Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Michael Reza
"Inovasi teknnologi dan perkembangan kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda mendorong produk menjadi lebih kompleks yang mengubah siklus hidup produk menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Banyak industri mencoba menciptakan proses New Product Development (NPD) yang lebih cepat untuk memasuki pasar dan mendapatkan pelanggan lebih awal dari pesaing mereka. Oleh karena itu, pengaturan waktu dan penjadwalan yang optimal menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses NPD. Makalah ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan proyek dalam proses NPD industri otomotif di Indonesia dengan menggunakan perbandingan metode Design Structure Matrix (DSM) dan Graphical Evaluation and Review Technique (GERT). Hasil kedua metode dibandingkan dengan Critical Path Method (CPM) sebagai salah satu metode penjadwalan proyek konvensional dan Gantt Chart sebagai metode saat ini yang digunakan oleh perusahaan. DSM dan GERT mengelola setiap tugas dan arus informasi dalam suatu proyek termasuk kemungkinan kegiatan pengerjaan ulang yang mungkin terjadi dalam proses NPD. Hasil penelitian menunjukkan teknik penjadwalan menggunakan DSM dan GERT menghitung durasi proses pengembangan lebih pendek daripada menggunakan CPM dan Gantt Chart. DSM dan GERT juga mempertimbangkan kemungkinan kegiatan pengerjaan ulang yang mungkin terjadi dalam situasi nyata. Selain itu, GERT juga menunjukkan kemungkinan penyelesaian durasi proyek yang dapat menjadi pertimbangan bagi manajer proyek untuk mengelola dan mengendalikan proyek.

Innovation technology and development of customer needs diversification drive products to be more complex and the complexity changes the product life cycle become faster than before. Many industries try to create a more rapid new product development (NPD) process in order to enter the market and gain customer earlier than their competitors. Therefore, optimal timing and scheduling become important factors in the success of NPD process. This paper aims to perform project scheduling in NPD process of automotive industry in Indonesia by using comparison of Design Structure Matrix (DSM) and Graphical Evaluation and Review Technique (GERT). The result was compared with Critical Path Method (CPM) as one of conventional project scheduling method and Gantt Chart as current method that used by the company. DSM and GERT manage every task and information flow within a project including possibility of rework activity that might be occurred in NPD process. The results showed the scheduling technique using DSM and GERT calculated shorter development process duration rather than using CPM and Gantt Chart. DSM and GERT also considered possibility of rework activity that might be happened in the real situation. In addition, GERT also showed probability of project duration completion that could be consideration for a project manager to manage and control the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuella Tifany
"Di era transformasi digital ini, startup di Indonesia telah berkembang lebih cepat dari sebelumnya. Setiap startup berusaha untuk mendapatkan keunggulan kompetitif melalui peningkatan efisiensi dan prediktabilitas proses bisnis mereka. Penelitian ini bertujuan untuk merancang penjadwalan proyek pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan Design Structure Matrix (DSM). Metodologi DSM digunakan untuk menggambarkan fitur unik seperti iterasi yang terencana maupun yang tidak terencana, yang melekat dalam proyek agile seperti proyek pengembangan perangkat lunak. Model DSM dianalisis menggunakan simulasi Monte Carlo, yang menghasilkan distribusi durasi dan biaya yang digambarkan dengan Grafik Fungsi Kepadatan Probabilitas (Probability Density Function) yang disingkat PDF, untuk menunjukkan peluang antara risiko durasi dan biaya. Analisis komparatif juga dilakukan antara penjadwalan berdasarkan DSM dan simulasi Monte Carlo dengan penjadwalan berdasarkan Critical Path Method (CPM). Penelitian ini membuktikan bahwa DSM dapat mengola iterasi atau pengerjaan ulang pada proyek agile dibandingkan dengan alat manajemen proyek tradisional seperti CPM. Studi kasus ini dilakukan di salah satu pasar keuangan digital yang sedang berkembang di Indonesia.

