Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177796 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"The farm household face with mary risk,especially,product price and production. The objective of this study are to analyze the product price and production risk,factor incorporating the farm household economic behavior and the effect of external factors on the farm household economic behavior under price and production risk
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irma WInarni
"Untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan bawang merah dan meningkatkan daya saingnya, usaha tani bawang merah harus terus ditingkatkan produktivitasnya. Salah satu faktor yang selama ini diabaikan dan diduga berpengaruh terhadap produktivitas adalah modal sosial. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis hubungan antara modal sosial dengan produktivitas usaha tani bawang merah di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Studi kasus dilakukan di dua desa yang produktivitasnya berbeda secara mencolok yaitu di Desa Margamulya (dengan produktivitas bawang merah yang relatif tinggi) dan di Desa Lamajang (dengan produktivitas bawang merah yang relatif rendah). Dimensi modal sosial yang dianalisis adalah jaringan kerja, norma kepercayaan, norma resiprositas, tata nilai dan norma kerjasama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterkaitan antara modal sosial dengan produktivitas di daerah penelitian relatif lemah. Hal ini disebabkan karena baik di desa yang produktivitasnya rendah (Lamajang) maupun di desa yang produktivitasnya tinggi (margamulya), kedua-duanya memliki modal sosial yang rendah walaupun karakteristik modal sosialnya berbeda. Desa Margamulya yang produktivitasnya relatif tinggi memiliki modal sosial yang baik untuk dimensi jaringan kerja, tetapi tidak disertai tumbuhnya dimensi modal sosial lainnya yaitu kepercayaan dan tata nilai. Sebaliknya, Desa Lamajang yang produktivitasnya relatif rendah memiliki modal sosial yang baik untuk dimensi kepercayaan, tetapi tidak diiringi dengan tumbuhnya dimensi jaringan kerja, tata nilai dan norma kerjasama. Karena karakter modal sosial yang demikian itulah, maka modal sosial di dua desa tersebut masih relatif rendah.

Shallot productivity should be increased to meet a high demand for it as well as enhance its market competitive power. A significant factor that has been so long neglected but has allegedly great influence toward shallot productivity is social capital. This study aims to analyze a correlation between the social capital and shallot productivity at Bandung's shallot plantation of Pangalengan.
A case study was conducted at two villages where shallot productivity is considerably different from each other, i.e., Margamulya with relatively high shallot productivity and Lamajang with relatively low one. Dimensions of social capital analyzed in this study are network, norms of trust, norm of reciprocity, shared values and norms of cooperation.
The study results in a conclusion that there is a relatively weak correlation between the social capital and onion productivity at the two villages. This is due to the difference in characteristic of the poor social capital possessed by the respective villages. The high productivity village of Margamulya, despite its good social capital dimension for network, however, has a poor social capital dimensions for trust and shared values. On the contrary, the low productivity village of Lamajang, despite its good social capital dimension for truth, has a poor social capital dimension for network, shared values and norms of cooperation. It is the difference characteristic or dimension of the social capital possessed by the two villages that makes their social capital relatively low."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29781
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Somantri
"Telah banyak program pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi hasil program belum dapat mengentaskan petani dari kemiskinan dan ketidakberdayaan. Kehadiran Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani Menuju Ketahanan Pangan Nasional (Proksidatani) dimaksudkan sebagai suatu upaya meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani agar menjadi subyek pembangunan. Dengan perkataan lain, meningkatnya kemandirian atau daya saing petani dan kelompok tani maka akan berdampak kepada hasil produksi usaha tani dan dapat mewujudkan kesejahteraan petani serta tercapainya swasembada pangan nasional. Akan tetapi yang menjadi menarik untuk dikaji adalah bagaimanakah karakteristik program yang mengandung unsur pemberdayaan tersebut dan bagaimana pula implementasinya dilapangan.
