Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Arifin
"Pada tahun 2009, kota Tangerang Selatan secara resmi dinyatakan sebagai kota. Kebutuhan untuk menjadi kota yang mandiri membuat Kota Tangerang Selatan menarik banyak pengembang berharap pengembang dapat memperoleh keuntungan dalam pengembangan ini. Di tengah perkembangan yang luas ini penduduk asli Kota Tangerang Selatan menjadi penonton perkembangan yang luas, mereka adalah orang-orang dari Desa Cilenggang. Posisi mereka perlahan-lahan dipindahkan di daerah asal mereka. Identitas mereka perlahan menjadi hilang terutama di tingkat remaja. Remaja ini terutama pada usia 16-19 sekarang, tetapi sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota, ketika mereka masih di usia anak-anak mereka menggunakan Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Dan sekarang mereka masih menggunakan ruang Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Para remaja ini berada pada tahap pencarian jati diri, mereka yang menggunakan tempat itu akan diteliti dan terungkap perilakunya ketika mereka menggunakan tempat itu. Studi ini melakukan pengamatan terhadap sekelompok remaja di sekolah menengah menggunakan metode wawancara dan pemetaan ruang yang digunakan oleh remaja untuk memahami pola penggunaan ruang yang biasanya mereka gunakan. Studi ini mengungkapkan perilaku remaja ini dan tanggapan mereka terhadap ruang berkumpul mereka dan bagaimana mereka mengantisipasi hilangnya ruang yang biasanya mereka gunakan, remaja ini mengubah ruang mereka sebagai area berkumpul.

In 2009, South Tangerang city was officially declared as a city. The need to become an independent city make South Tangerang City attracts many developers hoping the developer could make a profit in this development. In the middle of this vast development native people of South Tangerang City became a spectator of the vast development, they are people of Cilenggang Village. Their position is slowly displaced in their original area. Their identity slowly becomes gone because of the confusion of the space in South Tangerang City itself, especially in the adolescent level. These adolescents mainly in the age of 16-19 now, but before the South Tangerang City before it becomes a city, when they are still in kids age that used the Village of Cilenggang as their play area. And now they still using the space of Village of Cilenggang as their play area. These adolescents that in the phase of searching their true identity that using the place will be researched and will be revealed their behavior as they used the place. This study conducted an observation of a group of adolescents in high school using interviewing method and mapping of the space used by the adolescents to understand their usage pattern of space that they usually use. This study reveals these adolescents behavior and their responses towards the new space and how they anticipate the loss of the space that they usually were used, these adolescents are changing their space as for play area. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa Serafim Nafiria
"Penelitian ini menganalisis gerakan Ni Putes Ni Soumises (NPNS) yang bertahan dari 2003 hingga 2020 melalui kacamata ideologi gender dan sekularisme. NPNS merupakan gerakan berbasis ideologi gender yang berumur panjang dalam memperjuangkan kepentingan politik perempuan migran melawan ideologi fundamentalis yang represif di komunitas banlieue. Selama lebih dari satu dekade, NPNS telah menjadi gerakan yang signifikan dalam lanskap sekularisme Prancis. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mengungkap alasan perkembangan dan kebertahanan NPNS sebagai gerakan ideologi gender yang signifikan di Prancis. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi pustaka, penelitian ini menerapkan teori Butler dan Lauretis tentang ideologi gender, serta konsep Aparatus Negara (State Apparatuses) milik Althusser, untuk menganalisis dinamika NPNS melalui tiga periode: kebangkitan, kejayaan, dan masa bertahan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kebertahanan NPNS disebabkan oleh dukungan negara secara politis dan materi melalui penentangan gerakan terhadap dominasi budaya patriarki laki-laki Muslim banlieue, yang sejalan dengan ideologi sekuler Prancis. Selain itu, peran signifikan NPNS sebagai ruang aman bagi perempuan migran yang menjadi korban kekerasan berbasis gender memicu dukungan dari masyarakat yang turut berkontribusi atas bertahannya NPNS.

