and III dominated by Rhizophora stylosa that has density around 1,085 trees Ha and 521 trees Ha, while in Station III is dominated by Rhizophora mucronata with density around 1,218 trees Ha. The total of biomass content, carbon stock and CO2 uptake in Station I was amount 43.81 ton biomass Ha 20.59 ton C Ha equivalent to 75.56 ton CO2 Ha , Station II was amount 162.16 ton biomass Ha 76.21 ton C Ha equivalent to 279.71 ton CO2 Ha , and Station III was amount 46.34 ton biomass Ha 21.78 ton C Ha equivalent to 79.94 ton CO2 Ha . The largest contribution of carbon stocks comes from Rhizophoraceae Family. Keywords allometric, biomass, carbon stock, CO2 uptake, mangrove vegetation"
2017
T49584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Armini
Yogyakarta: Ombak, 2013
390ARMP001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Armini
Yogyakarta: Ombak, 2013
390ARMP002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>