Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Willy Wijayaputra
"Dalam situasi yang semakin kompleks, kemajuan teknologi yang makin cepat dimana kondisi juga selalu berubah, dibutuhkan metode-metode baru untuk menjaga perusahaan tetap berada di depan pesaing-pesaingnya.  Salah satu strategi yang paling umum dan semakin banyak digunakan perusahaan adalah dengan menerapkan sistem outsourcing. Dalam arti harafiah, outsourcing merupakan pemanfaatan sumber daya eksternal. Hal ini terjadi ketika eksekusi tugas, fungsi dan proses yang biasanya dilakukan oleh perusahaan itu sendiri dialihkan ke pihak eksternal perusahaan. Outsourcing membantu perusahaan berkonsentrasi pada tugas dan tujuan strategisnya. Meningkatnya penerapan sistem outsourcing dalam pelaksanaan produksi memyebabkan semakin pentingnya penerapan strategi dan pengambilan keputusan yang tepat dan efektif terhadap perusahaan-perusahaan outsource tersebut. Salah satu hal yang penting adalah melakukan optimasi produksi dan pola distribusi terhadap perusahaan-perusahaan outsource yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan produksi dan pola distribusi adalah Mixed Integer Linier Programming. Dengan menggunakan metode ini perusahaan dapat membuat keputusan dalam menentukan alokasi produksi, baik di internal perusahaan maupun di perusahaan outsource serta mempunyai alternatif pola distribusi yang lebih optimal.

In the more complex situation, advanced progress in technology and where the condition always changing, it takes new methods to keep company stay front of the competitors. One of the most common strategy and increasingly being used by companies is applying outsourcing system. Literally, outsourcing is the utilization of external resources. This happened when the execution, function and process that usually accomplished by the company itself was diverted to the external resources. The outsourcing system help the company to concentrate on its strategic tasks and objectives. The increasing application of outsourcing system in the production systems led to the growing importance of the appropriate and effective strategy implementation and decision makings for the outsource companies. One important thing is to do the optimization of production and distribution of the outsourcing companies that are adjusted to the needs of the companies. One of the method used to optimize production and distribution is Mixed Integer Linier Programming. By using the method, the company could make decision determining allocation of production, both in internal company and in the outsourcing companies, and have the alternative of a more optimal distribution patterns."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T51764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Agustino
"Pada industri beverages di zaman sekarang, optimasi penjadwalan produksi dan pemeliharaan pencegahan menjadi perhatian serius manajemen. Pengembangan model pemeliharaan pencegahan dan penjadwalan produksi diharapkan dapat mengurangi biaya operasional produksi. Model pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk mengoptimalkan periodik penggantian penjepit botol pada mesin washer sehingga biaya lembur penggantian botol pecah dapat ditekan seminimal mungkin. Model penjadwalan produksi bertujuan untuk memenuhi permintaan distributor dengan penjadwalan produksi yang paling efisien. Model matematika yang digunakan pada pemeliharaan pencegahan adalah model matematika Non Linear, sedangkan model matematika yang digunakan pada penjadwalan produksi adalah model matematika Integer Linear Programming. Optimasi pemeliharaan pencegahan yang dilakukan dapat menghemat biaya 38,8%, sedangkan optimasi penjadwalan produksi yang dilakukan dapat memastikan jadwal produksi tidak menggunakan lembur lebih dari 2 jam setiap harinya.

