Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Nursyamsi Handayani
"Pengukuran dosis serap dalam bidang industri sterilisasi bahan pangan dengan menggunakan radiasi sinar gama merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses iradiasi. Dosimeter radiokromik merupakan salah satu dosimeter rutin yang dapat digunakan untuk memonitor proses iradiasi secara sederhana dan mampu memberikan informasi secara langsung yang berbasis pada perubahan warna yang dapat diamati secara visual setelah terpapar dosis radiasi pada tingkat tertentu. Penelitian ini melaporkan pembuatan dosimeter radiokromik dalam wujud cair dengan menggunakan zat pewarna alami yang berasal dari ekstrak bunga Hibiscus sabdariffa L. (rosela). Cairan radiokromik yang dipersiapkan sebanyak lima macam yaitu larutan ekstrak rosela dengan pelarut air destilasi ganda, larutan ekstrak rosela dengan pelarut etanol 70% dan larutan ekstrak rosela yang dicampurkan dengan larutan PVA dan larutan NaCl. Seluruh larutan yang telah dipersiapkan, diiradiasi gama menggunakan sumber radiasi Cobalt-60 dengan laju dosis 4,84 kGy/jam, dan di uji stabilitas dengan berbagai kondisi lingkungan. Karakterisasi sifat optik dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis dan spektrofotometer FT-IR, selain itu perubahan warna larutan di dokumentasikan dengan kamera. Hasilnya menunjukkan larutan ekstrak rosela sensitif terhadap radiasi gama, dengan degradasi warna dari merah pekat menjadi merah tranparan setelah dipaparkan sinar gama dengan dosis 0-10 kGy untuk larutan ekstrak rosela dengan pelarut air destilasi ganda, sedangkan larutan ekstrak rosela dengan pelarut etanol 70% mengalami perubahan warna yang lebih tajam dari merah pekat menjadi kuning transparan dengan dosis 0-7 kGy. Larutan ekstrak rosela yang dicampurkan dengan larutan PVA dan larutan NaCl mengalami pola perubahan warna yang serupa dari dosis 0-1,5 kGy.

Measurements of absorbed dose in the industry of food sterilization using gamma ray radiation are one of the important factors that determine the success of the irradiation process. Radiochromic dosimeters are one of the routine dosimeters to monitor the irradiation process by simply and able to provide information directly based on color changes that can be observed visually after radiation exposure at a certain dose level. This study reports the fabrication of liquid radiochromic dosimeters using natural dye from Hibiscus sabdariffa L. (roselle) flower extract. The liquid radiocromic has prepared as many as five types,  roselle extract solution with aquabidest as a solvent, roselle extract solution with 70% ethanol as a solvent and roselle extract solution mixed with PVA solution and NaCl solution. All the solutions has prepared, irradiated using gamma ray from a Cobalt-60 source with a dose rate of 4.84 kGy/h, and tested stability in various environmental conditions. Characterization of optical properties was carried out using a UV/Vis spectrophotometer and FT-IR spectrophotometer, in addition, the changes of the color of the solution documented using the camera. The results showed roselle extract solution was sensitive with gamma radiation, with color degradation from strong red to transparent red after being gamma ray irradiation at the dose 0-10 kGy for roselle extract solution with double distilled water, while roselle extract solution with ethanol 70% the degradation of the color more intense from red to faint yellow with doses of 0-7 kGy. The Roselle extract solution mixed with PVA solution and NaCl solution undergoes a similar degradation the color of the solution from a dose of 0-1.5 kGy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"Iradiasi gamma banyak digunakan oleh beberapa industri obat herbal sebagai metode pengawetan yang efisien dalam mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma (0; 5; 7.5; and 10 kGy) pada ekstrak etanol H. sabdariffa (EEHS) terhadap uji total mikroorganisme, total kandungan fenol dan flavonoid, aktivitas