Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maharatrie Teges Ken
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis sosiolinguistik pada tataran sintaksis. Penelitian ini
menganalisis penggunaan hen pronomina persona nonbiner di samping penggunaan
pronomina persona ketiga tunggal lainnya secara sintaktis dan keberterimaan
penggunaannya di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor
sosial, dalam hal ini gender, terhadap perubahan bahasa sebagai akibat pembentukan
identitas sosial sebuah kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi literasi, literasi yang diuji adalah artikel digital dengan bahasa pengantar bahasa
Belanda yang menggunakan kata hen sebagai pronomina persona ketiga tunggal dalam
rentang waktu 2016-2018. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberterimaan
penggunaan hen sebagai pronomina persona nonbiner di ranah publik masih terbatas
kepada kelompok LGBTQ+ itu sendiri. Upaya normalisasi penggunaan hen sebagai
pronomina persona nonbiner terlihat dari penggunaan di laman pribadi dan penggunaan
hen dalam artikel yang bertopik umum seperti sastra.

ABSTRACT
This research is a syntax and sociolinguistic analysis over the use of hen as non-binary
personal pronoun in the Dutch language. This research analyses the use of hen side to
side with the use of other third singular pronoun syntactic and semantically and the
acceptance of the usage of hen in the society. The aims of this research are to see the
effect of social factors, in this case gender, to language change and the shaping of a
groups social identity. The method used is literature study. The literature examined are
digital articles in Dutch that uses the word hen as third singular personal pronoun
within 2016-2018. The result of this research shows that the acceptance of hen as nonbinary
personal pronoun is limited to the LGBTQ+ community. The effort to normalize
the use of hen in public can be seen by the usage of it in personal websites and articles
with a more common topic such as literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK- pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marvellino Ibrahim Kiapmajaya
"Penelitian ini membahas variasi makna pronomina kimi dalam bahasa Jepang modern. Pembahasan tersebut meliputi latar belakang perubahan makna pronomina kimi sejak pertama kali tertera di Man’yoshu (759) hingga saat ini, serta perubahan dan variasi makna beberapa kata laiinya termasuk anata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penjelasan yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan hasil kuesioner valid dari 36 penutur jati bahasa Jepang. Kuesioner mencakup pertanyaan mengenai penggunaan oleh responden, penggunaan terhadap responden, dan penggunaan oleh Youtuber ‘Jukiya’. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teori perubahan makna dan teori sosiolingusitik. Hasil penelitian ini menampilkan beberapa variasi penggunaan baru. Pronomina kimi bisa digunakan kepada orang tidak dikenal. Selain itu, di kalangan anak muda, pronomina kimi bisa digunakan oleh dan kepada semua gender. Pronomina kimi bisa digunakan untuk menekankan jarak yang tidak terlalu dekat tetapi tidak terlalu jauh. Keadaan itu bisa untuk mendekatkan, bisa juga untuk menjauhkan. Terkait dengan itu, penggunaan pronomina kimi dapat mengindikasikan adanya penekanan oleh superordinat. Selain itu, pronomina kimi bisa digunakan sebagai panggilan akrab seorang perempuan kepada pasangan laki-laki.