In beverages industry at the moment, optimization of the production scheduling and preventive maintenance become main purpose of management. By developing preventive maintenance and production scheduling models, it?s expected to reduce the operational costs of production. Preventive maintenance model aims to optimize the periodic replacement of plastic insert in the bottle washer machine so the overtime costs of plastic insert replacement can be minimized. Production scheduling model aims to meet the demand for distributors with the most efficient production scheduling. Mathematical models used in preventive maintenance is a mathematical model of Integer Non-Linear Programming, while the mathematical model used in the production scheduling is a mathematical model of Integer Linear Programming. Optimization of preventive maintenance save the cost 38.8%, while the production scheduling optimization can be done to make sure every production scheduling don?t use more than 2 hours overtime every day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Adytiara
"Penelitian ini secara empiris menguji tentang kualitas produk. Secara khusus studi ini mengetahui bagaimana persepsi konsumen pada kualitas produk susu UHT Full cream PT Ultrajaya Milk Industry khususunya Ibu-ibu yang memiliki balita. PT Ultrajaya akan melakukan sesuatu hal pada produknya agar bisa mendapatkan kualitas produk yang baik. Dalam hal ini perlu adanya pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari responden yang tinggal di lingkungan RT 05 RW 11 Kelurahan Kemiri Muka Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sample non probability sampling (penarikan sampel secara tak acak). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada kualitas produk susu UHT full cream PT Ultrajaya Milk Industry baik. Penulis menyarankan kepada perusahaan untuk terus menjaga kualitas produknya agar terus dipercaya konsumen.

This research is empirically examining about the quality of product. This study analaysis specifically determine how cunsumer perceptions on product quality UHT Full Cream dairy milk Industry, especially is in PT Ultrajaya mothers who have children. PT Ultrajaya will do things on their products in order to get a good guality product. In this case the need to take into account considerations which should be taken by companies. Data used in this study came from respondant who live in the neighborhood RT 05 RW 11 villages Kemirimuka Depok City. This research used quanititative approach with sample techiques of non probability sampling. The results of this study indicate that cunsumer perceptions on product quality UHT Full cream PT Ultrajaya Milk Industry suggest to the company to keep quality cunsumer products that continue to be trusted
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Novie Stella
"ABSTRAK
Beberapa makanan yang diproduksi di area kampung oleh pengusaha berbasis rumah atau orang-orang yang berkumpul untuk usaha industri rumah tangga industri makanan dalam negeri. Proses produksi dan distribusi makanan akan menciptakan sebuah rute yang menimbulkan adanya area pusat. Proses dari makanan tersebut memiliki trajektori yang areanya sampai berada di luar wilayah kampung. Kisaran proses makanan direpresentasikan oleh teori spasial trajektori untuk melihat proses produksi makanan dan menunjukkan sistem spasial yang merupakan bagian dari mobilitas makanan. Observasi terhadap rute makanan dilakukan dengan memperhatikan flow, network, dan motion yang menggunakan metode sintaksis ruang. Hasil dari penelitian dengan menggunakan metode sintaksis ruang akan menunjukkan trajektori spasial dari sebuah produk yang melebihi area kampung yang dapat menjadikannya area pusat yang penting.

ABSTRACT
Foods produced in the kampung area by home base entrepreneurs or people who gather for home industry food domestic industry. Food production and distribution process creates a route that generates a hub. The processing of this food has a trajectory that is beyond the local territory in a kampung. The range of food processes are represented by a theory of spatial trajectories to see the process of food production and show the spatial system which is a part of food mobility. Observation of food routes is carried out by paying attention to flow, network, and motion using space syntax methods. The results of this research using space syntax methods will show spatial trajectory of the product exceed beyond kampung area, which makes it an important hub.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeptirani Sari
"Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan manajemen risiko serta memberikan usulan perbaikan untuk Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ sebagai objek penelitian, sesuai dengan regulasi dan penerapan best practice. Penelitian tentang penerapan manajemen risiko pada lembaga pendidikan masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Mengingat lembaga pendidikan menghadapi risiko internal dan eksternal, lembaga pendidikan memerlukan manajemen risiko agar organisasi dapat memitigasi risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan instrumen data berupa analisis dokumentasi, wawancara, dan FGD. Penelitian ini menggunakan kerangka konsptual manajemen risiko ISO 31000 (2018) dan metode benchmarking dalam mengevaluasi penerapan manajemen risiko pada objek penelitian dengan membandingkan manajemen risiko pada Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ dengan manajemen risiko pada lembaga pendidikan yang dianggap sebagai best practice. Hasil penelitian ini adalah sebuah evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko pada Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ saat ini dan juga sebuah usulan perbaikan manajemen risiko bagi Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ yang lebih sesuai dengan regulasi dan penerapan best practice. Berdasarkan penelitian ini, Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ telah melaksanakan proses identifikasi dan analisis risiko, tetapi belum melaksanakan proses evaluasi dan mitigasi risiko. Usulan perbaikan yang diajukan berupa usulan memasukkan risiko baru pada daftar risiko, perbaikan skala kemungkinan risiko, penghitungan ulang skor risiko, penyusunan prioritas risiko, penetapan selera risiko, dan penyusunan mitigasi risiko. Seluruh usulan perbaikan yang diajukan telah disetujui dan dapat diaplikasikan pada Balai Pendidikan dan Pelatihan XYZ.