antioksidan, TLC profiling, total kuersetin dan bobot molekul, aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase dan in-vitro analisis terhadap galur sel kanker manusia (A-549,HUT-78, dan MCF-7). Iradiasi dosis 5 kGy menunjukkan bahwa tidak adanya kapang yang tumbuh dan terjadi penurunan jumlah total bakteri, lebih lanjut iradiasi pada dosis 10 kGy tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Analisis total fenol, dan flavonoid, serta aktivitas antioksidan menunjukkan adanya penurunan sebesar 5-11% setelah diiradiasi pada dosis 5 kGy. Analisis profil TLC dan HPLC menunjukkan bahwa salah satu senyawa dalam EEHS adalah kuersetin yang ditunjukan dengan adanya [M+H]+ pada m/z 303,04 dari hasil analisis LC-Ms/Ms. EEHS juga memiliki penghambatan terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai penghambatan 4,75-7,55%. Uji aktivitas anti kanker terhadap galur sel kanker manusia menunjukkan bahwa EEHS memiliki kemampuan menginhibisi sel kanker sangat kuat dengan nilai IC50 < 20 µg/mL. Lebih lanjut, khasiat anti kanker paling kuat terhadap HUT-78, dengan nilai IC50 10,51 µg/mL, diikuti terhadap MCF-7 (IC50 13,39 µg/mL), dan  A-549 (IC50 14,19 µg/mL). Diketahui pula bahwa iradiasi dosis 5-10 kGy mampu menurunkan aktivitas anti kanker, namun penurunan tersebut tidak menghilangkan aktivitasnya yang ditandai nilai IC50 < 20 µg/mL. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa iradiasi gamma dapat digunakan sebagai pengawetan pada ekstrak etanol H. sabdariffa Linn.

Gamma irradiation is widely used by many herbal medicine industries as an efficient preservative method in reducing microorganism contamination. The purpose of this study was to evaluate the effect of gamma irradiation (0; 5; 7.5; and 10 kGy) on the ethanol extract of H. sabdariffa (EEHS) toward the total microorganism test, total phenol and flavonoid contents, antioxidant activity, TLC profile, total quercetin and its molecular weight, inhibitory activity against α-glucosidase enzyme , as well as in-vitro bioassay against human cancer cell lines (A-549, HUT-78, and MCF-7). Irradiation at a dose of 5 kGy showed that no mold grew and there was a decrease in the total number of bacteria, moreover at a dose of 10 kGy there was no bacterial growth. Analysis of total phenols and flavonoids, as well as antioxidant activitiy showed a decrease of 5-11% after irradiation at a dose of 5 kGy. TLC and HPLC profile analysis showed that one of the compounds in the H. sabdariffa extract was quercetin which was indicated by the presence of [M+H]+ at m/z = 303.04 from the LC-MS/MS analysis. EEHS also had inhibitoty  activity against α-glucosidase enzyme with the inhibition value of 4.75-7.55%. Bioassay anticancer against human cancer cell lines showed that EEHS had a very strong ability to inhibit cancer cells with the IC50 value < 21 µg/mL. Furthermore, the anti-cancer properties were strongest against HUT-78 with the IC50 value of 10.51 µg/mL, followed by MCF-7 (IC50 13.39 µg/mL), and A-549 (IC50 14.19 µg/mL). It is also known that irradiation doses of 5-10 kGy could reduce anti-cancer activity, however the decrease did not eliminate its activity which was the IC50 values still lower than 20 µg/mL. Based on the data obtained, it can be concluded that gamma irradiation can be used as a preservative method for ethanol extract of H. sabdariffa Linn."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Rahmawati Wardani
"Tablet cepat hancur adalah tablet yang didesain agar mampu hancur di dalam mulut tanpa bantuan air dengan waktu yang singkat. Oleh sebab itu diperlukan suatu eksipien disintegran yang sesuai yang dapat memfasilitasi penghancuran tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik eksipien koproses maltodekstrin DE 10-15 dan polivinil alkohol sebagai penghancur tablet dalam formula tablet cepat hancur yang dibuat dengan metode kempa langsung. Koproses MD – PVA dibuat 3 perbandingan yaitu 1:1, 2:1, 3:1 dan dikarakterisasi sifat fisik, kimia, dan fungsionalnya.
