Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Uyainah ZN
"ABSTRAK
Tes bronkodilatasi adalah tes untukmelihat responsivitas saluran nafas terhadap bronkodilator.Spirometri merupakan pemeriksaan yang sangat penting dalam menilai derajat obstruksi saluran nafas pasien. Di samping data-data lain seperti riwayat penyakit, rekam medis sebelumnya, riwayat keluarga dan pekerjaan, pemeriksaan fisik, dan kesan klinis, data spirometri juga memiliki andil dalam menentukan diagnosis dan terapi pasien."
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, 2016
616 CHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Agnes
"Latar Belakang: Ada sekitar 50 spesies Nontuberculous mycobacteria (NTM) berpotensi patogen di manusia, yang menyebabkan infeksi tersering di paru. Pemeriksaan mikrobiologi berbasis molekuler diperlukan dalam mendiagnosis infeksi NTM paru. Oleh karena itu perlu dilakukan uji awal untuk deteksi mycobacteria dari spesimen klinis secara langsung dengan metode molekuler yaitu real-time PCR dan sekuensing DNA untuk identifikasi spesies mycobacteria serta mengaplikasikan pada kit PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA. Tujuan: Melakukan optimasi berbasis molekuler untuk deteksi dan identifikasi Mycobacteria secara langsung pada sputum pasien terduga infeksi NTM paru. Metode: Studi dekskriptif dan eksperimental laboratorium dengan melakukan optimasi suhu penempelan, reaksi silang, ambang batas deteksi DNA, dan penerapan real-time PCR berbasis SYBR Green yang telah
dioptimasi dan PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA pada hasil sputum pasien terduga infeksi NTM paru. Hasil: Dua hasil positif dari 30 sampel sputum pada real-time PCR mycobacterium dan hasil sekuensing adalah Mycobacterium tuberculosis, menunjukkan adanya discordant hasil dengan real-time PCR MTB. Pada kit PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA didapatkan 16 hasil positif MTB dan tidak ditemukan NTM. Kesimpulan: Terdapat discordance pada dua sampel hasil penerapan uji awal real-time PCR mycobacterium dengan sekuensing DNA, yang diduga NTM tetapi hasilnya M. tuberculosis. Perlunya dilakukan evaluasi lebih lanjut real-time PCR berbasis SYBR Green.

Background: There are approximately fifty species of Nontuberculous mycobacteria (NTM) are potentially pathogenic in humans, the infection is most common in the lungs. Molecular-based microbiological examination is needed in diagnosing pulmonary NTM infection. Therefore, it is necessary to preliminary test the detection of mycobacteria from clinical specimens directly by molecular methods, namely real-time PCR and DNA sequencing to identify mycobacteria species and apply to the Pax-ULFA PaxView® TB/NTM kit. Aims: To perform Molecular-based optimization for the detection and identification of mycobacteria directly in sputum patient suspected of pulmonary NTM infection. Method: A descriptive and experimental laboratory study, to optimize the annealing temperature, determination of minimal detection of DNA, cross reaction of optimized real-time PCR based on SYBR- Green and applied sputum from patients suspected of NTM pulmonary infection to real-time PCR and PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA. Results: Two positive results from 30 sputum samples on real-time PCR mycobacterium and sequencing results were MTB, the results discordant with real-time PCR MTB. In the PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA, 16 positive MTB results were obatined and no NTM was found. Conclusion: There was discordance in two sample of real-time PCR mycobacterium spp. with DNA sequencing, which is thought to be NTM but the result is M. tuberculosis. The need for further evaluation of real-time PCR based Mikrobiologi Klinik on SYBR Green.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Ariska
"Latar Belakang: Tindakan untuk mengamankan jalan napas pada pasien anak sangat krusial pada unit gawat darurat maupun kondisi kegawatdaruratan pediatri. Perbedaan anatomi dan fisiologi saluran napas pada anak menyebabkan kesulitan dalam melakukan sungkup ventilasi, laringoskopi, dan intubasi endotrakeal. Pemeriksaan tes Mallampati modifikasi, jarak tiromental, dan jarak tragus ke nares dapat digunakan untuk memprediksi kesulitan visualisasi laring pada anak usia 1-5 tahun.
