Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusra Khairunnisa
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai kecantikan khas Jepang yang disajikan dalam iklan Shinzui sebagai produk lokal Indonesia selama dua dekade, yaitu dekade tahun 2000an dan dekade tahun 2010an. Penelitian ini ditulis dengan menggunakan teori semiotika oleh Roland Barthes. Metode yang digunakan skripsi ini adalah deskriptif analisis dan studi kepustakaan. Hasilnya adalah iklan-iklan Shinzui merepresentasikan cantik khas Jepang yaitu kulit putih alami, yang juga diinginkan di Indonesia. Kecenderungan iklan Shinzui terhadap Jepang karena citra Jepang yang baik di Indonesia, salah satunya mengenai kecantikan.

ABSTRACT
This study discusses the Japanese beauty presented in Shinzui advertisements as a local Indonesian product for two decades, 2000s and 2010s. This study was written using the theory of semiotics by Roland Barthes. The method used in this paper is descriptive analysis and literature study. The result is Shinzui advertisements represents Japans beautiful natural white skin, which is also desirable in Indonesia. The tendency of Shinzui advertisement towards to Japan because Japan has a good image in Indonesia, one of them is about beauty."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idola Kusumawati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai representasi budaya Indonesia dan Belanda melalui perbandingan visualisasi dan komponen verbal yang ditampilkan pada iklan Indomie Goreng Indonesia dan iklan Iglo Ping en Klaar Belanda. Terdapat dua iklan yang diteliti dalam penulisan jurnal ini yaitu iklan Indomie Goreng Indonesia (2018) dan iklan Iglo Ping en Klaar Belanda (2017). Indomie Goreng Indonesia dan Iglo Ping en Klaar Belanda merupakan makanan cepat saji yang sangat populer pada masing -masing negara. Pada kedua iklan tersebut terdapat perpaduan komponen visual dan verbal yang mencerminkan budaya kedua negara tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis komponen verbal dan visual dalam iklan Indomie Goreng Indonesia dan Iglo Ping en Klaar Belanda lalu menuliskan hasil analisis peneliti dalam bentuk deskripsi yang telah dikaitkan dengan fakta-fakta maupun opini yang pernah dituliskan oleh beberapa sumber cetak ataupun elektronik yang telah dibaca oleh peneliti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat hasil penelitian yang dapat disimpulkan yakni kebudayaan suatu negara secara tidak sadar telah mempengaruhi pembuatan iklan tertentu di suatu negara. Hal ini dapat dilihat melalui kebudayaan-kebudayaan yang ditampilkan baik secara eksplisit maupun implisit dalam suatu iklan.
Kata kunci: Indomie Goreng, Iglo Ping en Klaar,Iklan, Kebudayaan Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
This journal discusses the representation of Indonesian and Dutch culture through a comparison of visualization and verbal components that displayed in Indonesian Indomie Goreng ads and Dutch Iglo Ping en Klaar ads. There are two advertisements research in this journal, namely Indomie Goreng Indonesia (2018) and Iglo Ping en Klaar Dutch (2017) advertisement. Indonesian Indomie Goreng and Dutch Iglo Ping en Klaar are fast foods that very popular in each country. In both ads there are some mixtures of visual and verbal components that reflect the culture of the two countries.In this study, the authors used a qualitative descriptive method by analyzing the verbal and visual components in Indonesian Indomie goreng advertisement and Iglo Ping en Klaar advertisements . Then the results of the researcher analysis in the form of descriptions that had been linked to facts and opinions written by several sources that have been read by researchers. Based on research conducted by researcher, there are some results of research that can be concluded that the culture of a country has unconsciously influenced the making of certain advertisements in a country. This can be seen through cultures that are displayed both explicitly and implicitly in an advertisement."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Indira Maharani
"Kata dan frasa dapat mengalami perubahan makna dan pergeseran bidang. Pengelompokan kata berdasarkan bidang dan ciri semantiknya akan membentuk suatu hiponim. Hiponim adalah kata-kata yang terhubung sebagai satu lambang ataupun bidang yang disebut dengan hiperonim dalam suatu medan makna. Makna dari suatu kata dan frasa dapat terbentuk karena adanya asosiasi makna. Suatu makna leksikal dapat berubah tergantung pada pemakaian kata dan frasa tersebut di dalam kalimat sehingga akan terbentuk makna gramatikal dan kontekstualnya.
Penelitian ini membahas tentang makna leksikal, kontekstual, dan penggunaannya dari kosakata dan frasa pada iklan produk perawatan wajah Nivea Q10 di Belanda dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini terdapat 2 kata yang berada pada bidang kecantikan, 15 kata yang berasal dari bidang lain (non kecantikan), dan 5 kata yang berada di dua bidang sekaligus. Makna dari kata dan frasa dari iklan Nivea Crème Q10 ini berkaitan dengan representasi kecantikan wajah bagi orang Belanda.

