Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Unggul Sudrajat
"This descriptive-qualitative research looked at the toponym of Battangan village which is located under Sumenep Regency, Madura. The data were drawn from library research and interviews. The data were analysed using hermeneutic approach. The research result shows that the story about the origin of Batangan village reveals three identities of the local society which cannot be separated from the Madurese culture. The three identities are Islamic spirit, moral, and the characteristics of the local society."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
400 JANTRA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In general, the difference between qualitative and quantitative research can
be seen from the characteristics of data used (measured versus observed), data
collection methods (structured interview versus in-depth interview, participant
observation), and clearly, from the method of analysis. Example is quantitative
research with quantitative guidance (level of significance in hypothesis measuring,
factor analysis in creating construct validity estimation of a variable measuring,
and so on). Indeed, we need to analyze some of the questions related with the
differing between both, that include: do all qualitative research are researches
which emphasized in subjectivity and reflexivity? Do all qualitative research
emergent or exploratory in nature? Do all qualitative research ideographic in
nature? Isn?t there one research that nomothetic? How about the results found
using proposition from the perspective of social construction of reality? Some of the
answers from the questions above will be discussed in this article."
[Universitas Kristen Petra Surabaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Afiyanti
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014
610.730 72 YAT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Afiyanti
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014
610.730 72 YAT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam dua dekade lalu, jumlah peneliti yang menggunakan metode kualitatif untuk meneliti berbagai aspek dalam komunikasi organisasi semakin meningkat . dalam tulisan ini akan dibahas isu-isu dan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan perseptif kritis dalam penelitian kualitatif."
302 WACA 5:17 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Salim Ruhana
"Publik telah banyak berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama di Indonesia yang menjadi isu kebijakan publik. Partisipasi publik itu beragam jenis dan tingkat kontribusinya, mulai dari sekadar diundang, terlibat hingga inisiatif mengerjakan sendiri suatu isu publik. Pertanyaannya, sejauhmana kualitas partisipasi publik telah dilakukan? Dengan menggunakan kerangka teori partisipasi publik, penelitian kualitatif dengan deskriptif-analitik ini menunjukkan bahwa partisipasi kolaboratif dan pemberdayaan lebih sejalan dengan upaya demokratisasi kehidupan publik. Penelitian ini mendorong partisipasi publik yang lebih luas dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama."
Jakarta: Kementerian Agama, 2019
297 JPKG 42:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Edi Eskak
"Solidarity is an important matter for the Indonesian nation with its diversity. This study reveals the values of solidarity embedded in the motifs of Indonesian batik motifs. This study aims at enriching knowledge about Indonesian batik and raising awareness about the importance of national solidarity. This descriptive qualitative research has found 29 batik motifs that conserve noble values of solidarity, such as Kotak Nan Rancak, Sekar Jagad, Kaledo, Kuda Kupang, and Tambal Ukir. The values of solidarity embedded in the batik motifs are among others diversity, helping each other, togetherness, tolerance, acculturation, harmony, unity, brotherhood, and harmony in community life. Understanding and actualization of these values will strengthen the existence of the Republic of Indonesia."
D.I. Yogyakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
400 JANTRA 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elva Yusanti
"Mitos menjadi salah satu acuan masyarakat Pulautemiang, Jambi, dalam beraktivitas dan bersosialisasi. Mitos yang diyakini umumnya berkaitan dengan tradisi kehamilan, kelahiran, kemasyarakatan, dan keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi mitos bagi masyarakat Pulautemiang, Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta memanfaatkan teori mitos yang dikemukakan
Bastian dan Mitchell. Menurut Bastian dan Mitchell, fungsi mitos terdiri atas fungsi primer yang berkaitan dengan sistem sosial dan budaya, serta fungsi sekunder yang berkaitan dengan hal-hal di luar logika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos berfungsi sebagai sarana sosial dan ritual, serta sarana penyembuhan dan pembaruan.

