Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Semiarto Aji Purwanto
Pusat Kajian Antropologi UI, 2018
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
2018
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
2018
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Misjihadiah
"Homegarden Ecology : The Structure, Pattern of Homegarden and Correlation Between Economic - Social Factors of People Community Around Lembah Harau Nature Reserve West Sumatra and Plant Diversity. A research has been done on the structure and pattern of homegarden and correlation between economic - social factors of people community and plant diversity. The research was conducted in two villages around the Lembah Harau Nature Reserve (LHNR), Harau subdistrict, the regencies of Lima Puluh Kota, West Sumatra. The villages are Desa Harau, located in the north side of LHNR, and Desa Tarantang Lubuk Limpato, located in south side and the west side of LHNR. The data were collected from October 2000 up to January 2001.
The research was non experimental with a Stratified Random Sampling Method. Data of plant density, frequency, and dominance were used to calculate Important value index, Shannon diversity index (H), Jaccard similarity index (ISJ), and Shannon equitability index (E). The community economic - social factors data, as independent variables, and the plant diversity, as a dependent variable, were analyzed using the multiple regression analysis to produce the regression equality model.
This research found 270 species of plants from 76 family. The plants were grouped into 11 categories. There were 33 species of fruit plants, 23 species of industrial plants, 29 species of vegetable plants, 60 species of traditionally medicinal plants, 3 species of food plants, 21 species of flavor plants, 62 species of ornamental plants, 5 species of plants for spiritual events, 8 species of traditional cosmetic plants, 55 species of weeds, and the remaining 47 species grouped into miscellaneous plants. The patterns of homegarden usage were different in two villages. In Desa Tarantang Lubuk Limpato the tree level was dominated by industrial plants and the belta level was dominated by fruit plants.
On the other hand, in Desa Harau the tree level was dominated by fruit plants and the belta level was dominated by industrial plants. Artocarpus dadah, Artocarpus elasticus, Ficus ampelas, Ficus annulata, Ficus auranticea, Ficus benjamina, Ficus glandulifera, Ficus parietalis, Ficus caulocarpa, and Ficus aurata from Moraceae family were grown and spread surround the homegarden and their bennefit are still unknown by the local society. The pattern of plant stratification showed the stratification pattern was similar to a forest. Based on the formation of canopy coat, there were five strata, i.e. stratum A (>20m), stratum B (15-20m), stratum C (10-15m), stratum D (5-10m), dan stratum E (0-5m).
The diversity of plant species at homegarden for tree level were strongly correlated with size of homegarden and income of respondent (R2=0,601)_ At belta level, besides of size of homegarden and income of respondent, long period of resident also had a strong correlation (R2=0,721) with the diversity of plant. At seedling level and ground cover there were weak correlations of the plant diversity with size of house (R2=0,073).
Plant species which dominated homegarden was probably caused by the change of homegarden function. Increase of economic condition of people may cause decreasing in plant diversity at homegarden, especially indiginous plant species."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T4569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini tampaknya lanjutan karena dimulai halaman 51. Menguraikan tentang pengetahuan tata cara bercocok tanam. Diawali dengan menanam padi, palawija, kebun untuk buah-buahan. Cara memilih dan perawatan hewan kuda, memperkirakan umur kuda, dan hewan, lain seperti sapid an kambing. Penyebutan para raja di Negara Belanda, penyebutan residhen-residhen di wilayah tertentu, tingkatan-tingkatan jabatan di dalam kraton, tingkatan hukuman di dalam kraton, urutan perihal Babad Tanah Jawi tahun 1518?1907, uraian mengenai penyakit-penyakit yang menular, dan peraturan-peraturan polisi pada jaman tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0246-JR 4
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: BPS, 1989
R 614 B 198 s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Sunarso
"Studi ini mencoba mengkaji pola-pola interaksi sosial dalam komuniti di permukiman kumuh sebagai tempat tinggal dan usaha pendatang di sekitar kawasan industri, dengan fokus studi pada motivasi penduduk dalam menetap di permukiman, pengelompokan yang terjadi. Adaptasi pendatang di permukiman baru serta peluang dan kendala yang menghambat keserasian sosial dalam menunjang ketahanan lingkungan.