Untuk melihat karakteristik program digunakan pendekatan dari Korten tentang derajat kesesuaian antara kebutuhan pihak penerima dengan program, prasyaratan program dengan kemampuan mengungkapkan kebutuhan oleh organisasi pelaksana. Pemikiran Korten dipakai karena keberhasilan suatu program pembangunan yang dilaksanakan akan terkait erat dengan kesesuaian tiga arah tersebut. Kemudian, dari segi implementasi program dilihat dari pandangan Lewin yang mengungkapkan strategi-teknik dalam melakukan usaha perubahan yaitu mulai dari tahap: (a) pengembangan kebutuhan akan perubahan, (b) membentuk relasi perubahan, (c) bekerja ke arah perubahan yang terdiri dari; klarifikasi dan diagnosa permasalahan sistem klien, menelaah kemungkinan untuk mencari penyelesaian dan tujuan kegiatan, transformasi dari niat menjadi upaya perubahan yang nyata, (d) generalisasi dan stabilisasi perubahan (e) terminasi relasi perubahan.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif karena penelitian ini menggambarkan mengenai karakteristik dan implementasi program dalam meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani, sedangkan pendekatan yang dipakai adalah kualitatif sebab penelitian ini menekankan pada sisi proses implementasi program. Untuk itu, teknik observasi partisipasi dan wawancara mendalam digunakan dalam menggali data dilapangan. Kelompok tani dan petani padi sawah di desa Cileunyi Kulon kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung Jawa Barat diambil sebagai kasus hanya sebatas untuk melihat gambaran (kasus) antara karakteristik program (blue print) dengan implementasinya dilapangan, kemudian sampel penelitian yang digunakan adalah teknik snowball dan untuk menganalisa data yang telah diperoleh digunakan teknik editing (editing analysis style).
Berdasarkan temuan lapangan, program Proksidatani di desa Cileunyi Kulon hanya dikenal oleh kelompok petani tertentu yaitu petani yang dekat dengan pelaksana program, sedangkan petani yang miskin atau yang kurang dekat dengan pelaksana program kurang memahami program tersebut. Pemilihan kelompok sasaran menjadi subyektif dimana petani yang berhak untuk memperoleh program tidak diprioritaskan, sehingga tujuan program yang semula dapat meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani dari kemiskinan menjadi salah sasaran dan jatuh kepada petani yang tidak layak untuk menerima program. Pengenalan dan penggalian potensi wilayah menjadi terbatas pada pemenuhan prasyarat guna mencairkan "bantuan" dari pemerintah pusat. Koordinasi persiapan pelaksanaan program menjadi mandul dan terbatas pada usaha pencairan bantuan semata. Koordinasi yang semestinya menjadi suatu usaha kerjasama antara pelaksana dan penerima program untuk meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani menjadi terbatas dikalangan kelompok elit desa. Dengan demikian, analisis data menjadi kurang tepat dan hanya terfokus pada pilihan data yang dapat mendukung atau membenarkan rencana pemberian bantuan atau pencairan kredit usaha tani semata.
Tujuan bantuan yang semula sebagai rangsangan atau komponen pelengkap menjadi suatu target utama. Prioritas masalah (bantuan) untuk meningkatkan pendapatan dan kemandirian petani dan kelompok tani menjadi tidak jelas dan lebih menguntungkan elit desa. Program usaha peningkatkan keberdayaan petani belum dipahami secara tepat dan cermat oleh pelaksana ditingkat bawah. Unsur bantuan dalam komponen program akhirnya menjadi suatu bibit bagi nepotisme dan kolusi baru ditingkat bawah. Dengan adanya distorsi antara rencana dan implementasi maka keberlanjutan atau generalisasi dan stabilisasi belum berjalan dan tidak sesuai dengan harapan. Ukuran terminasi relasi kegiatan hanya diukur oleh habisnya bantuan yang telah dialokasikan dan tidak bersandar pada terbentuknya petani atau kelompok tani yang kuat dan berdaya. Oleh karena itu, suatu program yang akan diluncurkan kepada masyarakat ternyata diperlukan persiapan sosial yang matang dan sosialisasi secara terus menerus dengan memakai berbagai teknik seperti dengan pelatihan petani kader, seleksi penerima secara tepat atau pemilihan kelompok sasaran dan evaluasi secara terbuka oleh masyarakat sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian, mengukur partisipasi petani, mengukur pendapatan petani sebelum dan sesudah adanya program FEATI, mengukur hubungan peran partisipasi petani pada FEATI dengan tingkat pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Seterio, Desa Purwosari dan Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin dengan menggunakan metode survei yang terdiri dari 25 peserta Farmers Managed extension Activities (FMA) yang dipilih secara sensus, sehingga sampel seluruhnya adalah 