Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septiana Lazasniti
"ABSTRAK
Persentase persalinan bedah sesar di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2012-2017 dari 12% menjadi 17%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2007-2017 serta faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2007-2017 mengalami peningkatan. Hasil analisis didapatkan faktor confounding yaitu paritas dan jarak kelahiran. Kekuatan hubungan faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2017 yaitu penolong persalinan adalah tenaga kesehatan spesialis (OR= 8,54), kehamilan kembar (OR= 2,48), kunjungan ANC 4 kali (OR= 1,51), indeks kepemilikan tinggi atau kuintil 4 dan 5 (OR= 1,20), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,13), indeks kepemilikan rendah atau kuintil 1 dan 2 (OR= 0,80), tempat persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta (OR= 0,79), dan pemeriksa ANC oleh bukan tenaga kesehatan (OR= 0,37). Pilihan persalinan melalui bedah sesar perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan faktor risikonya.

ABSTRACT
The percentage of cesarean delivery in Indonesia has increased in 2012-2017 from 12 to 17. This study aims to show the trend of number health care facility, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 as well factors that influence of cesarean delivery in Indonesia year 2017. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) and Indonesian Health Profile in 2007, 2012, and 2017. Analysis of data was univariate, bivariate, and multivariate using the Chi-Square test and Simple Logistic Regression. The results show that the trend of number health care facilitiy, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 had increased. The results of research obtained confounding factors, that is parity and birth interval. The strength of the correlation between the factors that influence cesarean delivery in Indonesia year 2017 are birth attendant was specialist health worker (OR = 8.54), multiple pregnancy (OR = 2.48), ANC visits 4 times (OR = 1.51), high wealth index or quintile 4 and 5 (OR = 1.20), low wealth index or quintile 1 and 2 (OR = 0.8), place of delivery in a private health facility (OR = 0.79), and ANC examiners by non-health worker (OR = 0.37). The choice of labor through cesarean section needs to be considered again based on the risk factors."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nur Octavia
"Persalinan sesar merupakan intervensi dalam proses persalinan bertujuan untuk mencegah morbiditas serta mortalitas maternal dan neonatal dalam kondisi kegawatdaruratan medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dan kepemilikan jaminan kesehatan dengan pemilihan metode persalinan sesar pada wanita usia subur (WUS) usia 19-45 tahun di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2012 dan 2017. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian 8.124 tahun 2012 dan 10.973   tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi persalinan sesar terjadi peningkatan dari 19,77% pada tahun 2012 menjadi 22,36% tahun 2017. Hasil multivariabel menunjukkan pada tahun 2012 dan 2017 bahwa ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan di spesialis kandungan 2,80 kali lebih tinggi (95% CI 2,20 – 3,58) untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan sedangkan ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter spesialis kandungan dan bidan 1,30 kali lebih tinggi (95% CI 1,07 – 1,58) untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan ibu yang melakukan pemeriksaan di bidan. Pada tahun 2012 dan 2017 ibu yang memiliki jaminan kesehatan 0,91 kali lebih rendah (95% CI 0,68 - 1,20) untuk bersalin sesar dibandingkan ibu tanpa jaminan kesehatan. Risiko persalinan sesar lebih tinggi pada ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada dokter spesialis kandungan dan memiliki jaminan kesehatan.

