Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Citra Annisa
"ABSTRAK
Keamanan informasi di dunia siber merupakan pondasi pembangunan ekonomi digital dan terwujudnya ketahanan informasi nasional di Indonesia namun pertumbuhan kasus kejahatan siber dari tahun ketahun mencapai 47 persen jika dibandingkan antara kuartal kedua 2017 dan kuartal kedua 2018. Media sosial merupakan salah satu fasilitator untuk terjadinya kejahatan di dunia siber. Dengan jumlah penetrasi pengguna media sosial yang tinggi yaitu 130 juta penguna aktif media sosial, ketergantungan masyarakat terhadap pemanfaatan media sosial dikehidupan sehari-hari, dan latar belakang serta pengetahuan pengguna terkait keamanan informasi dimedia sosial yang berbeda-beda, membuat media sosial menjadi media yang mudah untuk terjadinya kejahatan siber. Penelitian ini akan fokus pada faktor kesadaran manusia terhadap keamanan siber saat menggunakan media sosial dengan dengan menganalisis tingkat kesadaran keamanan informasi pengguna di media sosial. pengukuran dilakukan dengan pendekatan survei dengan menggunakan kuesioner pada dimensi pengetahuan, sikap dan perilaku pengguna dalam lima fokus area kesadaran keamanan dengan sepuluh subarea pada masing-masing dimensi. Penelitian ini juga menguji apakah terdapat perbedaan tingkat kesadaran keamanan di media sosial berdasarkan faktor usia, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan dari pengguna. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah dari 404 responden yang merespon, disimpulkan hasil tingkat kesadaran keamanan pengguna di media sosial berdasarkan rata-rata keseluruhan masuk pada kelompok tingkat kesadaran keamanan yang sedang dengan dimensi pengetahuan 72%, sikap 69% dan perilaku 70%. Terdapat dua subarea yang memiliki tingkat kesadaran yang rendah yaitu terkait penggunaan password yang kuat dan tindakan keamanan saat menerima tautan pada pesan dari orang yang dikenal. Hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terkait kesadaran keamanan di media sosial berdasarkan usia dan tingkat pendidikan, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait kesadaran keamanan di media sosial berdasarkan jenis kelamin."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Nur Iman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran pengguna terkait informasi data pribadi, dan berbagai informasi data pribadi yang terdaftar di media sosial pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara metode dan studi literatur. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Indonesia dengan total 8 orang, yang ditentukan oleh a model convenience sampling. Hasilnya menunjukkan tahap kesadaran muncul ketika pengguna berpikir kritis dalam keputusan dimasukkannya pribadi informasi data. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengguna tahu beragam informasi data pribadi, yang sesuai untuk latar belakang setiap pengguna. Di Selain itu, perlu diperhatikan bahwa pengguna media sosial memperhatikan informasi data pribadi karena kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan informasi data pribadi, yang berasal dari pengguna lain dan penyedia media sosial tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengguna media sosial harus memberikan diri mereka sendiri pengetahuan penggunaan media sosial. Pengetahuan seperti itu juga harus disertai dengan pengetahuan tentang pentingnya data pribadi bagi pengguna.