This research discussed about semantic variation of pronoun kimi in modern Japanese. The discussion covers background about semantic drift of pronoun kimi since first attested in Man’yoshu (759) until present day, in addition semantic drift and variation of several oher words, including anata. This research is qualitative research with descriptive explanations. Data obtaining occured through a questionnaire with valid responses from 36 native Japanese speakers. The questionnaire encompasses questions about usage by responders, usage for responders, and usage by young Japanese Youtuber ‘Jukiya’. The collected data are analyzed using semantic variation and semantic sociolinguistics theories. The result of this research shows some usage variations. Pronoun kimi can be used to address unknown people. Furthermore, pronoun kimi recently can be used by and for all genders. Pronoun kimi can be used to point distance between speaker and speaking partner which is not so close but also not so far. It can be used to juxtapose, but also to distance. Still, usage of pronoun kimi can indicate a pressure from superordinate. Moreover, pronoun kimi can be used by females to address their male partner closely."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Masitha Iribaram
"ABSTRAK
Salah satu bahasa daerah di Provinsi Papua Barat dengan jumlah penutur yang sedikit, yaitu bahasa Onin. Bahasa Onin dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di Semenanjung Bomberai sebelah utara dan barat laut, Kabupaten Fakfak. Seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Onin terdiri atas beberapa kelas kata. Salah satu di antaranya adalah pronomina. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Penyediaan data tulisan ini menggunakan metode cakap dengan teknik pancing sebagai teknik dasar dan teknik cakap semuka serta teknik catat sebagai teknik lanjutan. Analisis data menggunakan metode distribusional. Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Onin, yaitu (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3) pronomina penanya."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiawati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkesuma
"ABSTRAK
Dalam sistem kekerabatan mathlineal, adat menempatkan perempuan di Minangkabau
memiliki kedudukan atau derajatyang sama dengan laki-laki yang disebut dengan egaliter (Naim,
1990). Dengan budaya yang ada Syarifuddin (1989) menyatakan bahwa perempuan
Minangkabu lebih mandiri dibandingkan dengan perempuan masyarakat Indonesia lainnya.
Reenen pun (1984) memperkuat bahwa perempuan Minangkabau yang berada di kota
menunjukkan ketergantungan yang cukup tinggi pada suaminya dibandingkan dengan
perempuan di desa.Tetapi Navis (1990) menyebutkan bahwa di Minangkabau saat ini telah
terjadi kecenderungan deidentifikasi budaya pada perempuan Minangkabau setelah memperoleh
pendidikan kebudayaan Baratyang memiliki sistem patrilineal. Naim (1991) mengatakan bahwa
pada saat ini, tanggung jawab dari kaum (kelompok suku) terhadap perempuan sudah mulai
berkurang, sehingga perempuan Minangkabau sudah mulai 'dilepaskan' oleh kaumnya. Dalam
arti ikatan pada adat Minangkabau makin mengendur, sehingga perempuan Minangkabau harus
lebih terikat pada keluarga intinya dibandingkan dengan keluarga besarnya.
Berdasarkan teori Identitas Sosial Tajfel (1972, dinyatakan bahwa identitas sosial (Social Identity)
adalah keadaan dimana individu merasa dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok tertentu.
Individu mengetahui bahwa ia merupakan milik dari suatu kelompok sosial dengan nilai dan
emosio; dari kelompok dirasa penting (significance) bagi keanggotaannya dalam kelompok
tersebut. Nilai menurut Rokeach adalah keyakinan yang bertahan yang akan mengarahkan
individu untuk memilih suatu cara yang dianggapnya paling baik daripada cara yang lain dalam
bertingkah iaku atau mencapai tujuan. Berlandaskan dua teori dan situasi tersebut di atas
penelitian ini melihat perbedaan nilai kemandirian perempuan Minangkabau dan perbedaan
Identitas sosial perempuan Minangkabau yang dilihat pada dua generasi yang berbeda, yaitu ibu
dan anak. Subyek penelitian adalah 226 ibu dan anak perempuannya di 6 daerah di Sumatera
Barat yang dibagi berdasarkan pembagian wilayah Minangkabau. Data dikumpulkan melalui
kuesioner. Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai kemandirian
dan identitas sosial pada perempuan Minangkabau, Tidak ada perbedaan nilai. kemandirian
antara dua generasi yang berbeda, Tidak ada perbedaan identitas sosial antara dua generasi
yang berbeda di Minangkabau saat ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan nilai
kemandirian ataupun identitas sosial pada ibu dan anak, tetapi perbedaan tersebut tidak cukup
memenuhi untuk dikatakan sebagai perbedaan yang berarti. Tetapi mungkin saja pada beberapa
vvaktu mendatang dapat menunjukkan hasil yang berbeda karena, skor yang diperoleh saat ini
hampin mendekati batas penerimaan secara statistik.
Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah penyebaran sampel yang lebih luas, perbaikan
nada alat yang dipergunakan dan penelitian lanjutan mengenai nilai kemandirian dan identitas
sosial perempuan Minangkabau dengan melakukan perbandingan dengan kelompok masyarakat non minagkabau."
1995
S2362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Dwijayanty
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang penggambaran migran di Jerman dan sikap penolakan migran oleh partai politik AfD dalam dua ilustrasi dan tagar unggahan Ralph Ruthe di laman media sosial Instagram. Melalui teori identitas sosial dan teori semiotika Pierce akan dibahas simbol yang merepresentasikan migran, AfD dan sikap masyarakat Jerman terhadap isu penolakan migran oleh AfD. Metode penelitian yang digunakan berupa metode deskriptif kualitatif berbentuk kajian studi pustaka. Hasil tulisan ini menunjukan bahwa masih terdapat jarak yang
membedakan antara masyarakat Jerman dan migran. Namun, dalam kedua ilustrasi terdapat kritik terhadap penolakan migran oleh AfD melalui tagar yang dicantumkan.