Cesarean delivery is an intervention in the delivery process aimed at preventing maternal and neonatal morbidity and mortality in medical emergencies. The purpose of this study was to determine the association between antenatal care providers and health insurance with cesarean delivery among women of childbearing aged 19-45 years in Indonesia by analyzing secondary data from the 2012 IDHS and 2017 IDHS. The study design was cross-sectional with a sample of 8,124 in 2012 and 10,973 in 2017. The results of this study show that the proportion of cesarean delivery has increased from 19,77% in 2012 to 22,36% in 2017. The multivariabel analysis shows that in 2012 and 2017, women who performed antenatal care at obstetrician were 2,80 times higher (95% CI 2,20 – 3,58) to have a cesarean delivery, while women who performed antenatal care with obstetrician and midwives 1,30 times higher (95% CI 1,07 – 1,58) for cesarean delivery in 2012 and 2017, women with health insurance were 0,91 times lower (95% CI 0,68 – 1,20) for cesarean delivery than women without health insurance. The risk of cesarean delivery is higher in women who perform antenatal care at an obstetrician and have health insurance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firanda Dessy Syahrani
"Salah satu target SDG adalah menurunkan angka kematian ibu hingga 70 per 100.000. Namun di Indonesia, angka kematian ibu pada tahun 2015 masih mencapai 305 per 100.000. Kematian ibu dapat disebabkan pada saat persalinan. Persalinan sesar dapat dilakukan melalui metode sesar dalam kasus tertentu. Namun, persalinan sesar memiliki dampak negatif seperti morbiditas, mortalitas dan gangguan pada kehamilan berikutnya. Di Jakarta, proporsi persalinan sesar pada tahun 2017 mencapai 31%, sementara idealnya proporsi persalinan sesar berkisar diantara 10% - 15%. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin melihat faktor yang berhubungan dengan persalinan sesar di Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross – sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2017. Hasil analisis menunjukan proporsi persalinan sesar di Jakarta mencapai 32.7%. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa komplikasi persalinan dan pemeriksa kehamilan merupakan faktor yang berhubungan dengan persalinan melalui metode sesar. Pemeriksa kehamilan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan persalinan melalui metode sesar.

One of the SDG targets is to reduce maternal mortality to 70 per 100,000. However, in Indonesia, the maternal mortality rate in 2015 still reached 305 per 100,000. Maternal death can be caused at the time of delivery. Delivery can be done by cesarean method in certain cases. However, cesarean delivery has negative impacts such as morbidity, mortality and disruption in subsequent pregnancies. In Jakarta, the proportion of cesarean deliveries in 2017 reached 31%, while ideally the proportion of cesarean deliveries is between 10% - 15%. Therefore, this study wanted to examine the factors associated with cesarean delivery in Jakarta. This study uses a cross-sectional study design using secondary data from the 2017 IDHS. The results of the analysis show that the proportion of cesarean deliveries in Jakarta reaches 32.7%. The results of the regression analysis showed that the complications of childbirth and the pregnancy examiner were factors associated with delivery by cesarean method. Pregnancy check-up is the dominant factor associated with cesarean delivery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rispah Sulistianingsih
"Latar Belakang: Angka penggunaan metode sesar pada persalinan di Indonesia semakin meningkat bahkan melebihi target yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun diduga berkontribusi terhadap tingginya angka komplikasi kehamila atau persalinan yang merupakan indikasi dilakukannya persalinan sesar.
Tujuan : Mengetahui hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan penggunaan metode sesar pada persalinan di Indonesia.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sumber data penelitian yaitu data sekunder SDKI 2017. Variabel yang diteliti yaitu metode persalinan sebagai variabel dependen, variabel independen utama yaitu tenaga pemeriksa kehamilan, dan variabel kovariat meliputi, faktor sosiodemografi, riwayat kehamilan dan riwayat persalinan ibu. Analisis menggunakan regresi logistik dengan software SPSS 21.
Hasil: Dari 14.646 WUS, 3,9% memeriksakan kehamilan pada dukun, 30,7% pada dokter ahli kandungan dan 65,7% oleh bidan/dokterumum/perawat. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya interaksi antara tenaga pemeriksa kehamilan dengan komplikasi persalinan. Jika dibandingkan dengan wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan tidak mengalami komplikasi persalinan maka, Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,73 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 2,95 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,84 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,58 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,48 kali untuk menggunakan metode sesar.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan dukun dengan penggunaan metode sesar. Hubungan tersebut berbeda berdasakan ada tidaknya komplikasi persalinan. Oleh karena itu, promosi kesehatan terkait pentingnya pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan yang kompten perlu dilakukan. Adanya reward bagi bidan atau puskesmas jika cakupan pemeriksaan kehamilan pada teanga kesehatan mencapai 100% di wilayah kerjanya.

