Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lavenia Rahmadina Nurzaman
"ABSTRAK
Artikel ini membahas kritik terhadap antisemitisme di Prancis dalam film 24 Jours: La Verite sur l Affaire Ilan Halimi (2014). Film ini mengangkat kasus penculikan dan pembunuhan Ilan Halimi yang terjadi di Paris pada tahun 2006 berdasarkan catatan harian ibunda Ilan, Ruth Halimi. Fokus tulisan ini adalah pada analisis tiga fokalisasi, yaitu fokalisasi Ruth, fokalisasi penculik, dan fokalisasi aparat polisi. Ketiga fokalisasi berbeda tersebut menguak jejak munculnya wacana antisemitisme dan keberadaan kritik terhadap antisemitisme dalam kasus tersebut. Melalui analisis aspek naratif dan sinematografis dalam film dengan konsep-konsep kajian film dari Boggs dan Petrie, ditemukan bahwa struktur naratif film memperlihatkan kasus Ilan Halimi bergerak dari status kejahatan penculikan biasa menjadi status kejahatan antisemitisme. Selanjutnya, dengan hasil analisis juga memperlihatkan bahwa media berperan besar dalam membingkai terbentuknya kritik terhadap antisemitisme yang mempengaruhi pandangan individu maupun masyarakat luas. Temuan penting dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa selain menjadikan Ilan sebagai martir kejahatan antisemitisme di Prancis, film ini juga menjadi media kritik terhadap penyebaran wacana antisemitisme oleh aparat kepolisian sebagai strategi untuk menutupi kegagalan mereka menyelamatkan Ilan.

ABSTRACT
This article discusses the criticism of anti-Semitism discourse in France in the movie 24 Jours: La Verite sur lAffaire Ilan Halimi (2014). The film tells about Ilan Halimis kidnapping and murder case that takes place in Paris in 2006 based on Ilan mothers notes, Ruth Halimi. The focus of this paper is on the analysis of three focalizations; Ruth focalization, kidnapper focalization, and the focalization of the police. These three different focalizations reveal the trace of antisemitism discourse and the existence of criticism over anti-Semitism discourse in the case. Through the analysis of narrative and cinematographic aspects in films with film review concepts from Boggs and Petrie, it is found that the narrative structure of the film shows that the case of Ilan Halimi develops from a criminal abduction case into an anti-Semitic crime. Furthermore, the analysis also shows that media has a big impact in framing the formation of the criticism on anti-Semitism which effects publics opinion. An important discovery in this research also shows that besides making Ian as a martyr of an anti-Semitism crime, this movie also becomes the media aod a critic on the spread of the anti-Semitism discourse by the police as a strategy to cover their failure in saving Ilan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Fibianti Djunaidi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Abhirma Bhadracari Suwondo
"Dalam pendahuluan sudah disinggung bahwa La verite sur Bebe Donge sepintas lalu memperlihatkan kaidah cerita detektif a enigma. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dapat atau tidaknya karya tersebut dimasukkan dalam macam cerita detektif itu.Analisis sintagmatik membuktikan bahwa La verite sur Bebe Donge mengandung dua cerita. Cerita pertama yang merupakan latar belakang tindakan Bebe Donge meracuni suaminya dapat disamakan dengan cerita kejahatan dalam cerita detektif a enigma. Cerita ini baru terungkapkan sedikit demi sedikit melalui cerita kedua , atau lebih tepatnya, melalui keterangan-keterangan yang diterima dan introspeksi yang dilakukan oleh tokoh Francois Donge. Cerita yang terakhir ini dapat disamakan dengan cerita penyelidikan. Dalam karya ini cerita penyelidikan yang seharusnya hanya berupa cerita bawahan, mempunyai kedudukan yang sejajar dengan cerita kejahatan karena cerita tersebut ikut membentuk alur utama. Selain mengandung dua cerita, karya tersebut juga memiliki unsur misteri tetapi misteri di sini tidak terlalu rumi t karena yang merupakan teka-teki hanya motif kejahatan. Pemecahan misteri itu sendiri tidak bertujuan untuk mengajukan penjahat ke meja hijau, melainkan untuk memahami sifat dan watak si pelaku kejahatan.Dalam karya ini juga tidak terdapat tokoh detektif. Francois Donge tidak bersikap seperti lazinmya tokoh detektif yang tidak terlihat_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Jessie Amelia