This research analyzes the Ni Putes Ni Soumises (NPNS) movement that lasted from 2003 to 2020 through the lens of gender ideology and secularism. NPNS is a long-term gender ideology-based movement that fights for migrant women's political interests against repressive fundamentalist ideologies in banlieue communities. For more than a decade, the NPNS has been a significant movement in the French secularism landscape. Therefore, this study aims to uncover the reasons for the development and survival of the NPNS as a significant gender ideology movement in France. Using qualitative approach with literature studies methodology, this research applies Butler and Lauretis' theories on gender ideology, as well as Althusser's concept of State Apparatuses, to analyze the dynamics of NPNS through three periods: the rise, the triumph, and the defensive stage. This research findings show that the longevity of the NPNS is due to political and material state support through the stance of the movement against the dominance of the banlieue's Muslim male patriarchal culture, which is aligned with French secular ideology. In addition, the significant role of NPNS as a safe space for migrant women who are victims of gender-based violence triggers support from the community, which contributes to the longevity of NPNS."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurel Hewy Sabita
"Selama era post pandemi, banyak aktivitas yang kembali normal. Banyak remaja sering melakukan hangout sebagai sarana untuk berkumpul dengan teman. Kehadiran Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square menyediakan one-stop hangout place. Remaja memilih tempat hangout berdasarkan preferensi atau pilihan pribadi. Proses pemilihan space melibatkan berbagai aspek psikologi seperti motivasi, intensi pribadi, emosi serta intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pola Pemilihan Lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square Sebagai Tempat Hangout Remaja Di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi literatur menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square sebagai tempat hangout remaja di Kota Tangerang Selatan sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan hangout remaja di Kota Tangerang Selatan. Secara umum pemilihan lokasi dari pengunjung Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square di Kota Tangerang Selatan ditentukan oleh karakteristik responden melalui usia, jenis kelamin, status pekerjaan, pendidikan terakhir dan domisili tempat tinggal menjadi pola awal menetapkan keputusan lokasi hangout yang dituju, karakteristik perjalanan melalui perilaku konsumen dan karakteristik lokasi hangout melalui perilaku keruangan(site dan situation). Pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square dapat juga dilihat dari leisure motivation yang lebih termotivasi kepada hubungan social yaitu kebutuhan seseorang akan persahabatan dan hubungan interpersonal khususnya dalam interaksi dengan orang lain dan pengembangan persahabatan yang diikuti dengan motivasi competence mastery seseorang dalam bersaing dengan kemampuan personal terhadap orang lain dan memotivasi intellectual seseorang dalam membantu memperluas minat atau belajar tentang hal-hal lain di sekitarnya, sedangkan berkaitan dengan stimulus avoidance lokasi hangout masih belum menyentuh motivasi seseorang untuk dapat merasakan rileks secara mental atau belum dapat menghilangkan stress dan ketegangan individu yang datang ke lokasi hangout tersebut.

During the post-pandemic era, many activities have returned to normal. Many teenagers often hang out as a means to gather with friends. The presence of a Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in providing one-stop hangout place. Teenagers choose hangout places based on personal preferences or choices. The space selection process involves various aspects of psychology such as motivation, personal intentions, emotions, and intellect. This study aims to analyze the Location Selection Pattern of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a Teenage Hangout Place in South Tangerang City. This research uses quantitative methods with literature studies using descriptive analysis. The results of the study prove that the location selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a teen hangout place in South Tangerang City greatly influences the success of fulfilling the hangout needs of teenagers in South Tangerang City. In general, the location selection of visitors to Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in South Tangerang City is determined by the characteristics of visitors through age, gender, employment status, latest education, and domicile of residence is the initial pattern in determining the intended hangout location decision, travel characteristics through consumer behavior and location characteristics through spatial behavior (site and situation). The selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square locations can also be seen from leisure motivation which is more motivated by social relationships, namely a person's need for friendship and interpersonal relationships, especially in interactions with others and the development of friendships followed by a person's competence mastery motivation in competing with personal abilities against others and motivating a person's intellectual in helping to broaden interests or learn about other things around him, while concerning stimulus avoidance, hangout locations still do not touch a person's motivation to be able to feel mentally relaxed or not be able to relieve stress and tension of individuals who come to the hangout location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Rahardianto
"Nongkrong merupakan gejala yang timbul di kalangan remaja sebagai salah satu bentuk apresiasi dalam tahap menuju kedewasaan dan pencarian identitas dirL Tahap remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang cenderung ingin bebas dan menghabiskan waktunya berkumpul bersama kelompok dan ternan sebayanya, Pada akhimya banyak tempat yang dapat dijadikan pilihan dalam melakukan kegiatan nongkrong tersebut bersama dengan kelompoknya dan salah satunya adatah tempat parklr.
