Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fertita Gayantri Mugni
"ABSTRAK
Korea adalah salah satu negara yang hingga abad ke-21 terbiasa dengan keseragaman masyarakatnya dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya sikap pembedaan yang kerap dialami oleh orang asing, mixed-blood, dan pekerja migran yang tinggal di Korea. Sikap pembedaan tersebut digambarkan oleh Kim Jae Young dalam cerita pendeknya yang berjudul Kokkili (코끼리) yang dipublikasikan pada tahun 2004. Perbedaan sikap tersebut dirasakan sebagai tindakan ketidakadilan bagi orang asing dan pekerja migran. Tidak hanya karangan fiktif dalam cerpen, adanya perbedaan sikap terhadap orang asing dianggap mencerminkan kejadian sosial era kontemporer. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah membahas makna ketidakadilan dalam cerpen dengan analisis wacana Derrida menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menunjukkan isu ketidakadilan dari sisi Korea dengan menggunakan teori dekonstruksi. Sesuai dengan teori dekonstruksi Derrida dan penggambaran ketidakadilan pada orang asing oleh Kim Jae Young, ditemukan bahwa makna ketidakadilan bukan hanya merepresentasikan hal yang buruk, melainkan keadaan akibat hambatan dalam memahami budaya negara lain.

ABSTRACT
Korea is one country that until the 21st century is accustomed to the uniformity of its people and this is the cause of the emergence of distinctive attitudes that are often experienced by foreigners, mixed-blood, and migrant workers living in Korea. The attitude of differentiation was described by Kim Jae Young in his short story entitled Kokkili (코끼리) published in 2004. The difference in attitude was felt as an act of injustice for foreigners and migrant workers. Not only fictional essays in short stories, differences in attitudes toward foreigners are considered to reflect the contemporary social events. The formulation of the problem in this study is to discuss the meaning of injustice in the short story with Derrida's discourse analysis using descriptive analytical methods. The purpose of this final assignment is to show the issue of injustice from the Korean side by using the theory of deconstruction. In accordance with Derrida's deconstruction theory and the description of injustice in foreigners by Kim Jae Young, it was found that the meaning of injustice not only represented a bad thing, but a condition due to obstacles in understanding the culture of other countries."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Jae-young
" Asia Publishers presents some of the very best modern Korean literature to readers worldwide through its new Korean literature series . We are proud and happy to offer it in the most authoritative translation by renowned translators of Korean literature. We hope that this series helps to build solid bridges between citizens of the world and Koreans through a rich in-depth understanding of Korea. When I die, my nose will probably be the first thing to rot. I've been inhaling stenches from the day I was born, that's why. I'm sure the smell of toxic chemicals traveling through my capillary veins to my brain will make me stupid someday. It doesn't matter, anyways. They say that the more you use your head, the harder it is to live in this world. Father once said, "I used my head and landed in this hell of a place. If only I stayed to raise goats on the mountain or farm in the fields like the other young men... If only I had known to be thankful to the gods for being able to come home to the smell of creamy dahl baht (lentil soup and rice) after washing in the river...""
Soul Tukpyolsi: Asia, 2014
KOR 895.730 9 LEE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Shafa Dewantari
"ABSTRAK
Sistem patriarki di Korea Selatan masih melekat hingga abad ke-21 dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya kasus diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan keluarga, khususnya antara hubungan suami dan istri. Diskriminasi tersebut dapat dicontohkan dengan adanya sikap ketidakpedulian atas peran istri dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. Perempuan yang dipaksa untuk bungkam akhirnya melakukan perlawanan terhadap sistem patriarki yang diwakili oleh organisasi perempuan dan juga pemerintah. Kejadian tersebut tergambar melalui cerita pendek Domabaem karya Kim Young Ha yang dipublikasikan pada tahun 1997. Melalui pendekatan sosiologi sastra dan metode penelitian kepustakaan, penelitian ini membahas mengenai pemikiran perempuan Korea Selatan terhadap hubungan keluarga khususnya pada perilaku suami terhadap istri dalam cerita pendek Domabaem. Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk membahas pemikiran perempuan terhadap keluarga terkait dengan hubungan suami dan istri.