"Penelitian ini mengkaji tentang isu antisemitisme dan humor Yahudi yang ditampilkan dalam film. Humor Yahudi terbagi menjadi humor dari perspektif Yahudi dan non-Yahudi yang dibedakan oleh subjek penyampainya; humor dari perspektif Yahudi jika disampaikan oleh orang Yahudi, humor dari perspektif non-Yahudi jika disampaikan oleh orang non-Yahudi. Penelitian ini akan menujukkan kekayaan yang dimiliki oleh film Masel Tov Cocktail berupa gabungan kedua humor tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kajian pustaka dan teori Humor Arthur Asa Berger. Film ini menggambarkan bahwa humor dari perspektif Yahudi ditunjukan oleh tokoh Dima, ayah, ibu, dan kakek Dima. Sementara itu, humor dari perspektif non-Yahudi direpresentasikan oleh tokoh Tobi, Masel, sekelompok remaja, Frau Jachthüber, Frau Pütner, dan orang partai. Hasil analisa menunjukkan perlawanan terhadap antisemitisme, yang dibuktikan dengan keseimbangan jumlah humor dari perspektif Yahudi dan non-Yahudi. Meskipun humor dari perspektif Yahudi hanya diucapkan oleh tiga tokoh, jumlahnya tetap seimbang karena tokoh Dima menggambarkan tiga humor dari perspektif Yahudi. Hal ini menggambarkan setiap bentuk antisemitisme yang disampaikan dengan humor dari perspektif non-Yahudi, selalu mendapat perlawanan humor dari perspektif Yahudi. Teknik yang paling dominan digunakan dalam menyampaikan humor adalah kategori bahasa. Hal ini mungkin bertujuan agar penyampaian pesan melawan antisemitisme lebih jelas dan mudah dipahami melalui percakapan yang ada.

This study examined the issue of antisemitism and Jewish humor shown in the movie. There are two types of Jewish comedy: Jewish and non-Jewish perspectives, defined by the speaker: Jewish humor conveyed by a Jew and non-Jewish humor conveyed by a non-Jew. This study showed the uniqueness of Masel Tov Cocktail by combining both types of humor. This study used the qualitative method of literature review and Arthur Asa Berger's Humor theory. The film showed that the characters Dima, Dima's father, mother, and grandfather demonstrated Jewish perspective humor. Meanwhile, Tobi, Masel, a group of youths, Frau Jachthüber, Frau Pütner, and members of the political party demonstrated non-Jewish perspective humor. The study's result showed antisemitism resistance, as evidenced by the balance amount of humor from both perspectives of Jews and non-Jews. Although only three characters demonstrated Jewish humor, the numbers remain balanced since Dima described three parts of Jewish humor. This proved that non-Jewish humor was used to show antisemitism, while Jewish humor did the opposite. The language category was the most prevalent technique used in delivering humor. The purpose was most likely to make the message against antisemitism more evident and understandable through the conversation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Guillot, Claude
Jakarta: Grafiti Press, 1985
279.92 GUL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Dunia iklan di televisi dipenuhi dengan beraneka ragam bentuk gambaran kehidupan masyarakat dari yang sangat realistis sampai pada gambaran tentang mimpi-mimpi imajinatif. Gambaran tersebut membentuk Persepsi yang lambat laun membangun citra masyarakat akan kehidupan dalam realitas sosialnya. Ukuran modernitas, kemewahan, kecantikan, kekuatan dirujuk dari penampilan iklan di media massa. Kekuatan inilah yang digunakan oleh produsen barang dan jasa untuk menampilkan pesan komunikasinya untuk menjangkau kesan maupun rangsangan bagi konsumen untuk mengkonsumsi produknya sehingga membentuk realitas semu. Penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana iklan televisi dikonstruksi untuk mempengaruhi citra produk konsumen.