Berdasarkan karakteristik tersebut dipilih perbandingan 1:1 yang memiliki kriteria terbaik sebagai penghancur karena memperlihatkan indeks mengembang 156,32% dalam 2 jam. Evaluasi terhadap 6 formula tablet cepat hancur menunjukan bahwa formula 4 yang mengandung eksipien koproses MD - PVA 1:1 sebanyak 20% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur dengan kekerasan 4,40 Kp, keregasan 0,891%, waktu hancur 2,26 menit, dan waktu pembasahan 2,32 menit.
Uji kesukaan pada 30 orang panelis menunjukan 63,33% suka terhadap rasa tablet cepat hancur ekstrak rosela, dan 76,67% panelis menyatakan tidak terdapat residu dalam mulut ketika tablet tersebut telah hancur sempurna. Uji waktu hancur rata-rata tablet cepat hancur ekstrak rosela di rongga mulut panelis adalah sebesar 2,89 menit. Dengan demikian koproses MD-PVA mampu digunakan sebagai eksipien penghancur dalam tablet cepat hancur.

A fast disintegrating tablet is tablet which designed to be disintegrated in the mouth within seconds, without using water. Thus, it needs appropriate disintegrating excipients to facilitate disintegration of the tablet. This research was intended to study the characteristics of coprocessed excipient of maltodextrin DE 10-15 and polyvinylalcohol as tablet disintegrator in fast disintegrating tablet’s formula which was produced using direct compression method. The physical, chemical, and functional properties of MD-PVA coprocessed with ratio of 1:1, 2:1, and 3:1 were characterized.
Based on those characteristics, the MDPVA 1:1 was chosen as the best disintegrator excipient since it showed swelling index of 156.32% in 2 hours. The evaluation on six formula of FDT showed that formula F4 which contains 20% coprocessed excipient MD-PVA 1:1 was the best FDT with 4.40 Kp of hardness, 0.891% of friability, 2.26 minutes of disintegrating time, and 2.32 minutes of wetting time.
Hedonic test was performed on 30 respondens and showed that 63.33% of respondens like FDT of roselaextract and 76.67% people stated that there were no residual inside the mouth after the tablet disintegrated completely. In vivo disintegrating time of roselaextract FDT was 2.89 minutes. Hence MD-PVA coprocessed suitable to be used as dissolving excipient for fast-disintegrating tablet.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Latar Belakang: Penyakit periodontal terjadi karena adanya keterlibatan mikroorganisme oral salah satunya adalah Fusobacterium nucleatum. Perawatan suportif penyakit periodontal dapat berupa penggunaan antiseptik sintetik atau alami seperti tanaman obat. Salah satunya adalah rosela yang dilaporkan memiliki khasiat antibakteri secara in vitro. Dalam upaya pengembangan bentuk sediaan, ekstrak etanol kelopak bunga rosela dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Tujuan: Mengetahui potensi antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap Fusobacterium nucleatum.
Metode:Uji zona hambat dilakukan dengan menghitung diameter zona hambat yang terbentuk pada kertas saring yang telah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela pada media MHA yang sudah diinokulasi Fusobacterium nucleatum. Uji Total Plate Countdilakukan dengan menghitung jumlah koloni Fusobacterium nucleatumyang bertahan hidup setelah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela.
Hasil: Uji zona hambat, gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% memiliki zona hambat yang setara dengan gel klorheksidin. Pada uji Total Plate Count, adanya penurunan jumlah koloniFusobacterium nucleatumpada gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 10%, 15%, dan 25% yang setara dengan gel klorheksidin 0,2%.
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga konsentrasi 10%, 15%,25% memiliki efek antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum.