75 peserta FMA. Analisis data menggunakan statistika non parametrik, yaitu: uji koefisien peringkat spearman dan uji beda nilai tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, termasuk kategori tinggi dengan nilai skor rata-rata = 26, partisipasi petani sampel dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan, dimana pendapatan riil petani sampel sebelum program FEATI tahun 2009 dari Rp. 20.191.840,- per tahun meningkat menjadi Rp. 33.561.368,- pertahun setelah adanya program FEATI tahun 2010, terdapat hubungan antara partisipasi petani dalam program FEATI dengan pendapatan petani, koefisien korelasi Spearman (rs) = 0,913, artinya semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin tinggi pendapatan petani. "
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Widiawati
"Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai pendorong pembangunan ekonomi, namun demikian sesuai data BPS 49% penduduk miskin Indonesia tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Pembangunan di sektor pertanian yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture) merupakan fokus penting untuk dapat mengatasi permasalahan kemiskinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan, dan salah satu strategi yang dapat diupayakan adalah melalui Kemitraan Pemerintah - Swasta (Public Private Partnership/PPP). PT.Hikmahfarm merupakan salah satu perusahaan pertanian yang menjalankan konsep PPP dengan membangun kemitraan dengan kelompok petani mitra, sektor pemerintah dan sektor non-pemerintah dalam membangun ekosistem produksi hasil tani yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan kemitraan di PT.Hikmahfarm sebagai salah satu strategi untuk menuju pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi dokumentasi, observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan PT.Hikmahfarm dapat mendorong sustainable agriculture melalui pemenuhan kebutuhan pangan yang berkelanjutan, terciptanya organisasi petani yang berkelanjutan, serta mendorong peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi. PT.Hikmahfarm dalam kemitraan berperan signifikan sebagai service provider dan perantara bagi kelompok petani mitra dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi petani melalui penyedia lahan bagi petani, penyedia permodalan melalui penyediaan sarana dan prasarana pertanian, peningkatan kemampuan petani melalui berbagai kegiatan capacity building, serta adanya kepastian pemasaran bagi produk hasil tani.

As an agricultural country, Indonesia depends on its economic development through the agricultural sector. However, based on Indonesia Central Bureau of Statistics data, 49% of the poor Indonesian population lived in rural areas and worked in the agricultural sector. Sustainable development in the agricultural sector is an important focus to overcome poverty and improve social welfare; one strategy to achieve sustainable agriculture is through Public-Private Partnership (PPP). PT. Hikmahfarm is one of the agriculture businesses that implement the concept of PPP by building partnerships with farmers in rural areas, the government sector, and the non-government sector in building an ecosystem for sustainable agricultural production. This study aims to describe the partnership in PT.Hikmahfarm as one strategy to reach Sustainable Agriculture for poverty alleviation, using qualitative methods through documentation study, observation, and indepth interview. The result of this study identified that partnership in PT. Hikmahfarm can encourage Sustainable Agriculture through sustainable food needs, sustainable farmers' organizations, and the improvement of socio-economic welfare. PT.Hikmahfarm, in this partnership, plays a significant role as a service provider and intermediaries to overcome the problem of small farmers through providing cultivating land for farmers, provision of agricultural facilities and infrastructures, increasing small farmer capacity, and market certainty for agricultural products."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dindin Amidin
"Salah satu pembangunan yang sangat diharapkan oleh masyarakat adalah pembangunan sarana aman, namun kenyataanya kadang kala masyarakat seperti kurang berusaha untuk mengadakan sarana tersebut, terlebih lagi masyarakat miskin seperti Petani, Nelayan dan Buruh.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digalang dan ditingkatlkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana umum, sehingga rasa memiliki dan tanggung jawah tumbuh dari masyarakat terhadap sarana umum yang ada di daerahnya. Dengan rasa memiliki dari tanggung jawab ini, maka masyarakat akan berusaha ikutl merawat dan memelihara sarana umum tersebut.
