Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Sri Handayani
"Anak merupakan aset berharga suatu bangsa karena merupakan generasi penerus. Perhatian yang kurang akibat kesibukan orang tua yang bekerja menyebabkan anak berisiko mengalami penyimpangan tumbuh kembang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara jenis pola asuh, status bekerja, dan waktu bekerja orang tua bekerja dengan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Penelitian potong lintang ini melibatkan sampel 73 responden yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Sampel dipilih menggunakan stratified random sampling. Didapatkan 77% anak pertumbuhannya baik dan 56,2% perkembangannya sesuai. Sebanyak 23% anak ditemukan memiliki minimal satu hasil pengukuran indikator pertumbuhan yang tidak normal dan sebanyak 4,1% anak dicurigai kemungkinan ada penyimpangan perkembangan. Selain itu, hasil analisis data menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan pertumbuhan (p= 1,000, α= 0,05), pola asuh dan perkembangan (p= 1,000, α= 0,05), status orang tua bekerja dan pertumbuhan (p= 0,362, α= 0,05 ), status orang tua bekerja dan perkembangan (p= 0,901, α= 0,05), waktu orang tua bekerja dan pertumbuhan (p= 0,497, α= 0,05), waktu orang tua bekerja dan perkembangan (p= 1,000, α= 0,05). Orangtua yang bekerja bukanlah faktor penghambat dalam tumbuh kembang anak.

Children is the nation precious asset. As the future generation, high quality children is needed to achieve bright future of the nation. Less attention to the growth and development supported factor due to the working parent causes growth and development deviation in children.The aim of this study was to identify the relationship between parenting style of working parent with growth and development deviation in children. The study cross sectional study involved in 73 respondents in Kramat Jati district, Jakarta Timur, using stratified random sampling. The results were 77% children had good growth and 56.2% children had appropriate development. 23% children had minimun one abnormal growth indicator and 4.1% children was suspected to had development deviation. Data analyzes showed that there was no significant relationship between parenting style and growth (p= 1.000, α= 0.05), parenting style and development (p= 1.000, α= 0.05), parent working status and growth (p= 0.497, α= 0.05), parent working status and development (p= 0.901, α= 0.05), time of working and growth (p= 0.497, α= 0.05), time of working and development (p= 1.000, α= 0.05). This study implies that working parent is not  burden factor for children to grow up and develop optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soehardjono Sastromihardjo
"Pengetahuan tentang gastroenterologi anak dalam berbagai aspeknya telah sangat berkembang, yang meliputi antara lain
  1. Perkembangan prosedur biopsi mukosa usus melalui mulut yang memungkinkan kita mempelajari struktur dan aspek biokimiawi jaringan mukosa hidup;
  2. Prosedur intubasi duodenum yang memungkinkan diperolehnya isi lumen usus dari berbagai tempat;
  3. Teknik endoskopi disertai fotografi dan ultrasonografi yang menambah pengetahuan baru;
  4. Perkembangan pengetahuan imunologi usus memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari imunisasi oral;
  5. Perkembangan pengetahuan enzimologi usus dan penyelidikan proses transportasi memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari proses biokimiawi dan metabolik.
Fungsi Traktus Gastrointestinal
Fisiologi traktus gastrointestinal terdiri dari rangkaian proses makan (ingesti), pengeluaran getah pencemaan (sekresi), pencemaan (digesti), dan penyerapan (absorpsi) makanan. Getah pencemaan membantu pencemaan (digesti) makanan, hasil pencemaan diserap (absorpsi) ke dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi, digesti, dan absorpsi terjadi secara berkesinambungan pada bagian traktus gastrointestinal mulai dari mulut sampai ke rektum.
Selain fungsi tersebut masih terdapat fungsi lainnya, yaitu fungsi motilitas dan imunologis. Secara bertahap massa hasil campuran makanan dan getah pencemaan (bolus) yang telah dicemakan didorong / digerakkan ke arah anus. Fungsi traktus gastrointestinal yang berkaitan langsung dengan tumbuh kembang anak adalah digesti dan absorpsi.
Digesti dan absorpsi karbohidrat
Karbohidrat yang terpenting dalam diet bayi adalah laktosa, sedang pada dewasa 60 % dari karbohidrat dalam diet adalah tepung dengan sukrosa dan sedikit sekali laktosa. Walaupun konsep digesti disakarida dalam lumen usus telah diterima bertahun-tahun lamanya, namun sekarang jelas bahwa hidrolisis oleh enzim disakaridase terjadi di sel mukosa usus halus.
Pada absorpsi monosakarida, misalnya glukosa, kini terbukti diperlukannya zat yang membantu transportasi aktif glukosa tersebut, yaitu Na+. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang mudah dicerna, dengan osmolaritas rendah, yaitu 1/5 osmolaritas glukosa.