In this era of digital transformation, startups in Indonesia have been developing faster than ever before. Every startup seeks to gain a competitive advantage through increased efficiency and predictability of their development processes. This paper aims to design the software development project using the Design Structure Matrix (DSM). The DSM methodology was used to capture unique features such as nested and planned iterations, which are inherent in agile projects like a software development project. The DSM model was analyzed using Monte Carlo simulation, which outputs sample cost and schedule outcome distributions captured in the Probability Density Function Graph to reveal opportunities to trade cost and schedule risk. A comparative analysis was also conducted between the schedule based on DSM and Simulation with a schedule based on the Critical Path Method (CPM). This research proved that DSM could manage design iteration or rework and is more effective in portraying an agile project than traditional project management tools like CPM. This case study was done at one of Indonesia’s emerging financial marketplace"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Amalia
"Proyek pengembangan pesawat terbang adalah proyek yang membutuhkan anggaran besar, teknologi tinggi dan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian yang besar. Proyek pengembangan pesawat terbang harus memiliki koordinasi yang baik antar aktivitas untuk mencapai waktu yang ditargetkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain penjadwalan proyek perancangan pesawat terbang untuk mendapatkan durasi tersingkat proyek secara keseluruhan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data desain struktur pesawat terbang untuk fase konseptual pada salah satu proyek desain pesawat terbang di Indonesia. Data yang digunakan hanya mencakup data dependensi aktivitas, jumlah sumber daya yang tersedia dan durasi aktivitas.
Penelitian ini menggunakan kombinasi metode Design Structure Matrix DSM dan Genetic Algorithm GA untuk meperoleh penjadwalan proyek yang optimal. Metode DSM digunakan untuk mengidentifikasi aliran informasi antar-aktivitas proyek dan metode GA digunakan untuk mengoptimalkan urutan aktivitas.
Hasil output dari pemodelan DSM menjadi input untuk pemodelan GA. Pemodelan GA mempertimbangkan data rework, yang merupakan hasil output DSM, durasi aktivitas dan batasan sumber daya manusia saat mengoptimasi urutan aktivitas proyek. Analisis komparatif dilakukan antara penjadwalan berdasarkan kombinasi metode DSM dan GA dengan penjadwalan berdasarkan metode tradisional, Metode CPM.
Dibandingkan dengan metode CPM, kombinasi metode DSM dan GA menghasilkan durasi total proyek yang lebih singkat dengan mengoptimalkan urutan aktivitas yang mempertimbangkan batasan sumber daya manusia.

The aircraft development project is a mega project that requires huge budget, high technology and influenced by high uncertainty factor. The aircraft development project must have good coordination between the activities in order to achieve the targeted time.
The purpose of this research is to minimize the overall duration of aircraft design project. This research use dataset from an aircraft design project in Indonesia. The data used in this research was the dataset of aircraft structure design in conceptual phase. The dataset only include tasks precedence dependency, number of resource available and activity duration.
This research proposes a combination method of Design Structure Matrix DSM and Genetic Algorithm GA for aircraft design project scheduling. DSM is used to identify the information flow between project activities and GA is used to optimize the task sequence.
The output result of DSM modeling becomes the input for GA modeling. GA considers the output of DSM, which is rework data, activity duration and human resources constraint during task sequence optimization. A comparative analysis was conducted between the schedule based on DSM and GA and schedule based on traditional method, the Critical Path Method.
Compared to the CPM method, DSM and GA produce a shorter overall project duration by optimizing task sequences that consider human resource constraints. This research is useful for design projects scheduling with limited resources that can be obtained by using alternative methods other than traditional methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Yuli Saptana
"Kompleksitas proyek EPC yang dikarenakan saling ketergantungan antara aktifitas engineering, procurement dan construction mempunyai tantangan utama dalam mengkoordinasikan aliran informasi dan proses iterasi diantara disiplin engineering yang terlibat. Penerapan concurrent engineering memerlukan suatu sistem untuk meminimalkan terjadinya rework yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dalam pengelolaan aliran informasi engineering. Tesis ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis yang menghasilkan model fitted dengan nilai R2 62% yang menunjukkan hubungan signifikan antara faktor internal dan eksternal terhadap rework. Tesis ini juga mengkaji penerapan concurrent engineering dengan pendekatan Design Structure Matrix (DSM) yang bertujuan untuk meminimalkan rework dengan pengaturan aktifitas proyek.

