Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianah
"Tingginya penggunaan perangkat bergerak seperti smartphone atau tablet untuk mengakses internet menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perpustakaan untuk memperluas fitur layanan digital. Salah satu bentuk layanan digital potensial yang dapat diimplementasikan oleh Perpustakaan TSM adalah aplikasi perpustakaan atau mobile library application berbasis Android. Pengembangan aplikasi perpustakaan berbasis Android sebagai upaya implementasi fungsi Perpustakaan TSM sebagai penyedia informasi bagi seluruh sivitas akademika akan menjadi salah satu langkah maju, sekaligus mengangkat citra Perpustakaan TSM sebagai model perpustakaan yang mampu berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terkini. Tersedianya aplikasi Perpustakaan TSM berbasis Android di Google Play Store yang dapat dibagikan melalui beberapa media sosial seperti Facebook, Google+, Line, Path, Skype, Twitter, WhatsApp merupakan promosi yang efektif untuk menjangkau seluruh sivitas akademika tanpa terkendala ruang dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses terhadap basis data Perpustakaan TSM perlu dikembangkan lebih lanjut dengan menerapkan konsep aplikasi perpustakaan berbasis Android dengan tujuan utama menjangkau pengguna yang sebagian besar merupakan generasi internet."
Jakarta: Perpustakaan Nasioanl RI , 2017
020 VIS 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wulandari
"Generasi yang tumbuh dan berkembang saat ini dibesarkan dalam dominasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut sebagai internet atau net generation. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet menyebabkan mereka lebih menggunakan internet sebagai sumber informasi dibandingkan perpustakaan. Dari berbagai survey ditemukan bahwa net generation mengakui pentingnya perpustakaan sebagai sumber informasi, tetapi bagi mereka internet lebih menjanjikan kemudahan penggunaan dan kecepatan akses. Perpustakaan perlu melakukan pengembangan perpustakaan dari sisi teknologi informasi, fasilitas fisik, koleksi maupun layanan perpustakaan sesuai dengan karakteristik net generation agar mereka mau melirik dan tertarik untuk datang ke perpustakaan."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2011
020 VIS 13:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaludin
"Advances in information and communication technology these days has affected to the librarys collection. Todayâ??s [U1] library collection is not only in printed media such as books and journals but also in the non printed media. As these changes, this study aims to determine the management of multimedia collections in Technical Implementation Unit for Technological Informasion Division - Indonesian Institute of Sciences library. From the reserach results revealed that the multimedia collection owned by the libraries is 208 titles. The procurement of multimedia collection is done by self-producing. Multimedia collection processing has been carried out in accordance with cataloging rules, but to date this research, the number is still as many as 117 titles. For further purpose, a video corner has been provided, for the visitors play the collection of packaging VCD/DVD with a video player. There is no lending policies of multimedia collection to be taken home by the visitors"
Bogor: Perpustakaan IPB, 2014
020 JPI 13:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianah
"Pendahuluan.Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe mobile library application sebagai model rekomendasi untuk diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan akses informasi bagi pengguna melalui perangkat smartphone. Penelitian ini mengambil kasus di Perpustakaan Trisakti School of Management yang menggunakan perangkat SLiMS sebagai aplikasi perpustakaan.Metode penelitian.Penelitian ini menggunakan pendekatan software engineering dengan paradigma prototyping yang mengadopsi dari Laudon & Laudon (2016), terdiri dari identifikasi kebutuhan dasar, pembangunan prototipe, penggunaan prototipe, perbaikan dan peningkatan prototipe. Data analisis. Rekayasa perangkat lunak menggunakan sistem operasi Android.Hasil dan Pembahasan.Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa ada enam kebutuhan dasar utama dari mobile library applicationyang dapat diimplementasikan di Perpustakaan TSM, meliputi katalog online, info akun perpustakaan, peminjaman, perpanjangan, reservasi, dan jurnal. Dengan menggunakan prototipe, pengguna dapat melakukan 8 task, meliputi login, melihat personal library account, perpanjang, pencarian buku, peminjaman, reservasi, pembatalan reservasi dan pencarian jurnal. Hasil pengujian akhir menunjukkan bahwa semua fungsi prototipe berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan fungsi. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini berhasil mengembangkan prototipe mobile library applicationyang dapat dijadikan sebagai model yang layak untuk diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi, khususnya Perpustakaan TSM."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2019