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Rawa Terate Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur pada bulan Nopember 1997 hingga Januari 1996. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan Disktiptif. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sebanyak 100 responden dan 10 informan atau tokoh masyarakat yang dianggap mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang relevan dengan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berstruktur dan wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan pengamatan biasa, serta Studi Pustaka.
Data yang terkumpul di Edit, Code, Tabulasi dan dianalisa dengan bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang berdasarkan perhitungan proporsi persentase dan pengukuran Skala Bogardus. Hasil penelitian didapat bahwa motivasi utama penduduk menetap di permukiman kumuh sebagian besar karena masalah ekonomi dan merasa aman, dan sebagian kecil karena panggilan kerja dan keluarga. Pengelompokan tempat tinggal dengan alasan untuk menghemat biaya sewa rumah, menghemat biaya ke tempat kerja, satu profesi/pekerjaan dan bisa menitipkan uang ke kampung. Dalam adaptasi di permukiman, umumnya mengikuti kegiatan sosial yang terwujud, yaitu Kerja Bakti, Pengajian, olah raga, Karang Taruna, Arisan, Siskamling dan PKK. Namun ada yang tidak mengikuti kegiatan sosial formal tersebut karena kesibukan dan kelelahan kerja sehari-hari, sehingga fungsi rumah / tempat tinggal hanyalah untuk beristirahat. Kesertaan penduduk dalam kegiatan sosial ini sangat dipengaruhi oleh lama tinggal di permukiman, status kependudukan, tingkat penghasilan dan pendidikan. Peluang untuk memperkuat keserasian sosial adalah kegiatan non formal yang tercipta di permukiman sedang yang menjadi kendala dalam keserasian sosial adalah konflik yang terjadi dan kejadian yang bersifat negatif.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penduduk permukiman kumuh di sekitar kawasan industri Pulo Gadung ,ini relatif heterogen dan pola interaksi yang berlangsung bersifat simbiotik konflik terbuka dan tertutup, dan masing-masing menjaga jarak serta terdapat peluang untuk memperkuat keserasian sosial melalui kegiatan non formal sehingga akan memperkuat solidaritas sesama yang akhirnya akan memperkuat ketahanan lingkungan. Namun sangat lemah / rawan bagi katahanan wilayah mengingat penduduknya relatif rendah pondidikannya dan miskin dalam bidang ekonominya, sehingga mudah digerakkan untuk tujuan yang bersifat negatif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T7079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Salam
"Penelitian ini berjudul "Dampak Industri Pertambangan terhadap Masyarakat Sekitar (Studi Kasus PT INCO, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan). Dalam penelitian ini, penulis mengungkapkan: Dampak sosial-kultural yang ditimbulkan oleh adanya perusahaan pertambangan nikel PT INCC terhadap masyarakat dan strategi-strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat berkenaan dengan kehadiran perusahaan tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nuha dengan memilih empat desa yang menjadi setting penelitian. Keempat desa tersebut adalah Desa Wasuponda, Nikel, Magani, dan Desa Sorowako. Secara metodologis, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif interpretative (Spradiey, 1980) dengan melakukan teknik wawancara dengan informan kunci (Pelto dan Pelto, 1984).
Berdasarkan hasil penelitian, kehadiran industri pertambangan di tengah-tengah masyarakat telah memberikan berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dan penelitian yang dilakukan, dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran pertambangan tersebut adalah pengaruh industri terhadap kehidupan masyarakat, pendidikan, perubahan dalam kehidupan keluarga, hubungan kekerabatan, kehidupan keagamaan dan sistem kepercayaan, adat istiadat, memudarnya suku penduduk asli, matapencaharian hidup, pendapatan dan pengeluaran keluarga, kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial, lingkungan alam, pertanahan, dan dampknya terhadap migrasi penduduk.
