Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vicka Aghinasuci
"ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan pengetahuan dan tindakan yang dilakukan ibu dengan HIV (IDHA) yang memiliki anak dengan HIV (ADHA) dalam mengelola stigma HIV. Penelitian dilakukan pada tiga orang ibu dengan HIV (IDHA) yang menginfeksi HIV kepada anaknya secara prenatal. Informasi mengenai pembentukan pengetahuan dan tindakan mengelola stigma yang dilakukan IDHA diperoleh melalui pengamatan terlibat, wawancara dan life history. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan IDHA untuk mengelola stigma HIV dilatarbelakangi oleh pengetahuan mengenai HIV dan stigmanya yang ada dibenak mereka masing-masing. Pengetahuan tersebut diperoleh IDHA dari proses belajar melalui aktifitas pengamatan, mendengar, bertanya, meniru dan melakukan uji coba. Proses belajar yang beragam membuat terwujudnya variasi tindakan pengelolaan stigma HIV yang dilakukan para IDHA.

ABSTRACT
This thesis examines the formation of knowledge and actions carried out by women living with HIV (WLWH/IDHA) who have children that infected with HIV in manage the HIV stigma. The study was conducted with three women with HIV (WLWH/IDHA) who infected HIV to their children on a prenatal basis. Information about knowledge formation processes, as well as HIV management actions carried out by IDHA, obtained through observation, interviews and life history. The results of the study showes that the actions carried out by WLWH/IDHA to manage HIV stigma were motivated by knowledge of HIV and the stigma that was in their minds. This knowledge produced from the learning process through observation, listening, asking questions, and conducting trials. A diverse learning process makes the realization of variations in the management of HIV stigma carried out by WLWH/IDHA."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Dwi Deswanti
"ABSTRAK
Tingginya jumlah kasus penderita AIDS di Indonesia berdasarkan pekerjaan yang berasal dari kelompok ibu rumah tangga memperbesar kemungkinan terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak melalui transmisi vertikal. Kecenderungan remaja dengan HIV mengalami penundaan disclosure HIV dan stigma HIV merupakan tantangan sulit yang harus dihadapi remaja dengan HIV di masa mendatang. Penelitian ini melihat gambaran kondisi sosioemosional remaja dengan HIV yang hidup dalam stigma. Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta, bekerjasama dengan dua Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS yaitu Yayasan Pelita Ilmu YPI dan Yayasan Vina Smart Era VSE . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 13 orang yang terdiri dari 7 remaja dengan HIV sebagai informan kunci, dan 6 pengasuh remaja dengan HIV sebagai informan pendukung. Usia informan kunci dalam penelitian ini berkisar antara 11-17 tahun. Temuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi kondisi sosioemosional pada remaja awal dan remaja akhir dengan HIV. Hasil dari penelitian ini, didapat 2 tipe kondisi sosioemosional remaja awal dan 2 tipe kondisi sosioemosional remaja akhir dengan HIV yang dibentuk oleh proses disclosure, stigma yang dialami, dan teman sebaya.

ABSTRACT
High amount of people with AIDS in Indonesia based on proffession placed by housewife which means increasing possibility infection HIV from mother to child by vertical transmission. Postponing disclosure process of HIV to adolescences and stigma related HIV are the great challenges that adolescence would face in the future. This study describes socioemotional condition among HIV infected adolescences who living with stigma. This study located in Jakarta and surroundings which cooperate with two Non Government Organization NGO of HIV AIDS Yayasan Pelita Ilmu YPI and Yayasan Vina Smart Era VSE . This study uses descriptive qualitative approach. Participants in this study are adolescences as key participants age range 11 17 years old and their caregiver as support participants with total 13 persons. Findings from this study can be divided into two group, these are socioemotional condition among early adolescences and socioemotional condition among late adolescences. Results from this study explains there are two type of socioemotional condition among early adolescents and two type of socioemotional condition among late adolescents that formed by disclosure processes, stigma related HIV, and peers."
2018
T50543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari Cahyadi Nurdin
"Stigma merupakan salah satu masalah psikososial pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang menimbulkan dampak negatif karena dapat menghalangi ODHA untuk mencari pertolongan konseling, mendapatkan pelayanan medis dan psikososial, serta mengambil langkah preventif untuk mencegah penularan ke orang lain. Stigma yang diinternalisasi (perceived stigma) juga berhubungan dengan depresi, menurunnya kualitas hidup, serta buruknya adherens terapi pada ODHA.
Berger HIV Stigma Scale merupakan intrumen yang digunakan untuk mengukur perceived stigma pada ODHA. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kehandalan) instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia serta penyusunan versi singkat instrumen tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale sahih dan handal dalam menilai perceived stigma pada populasi ODHA di Indonesia. Versi singkat instrumen juga memiliki kehandalan yang baik dan skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen.