020 VIS 21:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sahid Ridho
"Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi menjadi tantangan untuk menyediakan layanan tersebut di Indonesia. VSAT Ku-Band salah satu teknologi yang dapat digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia. VSAT Ku-Band memiliki ukuran yang lebih kecil dan harga yang terjangkau dibandingkan VSAT C-Band dengan power penerima yang lebih kecil namun kapasitas kecepatan internetnya yang lebih besar. VSAT Ku-Band memiliki kelemahan dimana amat rentan terhadap gangguan cuaca khususnya hujan dan melemahnya sinyal satelit pada daerah batasan kerja satelit. Antena VSAT Ku-Band salah satu perangkat yang menentukan ketahanan dan kualitas sinyal yang didapatkan. Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena horn sebagai pencatu parabola pada kanal Ku-Band untuk mendapatkan gain yang tinggi pada aplikasi VSAT Ku-Band. Pencatu horn dirancang menggunakan wire medium berbentuk persegi yang diletakkan di dalam antena dan penambahan bagian pada awal aperture horn untuk meningkatkan parameter gain antena. Pada penelitian ini dilakukan studi literatur untuk mempelajari teori pendukung, simulasi pada CST Microwave Studio, fabrikasi dan pengukuran untuk memvalidasi kinerja dari antena tersebut. Dari penelitian ini telah didapatkan desain antena VSAT Ku-Band untuk frekuensi kerja 10,7-14,5 GHz dengan polarisasi linear, VSWR pada frekuensi kerja penerima 1,5 dan VSWR pada frekuensi kerja pengirim max 1,3 kemudian gain pada frekuensi kerja penerima 38 dBi dan gain pada frekuensi kerja pengirim 42 dBi.

The development of information and communication technology is a challenge to provide these services in Indonesia. VSAT Ku-Band is a technology that can be used in an archipelago such as Indonesia. VSAT Ku-Band has a smaller size and an affordable price compared to VSAT C-Band with smaller receiver power but greater internet speed capacity. VSAT Ku-Band has a weakness where it is very vulnerable to weather disturbances, especially rain and weakening of satellite signals in satellite boundaries. Ku-Band VSAT antenna is a device that determines the resistance and quality of the signal obtained. In this study the design of horn antennas as a satellite dish on the Ku-Band channel to get high gain in the Ku-Band VSAT application. Horn feeders are designed using a rectangular wire medium placed inside the antenna and the addition of parts at the beginning of the aperture horn to increase the antenna gain parameters. In this research, a literature study was conducted to study supporting theories, simulations on CST Microwave Studio, fabrication and measurements to validate the performance of the antenna. From this research, a Ku-Band VSAT antenna design has been obtained for a working frequency of 10.7-14.5 GHz with linear polarization, VSWR at the working frequency of the receiver is 1.5 and VSWR at the maximum working frequency of the sender is 1.3 then the gain is at the working frequency of the receiver 38 dBi and the gain at the sender's working frequency is 42 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi telekomunikasi nirkabel terus berkembang. Diawali dengan kehadiran teknologi NMT dan AMPS yang menitikberatkan kepada komunikasi suara, diikuti dengan kemunculan teknologi GSM maupun CDMA yang merupakan awal dari sistem komunikasi digital dengan diperkenalkannya layanan pesan singkat dan layanan data kecepatan rendah, saat ini masyarakat Indonesia sudah dapat menikmati layanan 3G dan 3,5G. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan proyeksi pelanggan telepon bergerak seluler dengan menggunakan analisis runtun waktu. Hasil analisis terhadap jumlah pelanggan masa lalu menghasilkan proyeksi jumlah pelanggan pada rentang 2013 sampai dengan 2018 berturut-turut sebanyak 312.985.951, 341.129.729, 366.555.056, 389.261.933, 409.250.358, 426.520.331. Jumlah tersebut sedikit berbeda dibandingkan dengan hasil proyeksi berdasarkan proyeksi teledensitas seluler dan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan perbedaan maksimum sebesar 0,51%."