Background: The rate of use of the cesarean delivery method in Indonesia has increased even more than the target set by the World Health Organization (WHO). Pregnancy checks conducted by traditional birth attendants are thought to contribute to the high rates of pregnancy complications or labor, which is an indication of cesarean delivery.
Objective: to determine the relationship between pregnancy examiners and the use of cesarean delivery methods in Indonesia.
Method: This study used a cross sectional design. The source of research data is the secondary IDHS 2017 data. The variables studied were the method of labor as the dependent variable, the main independent variables were the pregnancy examiner staff, and the covariate variables included, sociodemographic factors, history of pregnancy and maternal labor history. Analysis using logistic regression with SPSS 21 software. Results: Of the 14,646 WUS, 3.9% had a check-up on a dukun, 30.7% in an obstetrician and 65.7% by a midwife / doctor / nurse / nurse. The results of the multivariate analysis showed an interaction between pregnancy examiners and labor complications. When compared with women who examined their pregnancies in midwives / general practitioners / nurses and did not experience labor complications then, women who had a pregnancy examination with obstetricians and had labor complications had a chance of 0.73 times to use the cesarean method. The woman who examined the pregnancy at the obstetrician and did not experience labor complications had a chance of 2.95 times to use the cesarean method. Women who had a pregnancy check up on a dukun and had labor complications were 1.84 times more likely to use the cesarean method. Women who examined their pregnancies in a dukun and did not experience labor complications had a 0.58 chance to use the cesarean method. Women who examined their pregnancies in midwives / general practitioners / nurses and experienced labor complications had a chance of 1.48 times to use the cesarean method. Conclusion: There was a significant relationship between women who examined the pregnancy in obstetricians and traditional birth attendants with the use of the cesarean method. The relationship is different based on the presence or absence of labor complications. Therefore, health promotion related to the importance of prenatal check- ups by a qualified health worker needs to be done. There is a reward for midwives or health centers if the coverage of prenatal care in health care reaches 100% in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Triana Putri
"Angka persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia tahun 2012 adalah sebesar 12%. Angka tersebut mengalami peningkatan 2 kali lipat bila dibandingkan tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan dengan metode operasi sesar. Besar sampel pada penelitian ini adalah 17.807 responden dengan menggunakan data sekunder SDKI tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan hubungan dengan persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia dapat dilihat berdasarkan nilai odds ratio (OR), semakin besar nilai OR maka semakin besar pengaruh terhadap persalinan dengan metode seksio sesarea.
Nilai OR dari yang terbesar ke terkecil berturut-turut adalah: pendidikan tinggi (OR= 2,2), petugas kesehatan yang memeriksa kehamilan adalah dokter spesialis kandungan (OR= 2,2), tingkat kekayaan tinggi (OR= 2,1), usia 36-40 tahun (OR= 1,6), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,6), pernah melahirkan 1 kali (OR= 1,5), indikasi medis (OR= 1,2), tempat periksa hamil di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), tempat bersalin di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), dan frekuensi ANC 0-3 kali (OR= 0,5).

Percentage of caesarean section method in Indonesia of 2012 is 12%. This percentage has increased when compared to the year 2007. Objective of this study was to determine the factors affecting cesarean section method. The sample size in this study was 17.807 respondents using secondary data IDHS of 2012. The results show the strength of the relationship of caesarean section method in Indonesia can be seen based on the value of odds ratio (OR), the greater of the value of OR will affect the greater influence on cesarean section method.