Background:Periodontal disease occurs due to the involvement the presence of oral microorganisms, one of them is Fusobacterium nucleatum. Supportive treatment of periodontal disease can use synthetic or natural antiseptics such as medicinal plants. One of them is roselle which is reported to has antibacterial effect (in vitro). In developing the dosage form, roselle calyx ethanol extract is developed into gel form.
Objective: To determine the antibacterial effect of roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration on Fusobacterium nucleatum.
Method: The inhibition zone test was carried out by counting the inhibition zone formed on paper disc that had been exposed to the roselle calyx ethanol extract gel on MHA media that had been inoculated by Fusobacterium nucleatum. Total Plate Count test was performed by counting the colonies of Fusobacterium nucleatumthat survived after being exposed to roselle calyx ethanol extract gel.
Result: In inhibition zone test, 15% concentration roselle calyx ethanol extract gel showed inhibition zone equivalent to chlorhexidine gel. Total plate count test showed that at 10%, 15%, and 25% concentration gel,Fusobacterium nucleatumcolonies have survived equivalent to chlorhexidine gel.
Conclusion: Roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration have antibacterial effect to Fusobacterium nucleatum.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesslyn Rusli
"ABSTRAK
Pendahuluan: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi kronis pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar di bidang kedokteran gigi dan ditandai dengan kerusakan tulang alveolar yang dapat mengakibatkan kegoyangan hingga kehilangan gigi. Ekstrak rosela dilaporkan memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri yang diharapkan dapat menghambat osteoklastogenesis dan resorpsi tulang alveolar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efek rosela terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis yang diinduksi ligature silk thread. Tujuan: Mengetahui efek terapi ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis. Metode: Model periodontitis diciptakan dengan pemasangan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar ke dua maksila kiri. Penelitian ini menggunakan sepuluh mencit yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada hari ke tiga, ligature dilepas dan kelompok kontrol diinjeksi saline 0,9%, serta kelompok perlakuan diinjeksi rosela 10%. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke tujuh setelah injeksi rosela dan dilakukan pengamatan sampel. Hasil: Terdapat kecenderungan penurunan luas kerusakan tulang alveolar pada kelompok rosela 10%, namun hasilnya tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% dapat menekan kerusakan tulang alveolar.

ABSTRACT
Introduction: Periodontitis, which is one of the major problems in dentistry, is an inflammatory disease that affects the periodontium tissue and is characterized by alveolar bone damage that results in tooth loss. Roselle extract is reported to have anti-inflammatory and anti-bacterial effect that is expected to inhibit osteoclastogenesis and bone resorption. Therefore, a research about the effect of roselle on alveolar bone damage in periodontitis model with the application of ligature silk thread is needed. Objectives: To determine the therapy effect of 10% roselle calyx ethanol extract towards bone damage on periodontitis model. Methods: Periodontitis model is induced by the application of ligature silk thread 5.0 on the left maxillary second molar. Ten mice were used in this study, which were divided into two groups, namely the control group and the treatment group. Ligature was removed on the day three and the control group was given 0,9% saline and the treatment group was injected with  10% roselle extract. Samples were taken and observed after seven days of roselle application. Results: There is a tendency to decrease the area of alveolar bone damage in the roselle 10% group, but the result is not significant. Conclusion: 10% of roselle calyx ethanol extract can inhibit alveolar bone damage."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denia Alya Tsary
"ABSTRAK
Pendahuluan: Periodontitis adalah salah satu masalah utama dalam kedokteran gigi yang menyebabkan kehilangan gigi. Untuk mengatasi masalah ini, pengobatan optimal untuk kerusakan tulang alveolar masih sedang dikembangkan, seperti pemanfaatan tanaman rosela yang berpotensi sebagai terapi alternatif karena efek anti-inflamasi dan antibakteri. Tujuan: Untuk menguji efek terapi ekstrak rosela 5% terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis Mus musculus yang diinduksi oleh ligatur. Metode: 10 Mus musculus dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi, kemudian ligatur sutra-benang 5,0 ditempatkan di sekitar molar kedua rahang atas kiri ke periodontitis yang diinduksi. Pada hari ketiga, ligatur dihilangkan, ekstrak rosela 5% dan saline 0,9% (kontrol) disuntikkan pada sisi palatal dari molar rahang atas sekunder kiri masing-masing. Sampel tulang alveolar diambil setelah tujuh hari injeksi dan daerah kerusakan tulang alveolar diamati dengan mikroskop. Hasil: Luas rata-rata kerusakan tulang pada kelompok intervensi (108μm2) lebih kecil daripada kelompok kontrol (113μm2), tetapi perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga Roselle 5% dapat menekan kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis Mus musculus yang diinduksi oleh ligatur.