ABSTRACT
The patriarchal system in South Korea manages to adhere tightly to the society until the 21st Century. It is caused by the gender discrimination toward women in families, particularly between husband and wife. The issue of gender discrimination usually revolves around ignorant behavior and domestic violence. Women who were forced to be passive have finally started to stand up against the patriarchal system through organizations and the government. This phenomenon was depicted through Domabaem, a South Korean literature written by Kim Young Ha, which was published in 1997. With the sociology of literature approach and literary survey method, the writer would like to do a research regarding South Korean women rsquo s thoughts in familial relationship, specifically the relationship between husband and wife through the South Korean literature, Domabaem. As for the purpose of this writing is to examine women rsquo s thoughts concerning families with regard to the husband wife relationship."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mardiana
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam novel Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta karya Kim Young-ha. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana perilaku bunuh diri digambarkan dalam novel tersebut dan bagaimana penggambaran yang ada di dalam novel merefleksikan permasalahan sosial serta bunuh diri yang ada di masyarakat modern Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dari penelitian ini diperoleh pandangan pengarang novel mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam cerita melalui berbagai aspek, yaitu; sosiologis, eksistensialisme dan nihilisme. Kemudian, dari penelitian ini juga diperoleh jenis-jenis bunuh diri yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan sesuai dengan pengelompokan yang dilakukan oleh Emile Durkheim. Kesimpulan dari analisis ini adalah bunuh diri yang terjadi di dalam novel, yang juga menggambarkan fenomena bunuh diri di negara Korea Selatan, disebabkan oleh kurangnya integrasi sosial dan norma yang berlaku di masyarakat.

This undergraduate thesis analyzes about suicidal behavior in a novel titled Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta by Kim Young-ha. The purpose of this research is to describe how suicide is depicted in the novel, and how the depiction of suicide in the novel reflects the social issues and suicide phenomenon in modern South Korean society. This research is qualitative research with literature review method. This research shows how the author of the novel sees suicide through three approaches; sociological, existentialism and nihilism. This research also shows types of suicide committed by South Korean people based on Emile Durkheim?s theory on suicide. This analysis has come up with a conclusion that the suicidal behavior in the novel, which also depicted the suicide phenomenon in modern South Korean society, was caused by the lack of social integration and norms that are supposed to rule the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delistavia Indiaza Putri
"Konsep pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam ajaran Konfusianisme menjadi penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender di berbagai bidang. Meski zaman telah berubah, perempuan di Korea Selatan masih kerap diasosiasikan dengan peran domestiknya sehingga perempuan tidak mampu memiliki eksistensi dan identitas yang mandiri. Isu mengenai perempuan ini menjadi topik utama dalam novel Kim Ji-young, Born 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana eksistensi tokoh Kim Ji-young dan upayanya dalam mencapai transendensi berdasarkan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir ditampilkan dalam novel Kim Jiyoung, Born 1982. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan korpus yaitu novel Kim Jiyoung, Born 1982 karya Cho Nam-joo dalam bahasa Korea. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Kim Ji-young belum mampu bereksistensi dan menjadi “ada untuk dirinya sendiri”. Selanjutnya, Kim Ji-young juga belum mampu menjalankan strategi transendensi, karena faktor eksternal yaitu status sosialnya yang kurang menguntungkan dan lingkungan konservatif yang tidak suportif. Selain itu, kepribadian Kim Ji-young yang tertutup dan pendiam juga menjadi faktor internal yang menjadi tantangan bagi upaya menuju transendensinya.