Myth is one of the references of the Pulautemiang society, Jambi, in their activities and socialization. The myths believed by the society generally are related to the traditions of pregnancy, birth, community, and religion This study aims to describe thefunction of myth for the people of Pulautemiang, Jambi. This research used qualitative method and also myth theory proposed by Bastian and Mitchell. According to Bastian and Mitchell, the function of myth consists of primary function which is related to social and cultural system and secondary function which is related to unlogical things. The result of the study shows that myth functions as social and ritual means, as well as healing and renewal.Keywords:myth, function of myth, Pulautemiang, Jamb"
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Subair
"Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan fokus kajian pada memori kolektif masyarakat Bugis tentang perjumpaan Islam dan tradisi lokal. Dengan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen, penelitian ini memperlihatkan bahwa tradisi mallappessang olok-kolok ternyata memicu kontroversi dalam masyarakat. Realitas tradisi berbasis cerita lisan masyarakat ini kemudian dianalisis secara naratif. Mallappessang olok-kolok adalah tradisi “tolok bala” yaitu cara lokal yang dilakukan sebagai aksi pencegahan terhadap bahaya bencana. Contoh praktik Tolak bala Mallappessang olok-kolok dalam masyarakat Bugis adalah dengan cara melepas hewan di hutan dalam rangka mengharapkan kesembuhan dari suatu penyakit. Ternyata ada yang memandang tradisi itu sebagai hal yang bertentangan dengan Islam dalam aspek kesinambungannya dari animisme, dinamisme dan pelaksanaannya yang dinilai tidak masuk akal. Pada sisi lain, ada juga kelompok yang menganggap mallappessang olok-kolok sebagai tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam. Seperti melepas hewan di hutan untuk memberi makan hewan buas dimaknai masyarakat Bugis sebagai ungkapan persahabatan manusia dengan alam, melepas hewan dapat menjadi pengikat hubungan dengan leluhur melalui tata-cara pelaksanaannya yang disesuikan dengan petunjuk leluhur, dan melepas hewan di hutan juga menjadi pengikat kebersamaan yang ditandai dengan keikutsertaan keluarga, kerabat, dan tetangga dalam proses pelaksanaannya. Narasi perbedaan cara pandang ini kemudian bergulir menjadi diskusi atau dialog antara Islam dan budaya lokal yang kemudian berdampak pada lahirnya tradisi penghormatan terhadap keberadaan tradisi tersebut. Dialog Islam dan budaya lokal merupakan tanda kemajuan pemikiran masyarakat Islam yang tidak sekedar menerima tradisi sebagai warisan, tetapi juga sebagai ilmu pengetahuan yang berdampak pada penguatan hubungan manusia dengan alam.

This article presents the findings of a qualitative research study that delves into the collective memory of the Bugis community concerning the intersection of Islam and local traditions. Collecting data through observation, interviews, and document analysis, this study shows that the Mallappessang olok-kolok (Releasing animals) tradition has sparked controversy in the community. The study analyzed the oral storytelling-based community’s tradition narratively. Mallappessang olok-kolok constitutes a “tolok bala” tradition, a local ritual designed for averting disasters. The Bugis society practices it by releasing animals into the forest to hope for healing from an illness. Some view the practice as contrary to Islam’s continuity from animism and dynamism and its implementation as unreasonable. On the other hand, others consider the tradition adheres to Islamic teachings. Releasing animals into the forest to feed wild animals expresses human harmony with nature. The act is also viewed as bonding with ancestors, following ancestral guidelines, and fostering community unity as families, relatives, and neighbors actively participate in the ritual. The narrative of this different perspective then rolls into a discussion or dialogue between Islam and local culture, which then impacts the existence of respect for the presence of these traditions. The conversation between Islam and local culture is a sign of progress in the thought of Islamic society that accepts traditions as heritage and science impacting on strengthening human relations with nature."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2023
900 HAN 7:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>