Stigma is one of the psychosocial problems in people living with HIV/AIDS (PLWHA) which generates negative impacts because it prevents them from seeking counseling, getting medical and psychosocial service, and taking steps to prevent transmission to others. Internalized stigma (perceived stigma) is also associated with depression, decreased quality of life, and poor adherence to therapy in PLWHA.
Berger HIV Stigma Scale is an instrument for measure perceived stigma in PLWHA. In this study, we perform validity and reliability testing of Indonesian version of Berger HIV and abridge this instrument.
The results of this study indicate that Berger HIV Stigma Scale valid and reliable in measuring perceived stigma in PLWHA population in Indonesia. Abridged version of that instrument also has good reliability and its scores strongly correlated with the full version of the instrument.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T59118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dally Rahman
"Stigma pada Tuberculosis (TB) paru dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif merupakan masalah kesehatan yang serius. Stigma dan diskriminasi menjadikan pasien menutupi status penyakit dan berdampak pada terhambatnya pasien untuk melakukan program pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengalaman pasien TB paru dengan HIV positif pada stigma ganda yang dialaminya. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif femomenologi dengan metode wawancara mendalam pada 9 orang pasien TB paru dengan HIV positif. Data dianalisis menggunakan teknik Colaizzi. Hasil penelitian mendapatkan tujuh tema, yaitu stigma ganda yang diterima, perilaku diskriminatif petugas kesehatan, perilaku diskriminatif keluarga dan lingkungan, internal stigma, dampak stigma ganda, harapan untuk tidak didiskriminasi, diterima dan didukung, serta strategi koping pada stigma ganda. Rekomendasi penelitian ini, perlu adanya penerapan manajemen stigma sebagai Standar Operasional Prosedur bagi perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien TB paru dengan HIV positif.

Tuberculosis (TB) and Human Immunodeficiency Virus (HIV) related stigma is a serious problem worldwide. Stigma and discrimination have made patients hide their status and had the impact on non adherence of patient treatment program. The purpose of this study was to explore the experiences of double stigma perceived by TB and HIV patients. The design of study was phenomenology qualitative research design with in-depth interview to 9 lung TB and HIV positive patients. Data were analyzed by Colaizzi?s techniques. This study identified seven themes included experienced on double stigma, health worker discriminatory attitudes, family and public discriminatory attitudes, internal stigma, the impact of double stigma, the expectation to not be discriminated, accepted and supported, and coping strategy on double stigma. The expectation of this study, have to apply stigma management as Standard Operational Procedures for nurse on provide services to TB and HIV patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafina Syahada Kurniawan
"Dalam membahas kepatuhan terapi antiretroviral (ARV) pada ODHIV dewasa muda, perlu mempertimbangkan berbagai proses yang terjadi dalam konteks tertentu. Terlebih lagi, HIV merupakan penyakit yang lekat dengan stigma. ODHIV dapat menghayati pandangan-pandangan negatif tentangnya yang berkaitan dengan HIV, atau disebut juga sebagai internalized stigma, dan berimbas pada penurunan kepatuhan terapi ARV. Lebih lanjut, diduga bahwa persepsi dukungan sosial dapat menjelaskan hubungan antara keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi persepsi dukungan sosial dalam hubungan antara internalized stigma dan kepatuhan terapi ARV pada ODHIV dewasa muda. Penelitian kuantitatif dengan tipe korelasional ini melibatkan 60 ODHIV dewasa muda yang berusia 20—40 tahun di Indonesia yang sedang menjalani terapi ARV (Musia = 30,8; SDusia = 6,13; 88,3% laki-laki). Alat ukur yang digunakan adalah Berger’s HIV Stigma Scale-Short Form, MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), dan MMAS-8 (Morisky’s Medication Adherence Scale). Hasil penelitian tidak menemukan adanya korelasi signifikan di antara internalized stigma dan kepatuhan terapi ARV pada ODHIV dewasa muda. Selain itu, persepsi dukungan sosial juga tidak terbukti menjadi mediator pada hubungan antara internalized stigma dan kepatuhan terapi ARV pada ODHIV dewasa muda.