Metode: Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan desain potong lintang terhadap 165 pasien anak yang menjalani anestesi umum. Pengambilan data dilakukan di Instalasi Bedah Pusat, Kamar Bedah Kirana, Instalasi Bedah Kraniofasial, Instalasi Gawat Darurat RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan Februari 2023 hingga Mei 2023. Visualisasi laring dilakukan oleh residen Anestesiologi dan Terapi Intensif tahap magang yang sudah melewati stase pediatri, >100x pengalaman intubasi pediatri. Usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, skor Mallampati modifikasi, jarak tiromental, jarak tragus ke nares diperiksa saat kunjungan praanestesia. Penilaian tingkat kesulitan visualisasi laring menggunakan derajat Cormack Lehane yang dikategorikan menjadi mudah dan sulit visualisasi laring. Analisis data dilakukan untuk menilai akurasi kombinasi variabel prediktor dalam memprediksi kesulitan visualisasi laring.
Hasil: Kesulitan visualisasi laring (Cormack Lehane 3 dan 4) ditemukan pada 26 (15,8%) pasien. Kombinasi tes Mallampati modifikasi, jarak tiromental, dan jarak tragus ke nares menghasilkan akurasi area di bawah kurva (AUC) terbaik (99,9%), diikuti oleh kombinasi Mallampati modifikasi dengan jarak tiromental (97,7%), Malampati modifikasi dengan tragus ke nares (97,7%), dan gabungan tiromental dengan tragus ke nares (94%). Tes Mallampati modifikasi memiliki kemampuan diagnostik terbaik dengan sensitivitas 96,1%, spesifisitas 99,2%, nilai prediksi positif 96,1%, dan akurasi AUC 97,7% dalam memprediksi kesulitan visualisasi laring. Berdasarkan model prediksi, Mallampati modifikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas kesulitan visualisasi laring (p<0,001).
Kesimpulan: Kombinasi tes Mallampati modifikasi, jarak tiromental, dan jarak tragus ke nares memiliki akurasi yang baik dalam memprediksi kesulitan visualisasi laring pada pasien anak 1-5 tahun.

Background: Securing the airway in pediatric emergency units and emergency pediatric conditions is crucial. Anatomical and physiological differences of the pediatric airway make it challenging to use ventilation masks, laryngoscopy, and endotracheal intubation. Modified Mallampati test, thyromental distance, and tragus-to-nares distance can be used to predict difficulties in visualizing the larynx in children aged 1-5 years.
Methods: This study was a cross-sectional diagnostic test involving 165 pediatric patients under general anesthesia. Research data collection was carried out at the Central Surgical Installation, Operating Room of Kirana, Craniofacial Surgical Instalation, Operating Room of Emergency Department, from February to May 2023. Laryngeal visualization was carried out by an Anesthesiology and Intensive Therapy resident at stage II, that has passed the pediatric rotation, experiencing >100x pediatric intubation. Age, gender, weight, height, modified Mallampati score, tiromental distance, tragus to nares distance was assessed during preanesthetic visit. The Cormack Lehane classification was used to grade the laryngeal view. Data was analysed to assess the accuracy of variable combination that predict the difficulty of laryngeal visualization.
Results: Difficulty of laryngeal visualization (Cormack Lehane 3 and 4) was found in 26 (15.8%) patients. The combination of the modified Mallampati test, thyromental distance and tragus-to-nares distance yielded the highest accuracy with AUC value (99.9%), followed by the combination of the modified Mallampati test and thyromental (97.7%), the combination of the modified Mallampati test and tragus-to-nares (97.7%), and the combination of thyromental and tragus-to-nares (94%). The results showed that the modified Mallampati test had the best diagnostic ability with a sensitivity of 96.1%, specificity of 99.2%, positive predictive value of 96.1%, Area Under the Curve (AUC) 97.7%, to predict difficulties in laryngeal visualization 97.7%. The predictive model showed that the modified Mallampati test had a significant impact on the probability of difficulty in laryngeal visualization (p<0.001).