EPC project complexity with interdependences between engineering, procurement and construction has a major challenge in coordinating the flow of information and iterative process between engineering disciplines. Implementation of concurrent engineering requires a system to minimize the occurrence of rework caused by internal and external factors in the management of the flow of engineering information. With Confirmatory Factor Analysis resulting models fitted R2 62% which showing a significant relationship between internal and external factors with rework. This thesis also examines the application of Concurrent Engineering with Design Structure Matrix (DSM) approach to minimize rework."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Putri Hidayat
"Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kebutuhan tinggi dalam pengembangan industri aviasinya. Sekitar 270 juta penumpang diprediksikan untuk terbang dari dan dalam Indonesia pada tahun 2034, yaitu tiga kali lipat lebih besar dibandingkan kondisi pasar sekarang ini. Karena kompleksitas yang cukup tinggi dari proyek pengembangan pesawat terbang, manajemen untuk proyek desain pesawat terbang buatan Indonesia yang baik perlu dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penjadwalan proyek desain struktur sayap pesawat terbang buatan Indonesia dengan membandingkan Design Structure Matrix DSM dan Critical Path Method CPM.
Hasil penjadwalan dengan alokasi sumber daya menggunakan metode CPM dapat menghasilkan durasi penjadwalan yang lebih pendek. Sedangkan, metode DSM dapat menunjukkan skenario-skenario pada berbagai kejadian proyek. Kombinasi dari kedua metode ini dapat digunakan untuk menghasilkan penjadwalan proyek desain struktur sayap pesawat turboprop yang lebih baik.

As an archipelagic country, Indonesia has a high needs for its aviation development. About 270 million people are predicted to fly from and within Indonesia in 2034, which is three times larger than current market conditions. Due to the complexity of aircraft development projects, management of a well designed Indonesian aircraft design project needs to be implemented.
The purpose of this research is to analyze the scheduling of aircraft wing structure design project made in Indonesia by comparing the Design Structure Matrix DSM and Critical Path Method CPM.
Results from resource allocation using the CPM method can yeild shorter project durations. Meanwhile, the DSM method can show scenarios on various condition. The combination of these two methods can be used to generate a better schedule for aircraft wing structure design project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swasono Widi Handoko
"Pengukuran reliabilitas telah digunakan dalam beberapa metoda non deterministik pada network penjadwalan pelaksanaan konstruksi.
Dalam tesis ini penulis membandingkan dan mengevaluasi dua metoda non deterministik yaitu: (1) Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan (2) Monte Carlo Simulation (MCS). Untuk membandingkan kedua metoda tersebut maka keduanya digunakan dalam penyelesaian satu kasus dalam proyek konstruksi struktur bawah anjungan lepas pantai (offshore platform jacket) yang memiliki 14 paket kegiatan dalam network .
Hasil yang diperoleh dari setiap metoda dibandingkan dan dievaluasi berdasarkan atas fungsi keberhasilan/ reliabilitasnya. Penulis mendapatkan bahwa metoda PERT merupakan metoda yang Iebih sederhana dan menghasilkan durasi pelaksanaan yang lebih optimistik, sedangkan metoda MCS menghasilkan waktu yang relatif lebih lama/ konservatif.
Sebelum melakukan evaluasi metoda non deterministik, per1u dibuat perencanaan dan penjadwalan konstruksi. Secara spesifik, perencanaan dan penjadwalan konstruksi mencakup proses penetapan lingkup proyek, perumusan struktur hierarki proyek, perumusan kegiatan, pengaturan sumber daya, identifikasi durasi dan penentuan Iogika ketergantungan antar kegiatan, serta perhitungan durasi proyek. Lintasan kritis, yang dalam pengertian lain dikatakan sebagai durasi proyek, merupakan lintasan pada suatu network yang melintasi kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga jumlah durasinya merupakan yang terpanjang.
Dalam penjadwalan pada pelaksanaan konstruksi struktur bawah anjungan lepas pantai diperoleh lintasan kritis adalah sebagai berikut: Rolling Cans- F-030; Splice Legs- F-050; Lay out Legs -F-070; Install Braces- F-080; Install Elevation- F-100; Install Appurtenance Prior to Roll up- F-110; Roll up & Welding Out- F-120; Fabrication Complete- F-130; Painting- F-140; dan Load Out & Tie Down- F-150.