Digesti dan absorpsi lemak
Lemak makanan terutama terdiri dan trigliserid rantai panjang (TRP), yaitu ester gliserol asam lemak dengan rantai sebanyak 16- 18 atom C. Trigliserid rantai sedang (TRS), asam lemak dengan 6- 12 atom C, hanya terdapat dalam jumlah sedikit dalam alam. Di samping itu terdapat lemak tidak jenuh (LTJ), yang terdapat banyak pada tanaman.
Lemak TRP diabsorpsi melalui fase intralumen yang memerlukan lipase pankreas dan garam empedu, pasase dalam sel mukosa, re-esterifikasi menjadi trigliserid dalam sel mukosa, pembentukan kilomikron, dan masuknya kilomikron ke dalam sistem limfe.
TRS diserap lebih cepat daripada TRP. Absorpsi TRS tidak dipengaruhi oleh defisiensi garam empedu dan hanya sedikit dipengaruhi oleh tidak adanya lipase pankreas. Namun, mungkin trigliserid yang tidak terhidrolisis akan dihidrolisis oleh lipase intrasel spesifik. TRS diangkut sebagai asam lemak bebas melalui vena porta.
Absorpsi akan lebih baik bila TRS dikombinasi dengan TRP daripada sendiri. Absorpsi optimal terjadi pada campuran 4 bagian TRS dan 3 bagian TRP. Hal ini merupakan informasi yang berguna sebagai dasar perencanaan diet dengan TRS. Kombinasi TRS dengan lemak tidak jenuh atau LTJ, misalnya minyak jagung, paling balk bila perbandingan TRS : LTJ = 2 : 3."
Jakarta: UI-Press, 1990
PGB 0107
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Osrizal Oesman
"Pendahuluan
Penduduk Asia, sebagian Afrika dan Amerika Latin banyak mendapat kesulitan untuk hidup di kota dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak mendapatkan hal tersebut (kehidupan lebih baik), karena satu sama lain mempunyai taraf hidup dalam garis kemiskinan. Mereka hidup di kantong-kantong dalam kota yang begitu besar dengan kecil harapan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan pemeliharaan kesehatan yang layak sehingga penyakit mudah menyebar. Timbul pertanyaan bagaimana memperbaiki atau meningkatkan pemeliharaan kesehatan untuk mengatasi keadaan diatas, khususnya pada masyarakat/penduduk yang miskin dan tak ada kemajuan dalam status social.
Tahun demi tahun permasalahan akan meningkat. Badan Statistik Amerika Serikat meramalkan bahwa pada tahun 2000 ke atas, lebih dari 50% penduduk dunia akan tinggal di daerah urban. Enam puluh kota di dunia akan mempunyai penduduk lebih dari 5 juta jiwa, 45 kota berada di negara sedang berkembang. Selanjutnya diperkirakan lebih dari 75% penduduk Amerika Latin akan berada di kota dan kira-kira 40-50% akan tinggal di kantong-kantong tersebut (Tabibzadeh, 1987. Kita simak pendapat Donohue yang di kutip oleh Mandl (1982) yang mengatakar, sebagai berikut: "Pada tahun 2000, 76% penduduk akan berada di daerah-daerah urban di Amerika Latin, 74% di beberapa tempat di Asia, 70% di Timur Tengah. Lebih dari 60 kota akan mernpunyai penduduk diatas 5 juta jiwa, 45 kota tersebut berada di dunia ke tiga".
Latar belakang Masalah
Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan anak di lapangan pada tahun-tahun terakhir ini perlu memperhatikan secara lebih seksama kehidupan enam tahurn pertama si anak karena ini akan menentukan masa depannya (UNESCO, 1976). Jumlah anak berumur kurang dari 6 tahun pada suatu populasi tidak dapat diabaikan, ini berkisar antara 10-20 % tergantung pada negara masing-masing. Kelompok ini termasuk kelompok umur risiko tinggi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas sangat tinggi terutama di negara sedang berkembang. Ini menunjukan betapa pentingnya pembinaan, pencegahan dan penyuluhan bagi anak kelompok umur tersebut untuk mencapai kondisi terbaik serta mengurangi risiko yang ada (UNESCO, 1976)?
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annas Buanasita
"Addressing public health problems of child malnutrition in Indonesia needs an appropriate integrated health and nutrition program. Positive Deviance Approach integrated with Posyandu TKA (Tumbuh Kembang Anak) offered an excellent opportunity to alleviate the health and malnutrition problem. A community trial study was conducted with a main objective to measure the effect of 3-month Positive Deviance Approach (PDA) integrated with posyandu TKA on growth of the children under five in Pandeglang District, Banten Province, Indonesia.