In discussing antiretroviral therapy (ART) adherence in young adults with HIV, it is necessary to address various processes that occur in certain contexts. Especially, HIV is a disease that is closely attached to stigma. People Living with HIV (PLWH) can internalize negative views about themselves related to HIV, or also known as internalized stigma. Furthermore, it is hypothesized that perceived social support can explain the relationship between the two. This study aims to look at the mediating role of perceived social support in the relationship between internalized stigma and ART adherence in young adults with HIV. This quantitative research with a correlational type involves 60 young adults with HIV aged 20—40 in Indonesia who are currently undergoing ART (Mage = 30,8; SDage = 6,13; 88,3% male). The instruments used in this study are Berger’s HIV Stigma Scale-Short Form, MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), dan MMAS-8 (Morisky’s Medication Adherence Scale). This study finds no significant correlation between internalized stigma and ART adherence in young adults with HIV. In addition, perceived social support is also not proven to be a mediator in the relationship between internalized stigma and adherence to ART in young adults with HIV.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joula Timisela
"Dukungan sosial diperlukan perempuan positif HIV untuk menghadapi stigma HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV pada perempuan positif HIV. Desain penelitian ini yaitu potong lintang analitik. Sampel penelitian berjumlah 106 perempuan positif HIV, berusia 15-60 tahun. Penilaian dukungan sosial menggunakan kuesioner MOS-SS yang telah dimodifikasi, sedangkan penilaian terhadap stigma HIV menggunakan kuesioner Berger Stigma Scale versi bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV (p=0,024, α:0,05). Dari kelima bentuk dukungan sosial, ditemukan dukungan instrumental (p =0,043), dukungan informasional (p˂ 0,0001), dukungan integritas sosial (p=0,011) berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan emosional (p=0,061) dan dukungan penghargaan (p=0,881) tidak berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan sosial yang paling memengaruhi stigma HIV (OR 11,64). Dukungan sosial dapat direkomendasikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi stigma HIV, dengan prioritas utama pada dukungan informasional.

Social support is needed by HIV-positive women to face the HIV stigma. This study aimed to identify the correlation between the social support and the HIV stigma in HIV-positive women. This research applied a cross sectional analytic design. The sample were 106 HIV-positive women, aged 15-60 years. The social support assessment used a modified MOS-SS questionnaire, while the assessment of the HIV stigma used the Indonesian version of Berger Stigma Scale questionnaire.
The results showed that there was a correlation between the social support and the HIV stigma (p=0,24 α: 0.05). Among five forms of social support, the instrumental support (p=0.043), informational support (p˂ 0.0001), and support for social integrity (p=0.011) were correlated to the HIV stigma. While emotional support (p=0.061) and rewarding support (p=0.881) were not correlated to the HIV stigma. The informational support was the most influencing factor of the HIV stigma (OR 11,64). Giving social support can be recommended as one of the interventions to minimize the HIV stigma, with the informational support as the priority.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Rita Junaida
"Perempuan dengan status HIV/AIDS menghadapi tantangan berupa masalah fisik karena proses penyakit dan masalah psikososial yang juga berdampak pada keluarga yang merawat sehingga akan mengganggu peran dan fungsi keluarga sebagai caregiver. Berbagai bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan keluarga dan upaya koping religius yang  digunakan keluarga merupakan sistem pendukung dan strategi koping dalam proses  adaptasi keluarga merawat perempuan dengan HIV/AIDS.  Berdasarkan hal ini perlu dilakukan penelitian yang lebih mengeksplor tentang  bentuk dukungan sosial dan strategi koping religius keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang bentuk dukungan sosial dan strategi koping religius keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah 10 orang caregiver utama yaitu keluarga  yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Metode pengumpulan data dilakukan  dengan wawancara mendalam dengan pertanyaan semi terstruktur. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan teknik Colaizzi. Penelitian ini menghasilkan enam tema yaitu: 1) Bentuk dukungan sosial,  2) Strategi koping mencari dukungan spiritual dan religius, 3) Dampak positif strategi koping, 4) Stigmatisasi pada ODHA dan keluarga, 5) Alasan tidak mengungkapkan status HIV kepada anak,  6) Kekuatan keluarga dalam merawat.  Berbagai bentuk dukungan sosial dan strategi koping mencari dukungan spiritual dan religius  memberikan dampak positif bagi keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Ketidakterbukaan status HIV dan  stigma  HIV di keluarga dan di masyarakat  menghambat akses dukungan sosial.   Berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga  dalam merawat, membutuhkan resiliensi  yang tinggi sehingga diperlukan kekuatan antar anggota keluarga.Penelitian ini merekomendasikan  perawat jiwa mampu  memenuhi kebutuhan keluarga akan informasi, dukungan, dan keterampilan dalam perawatan ODHA. Pemberian informasi,dukungan dan ketrampilan dapat diberikan dengan intervensi keluarga yaitu Family Psychoeducation (FPE) serta Terapi Kelompok dan Self-Help Grup (SHG)