Skripsi ini membahas tentang gejala nongkrong yang timbul di tampa!parkir dan di tempat yang melibatkan kendaraan sebagai alat bantu da!am melakukan kegiatan nongkrong. Dan juga membahas tentang pelilaku remaja di !uar lingkungan sekolah dan keluarga, Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dan menarik keberadaan remaja-remaja tersebut untuk nongkrong di tempat parkir dan tempat-tempat umum lainnya, dllihat dari kacamata seorang remaja dan faktor-faktor yang menyebabkan remaja membutuhkan ruang nongkrong dan berkumpuL"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S48524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alvin Gus Abdurrahman Wahid
"ABSTRAK
Pembangunan kota baru mandiri Bumi Serpong Damai City yang berada di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan menyebabkan adanya perubahan pemanfaatan lahan dan adanya arus penduduk yang masuk ke kawasan ini. Hal ini berpengaruh kepada perkampungan asli yang termasuk dalam kawasan pembangunan BSD City, yaitu Lengkong Ulama, Lengkong Gudang, dan Lengkong Wetan. Alih fungsi lahan yang terjadi di kampung tersebut, dan juga perubahan proporsi penduduk perkampungan yang kemudian merubah kondisi sosial kampung-kampung di Kecamatan Serpong dapat tergambarkan pada tatanan spasial aktivitas berkumpul dari generasi ke generasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode obervasi lapang, in-depth interview dengan metode penetapan informan dengan cara snowballing, triangulasi sebagai upaya untuk memvalidasi jawaban informan melalui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informan lain mengenai topik yang sama. Hasil dari organisasi spasial yang terbentuk adalah adanya sistem gravitasi titik di lokasi-lokasi berkumpul untuk kegiatan keagamaan, adat-istiadat, musyawarah, dan kegiatan sosial. Kampung yang jauh dari kawasan pusat BSD City dan memiliki nilai kultural yang kuat seperti Lengkong Ulama secara umum mampu mempertahankan tatanan spasial kegiatan berkumpul yang dimiliki, hal ini dikarenakan perubahan pemanfaatan lahan yang tidak terlalu intensif di sekitar kampung dan proporsi penduduk warga asli yang masih lebih banyak. Berbeda dengan Lengkong Gudang dan Lengkong Wetan yang berada di dalam kawasan pusat BSD City, terjadi perubahan pemanfaatan lahan yang intensif dan proporsi penduduk pendatang yang lebih banyak, sehingga terdapat sistem gravitasi titik yang mulai memudar seperti kegiatan adat yang sudah tidak dilakukan.

ABSTRACT
Bumi Serpong Damai City, a New Town Development in Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan is causing many changes in land usage in its development area and also a flow of immigrants into this area. This phenomenon also causing several rural settlements or kampung in this area to change in terms of land usage and population proportions, these kampung, namely Lengkong Ulama, Lengkong Gudang and Lengkong Wetan. The mentioned changes in land usage and locals immigrants population proportions are affecting the social condition in communal and gathering activities within the kampung and can be explained by its spatial organization across generations. Methods in data gathering and data analysis in this research are done by qualitative methods, by utilising in depth interview with informant recruitment by snowballing sampling. Triangulation methods in analysis is used to achieve credibility of the information. The results are, spatial organization of point gravitation systems are often found in many place of prayers, admnistrative building, public area, and informal gathering places such as cafetaria or security posts, within the kampung. There are spatial variations between these three kampung and changes periodically alongside the development of BSD City. Kampung that retains it cultural value and have a consistent gravitational system is found far from BSD City 39 s first and central development area, while kampung that has a diminishing cultural value and fading point gravitational system are found within BSD City central development area."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fahrurrozi
"ABSTRAK
Remaja berbakat intelektual membutuhkan lingkungan yang tepat agar potensi keberbakatannya dapat berkembang dengan baik. Meskipun demikian, stigma keberbakatan dapat menjadi salah satu kendala bagi remaja berbakat intelektual untuk mencapai potensi keberbakatannya secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma keberbakatan yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual dan teman sebaya, penyesuaian diri yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual, strategi social coping yang digunakan remaja berbakat intelektual, dan karakteristik remaja berbakat intelektual apa saja yang diasosiasikan teman sebaya. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan menggunakan wawancara dan SCQ untuk memperoleh data kualitatif serta kuesioner persepsi remaja terhadap teman sebaya berbakat intelektual untuk memperoleh data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berbakat intelektual memandang positif bakat intelektual yang mereka miliki dan 50 partisipan menganggap bakat intelektual yang dimiliki membuat mereka merasa berbeda dengan teman-teman di kelas reguler. Di sisi lain, teman sebaya menganggap mereka lebih pintar dari teman-teman yang berada di kelas reguler dan mereka mendapatkan panggilan berupa ldquo;anak aksel rdquo; dan ldquo;anak pintar rdquo;. Selain itu, sebagian besar remaja menganggap menyesuaikan diri dengan teman-teman merupakan hal yang penting. Ada pun Minimizing focus on popularity dan helping others merupakan strategi social coping yang digunakan oleh sebagian besar remaja berbakat intelektual yang mengikuti kelas akselerasi. Selain itu, terdapat 14 karakteristik remaja berbakat intelektual yang diasosiasikan oleh teman sebaya.Remaja berbakat intelektual membutuhkan lingkungan yang tepat agar potensi keberbakatannya dapat berkembang dengan baik. Meskipun demikian, stigma keberbakatan dapat menjadi salah satu kendala bagi remaja berbakat intelektual untuk mencapai potensi keberbakatannya secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma keberbakatan yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual dan teman sebaya, penyesuaian diri yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual, strategi social coping yang digunakan remaja berbakat intelektual, dan karakteristik remaja berbakat intelektual apa saja yang diasosiasikan teman sebaya. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan menggunakan wawancara dan SCQ untuk memperoleh data kualitatif serta kuesioner persepsi remaja terhadap teman sebaya berbakat intelektual untuk memperoleh data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berbakat intelektual memandang positif bakat intelektual yang mereka miliki dan 50 partisipan menganggap bakat intelektual yang dimiliki membuat mereka merasa berbeda dengan teman-teman di kelas reguler. Di sisi lain, teman sebaya menganggap mereka lebih pintar dari teman-teman yang berada di kelas reguler dan mereka mendapatkan panggilan berupa ldquo;anak aksel rdquo; dan ldquo;anak pintar rdquo;. Selain itu, sebagian besar remaja menganggap menyesuaikan diri dengan teman-teman merupakan hal yang penting. Ada pun Minimizing focus on popularity dan helping others merupakan strategi social coping yang digunakan oleh sebagian besar remaja berbakat intelektual yang mengikuti kelas akselerasi. Selain itu, terdapat 14 karakteristik remaja berbakat intelektual yang diasosiasikan oleh teman sebaya.

ABSTRACT
Intellectually gifted adolescents need an appropriate environment in order to develop their potencies well. Nevertheless, stigma of giftedness may become an obstacle for intellectually gifted adolescents to gain optimal potencies. This study is aimed to understand stigma of giftedness perceived by intellectually gifted adolescents and their peers, conformity perceived by intellectually gifted adolescents, social coping strategies used by intellectually gifted adolescents, and intellectually gifted adolescents rsquo characteristics associated by peers. The study used mixed methods using interview and SCQ to get qualitative data and using questionnaire of adolescents rsquo perception on intellectually gifted peers to get quantitative data. The results show that intellectually gifted adolescents perceived their intellectual gifts positively and 50 from all participants perceived their intellectual gifts made them feel different from their peers in regular class. On the other side, peers perceived intellectually gifted adolescents smarter than them and intellectually gifted adolescents got calls such ldquo anak aksel rdquo and ldquo smart boy girl rdquo from their peers. Besides, most of intellectually gifted adolescents perceived conformity with their peers as an important thing. Moreover, minimizing focus on popularity and helping others are social coping strategies used by almost intellectually gifted adolescents who enrolled in acceleration program. Besides, there are 14 characteristics of intellectually gifted adolescents associated by their peers."
2017
T48769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilantias Utami
"Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan tinggi serat, namun jarang di konsumsi oleh remaja. Kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif dan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deteminan konsumsi sayur dan buah pada remaja di Jabodetabek Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini 327 remaja yang berdomisili di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan preferensi dan pengetahuan merupakan faktor determinan dari konsumsi sayur dan buah dengan faktor dominan yang ditemukan adalah preferensi (OR 13,055; CI 3,104 - 54,904). Peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya konsumsi sayur dan buah bagi kesehatan perlu dilakukan dengan dilakukannya promosi kesehatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, mahasiswa maupun pemerintah.