This study aims to evaluate risk management application and provides suggestions for improvement for the XYZ Education and Training Center as an object of research, following regulations and best practice implementation. In Indonesia, research on risk management application in educational institutions is not widely carried out. Considering that educational institutions face internal and external risks, educational institutions need risk management so that organizations can mitigate risks that may block organizational goals achievement. This study used a descriptive qualitative method with documentation analysis, interviews, and FGD as data instruments. This study used ISO 31000 (2018) risk management conceptual framework and benchmarking method to evaluate the research object's risk management application by comparing risk management at the XYZ Education and Training Center with risk management at educational institutions as best practices. The results of this study were an evaluation of the existing risk management application at XYZ Education and Training Center and risk management improvement plans for the XYZ Education and Training Center that aligned with regulations and best practice implementation. Based on this research, the XYZ Education and Training Center had carried out the risk identification and analysis process but had not completed the risk evaluation and mitigation process. The improvement plans included new risks in the risk register, risk likelihood scale improvement, risk scores recalculating, risk priorities developing, risk appetite determination, and risk mitigation preparation. All the improvement plans are applicable at XYZ Education and Training Center."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Adrianto A
"The following independent study paper will present an overview of the car industry in France
(Europe) and South Korea (Asia) for the United States of America car industry. It will focus
upon the historical background, and facts regarding several macroeconomic conditions, market
conditions and socio-cultural conditions. The author chose France and South Korea, because
both of them have appeared to have a good surface level for doing a foreign business for the US
car Industry to open up their new production there. This paper used a literature review based on
google scholars and the government's website. According to the Korea Automobile
Manufacturers Association (KAMA) automobile output from Korea totaled 3,506.848 units in
2020, down 11.2 percent from 2020. Despite the fall in production, the country's overall auto
output ranking moved up two notes from 2020. Car Production in France decreased to 1316371
Units (1316,371 K Units) in 2020. The maximum volume was 3701870 Units and minimum was
1316371 Units. Based upon the information gathered in this paper, South Korea has overall
better conditions for US production and market seeking firms, compared to France, due to the
historical background within the automotive industry, as well as the historical relations with the
United States could support the choice for South Korea for investment opportunities, and so does
the potential for future innovation capabilities of the region
."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jabidi
"Proses distribusi LPG berawal dari pengadaan LPG yang diproduksi mulai dari kilang, selanjutnya di distribusikan ke depot terus SPPBE. Dari SPPBE ini, produk LPG mulai dilakukan pengisian ke tabung (3, 12 dan 50 Kg) yang selanjutnya di salurkan ke agen-agen. Kemudian agen LPG ini mendistribusikan ke sub agen. Mata rantai pendistribusian LPG yang dilakukan berjenjang tersebut perlu diatur secara sistematis dan perlu dilakukan analisa optimasi distribusi dari titik utama suplai sampai mata rantai dibawah-nya untuk mengetahui ke-efektifan dan ke-ekonomian dari sistem distribusi tersebut.