Women with HIV/AIDS status face challenges in the form of physical problems due to the disease process and psychosocial problems that also have an impact on the family who cares for them so that it will interfere with the role and function of the family as a caregiver. Various forms of social support needed by families and religious coping efforts used by families are support systems and coping strategies in the process of family adaptation to caring for women with HIV/AIDS.  Based on this, it is necessary to conduct research that further explores the forms of social support and religious coping strategies of families caring for women with HIV/AIDS. The purpose of this study was to obtain an in-depth description of the forms of social support and religious coping strategies of families caring for women with HIV/AIDS. This research design uses qualitative methods with a descriptive phenomenological approach. The participants in this study were 10 main caregivers, namely families caring for women with HIV/AIDS. The data collection method was conducted by in-depth interviews with semi-structured questions. The results of this study were analysed using the Colaizzi technique. This research resulted in six themes, namely: 1) Forms of social support, 2) Coping strategies seeking spiritual and religious support, 3) Positive impact of coping strategies, 4) Stigmatisation of PLWHA and family, 5) Reasons for not disclosing HIV status to children, 6) Family strength in caring. Various forms of social support and coping strategies such as seeking spiritual and religious support had a positive impact on families caring for women with HIV/AIDS. Non-disclosure of HIV status and HIV stigma in the family and community hindered access to social support.   Various problems faced by families in caring for women with HIV/AIDS require high resilience so that strength between family members is needed. This study recommends that psychiatric nurses are able to fulfil family needs for information, support, and skills in caring for PLWHA. Providing information, support and skills can be provided with family interventions, namely Family Psychoeducation (FPE) as well as GroupTherapy and Self-Help Groups (SHG)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Arista Dana Paramitha
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh keterbukaan diri dan stigma terhadap keberfungsian keluarga pada orang dengan HIV/AIDS dalam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan alat ukur The General Disclosiveness Scale yang dikembangkan oleh Wheeless dan Grotz untuk mengukur keterbukaan diri; alat ukur Berger HIV Stigma Scale yang dikembangkan oleh Berger, Ferrans, dan Lashley untuk mengukur stigma; dan alat ukur Family Assessment Device yang dikembangkan oleh Epstein untuk mengukur keberfungsian keluarga. Partisipan pada penelitian berjumlah 62 orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri tidak berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga yang dimiliki orang dengan HIV/AIDS ? = 0,78, p < 0,05 . Sedangkan stigma memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keberfungsian keluarga orang dengan HIV/AIDS ? = -0,36, p < 0,05.