Reliability measurement was used in several non-deterministic methods for construction project networking.
In this study, the writer compare and evaluate two non-deterministic methods: (1) Program Evaluation and Review Technique (PERT), and (2) Monte Carlo Simulation (MCS). To compare the two methods the writer solved a case study of offshore platform jacket construction, which has 14 activity packages in a network, by using each of the methods.
The results obtained by each method were compared and evaluated based on the survival function/ reliability. The writer found that PERT is the simplest method and yield the more optimistic result, while MCS produce conservative result.
Before evaluating the probabilistic methods, a Construction Planning and Scheduling should be generated. As specific, the CPS comprises of determine project scope; formulate Work Breakdown Structure; formulate activities; estimate resource allocation; determine activity duration and sequence logic activities; and finally calculate project duration. Critical path, calls as project duration, is the sequential combination of activities and relationships from project start to finish that requires the longest time to complete.
The results obtained by the CPS were critical path activities of the offshore platform jacket that comprise of Rolling Cans- F-030; Splice Legs-F-050; Lay out Legs -F-070; Install Braces- F-080; Install Elevation- F-100; Install Appurtenance Prior to Roll up- F-110; Roll up & Welding Out- F-120; Fabrication Complete- F-130; Painting- F-140; and Load Out & Tie Down- F-150."
2001
T2664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Cesara
"ABSTRAK
Perancangan penjadwalan proses dilakukan dengan mengoptimalkan alokasi sumber daya manusia ke beberapa tugas dalam proyek dengan beberapa kendala nyata untuk mencapai tujuan, yaitu meminimasi makespan proyek, yang berarti meminimasi waktu peluncuran produk pula. Dengan demikian produk dapat lebih kompetitif dibanding pesaing di pasaran. Dalam kasus bisnis nyata, meski tugas sudah dialokasikan untuk pekerja yang optimal, pengerjaan ulang masih bisa terjadi karena ketidakpastian. Untuk mengantisipasi masalah tak terduga ini, metode tumpang tindih tugas diusulkan dalam penelitian ini untuk mengurangi makespan proyek setelah alokasi pekerja dioptimalkan.Metode tumpang tindih tugas memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan lebih banyak koordinasi dan interaksi antara pekerja yang melakukan setiap tugas yang tumpang tindih. Penelitian ini menekankan desain aktivitas overlap tumpang tindih dalam perancangan proses berdasarkan Dependency Structure Matrix DSM . DSM-pekerja dapat menghadapi kekurangan tugas yang tumpang tindih karena klaster pekerja dapat diidentifikasi. Pekerja yang berasal dari klaster yang sama memiliki lebih banyak koordinasi dan interaksi satu sama lain. Diharapkan para pekerja yang ditugaskan pada tugas tumpang tindih berasal dari kelompok yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan alokasi pekerja untuk mendapatkan hasil makespan proyek yang optimal dan menciptakan klaster pekerja dari DSM-pekerja untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang dapat tumpang tindih dalam desain proses.

ABSTRACT
Design process scheduling is conducted by optimizing human resources or workers allocation to several tasks in project with several real constraint to achieve the objective, minimizing the project makespan. Minimizing the project makespan means minimizing the product launching time too. Thus their product could be more competitive than competitor in market. In real business case, despite the tasks are already allocated to the optimal workers, rework still can happen because of the uncertainty. The rework can lead to unexpected extra time consumption. To anticipate this unexpected problem, tasks overlapping method is proposed in this research to reduce the project makespan after worker allocation.However the task overlapping method has a drawback, it requires more coordination and interaction between workers who conduct each of overlapping tasks. This research emphasize overlapped design schedule in a design process based Dependency Structure Matrix DSM . Worker DSM is used to encounter the task overlapping rsquo s drawback. Worker DSM could identify worker cluster. Workers who come from same cluster have more coordination and interaction to each other. It is expected workers who assigned on tasks overlapped are from same cluster. This research rsquo s intention is to provide the workers allocation to obtain optimal project makespan result and create worker clustering from worker DSM to identify the tasks that can be overlapped in design process."