The existence of division roles between men and women in Confucianism is the cause of gender inequality in various fields. Although times have changed, women in South Korea are still often associated with their domestic roles, resulting in women being unable to have an independent existence and identity. The issue of women is the main topic in Kim Ji-young, Born 1982. This study aims to describe how the existence of Kim Ji-young's character and her efforts to gain transcendence based on Simone de Beauvoir's existential feminism theory are shown in the novel. The method used in this study is a qualitative descriptive method with the novel Kim Jiyoung, Born 1982 by Cho Nam-joo in Korean as the corpus. Based on the results, the author can conclude that Kim Ji-young has not been able to exist and to “be for itself". Kim Ji-young has not been able to transcend her boundaries due to external factors such as weak social status and the unsupportive society towards women's transcendence due to patriarchal culture. Furthermore, Kim Ji-young’s introverted and quite character also appears as a challenge in her own efforts towards transcendence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Delistavia Indiaza Putri
"Konsep pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam ajaran Konfusianisme menjadi penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender di berbagai bidang. Meski zaman telah berubah, perempuan di Korea Selatan masih kerap diasosiasikan dengan peran domestiknya sehingga perempuan tidak mampu memiliki eksistensi dan identitas yang mandiri. Isu mengenai perempuan ini menjadi topik utama dalam novel Kim Ji-young, Born 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana eksistensi tokoh Kim Ji-young dan upayanya dalam mencapai transendensi berdasarkan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir ditampilkan dalam novel Kim Jiyoung, Born 1982. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan korpus yaitu novel Kim Jiyoung, Born 1982 karya Cho Nam-joo dalam bahasa Korea. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Kim Ji-young belum mampu bereksistensi dan menjadi “ada untuk dirinya sendiri”. Selanjutnya, Kim Ji-young juga belum mampu menjalankan strategi transendensi, karena faktor eksternal yaitu status sosialnya yang kurang menguntungkan dan lingkungan konservatif yang tidak suportif. Selain itu, kepribadian Kim Ji-young yang tertutup dan pendiam juga menjadi faktor internal yang menjadi tantangan bagi upaya menuju transendensinya.

The existence of division roles between men and women in Confucianism is the cause of gender inequality in various fields. Although times have changed, women in South Korea are still often associated with their domestic roles, resulting in women being unable to have an independent existence and identity. The issue of women is the main topic in Kim Ji-young, Born 1982. This study aims to describe how the existence of Kim Ji-young's character and her efforts to gain transcendence based on Simone de Beauvoir's existential feminism theory are shown in the novel. The method used in this study is a qualitative descriptive method with the novel Kim Jiyoung, Born 1982 by Cho Nam-joo in Korean as the corpus. Based on the results, the author can conclude that Kim Ji-young has not been able to exist and to “be for itself". Kim Ji-young has not been able to transcend her boundaries due to external factors such as weak social status and the unsupportive society towards women's transcendence due to patriarchal culture. Furthermore, Kim Ji-young’s introverted and quite character also appears as a challenge in her own efforts towards transcendence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya , 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ashanti Widyana
"Penelitian ini membahas mengenai penggambaran sosok kepahlawanan Kim Il Sung muda sebagai pendiri Korea Utara melalui cerpen berjudul Gaeseon yang ditulis oleh Han Sul Ya dan dipublikasikan pada tahun 1948. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran sosok Kim Il Sung muda sebagai ?pahlawan? baru untuk masyarakat Korea sejak ia kembali ke Pyeongyang setelah dua puluh tahun berlalu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Gaeseon dan teori fenomena pengkultusan individu untuk menjelaskan istilah-istilah kepahlawanan yang digunakan Han Sul Ya untuk menggambarkan kepahlawanan Kim Il Sung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen Gaeseon merupakan cerpen propaganda untuk membangun citra Kim Il Sung di mata masyarakat Korea yang pada saat itu belum begitu mengenal sosoknya. Cerpen ini menggambarkan sosok Kim Il Sung sebagai pahlawan sekaligus pemimpin baru dengan begitu positif baik dari segi fisik, sifat, maupun pemikirannya tentang pembangunan negara.