Menyikapi uraian tersebut diatas; maka pariahs berusaha untuk melihat tingkat partisipasi Petani, Nelayan dan Buruh di desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Propinsi Banten, adapun tujuannya ingin membandingkan manakah yang lebih baik tingkat partisipasinya antara Petani, Nelayan dan Buruh dalam pembangunan sarana umum di daerah tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menempatkan masyarakat petani, nelayan dan buruh sebagai millibar data yang primer dari dokumen sebagai data sekunder. Informasi didapat melalui penyebaran kuesioner berupa angket yang diisi oleh para kepala keluarga yang semuanya berjuml.ah 612 orang. Adapun waktu penelitian selama 7 bulan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2003.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa, tingkat partisipasi ketiga kelompok masyarakat tersebut secara umum dalam katagori sedang, hal ini terlihat dari olah data secara statistik dimana angka menunjukkan 64,7 % berada pada katagori sedang, pada katagori tinggi hanya 11,7 % , dan 23,7 % berada pada katagori rendah. Namun bila dibandingkan dari ketiga kelompok tersebut, petani memiliki partisipasi tertinggi, kemudian nelayan dan buruh, dimana hasil perhitungan Uji Kruskal Wallis yaitu, petani dengan nilai 386,99, urutan berikutnya adalah Nelayan dengan nilai 294,58 dan urutan terakhir pada Buruh dengan nilai 266,76.dan Uji Dunn memang menunjukkan bahwa, tingkat partisipasi petani lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan dan buruh, dengan demikian sejalan dengan hipotesis yang diajukan, dimana Ho ditolak, artinya Petani lebih tinggi tingkal partisipasinya dibandingkan dengan Nelayan dan Buruh, dengan demikian Ha = diterima. Adapun faktor yang menyebabkan partisipasi kurang diantaranya adalah, kurangnya waktu luang untuk ikut berpartisipasi, karena waktu kerja yang tidak menentu.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui bentuk dan pola partisipasi masyarakat petani, nelayan dan buruh, sehingga mampu menciptakan dan mendukung partisipasi pembangunan sarana umum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Rustiani
Bandung: Yayasan AKATIGA, 1994
338.1 FRI p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinar Cahya Wijayanti
"Pengelolaan peternakan sapi perah yang buruk merupakan faktor utama penurunan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Upaya untuk menangani masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perah dan menyelidiki hubungan antara karakteristik peternak dengan pengelolaan peternakan sapi perah di Kecamatan Pangalengan. Sebanyak 230 peternak dipilih melalui cluster random sampling. Evaluasi pengelolaan dilakukan dengan mengkompositkan komponen pengelolaan sesuai dengan pendekatan ecohealth dalam pedoman penilaian, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jumlah peternak yang telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannnya. Komponen yang dievaluasi meliputi pembibitan, pemberian pakan, pemerahan, penanganan susu sapi, pengolahan limbah, perkandangan, sanitasi lingkungan, penanganan dan pencegahan penyakit. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan masing-masing variabel karakteristik peternak dengan variabel pengelolaan peternakan sapi perah secara simultan. Karakteristik peternak meliputi usia, luas peternakan, lama beternak, tingkat pendidikan, pengetahuan, jumlah tanggungan, pemilikan ternak, motif beternak, lama tinggal dan tingkat pendapatan. Sebanyak 34 orang (14,8%) dari 230 peternak sapi perah di Kecamatan Pangalengan telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannya. Karakteristik peternak yang berhubungan dengan pengelolaan peternakan adalah semakin besar luas peternakan (Odds ratio=1,005), pemilikan ternak (Odds ratio=1,236), pengetahuan (Odds ratio=1,239) dan jumlah tanggungan (Odds ratio=1,798) maka peluang untuk menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perahnya lebih besar. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dalam menentukan strategi penerapan ecohealth dalam pengelolaan peternakan yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.

Bad management of dairy farm was the main factor reduction in the quality of human, animals and enviromnent health. Efforts to resolve these problem can be done with the ecohealth approach in farm management. This research to evaluate the current dairy farm management base on ecohealth approaches and investigate the relationship between farmer`s characteristics with dairy farm management practices in Pangalengan Subdistrict. A total of 230 farmers were chosen through cluster ramdom sampling. Management evaluated conducted by combine management component with ecohealth approach in assessment guidelines, which are then used to determine the number of farmers who have applied ecohealth approach in dairy farm management. Component that were evaluated as includes livestock breeding; milking practice and hygiene; postproduction milk handling; nutrition and feeding; waste management and the environment; the cowshed-care, equipment and resources; cowshed cleaning; disease prevention and control. Logistic regression used to determine the effect of each relationship variables farmer`s characteristics with variable dairy farm management simultaneously. Farmers chracteristic include age, extensive dairy farm, experience dependents, level of education, knowledge, number of dependents, ownership of dairy farm, motive, long settled and level income. A number of 34 person (14,8%) from 230 farmer in Pangalengan Subdistrict has applied ecohealth approach in his dairy farm. Characteristic of farmer which are related with dairy farm management, greater of size dairy farm (Odds ratio=1,005), ownership of dairy farm (Odds ratio=1,236), knowledge (Odds ratio=1,239), and the number of dependents (Odds ratio=1,798), the opportunities for applying the ecohealth approach in the management of dairy farms larger. Further research needs to be strategy for applied ecohealth approach in dairy farm management that can improve the quality of human, animal and health.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>