This study aims to determine the users level of awareness related to personal data information, and various personal data information that is registered on the users social media. This study uses a qualitative approach with interview methods and literature studies. The subjects of this study were S1 students at the University of Muhammadiyah Malang University of Indonesia with a total of 8 people, which was determined by a convenience sampling model. The results indicate the stage of awareness arises when users think critically in the decision of the inclusion of personal data information. The results also show that users know a variety of personal data information, which is appropriate for each users background. In addition, it should be noted that social media users pay attention to personal data information because of concerns about the potential misuse of personal data information, which comes from other users and social media providers. This research identifies that social media users must give themselves knowledge use of social media. Such knowledge must also be accompanied by knowledge of the importance of personal data for users."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbakhul Akbar
"Perkembangan dompet digital (e-wallet) di Indonesia yang begitu tinggi membawa berbagai persoalan, salah satunya berkaitan masalah keamanan informasi. Belakangan ini banyak terjadi kasus peretasan akun e-wallet di Indonesia. Penyebab utama dari peretasan akun tersebut sebagian besar dikarenakan kelalaian dari pengguna e-wallet tersebut. Hal tersebut tak lepas dari faktor manusia yang merupakan entitas yang paling lemah dalam infrastruktur keamanan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran keamanan informasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran pengguna e-wallet terhadap keamanan informasi, untuk kemudian disusun rekomendasi sebagai acuan dalam praktik keamanan informasi. Penelitian ini terdapat lima variabel yang diteliti meliputi information security awareness, concern for information privacy, user competency, self-efficacy in information security, dan password use. Setelah lolos uji validitas dan reliabilitas instrumen, didapatkan 157 sampel dengan menggunakan kuesioner online yang diambil dari populasi pengguna empat e-wallet terbesar di Indonesia yaitu GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. Data yang telah terkumpul dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan concern for information privacy, user competency, self-efficacy in information security, dan password use berpengaruh secara signifikan terhadap information security awareness baik secara parsial maupun simultan. Kemudian secara keseluruhan, tingkat kesadaran keamanan informasi pengguna e-wallet di Indonesia sudah baik. Meskipun begitu, edukasi dalam rangka pembentukan culture keamanan informasi perlu dikampanyekan, dalam bentuk sosialisasi melalui media sosial maupun dalam forum seminar untuk membentuk kebiasaan pengguna e-wallet dalam implementasi keamanan informasi dalam kehidupan sehari-hari.

The high development of digital wallets (e-wallets) in Indonesia brings various information security issues. Lately, there have been many cases of hacking e-wallet accounts in Indonesia. The leading cause of this phenomenon is mostly due to the negligence of the electronic wallet users. This cannot be separated from the human factor, which is the weakest entity in the information security infrastructure. This study aims to examine the factors that affect e-wallet users' awareness of information security for later recommendations as a reference in information security practices. In this study, there are five variables studied, including awareness of information security, concern for information privacy, user competence, self-efficacy in information security, and use of passwords. After passing the instrumen validity and reliability test, this study obtained 157 samples using an online questionnaire taken from the population of the four largest e-wallet users in Indonesia, namely GoPay, OVO, DANA, and LinkAja. After the data was collected, the analysis was carried out using Multiple Linear Regression analysis techniques. Based on the study results, there is attention to information privacy, user competence, self-efficacy in information security, and the use of passwords that affect awareness of information security. Overall, the level of awareness of the information security of e-wallet users in Indonesia is high. However, education in establishing an information security culture needs to have campaigned, in the form of socialization through social media and in seminar forums, to form habits of e-wallet users in implementing information security in daily life."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Zafran Alghifari
"Terbukanya informasi pribadi di media sosial telah menyebabkan adanya potensi untuk resiko terkait dengan privasi. Disamping itu, manfaat dalam penggunaan media sosial juga tidak bisa dipungkiri, terlebih karena datangnya era informasi teknologi (IT). Dilema bagi pengguna untuk memanfaatkan media sosial atau menghindarinya karena potensi resiko privasi telah menjadi dasar dalam analisa ini untuk mengetahui dampak masalah privasi pengguna terhadap intensi mereka untuk tetap menggunakan media sosial. Skripsi ini juga membahas lebih dalam terkait masalah privasi dengan menggunakan efikasi privasi dan kesadaran sosial sebagai dua faktor utama untuk menganalisa masalah privasi. Oleh karena itu, analisa ini menggunakan masalah privasi sebagai dampak mediasi terhadap intensi penggunaan media sosial. Jumlah survei yang disebarkan dalam penelitian ini menggunakan responden warga Indonesia berjumlah 344 dan dianalisa melalui regresi linear. Menariknya, walaupun beberapa hasil penelitian menunjukan tidak signifikan, skripsi ini memberi bukti adanya privasi paradoks dari intensi pengguna untuk memanfaatkan media sosial namun enggan untuk memberikan informasi pribadi mereka terhadap media sosial.

The exposed personal information in social media has caused potential risks of privacy. On the contrary, the benefits of using social media are inevitable, especially during the age of information, communication, and technology (ICT). This dilemma has led this study to assess the impact of privacy concerns on users' intention to use social media. This paper discusses the context thoroughly by using social awareness and privacy self-efficacy as essential determinants to assess privacy concern. Hence, this paper uses privacy concern as the mediating effect on social media usage intention. This study focuses its scope to Indonesians with a total sample of 344 participants and with several linear regressions are conducted. Interestingly, despite some insignificant results, this study gives evidence on privacy paradox of users willingness to leverage social media while protecting their personal information."