Perhitungan optimasi sistem distribusi ini dilakukan menggunakan Solver aplikasi dari microsoft office excel. Dari hasil perhitungan di dapat bahwa untuk mencukupi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, perlu dilakukan penambahan tanki penyimpanan di Depot Tanjung Priok dan penambahan unit SPPBE di masing-masing daerah yang menjadi unit operasinya. Penambahan yang perlu dilakukan yaitu 2 unit tanki kapasitas 250 MT dan 2 unit tanki kapasitas 2500 MT. Dengan total biaya pengembangan kapasitas dan biaya operasional dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 sebesar Rp. 670.35 Milyar. Sedangkan untuk penyediaan SPPBE perlu juga dilakukan penambahan unit SPPBE sebanyak 29 unit yang tersebar di masing-masing daerah yang menjadi daerah penyaluran distribusi LPG dari Depot Tanjung Priok. Dengan total biaya pengembangan unit SPPBE, operasional dan biaya penyaluran dari Depot ke SPPBE dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 adalah sebesar Rp. 1,007.25 Milyar.

LPG distribution process begins with the procurement of LPG produced from refinery, subsequently distributed to the depot continued to SPPBE. From this SPPBE, LPG products started filling the tube (3, 12 and 50 Kg) and then distributed to the agents. LPG agency then distributes to the sub-agent. LPG distribution chain which is made by stages needs to be regulated systematically and optimization analysis of the distribution needs to be done from the main point of supply to the underlying chain to determine the effectiveness and economy of the distribution system.
Distribution system optimization is done using the Solver application from Microsoft Office Excel. From the calculation results acquired that in order to provide requirement for up to 2020, Tanjung Priok Depot needs to add storage tanks and also needs to add SPPBE units in distribution areas. The additions are 2 units tank with capacity of 250 MT and 2 units tank with capacity of 2500 MT. Total amount that needs to invest (capex&opex) from 2010 up to 2020 is Rp. 670.35 Billion. As for the supply of SPPBE should also be added 29 units in LPG distribution area from Tanjung Priok Depot. The total cost of distribution (capex+opex+transportation cost) from Depot to SPPBE from 2010 up to 2020 is Rp. 1,007.25 Billion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31160
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dirda Putri
"ABSTRAK
Industri alas kaki merupakan salah satu jenis industri yang memiliki pertumbuhan cukup signifikan saat ini tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Industri alas kaki terus dikembangkan karena mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Namun, terjadi penurunan daya beli pada komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya di Indonesia. Selain itu, biaya produksi sepatu di Indonesia lebih tinggi dari negara asia lainnya. Salah satu tantangan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah mengefisiensikan biaya produksi dengan meningkatkan produktivitas melalui penjadwalan produksi yang optimal. Salah satu perusahaan alas kaki di Tangerang membutuhkan penjadwalan produksi yang optimal, oleh karena itu metode Goal Programming dengan tujuan untuk meminimasi biaya pinalti dan keterlambatan pada produksi diterapkan untuk membantu perusahaan membuat penjadwalan produksi yang optimal yang dibantu dengan peranti lunak LINGO 11.0. Hasil dari penelitian ini adalah penelitian ini mampu menghasilkan penjadwalan produksi yang optimal yang dapat meniadakan penumpukan sehingga tidak ada biaya pinalti yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu, hasil penelitian selanjutnya adalah keterlambatan dapat diminimalisir namun tidak dapat dihilangkan sehingga masih terdapat tiga jenis produk yang mengalami keterlambatan produksi.