OR values ​​from the largest to the smallest in a row is: higher education (OR = 2.2), health professionals are examining is an obstetrician (OR = 2.2), high wealth levels (OR = 2.1), age is 36-40 years (OR = 1.6), urban residence (OR = 1.6), respondent had delivered 1 times (OR = 1.5), the medical indications (OR = 1.2), a pregnancy check in a health facility (OR = 1.1), place of birth in a health facility (OR = 1.1), and the frequency of ANC is 0-3 times (OR = 0.5).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrunnisa Ahmad
"Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah bayi lahir dan dibersihkan untuk melakukan kontak kulit antara dada ibu dan bayi, membiarkan bayi menemukan puting ibu untuk menyusu. Proporsi IMD di Dunia sebesar 42% ; ASIA Timur 32% ; ASIA Selatan 40%; dan di Indonesia 56,5%. Penundaan IMD biasanya disebabkan karena bayi lahir dengan dengan sectio cesarea (SC) karena perawatan pasca operasi yang lama sehingga menunda kontak ibu-bayi dan kemungkinan dilakukannya IMD menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persalinan Caesar terhadap upaya pelaksanaan IMD, menggunakan data individu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu dengan bayi yang melakukan IMD (n=8418) dan ibu dengan bayi yang tidak melakukan IMD (n=4238). Data bersifat kategorik dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Persalinan dengan SC berisiko 2,7 kali untuk tidak melakukan IMD setelah dikontrol oleh variabel paritas; kunjungan ANC; berat lahir; interaksi antara persalinan Caesar dengan pekerjaan suami; interaksi antara persalinan Caesar dengan pendidikan ibu; dan interaksi antara persalinan Caesar dengan kunjungan ANC. Diharapkan agar dilakukan penapisan secara ketat agar persalinan tanpa indikasi tidak dilakukan tindakan SC, sehingga menurukan angka persalinan SC. Dibuatnya undang-undang mengenai upaya pelaksanaan IMD segera setelah bayi lahir baik bayi yang lahir dengan pervaginam maupun SC.

Early initiation of breastfeeding (EIBF) is placing the baby on the mother's chest as soon as the baby is born and clean to make sure skin-to-skin contact between the mother's chest and the baby, letting the baby find the mother's nipple. The proportion of EIBF in the world was 42%; East ASIA 32%; South ASIA 40%; and in Indonesia 56.5%. Delayed of initiation of breastfeeding was usually caused by the baby was born by cesarean section (CS) because prolonged postoperative care, delaying mother-infant contact, making EIBF less likely. This study was conducted to determine the effect of the CS delivery on the implementation of early initiation of breastfeeding using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data with a cross-sectional design. The sample of this study were grouped into two groups, baby-mothers who did EIBF (n=8418) and baby-mothers who did not EIBF (n=4238). Data were categorical and analyzed by multiple logistic regression tests. Delivery with c-section had a 2.7 times risk of not getting EIBF after being controlled by the parity variable; ANC visit; birth weight; the interaction between the type of delivery and the work of the husband; the interaction between the type of delivery and the mother's education; and the interaction between the type of delivery and the ANC visit. It is hoped that a strict screening will be carried out so that deliveries without indications will not be performed by c-section, thereby reducing the number of CS deliveries. The drafting of a law regarding the implementation of EIBF immediately after the baby is born, either babies born with vaginal or CS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwi Wicaksono
"Latar belakang: Operasi sesar merupakan salah satu tindakan yang paling sering
dilakukan dibidang obstetrik bahkan hingga dalam satu rumah sakit. Angka kejadian
infeksi daerah operasi sesar sangat bervariasi pada seluruh dunia berkisar pada 3-15%.
Proses terjadinya IDO merupakan suatu proses multifaktorial yang meliputi mulai dari
persiapan perioperatif, kondisi pasien, jenis operasi, jenis kuman dan lain-lain.
Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien, pola kuman, dan faktor risiko kejadian
infeksi daerah operasi (IDO) di RSCM tahun 2016-2018.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cohort
retrospective. Subyek penelitian ini merupakan pasien yang menjalani operasi sesar di
RSCM pada tahun 2016-2018 yang direkrut menggunakan metode consecutive
sampling. Dari data yang didapatkan dilakukan analisis bivariat dan multivariat untuk
menentukan faktor risiko terjadinya IDO pasca operasi sesar
Hasil: Didapatkan sebanyak 2.052 kasus yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
Sebanyak 85 kasus infeksi daerah operasi (IDO) didapatkan dari 2.052 tindakan yang
dilakukan (4,14%). Sebanyak 85 kelompok kasus IDO dan 1.967 kelompok kasus
kontrol diikutsertakan dalam analisis faktor risiko. Kuman paling sering didapatkan
pada kultur kasus infeksi daerah operasi pasca operasi sesar adalah Staphylococcus
aureus (16,5%), Klebsiella pneumoniae (12,9%), Escherischia coli (9,4%),
Enterococcus faecalis (9,4%), dan lainnya (21,2%). Variabel yang berpengaruh
terhadap kejadian IDO pasca secar adalah gawat janin (p=0,002 ;AOR = 2,265 IK95
% 1,350-3,801) dan IMT ≥30 kg/m2 (p=0,028; AOR 1,824 IK95% 1,066-3,121).
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian IDO pasca SC adalah gawat
janin (p=0,002 ;AOR = 2,265 IK95 % 1,350-3,801) dan IMT ≥30 kg/m2 (p=0,028;
AOR 1,824 IK95% 1,066-3,121).

Background: Caesarean section is one of the most performed operations in the field
of obstetrics and even in hospital. The incidence of infections in cesarean section varies
greatly around the world at 3-15%. Surgical site infection is a multifactorial process
that starts from the perioperative preparation, the patient, the type of surgery, the type
of germ and other factors.
Objective: To determine the characteristics of patients, bacterial patterns, and risk
factors for the incidence of surgical site infection (SSI) in Cipto Mangunkusumo
National General Hospital in 2016-2018.
Method: This study was an observational study using a retrospective cohort method.
The subject of this study were patients undergoing cesarean section in Cipto
Mangunkusumo National General Hospital in 2016-2018 recruited using consecutive
sampling method. Based on the data obtained, bivariate and multivariate analysis were
conducted to determine the factors affecting after caesarean section SSI
Result: A total of 2.052 subjects were included in the study. There were 85 cases of
surgical site infection (SSI) out of 2.052 operations (4.14 %). A total of 85 SSI case
groups and 1.967 control groups were included in the risk factor analysis. Bacteria
most commonly found in surgical site infection culture were Staphylococcus aureus
(16,5%), Klebsiella pneumoniae (12,9%), Escherischia coli (9,4%), Enterococcus
faecalis (9,4%), and others (21,2%). Variable associated with SSI in this study is fetal
distress (p=0,002 ;AOR = 2,265 CI 95 % 1,350-3,801) and BMI ≥30 kg/m2 (p=0,028;
AOR 1,824 CI 95% 1,066-3,121).
Conclusion: Factors influencing the incidence of SSI after SC was fetal distress
(p=0,002 ;AOR = 2,265 CI 95 % 1,350-3,801) and BMI ≥30 kg/m2 (p=0,028; AOR
1,824 CI 95% 1,066-3,121)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Yuliana Rahadian Pristya
"Penyalahgunaan operasi sesar dan dilakukan tanpa keperluan medis berisiko munculnya masalah kesehatan jangka panjang maupun pendek. Tren persalinan sesar di Indonesia tahun 2007-2012 mengalami peningkatan dua kali lipat. Sikap tenaga pemeriksa kehamilan menjadi isu dalam menurunkan angka persalinan sesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan persalinan sesar. Metode penelitian cross sectional ini menggunakan sampel penelitian 5.143 wanita usia subur 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir di wilayah perkotaan Indonesia yang terpilih dalam sampel SDKI 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kehamilan pada spesialis kandungan 6,6 kali lebih tinggi 95 CI 3,2-13,7 , sedangkan pemeriksaan kehamilan pada spesialis kandungan dan bidan 0,5 kali lebih rendah untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan dengan pemeriksaan kehamilan 2,1 kali lebih tinggi 95 CI 1,0 ndash;4,3 untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan dengan ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilannya di bidan setelah dikontrol oleh usia ibu, tempat periksa hamil, paritas, dan tempat melahirkan. Adanya interaksi spesialis kandungan dengan sosial ekonomi untuk persalinan sesar. Penetapan peraturan dilakukannya persalinan sesar oleh institusi kesehatan, serta melakukan upaya protektif dan preventif persalinan pada kelompok masyarakat ekonomi tinggi bertujuan untuk mengurangi terjadinya persalinan sesar yang tidak perlu.