2019: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pekik Indra Lesmana
"Media sosial kini tak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, tapi telah marak dipakai untuk kepentingan bisnis. Analisis sentimen merupakan penelitian komputasional dari ekspresi sentimen secara tekstual. Twitter adalah salah satu media sosial populer, keterbatasan karakter memberikan kesulitan tersendiri dalam menganalisis sentimen dibanding media sosial lainnya. Semua data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan tweet yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis sentimen di twitter memakai aplikasi yang ada menunjukkan tingkat akurasi yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode pengklasifikasian sentimen yang lebih akurat antara 2 metode klasifikasi populer. Akurasi yang dihasilkan oleh Metoda SVM lebih bagus daripada Metode NBC.

Social media is now not used for personal purposes only, but also adopted for business purposes. Sentiment analysis is a computational research of sentiments expressed textually. Twitter is a popular social media in Indonesia, its character limitations make it more challenging to be analyzed than the other social media. All data used in this research is tweets delivered in Bahasa Indonesia. The results of sentiment analysis in twitter using existing applications show low accuracy. This research aims to compare the sentiment classification method that more accurately between two popular classification methods. Accuracy produced by the SVM is better than NBC."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Venera Genia
"Digitalisasi dalam sektor konstruksi membuat industri konstruksi lebih rentan terhadap serangan siber. PT XYZ, sebagai BUMN konstruksi terkemuka di Indonesia, sedang bertransformasi dengan Konstruksi 4.0. PT XYZ telah mengadopsi teknologi pertahanan keamanan informasi seperti perangkat lunak anti-virus, perangkat firewall, Intrusion Prevention Systems (IPS), Web Application Firewall serta melakukan implementasi Data Loss Prevention (DLP) untuk melindungi aset dan reputasi perusahaan. Meski telah mencapai level 4 - Managed dalam keamanan IT dengan skor 3,83, perusahaan masih sering mengalami insiden siber. PT XYZ belum menerapkan praktik kebijakan keamanan informasi yang sudah ada di perusahaan, sehingga insiden siber masih sering terjadi. Penelitian ini betujuan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran keamanan informasi karyawan serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesadaran keamanan informasi pada karyawan PT XYZ dengan menggunakan pendekatan pada aspek knowledge, attitude, behavior (KAB) dan human aspects of information security questionnaire (HAIS-Q). Dalam penelitian ini terdapat delapan fokus area kesadaran keamanan informasi yang dievaluasi serta 12 hipotesis yang diuji dengan mengadopsi sebuah pendekatan yang belum banyak dieksplorasi oleh studi lain dengan memasukkan tiga variabel baru: dukungan manajemen puncak, kepastian sanksi, dan keparahan sanksi pada model KAB. Dalam penelitian ini, survei online yang berisi 75 indikator pernyataan disebarkan kepada 1.268 karyawan, mengumpulkan total 289 sampel yang valid. Hasil pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi yang didapatkan menunjukkan hasil rata – rata karyawan PT XYZ telah berada pada tingkat kesadaraan keamanan informasi yang cukup baik (79%). Dari hasil pengujian 12 hipotesis, teridentifikasi bahwa enam hipotesis diterima dengan menunjukkan hasil yang positif dengan pengaruh yang signifikan. Pengetahuan karyawan tentang kebijakan keamanan informasi berpengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku karyawan terhadap kebijakan keamanan informasi dan sikap karyawan tentang kebijakan keamanan informasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku karyawan untuk mematuhi kebijakan keamanan informasi. Sedangkan dukungan manajemen puncak, kepastian sanksi serta keparahan sanksi memengaruhi secara signifikan pengetahuan karyawan tentang kepatuhan terhadap kebijakan keamanan informasi perusahaan. Penelitian ini merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran keamanan informasi karyawan PT XYZ untuk setiap fokus area kesadaran keamanan informasi. Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan dapat mengatasi masalah kesadaran keamanan informasi yang ada pada perusahaan PT XYZ.