2018
T49199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Susanto
"Konsep nilai hasil adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengkur kinerja suatu proyek. Kinerja yang diukur adalah dari segi biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Konsep ini diterapkan pada proyek yang dilakukan PT X dengan tujuan mendapatkan evaluasi dari kinerja manajemen proyek PT X.
Penelitian ini dilakukan pada proyek PT X yang berlangsung dari bulan Desember 2006 dan berakhir pada bulan Juni 2007. Penelitian ini melewati tiga tahap. Pada tahap pertama, Penulis mengumpulkan data berupa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proyek. Kemudian pada tahap berikutnya, Penulis membuat anggaran biaya yang dikeluarkan dalam proyek. Pada tahap ketiga yaitu tahap analisis, penulis melakukan analisis kinerja proyek dengan menggunakan indikator SPI dan CPI.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara umum kinerja proyek dari sisi penggunaan biaya sudah baik. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar kegiatan proyek yang memiliki CPI>1. Namun, kinerja proyek dari sisi ketepatan sesuai jadwal yang direncanakan kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar kegiatan proyek yang memiliki SPI.

Earned value technique is a concept that is used to measure project performance. Performance measured is from the side of cost and project finished time. This concept is implemented in Project that is performed by PT X with aim to gain evaluation of project performance.
This research is done in project of PT X which was held from December 2006 and end in June 2007. This reasearch is done through three step. In the first step, researcher collect data like all cost that is used in tha project. Then in the next step, researcher make budget of the cost that is used in the project. In the third step, analysis step, researcher doing project performance analysis using SPI and CPI as indicator.
Data tabulation showed that as a general performance of the project from the side of cost is well-done. Almost all acticities in the project have CPI>1. However, project performence in schedule working is not too good. Almost all acticities in the project have SPI>1. Big amount of vost overrun is effected by eqpt purchase and eqpt rental activities. Late project finishing is caused by almost all activities in project is late done.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Prapurandina
"Perubahan peraturan terkait batas penggunaan bahan pengawet metilisotiazolinon (MI) dan metilkloroisotiazolinon (MKI) dalam formula kosmetika telah disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (Badan POM). Perubahan ini diupayakan demi memastikan mutu dan keamanan produk dalam rangka mencegah kasus alergi kontak dermatitis di Indonesia. Sementara itu, metode analisis yang tersedia di Badan POM hanya untuk menganalisis MI secara KCKT-UV dan belum ada yang memfasilitasi analisis simultan MI dan MKI pada produk kosmetika. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode analisis MI dan MKI dalam produk kosmetika secara simultan menggunakan teknik ekstraksi matrix solid-phase dispersion (MSPD) dilanjutkan dengan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM) yang optimum dan valid serta mendapatkan data perbandingan hasil validasi dan penetapan kadar MI dan MKI antara metode KG-SM dengan KCKT-UV. MI dan MKI diekstrak dari dalam sampel kosmetika menggunakan teknik MSPD dengan alumina sebagai sorben padat dan etil asetat sebagai eluen. Pasir kuarsa sebagai sorben lokal dari Indonesia walau bukan merupakan sorben terpilih tetapi terbukti memiliki kemampuan untuk digunakan pada proses ekstraksi senyawa kimia. Setelah terisolasi, MI dan MKI tersebut dianalisis menggunakan KG-SM yang dilengkapi dengan kolom kapiler DB-5MS. Hasil uji validasi memenuhi kriteria keberterimaan baik untuk kosmetik non bilas dan bilas dimana perolehan kembali MI dan MKI antara 97,87-103,15 %, simpangan baku relatif (SBR) di bawah 11%, dan batas kuantitasi (LOQ) MI dan MKI untuk kosmetika non bilas berturut turut adalah 0,96 µg/mL dan 1,95 µg/mL. Sementara untuk kosmetika bilas nilai LOQ nya adalah 0,56 µg/mL untuk MI dan 1,49 µg/mL untuk MKI. Hasil tersebut, jika dibandingkan dengan metode KCKT-UV, menunjukkan bahwa metode KG-SM lebih sensitif dan selektif.  Saat diaplikasikan pada sampel kosmetika, metode KG-SM memiliki potensi digunakan untuk memonitor ketidaksesuaian pelabelan MI dan MKI pada daftar komposisi produk kosmetika dibandingkan dengan KCKT-UV walau secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua metode tersebut.

