Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivy Carolyne
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Psychological Capital (PsyCap) memoderasi hubungan antara ketidakamanan pekerjaan dan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan Start-up di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 106 partisipan dari perusahaan Start-up yang berbeda. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Job Insecurity Scale (2010), Task Performance Scale (2017), dan Psychological Capital Questionnaire (2007). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan PROCESS MACRO Hayes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PsyCap memoderasi hubungan antara ketidakamanan pekerjaan dan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan Start-up di Jakarta.

This study aimed to examine whether Psychological Capital (PsyCap) moderates the relationship between job insecurity and performance on Start-up employees in Jakarta. The participants in this study were 106 participants from different Start-up companies. The instruments in this study were Job Insecurity Scale (2010), Task Performance Scale (2017), and Psychological Capital Questionnaire (2007). Data analysis was carried out using the SPSS and PROCESS MACRO Hayes program. The results of this study indicated that PsyCap moderated the relationship between job insecurity and performance."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Dwimar Poetri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran komitmen organisasi afektif sebagai mediator tentang hubungan antara ketidakamanan kerja dan kinerja. Peserta Penelitian ini dilakukan pada karyawan pada perusahaan start up yang berjumlah 124 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Data dikumpulkan menggunakan Skala Kerawanan Pekerjaan Kuesioner dan Skala Kinerja Tugas diadaptasi oleh Piccoli et al., (2017), serta Organizational Commitment Questionnaire yang diadaptasi oleh Bohle et al., (2018). Metode pengolahan data penelitian menggunakan SPSS versi 23.0. Hasil dari Penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi afektif dapat menjadi perantara hubungan parsial antara ketidakamanan kerja dan kinerja.

The purpose of this study was to examine the role of affective organizational commitment as a mediator on the relationship between job insecurity and performance. Participants This research was conducted on employees at start-up companies, amounting to 124 people. This research is a quantitative study with a correlational design. Data were collected using the Job Insecurity Questionnaire Scale and the Task Performance Scale adapted by Piccoli et al., (2017), and the Organizational Commitment Questionnaire adapted by Bohle et al., (2018). The research data processing method uses SPSS version 23.0. The results of the study indicate that affective organizational commitment can mediate a partial relationship between job insecurity and performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Intari
"

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah work engagement memediasi hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan Start-Up di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 124 partisipan dari perusahaan Start-Up di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah Job Insecurity Scale (2017, Task Performance Scale (2017), dan Utrecth Work Engagement Scale (2004). Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS dan PROCESS MICRO Hayes. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa work engagement memediasi hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kinerja karyawan.

 


This research aims to test whether work engagement mediates the relationship between work insecurity and the performance produced by employees at Start-Up company. The participant of this research comsisted of 124 from Start-Up company in Jakarta. Measuring instruments used in this study include Job Insecurity Scale (2017, Task Performance Scale (2017), and Utrecth Work Engagement Scale (2004). Data processing in this study was conducted using SPSS and PROCESS MICRO Hayes. Results of the study were found that work engagement mediates the relationship between work insecurity and employee performance.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholda Anastya Burhannudin
"Sumber daya manusia termasuk dalam salah satu aspek utama dalam sebuah perusahaan start-up yang dianggap sebagai investasi paling mahal dan aset berharga. Makalah ini menguji model integratif untuk peran mediasi work engagement pada pengaruh person-job fit, person-organization fit, job insecurity dan personal resources pada turnover intention. Data dikumpulkan dari 317 karyawan di perusahaan start-up di Indonesia melalui kuesioner online. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis keseluruhan model dan kausalitas antara masing-masing konstruk. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa work engagement dapat memediasi pengaruh person-organization fit dan job insecurity terhadap turnover intention di kalangan karyawan start-up company secara keseluruhan. Dan juga work engagement secara parsial dapat memediasi pengaruh person-job fit dan job insecurity terhadap turnover intention. Sedangkan person-organization fit dan personal resources hanya mempengaruhi work engagement. Implikasi yang disarankan termasuk bahwa perusahaan harus memberikan keamanan posisi karyawannya dan memberi mereka kejelasan tentang pentingnya mereka di perusahaan. Selain itu, perusahaan dapat memberikan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya.

Human resources are included in one of the main aspects in a start-up company which is considered the most expensive investment and valuable asset. This paper examined an integrative model for the mediating role of work engagement on the effect of person-job fit, person-organization fit, job insecurity, and personal resources on turnover intention. Data were collected from 317 employees in start- up companies in Indonesia through an online questionnaire. Structural Equation Modeling (SEM) was used to analyze the overall fitness of the model and the causality between each construct. The result of this study revealed that work engagement can mediate the effect of person-organization fit and job insecurity on turnover intention among start-up company employees in full. And also work engagement can partially mediate the effect of person-job fit and job insecurity on turnover intention. Suggested implications include that company must give the security of its employee position and give them clarity of their importance in the company. In addition, the company can give activities to improve their employee competencies."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fachri Maldini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran burnout sebagai mediator pada hubungan antara job insecurity (ketidakamanan pekerjaan) dan task performance (kinerja tugas). Partisipan penelitian ini adalah pekerja perusahaan swasta yang berjumlah 106 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Job Insecurity Scale dan Task Performance Scale yang diadaptasi oleh Piccoli et al., (2017), serta Maslach Burnout Inventory-General Scale yang dikembangkan oleh Maslach et al., (1996). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa burnout dapat memediasi secara parsial hubungan antara ketidakamanan pekerjaan dan kinerja tugas.