Vegetables and fruit are sources of vitamins, minerals, and high fibers, but they are rarely consumed by teenagers. The lack of vegetable and fruit consumption can cause degenerative diseases and can cause death. This study aims to determine the determinants of fruit and vegetable consumption among adolescents in Jabodetabek in 2022. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The number of respondents in this study was 327 teenagers who live in Greater Jakarta. The results showed that preference and knowledge were the determinants of fruit and vegetable consumption with the dominant factor found being preference (OR 13,055; CI 3,104 - 54,904). Increased knowledge and understanding of the importance of consuming vegetables and fruits for health needs to be done by carrying out health promotions that can be carried out by the community, students, and the government."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najma Dias Ramadhani
"Ruang merupakan aspek penting bagi kehidupan dan kegiatan manusia dalam penggunaan ruangnya. Perbedaan karakteristik ruang dan waktu berkumpul pada ruang publik M Bloc Space menimbulkan adanya jenis ruang dan waktu tertentu yang cenderung lebih tinggi pengunjung dibandingkan waktu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap karakteristik ruang di M Bloc Space yang ditinjau dari desain interior dan tempat untuk duduk serta pola berkumpul berdasarkan karakteristik ruang dan waktu berkumpul. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dan analisis deskriptif dari hasil observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik ruang pada M Bloc Space didominasi dengan gaya industrial dan menggunakan tempat duduk yang dapat dipindahkan. Gaya industrial terkesan modern, dingin, dan kaku karena memanfaatkan bangunan percetakan uang Peruri. Tempat duduk yang bersifat tidak permanen memiliki karaker yang bebas dan nyaman karena dapat dipindahkan sesuai dengan kegiatan kreatif yang dilaksanakan. Pola berkumpul pada hari libur memiliki jumlah pengunjung lebih tinggi dibandingkan pada hari kerja. Karakteristik ruang berdasarkan desain interior dan tempat duduknya tidak memengaruhi kepadatan pengunjung, melainkan pola berkumpul sangat dipengaruhi oleh fungsi ruang terutama untuk berkuliner dan menonton pertunjukan.

Space is an important aspect of life and human activities in the use of space. Differences in the characteristics of space and time of gathering in public spaces M Bloc Space give rise to certain types of space and time that tend to be higher in visitors compared to other times. This study aims to analyze the characteristics of the space in M ​​Bloc Space in terms of interior design and places to sit as well as gathering patterns based on the characteristics of space and time of gathering. The analysis used is spatial analysis and descriptive analysis from the results of field observations, questionnaires, and interviews. The results of this study indicate that the characteristics of the space in M ​​Bloc Space are dominated by industrial style and use of movable seats. Industrial style seems modern, cold, and rigid and utilize the Peruri money printing building. Non-permanent seats have a free and comfortable character because they can be moved according to the creative activities being carried out. Gathering patterns on holidays have a higher number of visitors than on weekdays. Characteristics of space based on interior design and seating does not affect the density of visitors, but the gathering patterns are influenced by the function of space, especially for culinary and music events."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Christofer Idris
"Merokok adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju. 30% remaja perempuan dan 21% remaja laki-laki mulai merokok sebelum usia 13 tahun. Selain itu, diketahui bahwa 50% remaja laki-laki menghisap lebih dari 10 batang rokok per hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Intervensi Reaktif (Gerakan Remaja Anti Merokok dengan Art Therapy Inovatif) pada remaja di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Metode yang digunakan Studi Kasus dengan quasi-experiment desain pretest dan posttest tanpa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan persepsi positif remaja tentang bahaya merokok setelah intervensi dilakukan. Temuan ini menyarankan bahwa pendekatan art therapy dan aplikasi berbasis web dapat menjadi strategi yang efektif dalam program pencegahan merokok pada remaja

Smoking is a serious public health issue worldwide, affecting both developing and developed countries. Thirty percent of adolescent girls and 21% of adolescent boys begin smoking before the age of 13. Additionally, it is known that 50% of adolescent boys smoke more than 10 cigarettes per day. This study aims to evaluate the effectiveness of the Reactive Intervention (Anti-Smoking Youth Movement with Innovative Art Therapy) among adolescents in Jatijajar Village, Tapos District, Depok City. The method used is a quasi-experiment with a pretest and posttest design without a control group. The results indicate a significant increase in adolescents' knowledge and positive perceptions regarding the dangers of smoking after the intervention. These findings suggest that art therapy and web-based applications can be effective strategies in smoking prevention programs for adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>