Abuse of caesarean section and performed without medical purposes risky health long and short problems. Trends cesarean deliveries in Indonesia in 2007 and 2012 has increased two fold. The attitude of antenatal care provider become an issue in reducing the number of cesarean delivery. The purpose of this study is to know the relationship antenatal care provider with cesarean section. The methods of this this study is cross sectional, using sample of 5.143 women of childbearing age 15 49 years who gave birth to the last child through cesarean delivery and cesarean deliveries in urban areas selected in the sample Indonesia Demographic and Health Survey 2012.
The results showed that antenatal care in obstetrician 6.6 times higher 95 CI 3.2 to 13.7 , while antenatal care in obstetrician and midwife 0.5 times less likely to perform cesarean delivery compared with antenatal 2.1 times higher 95 CI 1.0 to 4.3 to perform cesarean delivery compared with women who undergo pregnancy examinations in midwifery after controlled by maternal age, a pregnancy check, parity, and place of birth. Their interaction with the content of socio economic specialist for a cesarean delivery. Formation of rules does a cesarean delivery by health institutions, as well as make efforts to protective and preventive labor in high economic communities aim to reduce the occurrence of unnecessary cesarean deliveries.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T46874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Hani
"Besaran biaya satuan tindakan Bedah Sesar merupakan komponen penting bagi manajemen sebagai salah satu upaya efisiensi strategis ke depan, terutama dalam upaya keberlangsungan rumah sakit Prima yang melayani 90% pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Secara geografis, rumah sakit ini merupakan salah satu andalan untuk layanan persalinan di pulau Ternate yang menampung rujukan dari beberapa pulau kecil di sekitarnya. Hal ini menyebabkan tingkat Bedah Sesar relatif tinggi, yaitu 55% dari total tindakan persalinan. Rendahnya tarif JKN menjadi pemicu bagi manajemen untuk mengetahui komponen biaya rinci atas tindakan Bedah Sesar, agar upaya efisiensi dan strategi keberlangsungan usaha dapat terus ditingkatkan. Penelitian melalui pendekatan kualitatif, mengolah data sekunder pasien Bedah Sesar dengan wawancara dan melihat laporan keuangan rumah sakit. Analisis biaya dilakukan berdasarkan aktivitas pada seluruh tindakan Bedah Sesar pada tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total tindakan Bedah Sesar sebesar Rp 6.659.302,- Kesenjangan paket biaya satuan Bedah Sesar dengan tarif INA CBGs kelas 3 sebesar Rp (1.723.102), kelas 2 sebesar Rp (859.302), dan kelas 1 sebesar Rp (59.302). Tindakan efisiensi yang telah dilakukan oleh RS Prima adalah dengan mengurangi lama rawat, serta penyediaan BMHP dengan harga lebih rendah. Disarankan juga untuk melakukan ekspansi layanan dengan menjalin kerjasama dengan layananan primer agar angka rujukan ke rumah sakit dapat terkendali. 