ABSTRACT
Footwear industry is one type of industry that has significant growth today not only in Indonesia, but also in the world. Footwear industry continues to be developed because it is able to contribute to the national economy. However, there is a decrease in purchasing power on the components of clothing, footwear, and maintenance services in Indonesia. In addition, the cost of shoe production in Indonesia is higher than other Asian countries. One of the challenges that focuses on this research is to streamline production costs by increasing productivity through optimal production scheduling. One footwear company in Tangerang requires optimal production scheduling, therefore Goal Programming method with the aim to minimize penalty costs and delay in production is applied to help the company make optimal production scheduling assisted by LINGO 11.0 software. The result of this research is that this research is able to produce optimal production scheduling which can eliminate the accumulation so that there is no penalty fee to be issued by the company. In addition, the results of further research is the delay can be minimized but can not be eliminated so that there are still three types of products that experienced production delays."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Diaz Aditia
"Pada dekade terakhir construction supply chain management (CSCM) menjadi hal yang cukup diperhatikan, dikarenakan biaya material serta kegiatan yang berhubungan dengan material di kebanyakan proyek konstruksi menyumbang 50% sampai dengan 60% dari total biaya proyek. Dimana biaya material tersebut sebagian besar dibayarkan kepada supplier, sehingga pemilihan supplier menjadi salah satu isu yang paling penting dalam menjalankan sistem rantai pasok. Kegiatan pengadaan dan manajemen material konstruksi berperan untuk menjawab tantangan dalam menekan persediaan, mempercepat pengiriman, dan menurunkan biaya secara keseluruhan proyek. Penelitian ini mengusulkan pemilihan supplier dengan pendekatan dari metode multi-criteria decision making (MCDM), serta perencanaan transportasi dengan transshipment model yang sesuai untuk industri konstruski. Strategi hybrid MCDM diterapkan secara sekuensial dengan cara mengkombinasikan Criteria Importance Through Inter-Criteria Correlation (CRITIC) dan Evaluation Based on Distance from Average Solution (EDAS) untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan didapatkan beberapa supplier terbaik dari pilihan yang ada, yang kemudian akan disimulasikan jalur transportasi yang dioptimalkan secara biaya dengan menggunakan transhipment model. Penelitian tersebut akan menghasilkan biaya pengadaan yang optimal dan menunjukkan hubungan antara pemilihan supplier dan transportasi material terhadap keseluruhan biaya pengadaan pada industri konstruksi.

In the last decade, construction supply chain management (CSCM) has become quite a concern, because material costs and material-related activities in most construction projects account for 50% to 60% of the total project costs. Where the material costs are mostly paid to suppliers, so supplier selection is one of the most important issues in running the supply chain system. Procurement activities and construction material management play a role in responding to challenges in reducing inventories, speeding up deliveries, and lowering overall project costs. This study proposes supplier selection with the approach of the multi-criteria decision making (MCDM) method, as well as transportation planning with a transshipment model that is suitable for the construction industry. The hybrid MCDM strategy is applied sequentially by combining Criteria Importance Through Inter-Criteria Correlation (CRITIC) and Evaluation Based on Distance from Average Solution (EDAS) to get more effective results and get some of the best suppliers from the available options, which will then be simulated cost-optimized transportation routes using the transshipment model. This research will produce optimal procurement costs and show the relationship between supplier selection and material transportation to the overall procurement costs in the construction industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reviana Revitasari
"ABSTRAK