Digitalization in the construction sector makes the construction industry more vulnerable to cyber-attacks. PT XYZ, as a leading state-owned construction company in Indonesia, is transforming with Construction 4.0. PT XYZ has adopted information security defense technologies such as antivirus software, firewalls, Intrusion Prevention Systems (IPS), and Web Application Firewalls, and implemented Data Loss Prevention (DLP) to protect the company's assets and reputation. Although it has reached level 4 - Managed in IT security with a score of 3.83, the company still frequently experiences cyber incidents. PT XYZ has not yet implemented existing information security policies, resulting in frequent cyber incidents. This study aims to evaluate the level of information security awareness among employees and to analyze factors influencing information security awareness among PT XYZ employees using an approach focusing on knowledge, attitude, behavior (KAB), and the human aspects of the information security questionnaire (HAIS-Q). The study evaluated eight focus areas of information security awareness and tested 12 hypotheses by adopting an approach not widely explored in other studies, incorporating three new variables: top management support, certainty of sanctions, and severity of sanctions into the KAB model. In this study, an online survey containing 75 statement indicators was distributed to 1,268 employees, collecting a total of 289 valid samples. The results of the information security awareness level measurement show that the average PT XYZ employees are at a fairly good level of information security awareness (79%). From the testing of 12 hypotheses, it was identified that six hypotheses were accepted, showing positive results with significant influence. Employees' knowledge of information security policies significantly affects their attitudes and behaviors towards information security policies, and employees' attitudes about information security policies significantly influence their behavior in complying with those policies. Additionally, top management support, certainty of sanctions, and severity of sanctions significantly influence employees' knowledge about compliance with company information security policies. This research recommends measures to enhance the information security awareness of PT XYZ employees for each focus area of information security awareness. With these recommendations, it is hoped to address the existing information security awareness issues at PT XYZ.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Izzul Haq
"Perlindungan informasi sangat penting bagi organisasi, pemerintah, maupun individu. Pengembangan langkah-langkah untuk melawan akses ilegal ke informasi adalah hal yang menjadi  perhatian utama saat ini. Terdapat cukup banyak teknik serangan siber  seperti phising, pretexting, baiting, dll. Sehingga dibutuhkan tingkat kesadaran individu yang tinggi agar dapat terhindar dari serangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mengusulkan KAB(Knowledge, Attitude, Behaviour) dan Taksonomi Bloom untuk mengetahui level awareness individu terhadap serangan siber. Beberapa solusi yang telah dibuat seperti membuat anti-phising framework dan membuat sebuah pelatihan. Namun, ada banyak kekurangan seperti tidak semua aspek divalidasi dalam penelitian sebelumnya. Solusi yang dibuat dengan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi terhadap serangan siber dengan pendekatan berbasis Taksonomi Bloom. Dalam penelitian ini penggunaan Taksonomi Bloom dikaitkan dengan metode KAB (Knowledge, Attitude dan Behaviour). Dari metode pengukuran dengan kuesioner dan prototipe didapatkan bahwa lima dari enam aspek memiliki rata-rata diatas 30 untuk hasil kuesioner. Adapun untuk hasil prototipe didapatkan hanya empat dari 12 responden yang memenuhi kreteria Level 3 pada Taksonomi Bloom. Kedua hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat kesadaran individu terhadap keaman informasi masih rendah dan perlu untuk ditingkatkan.

Information protection is very important for organizations, governments, and individuals. The development of measures to combat illegal access to information is a matter of major concern today. There are quite a number of cyber attack techniques such as phishing, pretexting, baiting, etc. So it takes a high level of individual awareness in order to avoid these attacks. Based on this, this study proposes KAB (Knowledge, Attitude, Behavior) and Bloom's Taxonomy to determine an individual's level of awareness of cyber attacks. Several solutions have been made such as making an anti-phishing framework and creating a training. However, there are many drawbacks such as not all aspects have been validated in previous studies. Solutions made by measuring the level of information security awareness against cyber attacks with an approach based on Bloom's Taxonomy. In this study the use of Bloom's Taxonomy is associated with the KAB method (Knowledge, Attitude and Behavior). From the measurement method with questionnaires and prototypes, it was found that five of the six aspects had an average above 30 for the results of the questionnaire. As for the prototype results, only four of the 12 respondents met the Level 3 criteria in Bloom's Taxonomy. These two results indicate that the level of individual awareness of information security is still low and needs to be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristides Fariz