Penelitian ini didasari atas beberapa teori tentang proses komunikasi dan penandaan iklan yang membentuk citra tertentu. Teori Raymond Williams dan Simon During (1993) mengatakan bahwa iklan membentuk sebuah dunia magis yang mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap dan mempesona Melalui media massa. Melalui proses kreatif iklan mampu mengkontruk suatu realitas dari realitas sosial yang terjadi dan membentuk realitas bentukan Baru (Berger dan Luckman, 1990), yang disebut sebagai kesadaran palsu (Marx). Terjadinya proses pengaruh atau transformasi citra tersebut diakibatkan oleh interaksi simbolik yang menghadirkan dunia kesadaran dan mempengaruhi pandangan budaya manusia. Atas dasar itu, pencitraan ikian dapat dikatagorikan kedalam delapan golongan; yakni citra perempuan, citra maskulin, citra kemewahan, citra kelas sosial atas, citra kenikmatan, citra manfaat, citra persahabatan, dan citra seksisme.
Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif yang memakai teknik semiotika untuk menggali citra yang dikonstruksi iklan dan wawancara mendalam untuk mengetahui citra yang dikemukakan oleh konsumen. Ada 8 informan yang memiliki pola jawaban yang relatif berbeda yang diambil dari konsumen produk yang digunakan, yakni produk shampo Emeron Gingseng Madu dan Sunsilk Protect Balance di sekitar lokasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian konstruksi iklan dengan citra yang diterima oleh konsumen. Citra-citra iklan kedua shampo tersebut adalah citra manfaat, citra persahabatan, citra perempuan dan citra kemewahan. Dengan demikian, implikasi dari hasil penelitian ini adalah adanya konstruksi sosial yang dibentuk oleh iklan dan berlangsung secara terus-menerus. Secara metodologis, penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan studi survei atau eksperimental untuk mengetahui secara akurat pengaruh iklan terhadap persepsi konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Ismail
Jakarta: Horison, 2015
899.221 TAU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahirah Karamatullah
"Penelitian ini akan membahas sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Nadine Labaki, yang berjudul Capernaum. Film ini mendapatkan standing ovation selama lima belas menit, karena berhasil menyentuh emosional para penontonnya di Cannes Festival Film pada bulan Mei 2018 di Prancis. Film Capernaum merupakan salah satu film yang menarik perhatian penulis karena di dalamnya menggambarkan realita kehidupan para pengungsi di Lebanon yang dikemas dalam sudut pandang anak-anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan objektif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro. Dimulai dari memaparkan unsur intrinsik meliputi tema, latar, alur/plot, tokoh, dan moral. Unsur-unsur intrinsik akan diaplikasikan dalam menganalisis kritik sosial yang terdapat pada film Capernaum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unsur-unsur intrinsik dan menganalisis tentang kritik sosial yang terkandung dalam film Capernaum. Hasilnya, terdapat kritik sosial yang ingin disampaikan terkait pemerintah, keluarga, dan masyarakat pada film Capernaum.