Konsep Industri Hijau berawal dari konsep efisiensi dan efektivitas, yang awalnya menjadi daya saing industri. Konsep ini kemudian berkembang menjadi konsep berkelanjutan sustainability , produksi bersih cleaner production , dan dengan memasukkan unsur lingkungan dan sosial masyarakat kemudian menjadi konsep industri hijau green industry . Dikarenakan beragamnya persepsi terkait industri hijau, dibuatlah Standar Industri Hijau SIH . SIH disusun berdasarkan konsensus antar perwakilan pemerintah, industri, asosiasi, stake holder terkait dan difasilitatori akademisi. Sehingga terdapat standar berupa kesepakatan bersama yang tentunya berbeda dengan negara lain. Penyusunan SIH dilakukan secara bertahap sesuai prioritas industrinya. Namun untuk kasus SIH Industri Kaca Lembaran IKL , perumusannya minim akan kajian akademis. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendasari dilakukannya penelitian ini. SIH tersebut dapat berkembang dan ditinjau di kemudian hari. Maka, dalam penelitian ini, SIH keluaran Kemenperin RI menjadi suatu bahasan yang ditinjau untuk mendapatkan level ketetatannya dibandingkan negara lain dan sebagai masukan saat peninjauan nantinya. Selanjutnya, dilakukan studi kasus penerapan SIH IKL Kemenperin RI pada PT. X dengan melakukan evaluasi capaiannya dan strategi untuk mencapai SIH tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, pertama, terdapat 7 faktor yang mendasari pentingnya SIH bagi IKL. Faktor teknisnya yaitu: konsumsi energi, emisi, dan efisiensi produksi, dengan faktor yang paling dominan adalah efisiensi produksi. Sedangkan untuk faktor nonteknis yaitu: skala industri, nilai ekspor, sumbangsih terhadap PDB, dan Market Demand, dengan faktor yang paling signifikan adalah Market Demand. Kedua, level ketetatan SIH IKL Kemenperin adalah 0,53. Sehingga terdapat peluang untuk pengetatan. Ketiga, hasil evaluasi menunjukkan PT. X belum comply terhadap SIH IKL Kemenperin. Aspek yang tidak terpenuhi adalah RPB 81 dengan standar minimum 81,5 dan penggunaan energi listrik 1,18 GJ/ton dengan standar maksimum 0,7 GJ/ton. Sedangkan untuk penggunaan energi panas, air make-up, emisi, dan OEE sudah memenuhi SIH. Namun masih terdapat peluang untuk improvisasi. Keempat, dari hasil analisis kondisi aktual, terdapat 10 strategi yang diusulkan kepada PT. X, dari hasil kuesioner AHP dipilihlah strategi mempertahankan B/C ratio pada 75/25 dan melakukan strategi heat recovery pada flue gas keluaran furnace dengan mengaplikasikan boiler tube pada bottom regenerator. Dimana peluang recovery panasnya adalah 25-30 .Keyword : Standar Industri Hijau, Industri Kaca Lembaran, efektivitas, efisiensi, berkelanjutan

ABSTRACT
The Green Industry Concept originated from the concept of efficiency and effectiveness, which initially became industry competitiveness. This concept then evolves into sustainability, cleaner production, and by incorporating environmental and social elements into a green industry concept. Due to the variety of the perceptions about green industry, a Green Industry Standard GIS was created. GIS is compiled based on consensus among government representatives, industries, association, stakeholders and facilitated by academics. So there are standards of mutual agreement which is certainly different from other countries. The preparation of GIS is done gradually according to the priority of the industry. But for the case of GIS for Flat Glass Industry FGI , its formulation was lack of academic studies. So it becomes one of the factors that underlie this research. The GIS may develop and be reviewed in the future. Thus, in this study, the GIS from Ministry of Industry of RI became a reviewed subject to get its stringent level compared to other countries and as the recommendations later. Furthermore, GIS of FGI from Kemenperin RI implementation at PT. X by evaluating its achievements and strategies to achieve the GIS became the case study. The results of the research are, first, there are 7 factors underlying the importance of GIS for FGI. The technical factors are energy consumption, emissions, and production efficiency, with the most dominant factor is production efficiency. While for nontechnical factors are industrial scale, export value, contribution to GDP, and Market Demand, with the most significant factor is Market Demand. Second, the stringent level of GIS FGI from Kemenperin is 0.53. So there is an opportunity for tightening. Third, the evaluation results show that PT. X especially F2 is not complying with GIS FGI from Kemenperin. Unfulfilled aspect is RPB 81 with minimum standard 81.5 , and electricity consumption is 1.18 GJ ton with maximum standard 0.7 GJ ton. As for the use of heat energy, make up water, CO2 emission, and OEE already meet the GIS. But there are still opportunities for improvisation. Fourth, there are 10 strategies proposed to PT. X F2, the results of the AHP questionnaire were chosen to maintain the B C ratio at 75 25 and to perform a heat recovery strategy on the flue gas of furnace output by applying the boiler tube to the bottom regenerator. Where is the heat recovery opportunities are 25 30 .Keyword Green Industry Standard, Flat Glass Industry, effectiveness, efficiency, sustainability"
2018
T50608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>