This research report is divided into three parts. Part 1 includes comprehensive reviews on the background of the study, rationale of the study, literature review, conceptual framework, hypothesis, objectives and variable indicator matrix.
Part 2 covers the manuscript for publication with a title of "The Effectiveness of 3-months Positive Deviance Approach (PDA) integrated with Posyandu TKA (Tumbuh KembangAnak) on Growth of Underweight Children 6-59 months in Pandeglang District, Banten Province, Indonesia". It is written and formatted in accordance with the instructions for author of The Journal of Nutrition.
Part 3 shows the supporting documents including important results that are not included in the manuscript, detailed methodology, grant approval, curriculum vitae and list of references for this research. List of operational definition and abbreviation are also included as guide for the readers.
It is hoped that the results of this study will serve as reference data and advocacy tool for intervention program to address under nutrition among children. It can also be use for planning and implementation of future programs especially for Posyandu Revitalization Program in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mefrie Puspita
"Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan sejak dini. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Desain penelitian menggunakan “cross sectional”, yang melibatkan 100 responden yaitu ibu dan anak balita usia 0-59 bulan di Kota Jambi. Instrumen menggunakan kuesioner tentang karakteristik responden, alat pengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala beserta kuesioner, formulir KPSP, kuesioner stimulasi dan pola asuh.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia anak balita dengan perkembangan (p-value=0,014, α=0,05) dan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan anak balita (p-value=0,030, α=0,05). Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya sosialisasi tentang stimulasi perkembangan anak kepada ibu yang memiliki balita di Kota Jambi.

The growth and development monitoring for children under five is very important in order to detect the growth and development disorder early on. The purpose of this study was to identify factors correlated with the growth and development of children under the age of five years. The study design was cross-sectional, which involved 100 respondents including mothers and children aged 0-59 months in Jambi City. The instrument consisted of a questionnaire about the characteristics of the respondents, body weight and height scale, and head circumference along with the questionnaire, KPSP forms, and the questionnaire of stimulation and parenting.
The results showed that there was no correlation between the children under five years of age and the development (p-value = 0.014, α = 0.05) and there was no correlation between the mothers' knowledge of stimulation and the development of children under five (p-value = 0.030, α = 0.05). It is recommended to improve the growth monitoring, especially for children under five in Jambi City and to optimize the socialization of the importance of the parent’s roles in providing stimulation to their children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar
"Periode golden age atau 1000 HPK merupakan fase penting bagi balita stunting untuk mengejar ketertinggalan pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Ibu sebagai pengasuh utama memiliki peran yang penting dalam menunjang balita untuk dapat mengalami pemulihan menjadi tidak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman ibu dalam merawat balita stunting usia kurang dari 24 bulan yang mengalami pemulihan. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi deskriptif pada 17 ibu yang memiliki pengalaman merawat balita melalui wawancara mendalam dengan menggunakan analisis collaizi. Hasil penelitian menemukan 7 tema yaitu (1) respon ibu mengenai balita stunting, (2) faktor penyebab stunting pada balita, (3) pandangan ibu mengenai pemulihan stunting, (4) faktor yang mempengaruhi pemulihan pada balita stunting, (5) hambatan merawat balita stunting, (6) cara mengatasi hambatan, (7) harapan ibu pada balita yang telah pulih dari stunting. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan komunitas bagi ibu atau keluarga yang memiliki balita dengan stunting untuk mencapai kondisi pemulihan.

The golden age period or 1000 HPK is an important phase for stunting toddlers to catch up on the growth and development process. Mothers as the main caregiver have an important role in supporting toddlers to be able to experience recovery from stunting. The purpose of this study was to obtain a description of the mother's experience in caring for stunted toddlers aged less than 24 months who experienced recovery. This study used descriptive phenomenological methods on 17 mothers who had experience caring for toddlers through in-depth interviews using collaizi analysis. The results of the study found 7 themes, namely (1) mothers‘ responses regarding stunted toddlers, (2) factors that cause stunting in toddlers, (3) mothers’ views on stunting recovery, (4) factors that affect recovery in stunted toddlers, (5) obstacles to caring for stunted toddlers, (6) how to overcome obstacles, (7) mothers' expectations for toddlers who have recovered from stunting. This research is expected to provide an overview in providing community nursing interventions for mothers or families who have toddlers with stunting to achieve recovery conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Rosmanindar
"Stunting atau tubuh yang pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur pada anak, merupakan efek kumulatif asupan zat gizi tidak memadai atau hasil infeksi kronis yang berkontribusi terhadap terjadinya kurang gizi dalam waktu lama dan tidak mendapatkan penanganan baik. Adanya hubungan antara pertumbuhan tinggi badan yang lambat pada awal masa kehidupan dengan rendahnya kualitas SDM di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan terjadinya stunting pada anak 7-36 bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2013. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel 163 orang. Data diperoleh dari data sekunder dan primer melalui kuesioner hasil wawancara dan pengukuran langsung.