"Berbagai produk simpanan dan pinjaman yang diberikan oleh perbankan sering kita gunakan dalam keseharian. Bank XYZ merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia dengan berbagai produk perbankan untuk melayani masyarakat. Berbagai produk yang dimiliki oleh Bank XYZ mengharuskan adanya jaminan keamanan dan kerahasiaan data nasabah, salah satunya adalah kartu kredit. Namun, berbagai upaya yang dilakukan perbankan untuk melindungi privasi data tersebut harus disertai kesadaran nasabah terhadap data yang dimiliki agar tidak disalahgunakan, terutama data kartu kredit yang dapat menimbulkan risiko finansial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi nasabah kartu kredit Bank XYZ serta memberikan rekomendasi langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengurangi kasus fraud kartu kredit yang terjadi di Bank XYZ. Penilaian tingkat kesadaran keamanan informasi dihitung dengan melakukan penyebaran kuesioner yang hasilnya diolah menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan salah satu metode Multiple Criteria Decision Analysis (MCDA). Metode ini menghitung nilai total dari suatu alternatif berdasarkan nilai dan bobot beberapa kriteria yang ada. Hasil dari penelitian ini mendapatkan bahwa secara keseluruhan tingkat kesadaran keamanan informasi pemegang kartu kredit Bank XYZ telah berada di tingkat baik, namun masih terdapat beberapa sub-fokus area yang berada di tingkat sedang pada fokus area Use of Internet, Information Handling, PIN Management dan buruk pada fokus area Mobile Devices Use. Rekomendasi bagi Bank XYZ telah diberikan dimulai dari tingkat prioritas fokus area tertinggi yang telah diukur menggunakan teknik AHP untuk meningkatkan tingkat kesadaran informasi pada fokus area yang belum berada di ketegori baik.

Many various savings and loan products provided by banks we often use in our daily life. Bank XYZ is one of the largest banks in Indonesia with a variety of banking products to serve the public. Various products owned by Bank XYZ require security and confidentiality of customer data, one of them is credit card. However, various efforts that have been done by bank to protect the privacy of data must be followed by customer awareness of the sensitive data, especially credit card data that can pose financial risks. The purpose of this study is to analyze and measure the level of information security awareness of Bank XYZ credit card customers and provide recommendations that need to be taken to reduce credit card fraud cases that occur at Bank XYZ. Information security awareness level assessment is calculated by distributing questionnaires that are processed using the Analytical Hierarchy Process (AHP) technique, one of the Multiple Criteria Decision Analysis (MCDA) methods. This method calculates the total value of an alternative based on the value and weight of several criteria. The results of this study found that overall the level of information security awareness of Bank XYZ credit cardholders has been at a good level, but there are still several sub-focus areas that are at an average level in the focus areas of Use of Internet, Information Handling, PIN Management and poor on Mobile Devices Use focus area. Recommendations for Bank XYZ have been given from the highest priority focus area which has been measured using AHP techniques to increase the level of information awareness in focus areas which is in the good category yet."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Bahrul Ilmi
"ABSTRAK
Sejak tahun 1996, Kementerian Agama telah menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sebagai sarana untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kehadiran TIK tentu mendukung tugas dan fungsi Kementerian Agama, tetapi disisi
lain dapat menimbulkan gangguan jika terpapar ancaman keamanan. Hasil survey
GovCSIRT, memperlihatkan masih terdapat kerentanan pada domain go.id.
Berdasarkan hasil evaluasi indeks KAMI, tingkat kematangan keamanan informasi
Kementerian Agama berada pada level I-I+, belum mencapai tingkat kematangan yang
diharapkan pada level III+. Dalam literatur, faktor manusia dapat menjadi aspek
terlemah dalam area keamanan informasi. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada
aspek manusia dengan melakukan pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi
pegawai Kementerian Agama. Metode yang digunakan dalam pengukuran kesadaran
adalah knowledge, attitude, dan behavior (KAB) dengan 8 area dan 25 sub area
keamanan informasi. Sampel penelitian sebanyak 311 responden yang dipilih secara
kuota. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai
Kementerian Agama berada pada kategori sedang, atau membutuhkan pemantauan dan
perbaikan organisasi. Manajemen kata sandi, penggunaan internet, dan pelaporan
insiden keamanan informasi merupakan tiga fokus area dengan tingkat kesadaran paling
rendah yang perlu mendapat prioritas dalam program kesadaran keamanan informasi.
Hasil analisis juga membuktikan bahwa pengetahuan mempengaruhi secara positif
terhadap sikap dan perilaku pegawai. Dengan demikian program kesadaran keamanan
informasi Kementerian Agama dapat efektif diterapkan dengan meningkatkan
pegetahuan pegawai.