This research will discuss a film written and directed by Nadine Labaki, entitled Capernaum. This film received a standing ovation for fifteen minutes, because it managed to touch the emotions of the audience at the Cannes Film Festival in May 2018 in France. The film Capernaum is one of the films that has caught the attention of the author because it depicts the reality of the lives of refugees in Lebanon, packaged from the perspective of children. This study uses a descriptive-analysis method with an objective approach. In this research, the writer used Burhan Nurgiyantoro's fiction assessment theory. The first is from the presentation of intrinsic elements including themes, settings, plots, characters, and morals. Intrinsic elements will be applied in the analysis of social criticism contained in the film Capernaum. The purpose of this research is to know the intrinsic elements and to analyze the social criticism contained in Capernaum's film. As a result, there is social criticism to be conveyed regarding the government, family and society in the film Capernaum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Roida Wahyuni
"ABSTRAK
Pada tahun 2016, Anne Zohra Berrached berhasil merilis sebuah film berjudul 24 Wochen. Film ini mengisahkan seorang perempuan yang berprofesi sebagai selebriti dan melakukan tindakan aborsi pada usia kandungan 24 minggu. Tindakan ini disebut sebagai Spatabtreibung. Dalam film ini, Astrid Lorenz menjadi representasi perempuan yang berpengaruh di dalam industri pentas kabaret dan juga menjadi representasi perempuan yang berani dalam memilih untuk melakukan tindakan aborsi. Di dalam film ini juga diperlihatkan permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi Astrid ketika hendak membuat keputusan untuk melakukan tindakan aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan konstruksi pro-choice di dalam film 24 Wochen. Adegan di dalam film ini akan dianalisis menggunakan konsep representasi dan identitas dari Stuart Hall

ABSTRACT
This study discusses the pro-choice construction on the movie titled 24 Wochen which directed by Anne Zohra Berrached in 2016. This movie tells about an actress who performs the abortion at 24 weeks of her pregnancy and it is known as Spatabtreibung. Astrid Lorenz, the main character in this movie, become the most inspired female representation who has the courage to choose whether do the abortion or not. This study uses Stuart Hall`s concept of representation and identity by analyzing the selected scenes in this movie, in order to show the pro-choice construction."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Nisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas arti perdamaian dalam puisi La Neige sur Paris (1945) karya Léopold Sedar Senghor. Puisi tersebut berisi perasaan penyair terhadap kolonialisme Prancis yang merupakan salah satu masalah penting dalam sejarah Afrika. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sikap penyair terhadap perbudakan, penindasan, dan kekejaman yang dilakukan oleh Prancis melalui nilai-nilai agama yang digambarkan dalam puisi. Penelitian ini juga menguraikan bentuk kritik terhadap konsep peradaban yang dilakukan dalam praktik penjajahan oleh Prancis. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan teori La Négritude oleh Léopold Sédar Senghor dan analisis wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi La Neige sur Paris (1945) berisi tentang rekonsiliasi sebagai bentuk perlawanan penyair terhadap kekejaman Prancis terhadap orang Afrika yang menjunjung tinggi spiritualitas. Nilai-nilai agama yang diterapkan oleh penyair sebagai sikap dalam puisi ditampilkan untuk mengkritik bahwa peradaban atau negara yang tidak dapat dibangun di atas kebencian. Perdamaian diperlukan sebagai instrumen dalam reintegrasi nilai-nilai positif untuk pembentukan peradaban atau budaya.

ABSTRACT
This article discusses the meaning of peace in the poem La Neige sur Paris (1945) by Léopold Sedar Senghor. The poem contains the poet's feelings towards French colonialism which is one of the important issues in African history. This study aims to reveal the poet's attitude towards slavery, oppression, and cruelty committed by France through the religious values ​​depicted in poetry. This study also outlines the form of criticism of the civilization concept which is carried out in the practice of colonization by French. The method used is qualitative analysis using La Négritude theory by Léopold Sédar Senghor and discourse analysis. The results of this study indicate that the poem La Neige sur Paris (1945) contains about reconciliation as a form of poet resistance against French cruelty towards Africans that upholds spirituality. The religious values ​​applied by poets as an attitude in poetry are shown to criticize that civilization or the state that cannot be built on hatred. Peace is needed as an instrument in the reintegration of positive values ​​for the formation of civilization or culture.
"
2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>