000 BPT 12:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christiany Juditha
"Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini menjadi bagian dari masyarakat modern, tetapi tidak demikian pada masyarakat tradisional seperti suku Bajo. Bajo merupakan suku di Indonesia yang unik karena tinggal dan mencari nafkah di laut, sederhana dan tidak mudah menerima pengaruh dari luar wilayahnya. Mengadopsi sesuatu hal baru (difusi inovasi) termasuk TIK bukan perkara gampang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Banyak kendala yang dialami seperti kearifan lokal yang dianut. Padahal penguasaan TIK akan membantu peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang difusi inovasi TIK pada nelayan tradisional Bajo di Wakatobi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan penelitian ini terdapat dua kelompok adopter. Kelompok pertama adopter TIK (telepon selular), jumlahnya sangat sedikit, terdiri dari nelayan berpenghasilan tinggi yang disebut Ponggawa (pemilik kapal/rnodal), Kelompok ini mas uk kategori late majority. Alasan mereka menerima inovasi ini karena pertimbangan ekonomi (bisnis perikanan). Kelompok kedua adalah nelayan biasa dan awi (nelayan yang bekerja kepada Ponggawa) yang mengetahui atau belum mengetahui tentang telepon selular dan tidak pernah menggunakannya. Sebagian besar nelayan Bajo di desa Mora Selatan masuk kelompok kedua ini dengan kategori laggards atau kelompok kolot karena masih tradisional, wawasan terbatas, bukan opinion leaders dan sumber daya terbatas. Kelompok ini cenderung lama dalam menerima inovasi ini karena sistem sosial yang ada (struktur sosial, sistem norma, budaya) dan TIK belum rnenjadi fungsional bagi rnereka. Sernentara untuk TIK lainnya (komputer dan internet) sebagian besar kelornpok pertama rnaupun kedua belurn rnengadopsinya dan rnasuk kategori laggards."
Puslitbang Aptika IKP Balitbang SDM Kominfo, 2016
384 JPPKI 7:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Affi Astari Purnama
"Perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi turut mendorong kegiatan komunikasi pengawasan yang berlangsung dalam era digital. Melalui pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk menggali bentuk komunikasi pengawasan virtual yang didasarkan pada Konsep Komunikasi Pengawasan Katz and Kahn yang membagi komunikasi pengawasan dalam bentuk upward dan downward communication. Dari hasil wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi pengawasan dalam konteks virtual tetap berlangsung secara dua arah baik dalam bentuk upward communication maupun downward communication. Melalui terapan teknologi, komunikasi pengawasan dapat berlangsung lebih efektif dan efisien serta difungsikan sebagai alat kontrol kinerja bawahan dan menumbuhkan disiplin bawahan layaknya sebuah bentuk panopticon dalam konteks virtual.

The development of information and communication technology also encourages supervisory communication activity in the digital era. Through a qualitative approach and case study strategy, this study aims to explore the form of supervisory communication in virtual context based on the Katz and Kahn concept which divides the supervisory communication in the form of upward and downward communication. Through in-depth interviews and observations, the results of this study showed that the supervisory communication in the virtual context still take place in both directions in the form of upward communication and downward communication. Through applied technology, it is also can take place more effectively and efficiently. Supervisory communication in a virtual context can be functioned as tool to control a subordinate performance. It is also fostering subordinate discipline like a form of panopticon in a virtual context."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Febrina Ernungtyas
"Aplikasi komunikasi mobile telah diterima dan digunakan secara luas seiring dengan tingginya adopsi smartphone. Penelitian ini menjelaskan penerimaan teknologi komunikasi berbasis aplikasi berdasarkan perspektif bukan pengguna. Penerimaan teknologi komunikasi diamati berdasarkan 13 variabel yaitu (1) perlakuan/treatment berupa membaca review dan atau mencoba aplikasi, (2) norma subyektif, (3) perceived behavioral control, (4) perceived usefulness, (5) perceived ease of use, (6) perceived enjoyment, (7) perceived expressiveness, (8) perceived quality, (9) perceived usability, (10) perceived aesthetic, (11) sikap, (12) niat menggunakan dan (13) alasan. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan desain eksplanatoris sekuensial. Pengumpulan data dilakukan dengan eksperimen dan wawancara mendalam. Eksperimen melibatkan 80 partisipan non-pengguna yang terbagi menjadi empat kelompok perlakuan yaitu (1) membaca review aplikasi, (2) mencoba aplikasi melalui smartphone, (3) membaca review dan mencoba aplikasi serta (4) tidak mendapat perlakuan sama sekali. Dengan menggunakan analisis one-way ANOVA dan regresi linear, sebanyak 17 hipotesis terbukti, 10 hipotesis tidak terbukti dan 11 hipotesis tidak dianalisis lebih lanjut karena dua variabel (norma subyektif dan perceved behavioral control) tidak reliabel. Selain itu, dengan menggunakan PLS-SEM, penelitian ini menghasilkan model yang menjelaskan penerimaan aplikasi komunikasi pada kelompok non-pengguna. Data kualitatif menunjukkan konfirmasi pada data kuantitatif. Salah satu temuan pada penelitian ini adalah memberikan stimulus berupa membaca review dan mencoba aplikasi sekaligus secara signifikan mempengaruhi niat menggunakan.

