Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Dewi Rahmayanti
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Silvia Budi Anggarwati
"Kualitas tidur semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia manusia. Latihan fisik berupa senam lansia menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur pada lansia wanita. Desain penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 98 lansia wanita yang mengikuti senam lansia di wilayah Kelurahan Depok Jaya, Depok yang dipilih dengan teknik cluster sampling pada komunitas senam lansia. Kerutinan dalam mengikuti senam lansia diukur dengan daftar hadir senam lansia dan kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis dengan uji t – independen. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor PSQI lansia wanita yang rutin mengikuti senam dengan yang tidak sebesar 2,11 (p<0,001). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk melakukan advokasi ke posbindu yang belum menerapkan kegiatan senam lansia pada wilayahnya dan mendorong para lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin.

Quality of sleep decreases along with the increase of the age of a person. Exercise is one of the ways to increase sleep quality among elderly. The purpose of this study was to examine the relationships between elderly exercise routines and sleep quality among elderly women. The design of this research was Analytic Comparative with Cross Sectional approach. The research involved 98 elderly women that undertook elderly exercise at the administrative village of Depok Jaya, Depok. The respondents were selected with cluster sampling technique in the community of elderly exercise. The routine of elderly exercise was measured by the attendance list and the sleep quality was measured by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The data were analyzed by t- independent. The results showed there is a difference in PSQI scores between elderly women who undertook routine elderly exercise and non-routine for about 2,11 (p<0,001). This research recommends the health practitioner to provide advocacy at posbindu, particularly those that has not implemented elderly exercise and to encourage the elderly to undertook routine elderly exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6%) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p= 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buruk.

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Ep worth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality.The result showed that there was no significant relationship (p= 0.617 : x2= 0.249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality, so further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zuriati Rahmi
"Masalah tidur merupakan masalah yang sering dialami oleh orang dewasa, termasuk perawat yang bekerja dengan sistem shift di ruang rawat inap. Koping adaptif diperlukan untuk mengatasi masalah tidur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran masalah tidur dan strategi koping perawat dalam mengatasi masalah tidurnya. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan melibatkan 106 perawat rawat inap yang diplih dengan cluster proportional sampling di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Modifikasi Specialised Centres of Research Sleep Questionnaire yang digunakan untuk mengukur masalah tidur, sedangkan mekanisme koping perawat diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang bekerja pada unit rawat inap mengalami masalah tidur seperti insomnia (30,2%), sleep apnea (14,2%), restless legs syndrome (10,4%), dan narkolepsi (10,4%). Perawat yang mengatasi masalah tidur dengan koping adaptif sebanyak 50,9%. Pengaturan jadwal shift yang tepat, pengawasan terhadap pelaksanaan jadwal, dan pemilihan koping yang adaptif diharapkan dapat menurunkan prevalensi masalah tidur pada perawat.

Sleeping disorder is common problem for adult, including nurses working shift in the ward. Adaptive coping is needed in handling sleeping disorder. This study aimed to identify sleeping disorder of clinical nurse who work in the ward and their coping strategy with that problem. The descriptive method applied to 106 clinical nurses who work at a hospital in Jakarta. A cluster proportional sampling applied to recruit the respondents. Modified Specialised Centres of Research Sleep Questionnaire used to measure sleeping disorder and a questionnaire that was developed by researcher measured nurses coping to sleeping disorder. Results showed that nurses have problems covered insomnia (30.2%), sleep apnea (14.2%), restless legs syndrome (10.4%), and narcolepsy (10.4%). Nurses who had adaptive coping were 50.9%. An appropriate shift schedule, a proper arrangement of the schedule and a chosen adaptive coping may reduce prevalence of sleeping disorder among nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Matthew
"Tidur adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup, kesehatan, dan rentang usia kita. Tapi, masyarakat abad ke-21 sering kali mengabaikannya. Konsekuensinya menghancurkan: setiap penyakit utama di negara maju—Alzheimer, kanker, obesitas, diabetes—memiliki hubungan sebab akibat yang sangat kuat dengan kurangnya tidur. Sampai baru-baru ini, sains tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan mengapa kita tidur, atau apa manfaatnya, atau mengapa ketidakhadirannya sangat merusak kesehatan kita.
Dibandingkan dengan dorongan dasar lain dalam kehidupan—makan, minum, dan bereproduksi—tujuan tidur tetap sulit dipahami. Dalam buku yang ditulisnya, Profesor Matthew Walker mengeksplorasi dua puluh tahun penelitian mutakhirnya untuk memecahkan misteri mengapa tidur penting. Dengan mengamati semua makhluk dari berbagai penjuru dunia serta melakukan penelitian besar pada manusia, Why We Sleep menyelidiki segala sesuatu mulai dari apa yang sebenarnya terjadi selama tidur REM hingga bagaimana kafein dan alkohol memengaruhi tidur dan mengapa pola tidur kita berubah sepanjang masa, mengubah apresiasi kita terhadap fenomena luar biasa yang melindungi keberadaan kita.
“Mengejutkan, penting... —Guardian “Seorang ilmuwan tidur terkemuka berpendapat bahwa tidur lebih penting bagi kesehatan kita daripada diet atau olahraga.” —The Times"
Jakarta: PT. Gramdeia, 2021
610 WAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dewi Rahmayanti
"Kemoterapi diyakini efektif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun demikian kemoterapi juga menimbulkan efek samping bagi penderita kanker, salah satunya yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran kualitas tidur anak usia sekolah yang sedang menjalani kemoterapi di rumah sakit kanker. Penelitian menggunakan metode potong-lintang dengan melibatkan 40 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisa data menggunakan uji univariat. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor PSQI adalah 7 dari maksimal 21 (95% CI, 6,24–7,76) yang berarti responden memiliki kualitas tidur buruk. Tenaga kesehatan (khususnya perawat) diharapkan dapat melakukan monitoring untuk evaluasi pemenuhan kebutuhan tidur anak kanker.