ABSTRACT
Since 1996, Ministry of Religious Affairs (MoRA) has used information and
communication technology (ICT) as a means to provide services to the community. The
presence of ICTs certainly supports MoRA's tasks and functions, but on the other hand
it can cause interference if exposed to security threats. The GovCSIRT survey shows
that there are still vulnerabilities in the go.id domain. Based on the results of the index
KAMI evaluation, the level of information security maturity of the MoRA is at the I-I +
level, not yet reaching the expected maturity level at III +. In the literature, human
factors can be the weakest aspects of the information security area. Therefore, this study
focuses on human aspects by measuring MoRA employee information security
awareness levels. The method used in measuring awareness is knowledge, attitude, and
behavior (KAB) with 8 areas and 25 sub-areas of information security. The study
sample consisted of 311 respondents selected by quota. The results of this study indicate
that the level of information security awareness of MoRA employees is in the medium
category, or requires monitoring and improvement of the organization. Password
management, internet use, and information security incident reporting are the three
lowest focus areas of awareness that need to be prioritized in information security
awareness programs. The results of the analysis also prove that knowledge positively
influences employee attitudes and behavior. Thus the MoRA information security
awareness program can be effectively implemented by increasing employee knowledge."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Dwi Hantyoko Wahyudiwan
"ABSTRAK
IdGov-CSIRT melaporkan bahwa selama kurun waktu tahun 2015 terdapat 1.811 insiden keamanan informasi pada sistem informasi milik pemerintah domain go.id . Data tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan TI di lingkungan pemerintahan terutama yang menggunakan domain go.id masih tidak aman dan rentan terhadap serangan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu adanya kontrol untuk mengurangi risiko keamanan informasi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti memiliki 40 sistem informasi berbasis web dengan domain go.id yang digunakan untuk mendukung operasional unit kerja, sehingga pemanfaatan TI di Kemenristekdikti memiliki risiko dan rentan terhadap serangan keamanan informasi. Beberapa ahli menyatakan, keamanan informasi tidak hanya terkait permasalahan teknis saja, tetapi juga terkait dengan orang dalam hal ini pegawai yang berada di dalam internal organisasi. Ahli juga berpendapat bahwa ancaman terbesar keamanan informasi organisasi berasal dari pegawai organisasi tersebut. Hal ini disebabkan pegawai merupakan orang yang paling dekat dan setiap hari bersinggungan dengan data organisasi. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesadaran pegawai Kemenristekdikti terhadap keamanan informasi. Penelitian ini menggunakan variabel pengetahuan, sikap dan perilaku dari Knowledge, Attitude and Behaviour KAB model untuk mengukur tingkat kesadaran pegawai terhadap keamanan informasi. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah tingkat kesadaran pegawai Kemenristekdikti terhadap keamanan informasi berada pada tingkat baik. Berdasarkan ketiga variabel yang digunakan untuk mengukur kesadaran terhadap keamanan informasi, variabel perilaku berada pada tingkat sedang, sedangkan variabel pengetahuan dan sikap berada pada tingkat baik.
ABSTRAK
IdGov CSIRT reported that during the period of 2015 there were 1,811 incidents of information security at government owned information systems domain go.id . The data indicate that the use of IT in government, especially the use of domain go.id still insecure and vulnerable to attack. Under these conditions, neededcontrols to reduce the risk of information security. Ministry of Research, Technology and Higher Education Kemenristekdikti has 40 web based information systems with domain go.id used to support the unit operation, so that the use of IT in Kemenristekdikti at risk and vulnerable to security attacks information. Some experts said that information security is not only related to technical problems, but also related to the people in this case the employees who were in the internal organization. The expert also believes that the greatest threat comes from the organization 39 s information security employees of the organization. Because an employee is the closed person and daily contact with the organization 39 s data. Under these conditions, this study aims to measure the level of Kemenristekdikti employee rsquo s information security awareness. This study uses knowledge, attitudes and behavior variable from KAB models to measure the level of employees information security awareness. The results of this study is the level of Kemenristekdikti employee rsquo s information security awareness at a good level. Based on the three variables used to measure awareness of information security, behavioral variables are at the average level, while the variable knowledge and attitudes are at a good level."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>