The purpose of this study is to investigate the role of burnout as a mediator between job insecurity and task performance. The sample for this study is collected from 106 private company employees. This study is conducted by using Job Insecurity Scale and Task Performance Scale which was adapted by Piccoli et al., (2017), and Maslach Burnout Inventory - General Scale which was developed by Maslach et al., (1996). The result shows that burnout partially mediate the relationship between job insecurity and task performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafyra Citra Anandi
"Pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia memunculkan ketertarikan untuk bekerja di industri ini. Namun, kondisi kerja di perusahaan rintisan yang memiliki ritme cepat, tuntutan kerja yang tinggi, dan belum stabil menimbulkan konsekuensi seperti niat untuk berhenti kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran burnout pada hubungan ketidakamanan kerja dengan niat berhenti kerja pada karyawan perusahaan rintisan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan partisipan diminta untuk mengisi Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) dan Turnover Intention Scale (TIS).
Pengambilan data dilakukan kepada 151 partisipan yang merupakan karyawan perusahaan rintisan yang telah bekerja selama enam bulan di perusahaan rintisan yang berusia di bawah lima tahun. Analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung yang signifikan (ab=0,17, p<0,05) dan efek langsung yang tidak signifikan (c′=0,13,𝑝>0,05), maka burnout dapat memberikan efek mediasi penuh pada hubungan ketidakamanan kerja dengan burnout pada karyawan perusahaan rintisan.

A growing number of startup companies in Indonesia have attracted people to work in this industry. However, the work environment (fast rhythm, high pressure, and unstable conditions) have created high consequences, namely turnover intention. This research aims to examine burnout as mediator on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employees. This quantitative research has participants fulfil a questionnaire about Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) and Turnover Intention Scale (TIS).
Data has been collected from 151 participants who have been working for 6 months in startup company which established within 5 years. Based on mediation analysis, the result show there are significant indirect effect of burnout (ab=0,17, p<0,05) and insignificant direct effect burnout (c=0,13, p>0,05) on the relationship of job insecurity and turnover intention. Therefore, burnout has full mediation effect on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employee.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uliyatun Nikmah
"Ketidakamanan atas pekerjaan dan konflik pekerjaan-keluarga semakin lazim dialami dalam lingkungan pekerjaan yang dinamis, dan penelitian terdahulu telah mendokumentasikan konsekuensinya terhadap luaran pekerjaan. Penelitian ini mengintegrasikan peran faktor psikologis dalam menjelaskan hubungan tersebut dengan menganalisis persepsi karyawan yang menjalani pengaturan kerja fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan terhadap keterikatan kerja karyawan dan kinerja mereka melalui peran mediasi kesehatan psikologis karyawan. Data dari 578 karyawan dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan dapat menurunkan kesehatan psikologis karyawan yang selanjutnya dapat berdampak pada keterikatan kerja karyawan serta kinerja mereka. Peningkatan kesehatan psikologis karyawan juga ditemukan dapat meningkatkan kinerja mereka melalui keterikatan kerja karyawan.

Job insecurity and conflict between work and family are increasingly prevalent in dynamic work environments, and previous research has documented their consequences for work outcomes. This study integrates the role of psychological factors in explaining this relationship by analyzing the perceptions of employees who are implementing flexible work arrangements. This study aims to analyze the effect of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict towards work engagement and job performance through the mediation role of psychological well-being. Data from 578 employees were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that increased perceptions of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict can reduce psychological well-being, which in turns can influence work engagement and job performance. Improved employees’ psychological well-being was also found to improve their job performance through work engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina Adenia Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan CWB dengan peran moderasi psychological capital. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat job insecurity yaitu Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). Kemudian, pengukuran CWB menggunakan alat ukur CWB dari Spector (2006) dan Psychological Capital dengan alat PCQ-24 (Luthans, 2006). Sampel penelitian merupakan 103 karyawan dari berbagai bidang pekerjaan yang didapatkan melalui metode convenience sampling, yaitu survey secara online. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan peran moderasi yang signifikan oleh psychological capital pada hubungan antara job insecurity dan CWB (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= 0.05 0.003). Peran psychological capital yang tidak signifikan diperkirakan terjadi karena karakteristik sampel dengan tingkat job insecurity yang rendah sehingga dinamika variabel tidak tergambarkan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih spesifik sehingga fenomena dapat dibuktikan. Limitasi lain juga didiskusikan pada penelitian ini.