ABSTRACT
Introduction: Periodontitis is one of the main problems in dentistry that causes tooth loss. To overcome this problem, optimal treatment for alveolar bone damage is still being developed, such as the use of rosella plants which have the potential as an alternative therapy because of their anti-inflammatory and antibacterial effects. Objective: To examine the therapeutic effect of 5% roselle extract on alveolar bone damage in the Mus musculus periodontitis model induced by ligature. Methods: 10 Mus musculus was divided into a control group and an intervention group, then 5.0 silk-thread ligature was placed around the left second maxillary molar to induced periodontitis. On the third day, the ligature was removed, 5% roselle extract and 0.9% saline (control) were injected on the palatal side of the left secondary maxillary molar respectively. Alveolar bone samples were taken after seven days of injection and areas of alveolar bone damage were observed under a microscope. Results: The average area of ​​bone damage in the intervention group (108μm2) was smaller than the control group (113μm2), but the difference was not statistically significant. Conclusion: Roselle calyx flower extract of 5% can reduce alveolar bone damage in the Mus musculus periodontitis model induced by liga."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia Putri Hutami
"Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki senyawa penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella, yaitu antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Antosianin membentuk warna merah yang menarik yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Senyawa ini diformulasikan pada lipstik dan sediaan oles bibir sebagai pewarna dan antioksidan alami. Sediaan ini menggunakan kelopak bunga rosella yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Di sisi lain, digunakan juga serbuk ekstrak sebagai acuan. Ekstrak kelopak bunga rosella tidak dapat memberikan warna pada formulasi lipstik, namun dapat memberikan warna pada sediaan oles bibir. Sediaan oles bibir menggunakan ekstrak kental (F3) dan sediaan oles bibir menggunakan serbuk ekstrak (F4) tidak menyebabkan iritasi pada uji iritasi terhadap 10 responden.
Berdasarkan uji kesukaan terhadap 30 responden, tidak terdapat perbedaan homogenitas, aroma, dan daya oles, namun terdapat perbedaan intesitas warna antara sediaan F3 dan sediaan F4 dengan warna yang dihasilkan oleh sediaan F4 lebih kuat dan lebih disukai dibandingkan sediaan F3. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) diperoleh IC50 sebesar 130,11 ± 2,08 μg/ml, sehingga ekstrak kelopak bunga rosella dapat digunakan juga sebagai antioksidan.

Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) has an essential compound in the roselle calyx, it is anthocyanin that can be used as an antioxidants. The anthocyanin formed an interesting red color that can be used as natural dyes. These compounds were formulated into lipstick and lip cream which applied using a lip brush as natural dyes and antioxidants. It used roselle calyx has been macerated using 96% ethanol and evaporated until it becomes a viscous extract. On the other hand, it also used a powder extract as a reference. Roselle calyx extract couldn't maintain the color of lipstick, but it could maintain the color of lip cream. Lip cream using viscous extract (F3) and lip cream using powder extract (F4) do not caused an irritation by the irritation test of 10 respondents.