Chemotherapy is believed to be effective in inhibiting cancer cell growth. However, this therapy has side effects for cancer patients, one of them is sleeping needs disturbance. This study aims to get information about the status of sleep quality in school-age children whom are undergoing chemotherapy at cancer hospital, Jakarta. This study used cross sectional design with 40 participants using total sampling technique. Participants filled the questionnaire consisting of demographic data and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). This study was analyzed using univariate test. The result showed that participants have quality sleep index with average score 7 from total 21 (95% CI, 6.24“7.76). It indicated that participants have poor sleep quality. Health providers (especially nurses) are exp"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Fadillah Sopha
"Stres dan kecemasan merupakan kondisi psikologis yang umumnya dirasakan pasien penyakit ginjal kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis dengan tingkat stres dan kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik cross sectional dengan melibatkan 32 pasien yang baru ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Untuk mengetahui tingkat stres dan kecemasan digunakan Depression Anxiety and Stress Scale. Dengan menggunakan uji kai kuadrat, didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia dan tingkat pendidikan, sedangkan tingkat kecemasan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan status bekerja (p value ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa stres dan tingkat kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis berhubungan dengan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis. Hal ini memunculkan suatu kebutuhan akan adanya asuhan keperawatan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang disesuaikan dengan karakteristik pasien.

Stress and anxiety are psychological conditions that generally occurred on chronic kidney disease patients. This study aimed to determine the relationship between the characteristics of chronic kidney disease patients and the levels of stress and anxiety when was diagnosed to acquire hemodialysis therapy. This study used cross sectional survey method which evaluated 32 patients who were newly assigned to get hemodialysis therapy. To determine the level of stress and anxiety, it was used Depression Anxiety and Stress Scale. Using the chi-square test, it was concluded there was a relationship between the level of stress with age and educational level and the level of anxiety with age, gender, marital status, and work status (p value ≤ 0.05). These results indicated that the differences in levels of stress and anxiety when was diagnosed to acquire hemodialysis therapy was associated with the characteristics of chronic kidney disease patients. So it would cause a necessity of nursing care plan to reduce stress and anxiety based on patients characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dewi Rahmayanti
"ABSTRAK
Kemoterapi sebagai terapi pengobatan kanker diyakini efektif dalam menghambat
pertumbuhan sel kanker. Namun terapi ini juga menimbulkan efek samping bagi
penderita kanker, salah satunya yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan tidur.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran kualitas
tidur pada anak usia sekolah yang sedang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit
Kanker Dharmais. Penelitian ini bersifat cross-sectional dengan melibatkan 40
responden yang diambil dengan teknik total sampling. Responden mengisi
kuesioner berupa data demografi dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI). Penelitian ini dianalisis menggunakan uji univariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rerata skor PSQI 7 dari maksimal 21 (95% CI, 6,24;7,76)
yang berarti responden memiliki kualitas tidur buruk. Tenaga kesehatan
(khususnya perawat) diharapkan dapat melakukan monitoring untuk evaluasi
pemenuhan kebutuhan tidur anak kanker.

ABSTRACT
Chemotherapy as a cancer treatment is believed to be effective in inhibiting
cancer cell’s growth. However, this therapy has side effects for cancer patients,
one of them is sleeping needs disturbance. This study aims to get information
about the status of sleep quality in school-age children whom are undergoing
chemotherapy at “Dharmais” Cancer Hospital, Jakarta. This study used cross
sectional with 40 participants using total sampling technique. Participants filled
out questionnaire consisting of demographic data and the Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI). This study was analyzed using univariate test. The result showed
that participants have quality sleep index with average score 7 from total 21 (95%
CI, 6,24;7,76). It’s indicated that participants have poor sleep quality. Health
provider (especially nurse) are expected to conduct monitoring to evaluate sleep
quality in children with cancer."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azriel Bima Putra Anugrah
"Pasangan pria sesama jenis sering menghadapi stigmatisasi sosial dan budaya, yang dapat merugikan kualitas hubungan mereka. Kualitas hubungan dan komitmen memainkan peran penting dalam kesehatan individu, terutama dalam hubungan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganilisis hubungan antara kedekatan emosional, kualitas tidur, dan kesehatan mental pada Lelaki Seks dengan Lelaki. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 138 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data  menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa kedekatan emosi (p = 0,010) dan kualitas tidur (p = 0,010) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesehatan mental. Rekomendasi penelitian mencakup penerapan pendekatan holistik oleh pelayanan kesehatan, terutama perawat, dengan fokus pada dukungan emosional dan kualitas tidur individu Lelaki Seks dengan Lelaki, serta perkuatan kurikulum pendidikan keperawatan terkait dukungan emosional dan kualitas tidur.