Berkenaan dengan Dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran pertambangan tersebut, masyarakat melakukan strategi-strategi tertentu agar dapat melangsungkan hidupnya. Adapun strategi-strategi yang dilakukan masyarakat adalah dengan: melanjutkan pendidikan, membuka usaha baru, meningkatnya minat bekerja pada perusahaan, membentuk lembaga adat dan komite, dan terakhir adalah merantau.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, agar dalam setiap kegiatan pembangunan ada sinergitas diantara stakeholder (masyarakat, pemerintah, perusahaan dan LSM) dan untuk mengurangi kemungkinan adanya efek negatif dari pembangunan. Untuk mendukung hal tersebut, peran perusahaan dalam mengimplementasikan program community development hendaknya tepat sasaran dan berkesinambungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firminus Kunum
"Keberadaan PT Pupuk Kaltim tampaknya telah menjadi faktor dominan yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial masyarakat Kota Bontang, yaitu masyarakat yang berada di sekitar lokasi PT Pupuk Kaltim. Pengaruh yang dimaksud tidak hanya bersifat positif tetapi juga yang bersifat negatif.
Perubahan sosial yang terjadi di Kota Bontang dapat diartikan sebagai suatu proses pembangunan sosial yang mencerminkan terjadinya proses perubahan tatanan nilai dalam kehidupan masyarakat, dari kehidupan tradisional ke arah modernisasi. Di samping itu, ternyata proses industrialisasi juga menimbulkan sejumlah pengaruh yang mendorong terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan suatu sikap antisipasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkan proses pengembangan industrialisasi.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Tanggung Jawab Sosial PT Pupuk Kaltim, dan Tanggapan Masyarakat terhadap Kontrlbusi yang diberikan oleh PT Pupuk Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bontang dan Kelurahan Lok Tuan yang berdekatan dengan pusat industrialisasi PT Pupuk Kaltim. Untuk mendapatkan sejumlah data penulis mewawancarai enam orang yang terdiri dari Pejabat, Pengusaha, Karyawan, dan warga masyarakat sekitar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Interview, dan Studi Kepustakaan. Metode Analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut
1.Sebagai BUMN yang memang mempunyai komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) terhadap masyarakat sekitar, PT Pupuk Kaltim telah banyak melaksanakan program aksinya dalam turut mengembangkan perekonomian rakyat, dalam turut mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial masyarakat, dan dalam turut memelihara kelestarian lingkungan hidup.
2.Kontribusi ekonomi PT Pupuk Kaltim terutama terutama terarah untuk membantu kelompok-kelompok usaha yang tergabung dalam koperasi, perajin dan petani.
3.Kontribusi sosial PT Pupuk Kaltim tidak hanya terarah pada pemberian pelayanan kesehatan dan bantuan pendidikan kepada keluarga-keluarga miskin, tetapi terarah juga untuk meingkatkan kesejahteraan sosial masyarakat secara umum, melalui pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial masyarakat.
4.Kontribusi ekologis, yaitu program aksi PT Pupuk Kaltim dalam turut memelihara kelstarian lingkungan hidup diimplementasikan dari mulai pengelolaan limbah industri, sampai pads upaya-upaya penanggulangan kebakaran hutan, pengembangan Taman Nasional Kutai, dan upaya-upaya pelestarian sumber daya Iingkungan hidup bersama-sama pihak-pihak yang terkait di berbagai sektor dan tingkatan.
5.Manfaat kontribusi PT Pupuk Kaltim tidak hanya dirasakan langsung oleh pihak-pihak yang menerima kontribusi tersebut, tetapi lebih luas lagi manfaat kontribusi ekonomi, kontribusi sosial dan kontribusi ekologis dirasakan juga manfaatnya oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur, khususnya oleh Pemerintah Daerah Kota Bontang.
6.Kontribusi-kontribusi PT Pupuk Kaltim tersebut sampai kepada sasarannya karena didukung dengan pola pendekatan koordinatif dan konsep kemitraan yang tidak hanya berupaya menjadikan peserta program aksinya sebagai obyek, tetapi berusaha juga mengangkatnya sebagai subyek pelaksanaan program aksi tersebut.
7.Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social Responsibility) PT Pupuk Kaltirn terhadap masyarakat sekitar terbilang cukup tinggi dan intensif, sehngga dengan demikian keberadaan PT Pupuk Kaltim mendapat simpati dari sefuruh pihak dan bahkan menjadi kebanggaan masyarakat Daerah Kota Bontang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>