Based on the hedonic test of 30 respondents, there are no differences in homogeneity, odor and spreadability, but there is a difference in color intensity between formula F3 and formula F4 with the color of formula F4 which is more intense and preferred than formula F3. The antioxidant activity of roselle calyx extract by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method gave an IC50 of 130.11 ± 2.08 μg/ml, that means it also can be used as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Xaviera
"

Latar Belakang: Periodontitis disebabkan oleh infeksi mikroba sepertiStreptococcus sanguinisyang mengganggu respon imun dan integritas jaringan pendukung gigi.Ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) memiliki kandungan antimikrobial terhadap bakteri Gram-positif seperti S. sanguinis. Untuk mengembangkan bentuk sediaan, dibuat gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela.Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap S. sanguinisMetode: Studi in vitro metode difusi agar yang mengukur zona hambat (mm) gel rosela 10%, 15%, dan 25% yang dipaparkan pada agar Mueller Hinton terinokulasi bakteri S. sanguinis, diinkubasi 6 jam, serta metode total plate count (CFU/mL) untuk menghitung jumlah koloni hidup bakteri S. sanguinis setelah terpapar gel rosela 10%, 15%, dan 25%. Kontrol positif yaitu gel klorheksidin 0,2% dan kontrol negatif yaitu gel basis tanpa zat aktif. Hasil: Zona hambat gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% berbeda bermakna dibandingkan kontrol (p<0,05), gel konsentrasi 10% tidak menghasilkan zona hambat. Ketiga konsentrasi gel secara signifikanmenurunkan jumlah koloni bakteri dibandingkan kontrol (p<0,05). Efek penghambatan terbesar terdapat pada gel konsentrasi 25%. Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela memiliki efek hambat terhadap bakteri S. sanguinis.


Background: Periodontitis is caused by microbial infection, such as Streptococcus sanguinisthat disturbs immune response and the integrity of tooth-supporting tissue. Roselle (Hibiscus sabdariffa Linn.) calyx ethanol extract has antibacterial properties against Gram-positive bacteria, including S. sanguinis. In order to develop the dosage form, roselle calyx ethanol extract gel was made. Objective:To observe the antibacterial effectiveness of roselle calyx ethanol extract gel against S. sanguinisMethodin vitrostudy using disk diffusion method which measures clear zone of inhibition (mm)of 10%, 15%, and 25% roselle gel applied on Mueller Hinton agar inoculated with S. sanguinis, incubated for 6 hours, and total plate count method which counts the number of living S. sanguiniscolonies (CFU/mL)after being exposed to 10%, 15%, and 25% roselle gel. Positive control is 0.2% chlorhexidine gel and negative control is gel without active substances.Result: Inhibitory zones of 15% and 25% roselle gel have significant differences compared controls (p<0.05), 10% roselle gel did not show inhibitory zones.All three concentrations of gel significantly reduced the number of colonies compared to controls (p<0.05). Highest inhibitory effect was observed in 25% roselle gel.Conclusion: roselle calyx ethanol extract gel showed inhibitory effect against S. sanguinis.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alri Bakti Wiratama
"Pendahuluan: Periodontitis merupakan inflamasi kronis yang terjadi pada jaringan periodonsium, ditandai dengan hilangnya perlekatan ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar. Periodontitis yang terus berlanjut tanpa ditangani dapat menyebabkan kehilangan gigi. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan salah satu bakteri yang memiliki berbagai faktor virulensi penyebab terjadinya periodontitis. Hal ini menyebabkan diperlukannya agen antibakteri, untuk melakukan kontrol terhadap aktivitas bakteri periodontopatogen. Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) diharapkan mampu menjadi agen antibakteri karena sifat antibakteri yang dimilikinya.
Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in vitro.