The aim of the study is to examine the effect of self disclosure and stigma towards family functioning on people living with HIV AIDS in daily context. This is uses The General Disclosiveness Scale developed by Wheeless and Grotz for self disclosure measurement Berger HIV Stigma Scale developed by Berger, Ferrans, and Lashley for stigma measurement and Family Assessment Device developed by Epstein for family functioning measurement. Participants totalled 62 people living with HIV AIDS.
Result indicated that self disclosure did not have effect to family functioning on people living with HIV AIDS 0,78, p 0,05 . However stigma have negative effect to family funtioning on people living with HIV AIDS 0,36, p 0,05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Puspita Sari
"Pengetahuan masyarakat yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang salah tentang masalah tersebut merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya penurunan jumlah kasus orang dengan HIV/AIDS. Perlakuan tidak adil, kasar, dan stigma yang negatif membuat ODHA tidak mau memberanikan dirinya untuk terbuka bahkan untuk mengakses pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pada wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang berhubungan dengan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah mendengar HIV/AIDS dalam data SDKI 2012. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur yang lebih muda dalam memberi stigma terhadap ODHA daripada umur yang lebih tua. Semakin rendah pendidikan seseorang semakin besar kemungkinan untuk memberi stigma terhadap ODHA. Selain itu, pengetahuan komprehensif mengenai HIV/AIDS yang kurang juga dapat menyebabkan seseorang menstigma ODHA. Hasil uji chi-square didapatkan proporsi wilayah pedesaan lebih memberi stigma terhadap ODHA daripada wilayah perkotaan. Pemanfaatan sumber informasi juga sangat berpengaruh dalam memberi stigma terhadap ODHA, responden dengan sumber informasi ≤ 3 jenis cenderung memberi stigma terhadap ODHA. Status ekonomi rendah juga cenderung memberi stigma terhadap ODHA. Upaya keterlibatan seluruh stakeholder untuk peningkatan keterpaparan informasi sebagai upaya promotif dan preventif dengan penyebaran informasi tentang HIV/AIDS melalui media massa, khususnya melalui koran, radio, dan televisi lokal.

A low level of knowledge about HIV / AIDS and incorrect interpretation is one of the factors causing low reduction in the cases of people living with HIV / AIDS (PLWHA). The unfair treatment, rude, and the negative stigma made people living with HIV did not want to encourage their self for an open and even to access the treatment. This research aims to determine of ever married women aged 15-49 years were associated with the stigma against people living with HIV / AIDS. This research is descriptive analytic with cross-sectional design. Samples were ever married women aged 15-49 years who have heard of HIV / AIDS in the data IDHS 2012. The analysis used in this research is univariate and bivariate by chi-square test.
The results showed there is a relationship between a younger age in giving stigma against people living with HIV than older age. The lower of educational more likely for giving stigma against people living with HIV. Additionally, a lower comprehensive knowledge about HIV / AIDS also one of causes a person stigmatize people living with HIV. Chi-square test results obtained proportion of rural areas is giving the stigma against people living with HIV than in urban areas. The utilization of resources was also very influential in giving stigma against people living with HIV, respondents with less resources than 3 types tend to give stigmatize. Lower economic status also tend to stigmatize people living with HIV. Attemps to increase the involvement of all stakeholders of exposure information as promotive and preventive efforts to dissemination of information about HIV / AIDS through the mass media, particularly through newspapers, radio and local television.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zafira
"Untuk menanggulangi masalah penyakit HIV & AIDS, upaya yang sering dilakukan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pemerintah, institusi kesehatan, maupun masyarakat kurang memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan dari HIV & AIDS. Salah satunya adalah stigma terhadap ODHA. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakatmengenai HIV & AIDS.
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antara pengetahuan mengenai HIV & AIDS dengan tingkat stigma terhadap ODHA. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survey 80 orang ibu di Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat stigma terhadap ODHA yang tinggi, cenderung memiliki pengetahuan yang rendah mengenai HIV & AIDS. Stigma terhadap ODHA terangkum dalam empat dimensi stigma yang terukur secara empiris.

Coping with HIV & AIDS disease, people often use some promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches. Goverment, health institutions, and society usually ignore about social effects of HIV & AIDS. One major problem is PLWHA stigma. In many cases, people usually lack of proper knowledge about HIV & AIDS.
This study describes the relationship between HIV & AIDS knowledge and PLWHA stigma. Using quantitative approach, this study conduct a survey of 80 woman in East Jakarta.
The result found that woman with higher PLWHA stigma tends to have a lower knowledge of HIV & AIDS. The emerging of PLWHA stigma is constructed by a well measured four stigma domain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>