Word and phrases can change in meaning and shifting fields. Grouping words according to their fields and semantic characteristics will form a hyponym. Hyponyms are words that are connected as a symbol or field called hyperonyms in semantic fields. The meaning of a word and phrase can be formed because of the association of meaning.
This journal discusses lexical, contextual meaning, and their use of the vocabulary and phrases through Nivea face care product advertisements in Netherland by using descriptive qualitative methods. The results of this study are 2 words in the beauty field, 15 words from other fields (non-beauty), and 5 words in two fields at once whose meaning will be related to beauty representation for the Dutch. The meaning of the words and phrases from the Nivea Q10 advertisement is related to the representation of facial beauty for the Dutch.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Puteri Wahyuningtias
"ABSTRAK
Berbagai iklan produk kecantikan yang beredar di masyarakat berperan penting dalam membentuk standar
kecantikan bagi perempuan. Salah satunya adalah iklan produk alat pencukur bulu Gillette Venus yang turut
membentuk standar kecantikan, di Jerman khususnya. Dengan menganalisis iklan alat pencukur bulu, ‘Gillette
Venus’, penelitian ini membuktikan adanya mitos kecantikan dalam sebuah iklan. Penelitian ini mendasari
analisis dengan pemikiran Stuart Hall mengenai representasi, Mitos Kecantikan karya Naomi Woolf, dan sebuah
studi teori Male Gaze oleh Laura Mulvey. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual, yaitu dengan
menganalisis gambar dan teks dalam iklan ‘Gillette Venus’.

ABSTRACT
Various advertising beauty products that evolving in the society plays an important role in order to shape
woman’s beauty standard. Gillette Venus is one of the beauty advertisement that ‘help’ shaping the standard of
beauty, especially in Germany. By analyzing this ‘Gillette Venus’ advertisement, this study proves that there is a
beauty myth there. The theories that used in this research is Representation by Stuart Hall, then the Beauty Myth
by Naomi Woolf, and a study of Male Gaze by Laura Mulvey. The method used in this research is textual
analysis, by analyzing the images and text in the ‘Gillette Venus’ advertisement."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Oktafia Fribadi
"Tesis ini merupakan penelitian tentang maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama TV Korea You're Beautiful (2009) yang pernah ditayangkan di Indosiar pada tahun 2010. Dalam sepuluh tahun terakhir, drama TV Korea beserta bintangnya menjadi fenomena di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Drama TV Korea merupakan salah satu produk kebudayaan populer yang memicu Korean Wave. Drama TV digemari dan dikonsumsi oleh remaja putri dan wanita dewasa karena pencitraan aktor-aktornya yang tampan dan menarik. Sebanyak 10 episode dari 16 episode yang ada dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Barthes dan dengan menggunakan model analisis milik Moon dan Jung mengenai maskulinitas dalam masyarakat Korea Selatan. Melalui analisis data visual dan dialognya, diketahui bahwa maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama ini merupakan maskulinitas hibriditas dari elemen-elemen maskulinitas global seperti maskulinitas bhisonen Jepang, maskulinitas metroseksual Hollywood, serta maskulinitas tradisional Konfusius. Dengan sendirinya maskulinitas hibriditas tersebut menjadikannya sebagai maskulinitas baru dalam masyarakat Korea saat ini.