ABSTRACT
This paper discusses the depiction of migrants in Germany and the attitude of refusal of migrants by the AfD political parties in two illustrations and the hashtag uploaded by Ralph Ruthe on the Instagram social media page. Through social identity theory and Pierce's semiotic theory, a symbol that represents migrants, AfD and the attitude of German society to the issue of refusal of migrants by the AfD will be discussed. The research method used is a qualitative descriptive method in the form of a literature study. The results of this paper show that there is still a gap between German and migrant people. However, in both illustrations there was criticism of the refusal of migrants by the AfD through the hashtag stated."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lytvina M. Anugerahningtyas
"Skripsi ini berusaha untuk membahas mengenai penghapusan dan pembentukan identitas sebagai orang “Belanda Depok”. Pendekatan utama yang digunakan disini adalah pendekatan historiositas, karena pendekatan tersebut paling relevan dan sangat membantu untuk membuat suatu lini masa yang memudahkan untuk mengategorisasikan kapan identitas mulai dibentuk. Dibantu dengan kajian-kajian mengenai identitas serta spasialitas, pengaruh- pengaruh yang kemudian menjadi salah satu faktor pembentuk identitas sebagai “Belanda Depok” juga dapat dipahami lebih baik. Adapun metode penelitian utama yang digunakan adalah dengan menggunakan data arsip dan observasi, yang kemudian dibantu dengan data- data sekunder untuk mendukung hasil observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas digunakan berbeda-beda dilihat dari generasi mana yang menggunakannya. Melalui penelitian ini, penulis juga menemukan bagaimana identitas memiliki pemaknaan yang berbeda.

This study tries to explain about the erasure and creation of identity as a “Belanda Depok. The main approach used in this study is historicity because it is the most relevant and most helpful in aiding to create a timeline that eases the categorization process of when the identity was formed. Aided with studies related to identity and spatiality, the effects that becomes one of the shaping factors of “Belanda Depok” identity can be understood better. The methodology used to gain information for this research primarily comes from archival data along with observation, then aided with secondary data to support the observation results. The result of this study finds that identity is used differently, depending on which generation is using. Through this study, I also found how identity here can have different meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
LP370 ERN l
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Badria Agustina Putri
"Pada umumnya dewasa muda kini yang menjadi pengguna media sosial Instagram kerap menggunakan fitur archive untuk membantu mereka dalam menyembunyikan atau menghilangkan sementara foto-foto pada profil pribadi mereka yang dianggap tidak sesuai dengan identitas yang ingin ditampilkan. Berangkat dari pengamatan terhadap teman-teman saya yang mulai menghilangkan foto-foto di platform ini, saya berfokus pada presentasi diri dewasa muda di Instagram sebagai salah satu media kontestasi visual paling diminati saat ini. Dalam penelitian ini saya menggunakan pendekatan etnografi melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi baik secara langsung maupun online. Berdasarkan temuan lapangan saya, dewasa muda mengalami kesulitan dalam menentukan identitas yang sesuai dengan mereka di dunia nyata dan juga dapat diterima oleh orang-orang di sekitar mereka. Fitur archive menjadi cara bagi dewasa muda untuk memodifikasi presentasi diri secara ideal dan menjadi ruang untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka. Proses ini menunjukkan bagaimana dewasa muda senantiasa mengalami perubahan dalam pemahaman diri mereka yang melibatkan interaksi dengan pengikut, pengalamannya sebagai pengguna, dan perkembangan teknologi yang ada.

In general, today's young adults who are users of the social media Instagram often use the archive feature to assist them in hiding or temporarily removing photos on their profiles that are considered inappropriate for the identity they want to display. Starting from observing my friends who also started to hide pictures on the platform, I focused on the self-presentation of young adults on Instagram as one of today's most favored visual media contests. In this study, I used an ethnographic approach through in-depth interviews and participatory observations both in-person and online. Based on my findings, young adults have difficulty in determining an identity that fits them in the real world and one that is also acceptable to those around them. Further, the archive feature is a way for young adults to modify their self-presentation and become a space to meet their emotional needs. This process shows how young adults experience constant changes in their self-understanding which involve interactions with followers, experiences as users, and developments in existing technologies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>