Hasil penelitian menunjukkan 26,4% batita stunting pada anak 7-36 bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2013. Terdapat hubungan antara asupan (energi, protein, vitamin A, Fe), riwayat ASI eksklusif, MP-ASI, penyakit infeksi, umur dan berat lahir dengan terjadinya stunting. Analisis regresi logistik ganda menunjukkan asupan protein sebagai faktor dominan berhubungan dengan terjadinya stunting (OR=7,68) setelah dikontrol umur anak dan riwayat penyakit infeksi. Pencegahan stunting pada batita dengan meningkatkan mutu MP-ASI melalui praktek makan bersama batita dengan pengolahan beragam makanan lokal sumber protein melalui pendampingan petugas gizi dan kader kesehatan secara berkesinambungan.

Stunting or short body height based on the child's age, is the cumulative effect of inadequate nutrient intake or chronic infection results which contribute to malnutrition in a long time and did not get good treatment. The existence of a relationship between height growth is slow at the beginning of life to the low quality of human resources in the future. This research aims to determine the dominant factors associated with the occurrence of stunting in children 7-36 months at Pancoran Mas Primary Health Center Depok in 2013. Studies using cross-sectional design with a sample of 163 people. Data obtained from secondary and primary data through interviews and questionnaires direct measurement.
The results showed 26.4% of toddlers stunting in children 7-36 months at Pancoran Mas Primary Health Center Depok in 2013. There is a relationship between the intake (energy, protein, vitamin A, Fe), history of breastfeeding, complementary feeding, infectious diseases, age and birth weight with the occurrence of stunting. Multiple logistic regression analysis showed protein intake as a dominant factor associated with the occurrence of stunting (OR = 7.68) after controlling the child's age and history of infectious diseases. Prevention of stunting in toddlers, improving the quality of complementary feeding practices through eating with toddlers that a variety of local food processing protein nutrition workers through mentoring and health volunteers on an ongoing basis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Pengukuran tinggi badan merupakan salah satu pengukuran dimensi tubuh yang penting untuk memantau status kesehatan. Metode pengukuran antropometri pengganti dibutuhkan ketika tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki dengan menggunakan persamaan regresi linier. Sebanyak 47 anak laki-laki, dan 44 anak perempuan tanpa disabilitas yang berasal dari SDIT X di Depok dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan April-Mei 2017. Karakteristik antropometri yang diukur adalah tinggi badan, usia, panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dan korelasi yang yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kanan laki-laki r= 0.849, perempuan r= 0.880, panjang ulna kiri laki-laki r= 0.857, perempuan r= 0.880, panjang telapak tangan kanan laki-laki r= 0.831, perempuan r= 0.842, panjang telapak tangan kiri laki-laki r= 0.843, perempuan r= 0.851, panjang telapak kaki kanan laki-laki r= 0.838, perempuan r= 0.900, panjang telapak kaki kiri laki-laki r= 0.8443, perempuan r= 0.902.
Penelitian ini menghasilkan persamaan regresi linier ganda untuk memprediksi tinggi badan. Panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki merupakan prediktor yang baik dalam memprediksi tinggi badan anak usia 6-9 tahun R2 ulna kanan= 0.796, R2 ulna kiri= 0.800, R2 telapak tangan kanan= 0.761, R2 telapak tangan kiri= 0.772, dan R2 telapak kaki kiri= 0.820. Model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan prediktor lainnya.

Height measurement is fundamental to assessing growth and nutrition. The surrogate measurement method is needed when actual height can not be obtained directly. The design of this study was cross sectional which purposed to develop prediction models based on ulna length, hand length, and foot length. Males and females aged 6 to 9 years without disability were recruited from Private Elementary School in Depok on April until May 2017. The anthropometric characteristics of their height, age, ulna length, hand length, and foot length were measured. Height was measured with a stadiometer, ulna, hand, and foot length were measured with caliper.
The result of this study showed significant differences and strong correlation between stature and right ulna length boys r 0.849, girls r 0.880, left ulna length boys r 0.857, girls r 0.880, right hand length boys r 0.831, girls r 0.842, left hand length boys r 0.843, girls r 0.851, right foot length boys r 0.838, girls r 0.900, left foot length boys r 0.8443, girls r 0.902.
The study derived a multiple linear regression equation for predicting height. Ulna length, hand length, and foot length are good predictor for estimating height in children aged 6 9 years right ulna R2 0.796, left ulna R2 0.800, right hand R2 0.761, left hand R2 0.772, dan left foot R2 0.820. Prediction model based on left foot more accurate in estimating height than other predictors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>