This thesis examines masculinity represented on Korean TV drama entitled You're Beautiful (2009). The drama was aired on Indosiar in 2010. In the past ten years, Korean TV drama and its stars became a phenomenon in East Asia and Southeast Asia. Korean TV drama is one of the products of popular culture that triggers the Korean Wave. TV drama is popular amongst teenage girls and adult women and it is consumed because of the image of handsome and attractive actors. A total of 10 episodes of 16 episodes are analyzed by using Barthes's mythology and a model analysis of masculinity in South Korean society developed by Moon and Jung. From visual and textual analysis, it is known that masculinity represented in this drama is a hybrid masculinity comprises of Japan's bishonen masculinity, Hollywood's metro sexual masculinity and traditional masculinity of Confucian. In this way, hybrid masculinity itself can be seen as a new masculinity in Korean contemporary society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alifio Yafi Narendra
"Serial TV Breaking Bad 2008 - 2013 merupakan salah satu yang terbaik di antara serial lainnya yang bertemakan kejahatan dan Narkoba. Popularitas serial ini telah mendunia karena kualitas plot, akting, dan produksi yang luar biasa, serta memberikan nuansa baru kepada penonton. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis serial ini tentang bagaimana serial ini telah menetapkan kode baru di antara serial TV sejenisnya. Hingga saat ini, sepertinya belum ada penelitian yang mengkaji Breaking Bad tentang dampaknya terhadap industri pertelevisian, khususnya yang mengkajii tentang representasi terhadap identitas. Semua representasi yang ada dalam Breaking Bad pada akhirnya mempengaruhi serial ini hingga dapat menghasilkan tren baru pada industri pertelevisian. Teori yang digunakan adalah teori identitas budaya dan teori representasi dari Stuart Hall, karena serial ini akan dianalisis dengan pendekatan budaya. Breaking Bad memiliki oposisi biner yang kompleks, pemilihan setting yang unik, dan representasi identitas yang bersifat metafor. Tiga hal tersebut digambarkan sedemikan rupa sehingga memiliki peran penting dalam menetapkan kode yang baru bahwa adanya pahlawan bukanlah suatu keharusan, dan kisah yang hebat dapat terjadi tidak hanya di kota-kota besar.

In terms of drug related crime TV series, Breaking Bad 2008 2013 appears to be one of the best among the others. The popularity of this series has spread all over the world due to its outstanding plot, acting, and production. Breaking Bad delivers a fresh nuance to the audience. This paper aims to analyze the series based on how it has set new codes among this kind of TV series. Up until now, there seems to be no research that examines the series in terms of its impact towards the industry, specifically, ones that examine the representation of identity in the series. All of those representations eventually affect the entire show to offer a new trend in the industry. Theories that are used are theory of cultural identity and theory of representation from Stuart Hall because the series will be analyzed with cultural approach. Breaking Bad offers a complex binary opposition within its characters, unusual selection of setting, and metaphorical representations of identity. These characters with their unusual and dramatic characterization, setting, and representations of identity have roles in setting the new codes that a hero is not a must, and a great story can be made not only in big cities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajriyati
"Shameless (2011) sering disebut sebagai serial TV beraliran sosial realisme yang menggambarkan secara nyata kehidupan kelas pekerja dan perjuangannya. Penelitian ini menganalisis representasi kelas pekerja dalam serial TV Shameless (2011) berdasarkan tiga tema utama yang sering muncul dalam film atau serial TV beraliran sosial realisme. Tiga tema utama tersebut adalah minimalisasi pekerjaan milik kaum pekerja, rasa rendah diri kaum pekerja, dan stigmatisasi bantuan/pertolongan oleh kaum pekerja.
Metode yang digunakan untuk menganalisis representasi kelas pekerja dalam serial TV Shameless (2011) adalah metode tekstual analisis. Hasil dari penelitian ini disandingkan dengan konsep sosial realisme oleh Raymond William (1977) untuk melihat dampak representasi kelas pekerja pada aliran sosial realisme dalam serial TV Shameless (2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serial TV Shameless (2011) dapat dikategorikan sebagai serial TV beraliran sosial realisme, kecuali dalam aspek representasi kelas pekerja yang memicu munculnya prasangka buruk atau stereotip negatif pada kaum pekerja.