Metode: Uji zona hambat dan total plate count dilakukan dengan bahan uji gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 10%, 15%, dan 25%, gel klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, serta gel tanpa bahan aktif sebagai kontrol negatif. Uji zona hambat dilakukan pada tiga koloni bakteri berbeda, dengan cara meletakkan cakram kertas yang telah dipaparkan bahan uji pada 5 plat agar Mueller-Hinton untuk tiap satu koloni bakteri. Pada uji total plate count, dilakukan penghitungan koloni bakteri yang tumbuh setelah dipaparkan bahan uji.
Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik bila dibandingkan dengan kontrol negatif (p-value <0,05).
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada konsentrasi 15% dan 25%.

Introduction: Periodontitis is a chronic inflammatory disease of periodontium, characterized by loss of periodontal ligament attachment and alveolar bone destruction. The advanced form of periodontitis could lead to tooth loss. Aggregatibacter actinomycetemcomitans is a bacterial that has a significant role in periodontitis by its various virulence factors. Therefore, antibacterial agents are needed to control the periodontal pathogen bacteria activity. Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) could be an antibacterial agent because of its antibacterial effect.
Objectives: To evaluate antibacterial efficacy of roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) against Aggregatibacter actinomycetemcomitans on in vitro study.
Methods: Disk diffusion test (zone of inhibition) and total plate count test were performed using roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) at concentrations of 10%, 15%, and 25%, 0.2% chlorhexidine gel as positive control and blank gel as negative control. Zone of inhibition test was carried out on three different bacterial colonies, by placing paper disk that had been exposed to gel on 5 Mueller-Hinton agar plates for each bacterial colony. Total plate count test was performed by counting bacterial colonies after exposed from the test material.
Results: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) concentrations of 15% and 25% showed statistically significant differences when compared to negative controls (p-value <0.05).
Conclusions: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) is effective in inhibiting the growth of Aggregatibacter actinomycetemcomitans at 15% and 25% concentrations."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Anisa Nurhaliza
"Pendahuluan: Periodontitis disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme pada sulkus gingiva yang menyebabkan inflamasi dan resorpsi tulang. Bakteri Porphyromonas gingivalis dianggap menjadi spesies kunci dalam patogenesis penyakit periodontitis dengan mengganggu respon imun penjamu. Ekstrak etanol kelopak bunga rosela telah terbukti memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri dalam rongga mulut. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sediaan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Pada uji zona hambat, cakram kertas dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif serta kontrol negatif dan diletakkan di atas medium Mueller-Hinton Agar yang telah diinokulasi P. gingivalis ATCC 33277. Inkubasi dilakukan selama 6 jam pada kondisi anaerob dengan suhu 37oC. Uji Total Plate Count dilakukan dengan menghitung jumlah koloni P. gingivalis yang masih hidup setelah dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis dan penurunan koloni P. gingivalis yang signifikan. Kesimpulan : Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela memiliki efek antibakteri terhadap P. gingivalis secara in vitro.

ntroduction: Periodontitis is caused by microorganism dysbiosis in gingival sulcus that lead to tissue inflammation and bone loss. Porphyromonas gingivalis is considered as a keystone species in the progression of periodontitis which altered host immune response and induced proinflammatory cytokine. Ethanolic roselle calyx extract has been proven as an antibacterial agent against oral pathogens. Thus, we develop ethanolic roselle calyx extract gel formulation for intraoral application to prevent periodontitis. Objective: To investigate the antibacterial activity of ethanolic roselle calyx extract gel against P. gingivalis. Methods : In the disc-diffusion test, P. gingivalis ATCC 33277 was cultivated on Mueller-Hinton Agar. Sterile paper disks were enriched with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel, then were placed on the surface of agar and were incubated for 6 hours in anaerobic condition. In total plate count method, the viable bacteria colony were counted after exposure with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel. Results: Ethanolic roselle calyx extract gel 15% and 25% showed an inhibition zone against P. gingivalis and significantly reduced the number of P. gingivalis colony in the total plate count test. Conclusion: Ethanolic roselle calyx extract gel have antibacterial properties against P. gingivalis."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>