This research aims to understand the relationship between job insecurity and CWB through the moderating role of psychological capital. Job insecurity levels were measured with Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). CWB measurement tool by Spector et al (2006) was used to measure CWB and PCQ-24, a tool to measure psychological capital by Luthans et al (2006), was also used. The sample of this study was 103 workers coming from various work industry, obtained from convenience sampling by online survey. Results show that psychological capital was not found to moderate the relationship between job insecurity and CWB significantly (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= -0.05 0.003). Insignificant moderator role of psychological capital might be caused by low level of job insecurity found in the sample of this study which in turn cannot predict changes in variables. Further research can use sample with specific level of job insecurity to validate different results. Other limitations are also discussed in this research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Muhammad Ichsan
"Perkembangan teknologi memicu persaingan yang kompetitif, termasuk dalam mempertahankan karyawan dari turnover. Generasi Z memiliki karakteristik penilaian di tempat kerja seperti persyaratan kerja yang realistis, keinginan untuk bekerja dengan menggunakan teknologi dan bisnis, dan gaya komunikasi interpersonal yang lebih menggembirakan. Industri start-up yang terus berkembang dan semakin diminati oleh para generasi Z untuk menjadi perusahaan tempat mereka bekerja juga perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi tenaga kerja generasi Z dan meningkatkan komitmen mereka agar mengurangi angka turnover pada perusahaan. Para tenaga kerja generasi Z memiliki harapan dan preferensi sendiri untuk sebuah pekerjaan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada 181 responden karyawan perusahaan start-up di DKI Jakarta melalui teknik non-probability berjenis purposive sampling. Pengolahan dan analisis data dilaksanakan melalui analisis regresi, dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.

The development of technology triggers competitive competition, including in retaining employees from turnover. Generation Z has workplace assessment characteristics such as realistic work requirements, a desire to work with technology and business, and a more encouraging interpersonal communication style. The start-up industry, which continues to grow and is increasingly in demand by generation Z to be the company they work for, also needs to prepare itself to deal with the generation Z workforce and increase their commitment in order to reduce the turnover rate in the company. Generation Z workers have their own expectations and preferences for a job. This study aims to analyze the effect of job satisfaction on organizational commitment. This research uses a quantitative approach through online questionnaire distribution to 181 respondents of start-up company employees in DKI Jakarta through non-probability purposive sampling technique. Data processing and analysis were carried out through regression analysis, and T test. The results showed the influence of job satisfaction on organizational commitment."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholisah Safria
"Pandemi COVID-19 berdampak besar pada meningkatnya jumlah PHK pada karyawan dan kebijakan rasionalisasi lainnya, hal tersebut mungkin dapat memengaruhi tingkat ketidakaman kerja (job insecurity), kegigihan (grit), dan keterikatan kerja pada karyawan (work engagement). Karyawan milenial menjadi generasi yang paling terdampak dari adanya situasi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peran dari grit dalam memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement pada karyawan milenial di Indonesia. Grit dinilai dapat menjadi kunci kesuksesan seseorang dan merupakan faktor internal yang memengaruhi job insecurity dan work engagement karyawan. Partisipan direkrut secara daring dan melibatkan 222 karyawan yang memenuhi karakteristik penelitian, yaitu; karyawan milenial berusia 20-38 tahun, memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun di tempat kerjanya saat ini, dan sedang mengalami kebijakan rasionalisasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel ini adalah Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, dkk, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), dan Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa grit tidak memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lain selain grit. Kemudian, mayoritas partisipan ini memiliki nilai job insecurity yang rendah, work engagement yang tinggi, dan grit yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan job insecurity berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan work engagement, dan grit berkorelasi secara positif dan signifikan dengan work engagement. Sementara job insecurity tidak berkorelasi secara signifikan dengan grit.

The COVID-19 pandemic has a major impact on increasing the number of employee layoffs and other rationalization policies, this may affect the level of job insecurity, grit, and work engagement on employees. Millennial employees are the most affected generation that affected by this situation. This research was conducted to find out whether there is a role of grit in moderating the relationship between job insecurity and work engagement among millennial employees in Indonesia. Grit is considered to be the key to a person's success and is an internal factor that affects job insecurity and employee work engagement. Participants were recruited online and involved 222 employees who met the research characteristics, that is; millennial employees at aged 20-38 years, having at least 1 year of work experience at their current job, and undergoing a rationalization policy. The measuring instrument that are used to measure these variables are Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, et al, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), and Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). The main results of this research showed that grit did not moderate the relationship between job insecurity and work engagement. This could be due to other factors besides of grit. Furthermore, the majority of these participants had low job insecurity, high work engagement, and high grit of scores. This study also showed that job insecurity was significantly negatively correlated with work engagement, and grit was significantly positively correlated with work engagement. Meanwhile, job insecurity was not significantly correlated with grit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>