Mobile applications apps have been accepted and used widely as following the high number of the smartphone adoption. This study explains the communication technology acceptance based on non-users perspectives. The communication technology had been observed by 13 variables;(1) treatment as reading app reviews or trying apps, (2) subjective norms, (3) perceived behavioral control, (4) perceived usefulness, (5) perceived ease of use, (6) perceived enjoyment, (7) perceived expressiveness, (8) perceived quality, (9) perceived usability, (10) perceived aesthetic, (11) attitude, (12) intention to use and (13) reason. This study used mixed method with sequential explanatory design. The data collection was conducted by an experiment and an indepth-interview. The experiment involved 80 non-user participants that was divided by four treatment groups (1) reading app reviews, (2) trying smartphone apps, (3) reading app reviews and trying apps and (4) no treatment. One-way ANOVA and linear regression were used to test hypotheses; 17 hypotheses wepre proved, 10 hypotheses were rejected, and 11 hypotheses were not analyzed due to two variables (subjective norms and perceived behavioral control) did not meet reliability threshold. Moreover, PLS-SEM was used to create a model that explains communication application acceptance for non-user apps. Qualitative data confirms the quantitative data. Main result of this study is giving stimuli as reading app reviews and trying apps significantly influences intention to use the mobile communication apps.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2550
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Wadyo P.
"Saat ini dunia sudah memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan (Drucker.P, knowledge based economy atau knowledge economy). Knowledgeeconomy hadirsebagai suatu sistem ekonomi yang dikarakterisasi oleh faktor-faktor seperti globalisasi pasar dan teknologi, demokrasi dari informasi dan ekspektasi, konektifitas universal, intensitas kompetisi yang bersifat eksponensial meningkat, pergeseran penciptaan kekayaan dari uang ke manusia dan knowledge workermarket yang makin bebas. Dalam era tersebut, setiap perusahaan harus selalu belajar dan mengelola pengetahuan yang dimilikinya agar menemukan cara untuk menumbuhkan dan membangun keunggulan sebagai suatu budaya organisasi sehingga mampu untuk terus beradaptasi dan mendapatkan keuntungan.
Ikujiro & Nonaka (ikujiro and nonaka, The Knowledge Creating Company,1995) mengemukakan Dalam teorinya, MODEL SECI , suatu model yang memposisikan pengetahuan sebagai sebuah proses manusiawi yang dinamis, menyangkut pembenaran terhadap keyakinan pribadi atas sesuatu yang diyakini benar adanya. Selanjutnya sebagai dasar yang fundamental dari teori tersebut, memfokuskan perhatiannya kepada aktivitas subyektif alami dari gambaran suatu pengetahuan, seperti komitmen dan kebenaran, yang berakar dari dalam sistem-sistem nilai individu.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa baik informasi maupun pengetahuan adalah kondisi spesifik dan saling terkait yang tergantung kepada situasi serta interaksi sosial antara manusia yang terbentuk secara dinamis dalam suatu populasi seperti organisasi. Penciptaan pengetahuan dalam suatu organisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses dimana organisasi memperbesar penciptaan pengetahuan yang dihasilkan oleh individu sebagai anggota organisasi. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pengetahuan hanya diciptakan oleh individu dan organisasi tidak dapat menciptakan pengetahuan tanpa individu tersebut. Dengan Kesadaran akan hal tersebut harmonisasi antara keberadaan karyawan dan kebutuhan organisasi untuk mencapai sustainability development niscaya dapat terwujud. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>