The unit cost of Cesarean Section (C-section) is a crucial factor in the strategic management of hospitals, particularly for Rumah Sakit Prima where 90% of patients are Jaminan Kesehatan Nasional’s participants. Geographically, Rumah Sakit Prima serves as a pivotal healthcare facility for delivery and labor services not only for Ternate Island, but also as a referral center for nearby islands. Consequently, the hospital experienced a relatively high C-section rate, accounting for 55% of total deliveries. The existing challenge is in the discrepancy between the low tariff provided by JKN for C-section and the actual costs incurred. To address this issue and support operational efficiency, the hospital’s management seeks to understand the detailed cost component of C-sections. A qualitative research approach was employed, utilizing caesarean section patients’ secondary data, conducting staff interviews, and analyzing hospital’s financial statements. An in-depth analysis was peformed for all C-section procedures performed in 2022. The findings revealed that the total cost for C-section in 2022 is Rp 6.659.302,-, significantly surpassing reimbursement rates provided by JKN. The difference in tariff per class from INA-CBGs and the actual costs has led to financial defisits of Rp 1.723.102 for 3rd class, Rp 859.302 for 2nd class, and Rp 59.302 for 1st class procedures. Many efficiency measures, such as reducing the length of stay, using consumables with lower price, etc have been done. Expansion of C-section services, potentially through collaboration with local midwives and front line healthcare providers, can help minimize hospital references and minimize the strain on hospital resources. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Apriantini
"Persalinan Caesar di Indonesia cenderung meningkat. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan prevalensi tindakan Caesar pada persalinan adalah 17%. Berdasarkan data diduga bahwa peningkatan persalinan Caesar terkait dengan peningkatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan akurasi peran kepemilikan jaminan kesehatan terhadap pemilihan persalinan Caesar pada wanita umursubur (WUS) umur 15-49 tahun yang memiliki riwayat persalinan Caesar atau normal dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei dengan menggunakan data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan analisis data dengan teknologi machine learning dengan analisa metode hierarki, metode k nearest neighbor dan regresi linier. Hasil penelitian mendapatkan pembentukan klaster optimal sebanyak 4. Didapatkan bahwa persalinan Caesar tertinggi berada pada klaster 2 yaitu Provinsi Jakarta, Bali dan Yogyakarta. Sedangkan penggunaan JKNterbesar berada pada klaster 1 sebesar 77%. Berdasarkan hasil grafik K nearest neigbor dan regresi linier didapatkan bahwa hipotesis ditolak sehingga penggunaan JKN tidak mempengaruhi penggunaan persalinan Caesar. Namun dalam penggunaannya KNN lebih baik dibandingkan regresi linier karena memiliki nilai RPSME lebih rendah. Hasil akurasi tertinggi didapatkan ketika nilai K= 16 yaitu sebesar 85.80% dengan nilai sensitivitas 99.80%.Maka disimpulkan bahwa dalam menganalisis persalinan Caesar dengan data SDKI 2017, KNN memiliki kemampuan 99.80% mendeteksi secara tepat yang merupakan ibu yang melakukan persalinan Caesar walaupun persalinan Caesar tidak dipengaruhi oleh penggunaan JKN.

Cesarean deliveries in Indonesia are increasing. The results of the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) DHS showed the prevalence of cesarean delivery in labor is 17%. The data suggest that the increase in cesarean delivery is related to the increase in national health insurance. This study aims to obtain the accuracy of the role of ownership of health insurance on the choice of cesarean delivery in women of childbearing aged 15-49 years who have a history of cesarean delivery or normal in the five years prior to the survey using secondary data from the 2017 IDHS. data analysis using machine learning technology with hierarchical analysis method, k nearest neighbor method and linear regression. The results showed that the optimal klaster formation was 4. It was found that the highest cesarean delivery was in klaster 2, namely the provinces of Jakarta, Bali and Yogyakarta. Meanwhile, the largest use of JKN is in klaster 1 at 77%. Based on the results of the K nearest neigbor graph and linear regression, it was found that the hypothesis was rejected so that the use of JKN did not affect the use of cesarean delivery. However, in its use, KNN is better than linear regression because it has a lower RPSME value. The highest accuracy results are obtained when the K = 16 value is 85.80% with a sensitivity value of 99.80%.So it was concluded that in analyzing cesarean deliveries using the 2017 IDHS data, KNN had the ability to accurately detect 99.80% of mothers who had cesarean deliveries even though cesarean deliveries were not affected by the use of JKN."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>