Shameless (2011) has always been said to be the realist social realism TV series that depicts the life of the working class and the struggle within it. This study analyzes the representation of working class on Shameless (2011) based on three main themes that are often used in social realism movie or TV series. The three main themes are the minimization of working-class job, working-class self deprecation and defeat, and stigmatization of aid/assistance by working class.
The method that is used for analyzing the representation of working class in Shameless (2011) is textual analysis. The results are juxtaposed with Raymond William?s (1977) concept of social realism to see how is the representation of working class affecting the social realism within Shameless (2011).
The result shows that Shameless (2011) can be considered as social realism TV series except for its representation of working class that creates prejudice to the working class itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Khansa Nabila
"Media tanpa kita sadari ikut berperan dalam konstruksi mitos kecantikan. Mereka menggunakan sosok perempuan yang memiliki elemen-elemen yang dipercaya sebagai kecantikan. Analisis iklan dalam penelitian ini, yaitu blend-a-med 3D: White Luxe dan blend-a-med 3D: Whitestripes, menunjukkan bagaimana lembaga dan perusahaan melalui media mengkonstruksi standar kecantikan dan mengontrol masyarakat untuk mencapai mitos kecantikan. Makalah ini bertujuan untuk memaparkankan konstruksi gigi putih di Jerman.

Media unnoticeably participates in the construction of beauty myth. They use female figures with elements which are considered as beauty. Analysis of advertisments in this study, the blend-a-med 3D: White Luxe and blend-a-med 3D: Whitestripes, shows how institutions and companies through the media construct beauty standard and control the society in order to achieve the beauty myth. This study aims to describe the construction of white teeth in Germany.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sevie Shaliha
"ABSTRAK
“Rambut adalah mahkota bagi perempuan” merupakan suatu nilai yang diinternalisasi oleh kaum perempuan dan sering dijadikan senjata oleh para pemilik modal dalam industri kecantikan untuk mendapatkan keuntungan. Analisis semiotik pada korpus data makalah ini, yaitu iklan Nivea Hair Care: Glättungsbalm (2008), menunjukkan bagaimana mitos kecantikan yaitu rambut lurus, dikonstruksi melalui iklan dan direpresentai melalui penggambaran figur dalam iklan. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan konstruksi standar kecantikan rambut lurus dalam korpus data.

ABSTRACT
“Hair is a woman’s crown” is a value that is internalized by women and is often used as a weapon by capital owners in beauty industry to gain profit. Semiotic analysis used in Nivea Hair Care: Glättungsbalm (2008) advertisement, shows how straight hair as a beauty myth being constructed through advertisement and represented by figure on the advertisement. This study aims to describe the standard beauty of straight hair being constructed in the corpus data."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Widisanti Swetasurya
"Tesis ini membahas keterkaitan hubungan kekuasaan dengan kekerasan terhadap homoseksual yang terjadi di lingkungan sekolah. Metode analisis penelitian ini adalah kajian atas strategi representasi dalam adegan dan dialog serial TV Glee dengan berlandaskan pada teori wacana dan seksualitas Foucault, serta konsep gender Connell. Bentuk kekerasan yang disinyalir kerap dialami oleh homoseksual adalah kekerasan berbasis orientasi seksual, sehingga homoseksual selalu berada pada posisi tertindas dan bercitra negatif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kekerasan yang dialami homoseksual tidak hanya kekerasan berbasis orientasi seksual, tetapi juga kekerasan karena karakter di luar normal pada diri homoseksual, khususnya homoseksual laki-laki (gay) yang memiliki karakter feminin. Kondisi ini menjelaskan bahwa homoseksual tetap berada pada posisi tertindas namun ketertindasan ini justru berujung pada pembentukan citra positif pada kaum homoseksual.

This thesis discusses the correlation between power relation and violence against homosexuals in school. The study of the strategies of representation is used as the analysis method in analyzing the TV series scenes and dialogues based on the theory of Foucault’s concept of discourse and sexuality, and Connell’s concept of gender. Homosexuals have always been oppressed and stigmatized, and the form of violence that is allegedly faced by homosexuals is sexual orientation based violence.
The results of this research prove that not only do homosexuals suffer sexual orientation based violence, but also violence due to the homosexual character that is considered outside of the normal manner, particularly male homosexual (gay) with feminine character. These conditions explain that homosexuals remain oppressed, but still manage to build positive image.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T32532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>