The regulation amendment regarding the permitted limit for methylisothiazolinone (MI) and methyhlchloroisothiazolinone (MCI) preservative in cosmetic formula has been promulgated by Indonesian Food and Drug Authority (Indonesian FDA). This amendment is to ensure consumer safety and product quality in order to prevent allergic contact dermatitis case in Indonesia. Meanwhile, analytical method that available in Indonesian FDA only facilitate MI analysis using HPLC-UV method and analytical method for investigating MI and MCI simultaneously in cosmetic products has not yet been developed. The aim of this study is to develop the simultaneous analytical method for MI and MCI by using MSPD as an extraction technique followed by gas chromatography tandem mass spectrometry (GC-MS) in cosmetic products and to obtain comparative results of validation and assay studies of MI and MCI between GC-MS and HPLC-UV methods. The MI and MCI were extracted from cosmetic sample by using matrix solid-phase dispersion technique with alumina as solid sorbent and ethyl acetate as eluent. Quartz sand from Indonesia, though was not chosen as sorbent, has been proven as a prospective sorbent to be applied in the extraction process. After being isolated, MI and MCI from the samples were analyzed using GC-MS equipped with DB-5MS capillary column. This analysis method for both leave-on and rinse-off cosmetic showing MI and MCI recoveries between 97.87-103.15 %, relative standard deviation (RSD) value lower than 11%, and limit of quantitation (LOQ) for leave-on product is 0.96 µg/mL and 1.95 µg/mL and for rinse-off products 0.56 µg/mL and 1.49 µg/mL for MI and MCI, respectively. Hence, this purposed analytical method for determining MI and MCI in cosmetic products complied the validation acceptance criteria and was more sensitive and specific compared to HPLC-UV validation result. When GC-MS method was applied to analyze cosmetic samples, it indicated a potency to monitor inappropriate labeling of MI and MCI in cosmetic product ingredient list compared to HPLC-UV method though there is no significant differences between those two methods statistically."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Wulandari
"ABSTRAK
Produksi pesawat terbang sendiri menjadi sangat penting untuk memfasilitasi banyaknya penumpang pesawat terbang di Indonesia. Indonesia memiliki sejumlah insinyur pesawat dalam membuat dan merancang komponen utama pesawat terbang yang kompleks. Namun, banyak insinyur pesawat Indonesia yang lebih memilih bekerja pada produsen pesawat dunia, termasuk para insinyur pesawat baru. Hal ini menyebabkan sumber daya manusia dalam mendesain pesawat di Indonesia menjadi terbatas. Desain pesawat terbang yang sangat kompleks dan jumlah sumber daya manusia yang terbatas membutuhkan manajemen proyek yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan penjadwalan berdasarkan CPM dan CCPM untuk proses desain struktur ekor pesawat terbang berdasarkan sumber daya yang terbatas. Hasil analisis perbandingan menunjukan bahwa penjadwalan CPM dan CCPM memiliki ruang lingkup dan kualitas yang sama. Dalam constraint penjadwalan, CPM memiliki proses perhitungan yang lebih sederhana dibandingkan CCPM. Penjadwalan CCPM dapat lebih dapat meminimalisasi biaya, menggunakan sumber daya manusia lebih optimal, dan dapat lebih mengantisipasi risiko dibandingkan penjadwalan CPM.

ABSTRACT
AbstractThe production of the aircraft in Indonesia becomes very important to facilitate many passengers of airplanes in Indonesia. Indonesia has a number of aircraft engineers in making and designing the main components of a complex aircraft. However, many Indonesian aircraft engineers prefer to work on the world 39 s aircraft manufacturers, including new aircraft engineers. This causes the human resources in designing of aircraft in Indonesia to be limited. The design of a very complex aircraft and the limited number of human resources requires good project management. This study aims to analyze scheduling comparisons based on CPM and CCPM for the design process of tailplane structure based on limited resources. The result of comparison analysis shows that the scheduling of CPM and CCPM have the same scope and quality. In the scheduling constraint, CPM has a simpler calculation process than CCPM. CCPM scheduling can further minimize costs, use more optimal human resources, and be more risk anticipating than CPM scheduling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>