Same-sex male couples often face social and cultural stigmatization, which can adversely impact the quality of their relationships. Relationship quality and commitment play a crucial role in individual health, especially in long-term relationships. The objective of this research is to analyze the relationship between emotional closeness, sleep quality, and mental health in Men who have Sex with Men (MSM). This study employs a quantitative correlational approach with a cross-sectional design, involving a sample of 138 individuals. The research instrument utilizes a questionnaire, and data analysis is conducted using Chi-square. The results reveal a significant association between emotional closeness (p = 0.010) and sleep quality (p = 0.010) with mental health. This study recommends advocate for the implementation of a holistic approach by healthcare providers, particularly nurses, focusing on emotional support and sleep quality for individual MSM. Furthermore, there is a need to enhance nursing education curricula concerning emotional support and sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milda Inayah
"Tujuan: Mengetahui hubungan beban finansial terhadap kualitas hidup pasien kanker yang menjalani terapi radiasi di instalasi radioterapi rumah sakit pusat rujukan nasional Indonesia yang menggunakan JKN.
Metode: Desain penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Data diambil dari rekam medis dan kuesioner yang didalamnya terdapat formulir EORTC QLQ-C30 untuk menilai HRQoL, yang diisi melalui wawancara via telepon pada pasien kanker yang telah menjalani radioterapi di IPTOR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2022 - Maret 2023. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi dan mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografi, klinis, dan ekonomi/beban ekonomi, terhadap HRQoL pasien kanker.
Hasil: Dari analisis bivariat masing-masing variabel independen, didapatkan untuk global health yang secara statistik memiliki hubungan (p>0,25) antara lain usia (p=0,166), jenis kelamin (p=0,090), stadium (p=0,111), pendapatan bulanan (p=0,114), dan skor COST FACIT (p<0,001). Untuk fungsi fisik, yang berhubungan yaitu KPS (p=0,089), OTT (p=0,048), pendapatan (p=0,146), dan skor COST FACIT (p<0,001). Sedangkan fungsi emosional, berhubungan dengan usia (p=0,081), jenis kelamin (p=0,113), KPS (p=0,119), indikasi radiaisi (p=0,188), OTT (p=0,053), OOP (p=0,021), financial catastrophe (p=0,135), dan skor COST FACIT (p<0,001). Hasil analisis multivariat dengan regresi linier didapatkan hanya skor COST FACIT yang memiliki nilai p<0,05 dari analisisi regresi liniernya untuk global health (p<0,001 b=0.443 R2=18,8%), fungsi fisik (p<0,001 b=0,456 R2=20,1%), dan fungsi emosional (p<0,001 b=0,523 R2=34,6%).
Kesimpulan: Toksisitas finansial memilki hubungan yang bermakna dalam menilai HRQoL pasien kanker yang menjalani radioterapi. Pendapatan, OOP, dan financial catastrophe juga dapat dipertimbangkan dan menjadi perhatian dalam mengevaluasi HRQoL dari pasien kanker.

Objective: To determine the relationship between financial burden and the quality of life of cancer patients undergoing radiation therapy at the radiotherapy installation of the national referral hospital in Indonesia that utilizes the National Health Insurance (JKN).
Methods: A descriptive-analytical research design with a cross-sectional method was employed. Data were obtained from medical records and questionnaires containing the EORTC QLQ-C30 form to assess HRQoL, filled out through telephone interviews with cancer patients who had undergone radiotherapy at IPTOR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo from January 2022 to March 2023. An analysis was conducted to identify and understand the relationship between sociodemographic, clinical, and economic/economic burden characteristics with the HRQoL of cancer patients.
Results: From the analysis of each independent variable, it was found that for global health, there is a statistically significant relationship (p>0.25) with age (p=0.166), gender (p=0.090), stage (p=0.111), monthly income (p=0.114), and COST FACIT score (p<0.001). For physical function, the relationship variables are KPS (p=0.089), OTT (p=0.048), income (p=0.146), and COST FACIT score (p<0.001). Meanwhile, emotional function related to age (p=0.081), gender (p=0.113), KPS (p=0.119), radiation indication (p=0.188), OTT (p=0.053), OOP (p=0.021), financial catastrophe (p=0.135), and COST FACIT score (p<0.001). The results of multivariate analysis with linear regression show that only the COST FACIT score has a p-value <0.05 from its linear regression analysis for global health (p<0.001 b=0.443 R2=18.8%), physical function (p<0.001 b=0.456 R2=20.1%), and emotional function (p<0.001 b=0.523 R2=34.6%).
Conclusion: Financial toxicity is significantly related to assessing the HRQoL of cancer patients undergoing radiotherapy. Income, OOP, and financial catastrophe should also be considered and given attention when evaluating the HRQoL of cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>