Conclusion: Combination of modified Mallampathy test, tiromental distance, tragus to nares distance has a good accuracy in predicting the difficulty of larynx visualization in children of 1-5 years.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Uyainah ZN
"Tes bronkodilatasi adalah tes untuk melihat responsivitas saluran nafas terhadap bronkodilator Spirometri merupakan pemeriksaan yang sangat penting dalam menilai derajat obstruksi saluran nafas pasien. Di sampingdata-data lain sepert, riwayat penyakit, rekam medis sebelumnya, riwayat keluarga dan pekerjaan, pemeriksaan fisik, dan kesan klinis, data spirometri juga memiliki andil dalam menentukan diagnosis dan terapi pasien."
Jakarta: Department of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-IJCHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Huang author
"ABSTRAK
Acute upper back pain as one of the atypical symptoms of acute myocardial infarction (AMI) is more frequently encountered in women, elderly, diabetics, and patients with prior stroke or heart failure.1 Failure to recognize atypical clinical presentation of AMI conveys to delayed diagnosis, which are associated with increased morbidity and mortality.2 Abstract : Acute upper back pain as one of the atypical symptoms of acute myocardial infarction (AMI) is more frequently encountered in women, elderly and diabetics. Failure to recognize atypical clinical presentation of AMI conveys to delayed diagnosis, which are associated with increased morbidity and mortality. Herein we report a case of 46 yearsold male presenting with a sudden onset of severe acute upper back pain 6 hours prior to hospital admission. Diagnosis of AMI was delayed until 12 hours later after typical ischemic chest pain manifested and ECG reading showed evolution of ST-Elevation Myocardial In- farction (STEMI). Due to the atypical clinical presentation, diagnosis of AMI in this patient was delayed. Vigilant observation and low threshold for acute coronary syndrome (ACS) work-up are obligatory to prevent delayed diagnosis and management.
"
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, 2016
CHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aman Evendi
"Penurunan kasus penyakit yang terjadi di masyarakat diperlukan berbagai upaya. Agar upaya yang tertuang dalam perencanaan program dapat berhasil guna dan berdaya guna perlu didukung oleh pelaksanaan manajemen yang baik. Indikasi pelaksanaan manajemen yang baik dapat dilihat dari pelaksanaan pengambilan keputusan berdasarkan fakta nyata pada masyarakat atau wilayah dimana program tersebut akan dilaksanakan. Begitu pula upaya penurunan kasus penyakit yang terjadi pada masyarakat perlu dukungan data/fakta yang ada dimana masyarakat itu berada dalam wilayahnya.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Laporan Bulanan Penyakit ( SP3-LBI) merupakan salah satu Instrument yang bisa dipakai untuk melihat fakta angka kejadian kasus penyakit yang ada di masyarakat. Namun sampai saat ini belum dapat memberikan konstribusi dalam membuat perencanaan program, yang dikarenakan berbagai sebab. Sehingga dalam upaya perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program tidak didukung oleh data dan informasi.