This research analyzes the depiction of young Kim Il Sung?s heroic image as the founder of North Korea in a short-novel entitled Gaeseon written by North Korean writer, Han Sul Ya, in 1948. The purpose of this research is to describe the depiction of young Kim Il Sung?s image as a ?new hero? for Korean citizens since his homecoming to Pyeongyang after twenty years had passed. The method used in this thesis is qualitative-method with structural approach to analyze the intrinsic structures of Gaeseon and the theory of cult of personality?s phenomenon to describe the terms used by Han Sul Ya to depict the heroic image of Kim Il Sung. The result of the research is Gaeseon is used as a media of propaganda to build the heroic image of Kim Il Sung in front of Korean citizens which didn?t really know him very well around 1945?1950. This short-novel also describes Kim Il Sung as a ?hero? and a ?new leader? in a positive way from all aspects such as physical appeareance, characters, behavior, and his ideas about country development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Bani Pramadhani
"ABSTRAK
Puisi Baeksu-ui Tanshik (Keluhan Si Tangan Putih) adalah salah satu karya representatif dari Kim Ki- Jin, seorang penulis Korea yang sepanjang masa kepenulisannya telah mengeluarkan banyak karya realisme sosialis. Pada periode aktifnya kegiatan KAPF, karya sastra yang diterbitkan memiliki tujuan khusus, yaitu untuk berpihak kepada kelas pekerja dan buruh dan bersifat melawan kekuasaan yang menekan kelas pekerja dan buruh, yang kemudian disebut dengan pro-munhak atau sastra proletar. Sastra proletar pada umumnya menggunakan karakteristik realisme sosialis untuk menyampaikan maksud para penyair. Penulisan ini bertujuan untuk mencari unsur realisme sosialis pada puisi
Baeksu-ui Tanshik dan membuktikan bahwa puisi tersebut merupakan puisi realisme sosialis. Karakteristik realisme sosialis dianalisis melalui pendekatan sosiologi sastra, melalui unsur pembentuk puisi yaitu kiasan dan pilihan kata. Metode yang digunakan adalah metode deskriptifanalitis, dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Hasil riset menunjukkan bahwa puisi ini memiliki
ciri yaitu karya memiliki tokoh marxis, karya memiliki formula dan struktur, karya tidak mengandung arti yang ambigu, dan karya memiliki akhiran atau pesan yang membangun. Meski di dalam puisi ini tidak ada ciri pencantuman seseorang atau sesuatu yang dianggap rival dari sosialisme dan pemasukkan unsur politik dalam bahasa yang retoris, dapat disimpulkan bahwa puisi ini merupakan puisi realisme sosialis.

ABSTRACT
Baeksu-ui Tanshik (White Hands Sigh) is one of the representative works of Kim Ki-Jin, a Korean writer who have produced many works of socialist realism. In the period of active KAPF activities, published literary works had a special purpose, to side with the working class and are against the power that suppresses the working class, which is then called pro-munhak or proletarian literature. Proletarian literature generally uses the characteristics of socialist realism to convey the intent of poets. This research aims to look for elements of socialist realism in Baeksu-Tanshik s poetry and prove that the poem is poetry of socialist realism. The characteristics of socialist realism are analyzed through the sociological approach of literature, through the forming elements of poetry, namely figures of speech and choice of words. The method used is descriptive-analytical method, with intrinsic and extrinsic approaches. The results of the research show that this poem has the characteristic that says that the poem has a Marxist character, the poem has a formula and structure, the poem does not contain ambiguous meanings, and the poem has a constructive message or suffix. Although in this poem there is no characteristic of someone or something that is considered a rival of socialism and the inclusion of political elements in rhetorical language, it can be concluded that this poem is a poem of socialist realism."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Jae-hyok
Seoul : Mineumsa, 2007
KOR 895.710 8 KIM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>