SP3-LBI merupakan satu-satunya laporan yang banyak memuat jenis kasus penyakit, meskipun ada jenis laporan penyakit yang lain. Namun baru sekedar memberikan data berupa angka kasus penyakit dalam bentuk jumlah kumulatif tiap Puskesmas, sehingga belum bisa menghasilkan informasi sesuai kebutuhan. Karena bagaimanapun kejadian suatu penyakit dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Di era otonorni daerah, terjadi perubahan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dari technical control menjadi technical support. Dengan demikian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengembangan upaya pembangunan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerahnya masing-masing. Untuk itu dalam rangka memperoleh informasi dengan cepat dari kasus penyakit yang diperoleh dari SP3-L131, perlu dikembangkan agar lebih sederhana dengan mengikutsertakan variabel-variabel yang kemungkinan mempunyai hubungan dengan kejadian kasus. Varibel-veriabel tersebut adalah jumlah penduduk, jumlah tenaga kesehatan teknis dan jumlah Puskesmas yang berada dalam wilayah masingmasing. Untuk itu dikembangkanlah Sistem Informasi Sepuluh Penyakit Terbanyak Berbasis Kecamatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
Pengembangan dimulai dengan menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan sistem yang ada. Selanjutnya melakukan perencanaan sistem, menganalisa situasi, membuat rancangan, mendesain sistem/pembuatan prototype dan uji coba prototype. Dan hasii rancangan ini akan dihasilkan indikator output berupa gambaran sepuluh kasus penyakit terbanyak untuk tiap kecamatan dan total kabupaten dalam bentuk tabel dan grafik, rasio kasus terhadap jumlah penduduk, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk dan rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Dengan adanya pengembangan tersebut diharapkan informasi akan bisa diperoleh dengan cepat, mekanisme feed back akan mudah dilakukan tiap bulan. Agar hal tersebut bisa berjalan optimal dibutuhkan minimal input hard ware Pentium III, soft ware Microsoft windows 98/2000, Acces 2000 dan brains ware minimum D III bidang informatika.
Daftar bacaan : 35 (87-2001)

Developing Information System of the Greatest Ten Diseases Subdistrict Basis in Health Official Indramayu Regency The descend of disease case that happen in society is needed many efforts. In order to get in planning program can get succeed and efficient which is supported by management implementation well. Implementation indication management which's good can be seen from taking decission implementation based on the real fact in society or area where the program will be done.
Registration system and reporting local government clinic/Puskesmas for reporting disease monthly ( SP3-LB1 ) is one of the instrument which can be used for seeing the number case of disesase in society. But it hasn't given contribusion in making program planning yet, because many reasons. So in planning, implementation, controlling, supervision ang evaluating program aren't supported by information and data.
SP3-LB1 is the wily one reporting that could accomadate kind of disease case, even there is a kind of other disease report, havever just giving data like the number disease case in cummulative total in every local government clinic, so hasn't got the information as needed yet. The disease could be caused by many factors.
In the otonomy area time, many charges function in health official regency/city from technical can too be come technical support. Thus, health official regency has outhority in developing health according to necessity and situation in the area. Getting information quickly from disease case which is obtained from SP3-LB1, neediry developed to make smple by including variables that has relation with the cases. The variables are the total population, the total medical technical worker and the total of local government clinic in every area. So it is developed information system for the greatest ten disease subdistrict basis in health official Indramayu regency.
Developing is started by analized and identification problem system. Doing system planning, analyzing situation, making design, design system/making prototype and the test of prototype. From this design result will be resulted output indicator like description of the greatest ten disease for every subdistrict and the total regency in table and graph, rasio case to the total population, rasio to medical worker to the total population and rasio to local government clinicfPuskesmas to the total population.
Developing is hoped information can be fast to get, the mechanism feed back will easy to do very month, In order to do optimally. It is needed minimal input hard ware pentium III, soft ware microsoft windows 98/2000, access 2000 and brains ware minimum D.]TI information subject.
Reference: 35 ( 1988 -- 2001 )"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Supriatna
"Penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi, meskipun saat ini ada pergeseran poly penyakit dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. Penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia saat ini antara lain penyakit diare, campak, dan demam bedarah.
Untuk mengantisipasi terjadinya KLB perlu dilaksanakan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini). Namun dalam pelaksanaannya, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menghadapi beberapa masalah. Masalah tersebut antara lain tidak semua puskesmas mengirimkan laporan tersebut secara rutin dan tepat waktu. Selain itu, data yang masuk tidak diolah dan dianalisis secara rutin, serta analisis yang dilaksanakan pun belum optimal, sehingga belum bisa memprediksi akan terjadinya KLB. Perangkat lunak pengolah data yang digunakan saat ini adalah lotus 123. Dalam operasionalnya ada beberapa kelemahan yang ditemui, baik dalam entri data, proses, maupun output. Selain aplikasi ini juga mempunyai kelemahan dalam penyusunan dan pengorganisasian data dalam file.
Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya sistem informasi laporan mingguan penyakit menular (Laporan Mingguan) dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembngan sistem, dengan tahapan penelitian antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, dan penentuan kriterja ujicoba prototype.
Dalam penelitian ini telah berhasil disusun; form input data sistem laporan mingguan penyakit menular potensial wabah dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta validitas dalam pemasukan data; Basis data (database) dalam sistem informasi laporan mingguan telah dinormalisasi, dan dibuat relasi antar tabel. Proses ini menjadikan .file-file menjadi terstruktur dan terorganisir dengan baik, sehingga menjadi efisien, serta akan mempermudah dalam memanggil dan meng-update data; Prototype aplikasi sistem informasi laporan mingguan telah diuji coba dan mengghasilkan keluaran yang dapat digunakan untuk kewaspadaan dini berupa absensi kinerja pengiriman laporan, distribusi penyakit menular potensial wabah, grafik trend penyakit menular potensial wabah, area neap trend penyakit menular potensial wabah.
Dengan tersusunnya prototype sistem informasi laporan mingguan penyakit menular yang telah berhasil diuji coba di laboratorium komputer, sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya segera mengimplementasikan sistem tersebut, karena sumber daya petugas maupun komputer di Seksi Pengamatan Penyakit, memungkinkan untuk pelaksanaannya. Meskipun secara struktur organisasi sistem informasi laporan mingguan telah terakomodir, agar sistem yang berjalan dapat terpelihara, sebaiknya kegialan ini dikuatkan dengan kebijakan dari Kepala Dinas secara tersendiri, misalnya berupa pembentukan kelompok kerja fungsional, sehingga kegiatan ini dapat berjalan optimal.
Pustaka : 21 (1984-2002)

Communicable disease is one of important challenges in health issues in Indonesia, although there is a shifted pattern from communicable diseases to degenerative diseases, but still remain high rate in morbidity and mortality. The most often diseases that caused outbreak are diarrhea, measles, and blood fever dengue.
To anticipate the outbreak it needs Early Warning System (EWS), but there are some problems that make this system not working properly, especially in District of Tasikmalaya, Province of West Java. There are some health centers do not deliver report regularly and timely. Also the data processing and analyzing for outbreak prediction did not working well, because this data processed by Lotus 123 which have some weaknesses, such as in data entry. processing and output, also in file organizing.
This study objective is to develop an Information System of Weekly Report of communicable Incidence in order to support EWS in Tasikmalaya Sub-district, Province of West Java year of 2003. The method using system development approach, determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype.
The prototype for information system development on weekly report has been build, computer based. This prototype presenting information of communicable diseases distribution, which potentially causing outbreak, based on type of disease, week of incidence, and the health center which is reporting, also with trend graphic and area map trend of diseases.
This prototype has been passed the test in computer lab and we recommend using this prototype in Health Office District of Tasikmalaya immediately. Although In organization structure this report have been accommodated, this activity should be supported by head of Health Office by establish functional work group , so this system could be working at it best.
Bibliography: 2I (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Singh, Gurmeet
"Cytomegalovirus (CMV) is a double-stranded DNA virus and a member of the Herpesviridae family. Cytomegalo- virus infection is one of the important causes of mortality and morbidity in immunocompromised patients. This is a case report of 72 year-old immunocompromised male patient with worsening cough needing an intubation despite previous adequate antibiotic administration. Further examination showed positive CMV infection. The patient showed improvement after administration of ganciclovir."
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, [date of publication not identified]
CHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrina Vanyadhita
"ABSTRAK
Infeksi tuberkulosis merupakan permasalahan global terutama pada negara berkembang. Pada tahun 2013, setidaknya 9 juta populasi dunia menderita tuberkulosis dan 1,5 juta populasi meninggal karena tuberkulosis. Asosiasi antara tuberkulosis dan malnutrisi diantaranya adalah tuberkulosis dapat menyebabkan malnutrisi dan individu yang malnutisi rentan pada tuberkulosis. Oleh karena itu indeks massa tubuh (IMT) rutin diukur saat awal diagnosis dibuat.
"
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, 2016
616 UI-IJCHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>