Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Rina Haryanti W.
"ABSTRAK
Setiap manusia memerlukan disiplin diri dalam menjalani kehidupannya
sehan-hari. Disiplin diri ini perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak oleh orang
tua sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak.
Orang tua dapat menerapkan pendidikan disiplin dengan cara yang
berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kepribadian, sejarah perkembangan, belief;
pengetahuan, dan gender orang tua. Dhinjau dari sejarah perkembangan, orang tua
memiliki kecenderungan untuk menerapkan pendidikan disiplin yang sama
dengan yang mereka terima dari or^g tua mereka. Apabila orang tua mengalami
kekerasan dalam penerapan disiplin, maka terdapat kemungkinan hal tersebut
teijadi lagi di masa kini. Inilah yang disebut the cycle of child abuse (Tynkrrbell,
2001). Bagaimanapun juga, lingkaran kekerasan ini masih berupa kemungkinan
yang dapat dicegah.
Sehubungan dengan penerapan pendidikan disiplin, penulis bermaksud
meneliti bentuk penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh orang tua yang
memiliki pengalaman kekerasan di masa kecilnya. Untuk membantu mendapatkan
gambaran mengenai hal tersebut, penulis juga meneliti hal yang membantu orang
tua^ menghentikan lingkaran kekerasan, proses pemilihan strategj penerapan
disiplin, dan latar belakang pemilihan strategi trasebut.
Guna mendapatkan dasar pengetahuan yang kuat dalam penelitian ini,
penulis menyertakan penjelasan mengenai kekerasan pada anak {child abuse) dan
^bat jangka pendek serta panjang. Selain itu, penulis juga menyertakan definisi
disiplin (Turner & Helms, 1995; Martin dan Colbert, 1997; Papalia dan Olds,
1995), teori mengenai strategi penerapannya (Nelsen, 1996), dan hal-hal yang
mempengaruhi penerapan strategi tersebut (Martin & Colbert, 1997).
Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Penulis
mendapatkan data dari tiga orang partisipan dengan karakteristik memiliki
pengalaman kekerasan di masa kecil (kecuali kekerasan seksual) dan memiliki
anak berusia 2 hingga 5 tahun. Data tiap partisipan dianalisis terlebih dahulu
secara mendalam, baru kemudian dilanjutkan dengan analisis secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
disiplin diterapkan melalui dua strategi, yaitu strictness dan positive discipline.
Persiapan penerapan strategi tersebut dimulai dengan tumbuhnya kesadaran akan
kekurangan pada pendidikan disiplin yang diterapkan oleh orang tua mereka.
Bertolak dari haJ tersebut, partisipan mencoba menemukan strategi yang lebih
baik untuk diterapkan kepada anak-anak mereka tanpa mengulangi the cycle of
child abuse. Para partisipan berhasil memutuskan the cycle of child abuse melalui
bimbingan rohani, dukungan dari pasangan, dan perolehan insight dari dalam diri
sendiri,
Adapun hal yang dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan suatu
strategi disiplin adalah apabila strategi tersebut tidak menggunakan kekerasan
dalam memberikan instruksi kepada anak, menyiapkan anak dalam menghadapi
tantangan hidup di masa mendatang, mampu menyampaikan maksud partisipan
kepada anaknya secara jelas, sesuai dengan karakteristik anak yang diyakini
partisipan, dan mampu membantu membina hubungan yang baik dengan anak."
2002
S2825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Kesowo
"Kekerasan merupakan bagian kenyataan masyarakat yang perlu
untuk dipahami dan dicarikan penanggulangannya. Kekerasan yang terjadi
di dalam keluarga, terutama terhadap perempuan, merupakan masalah yang
baru disadari keberadaannya setelah sekian lama dianggap sebagai bagian
dari kehidupan rumah tangga.
Stordeur dan Stille (1989) rnembagi karakteristik suami yang
melainkan kekerasan kepada istrinya menjadi 6 bagian. Keenam
karakteristik suami tersebut antara lain: kurangnya ketrampilan sosial,
digunakannya bentuk mekanisme pertahanan diri seperti denial dan
proyeksi untuk melepaskan diri dari tanggungjawab, karateristik
kepribadian yang rendah diri, karakteristik lingkungan yang mendukung
terjadinya serangan kepada istri, sejarah pengalaman kekerasan pada masa
kecil, serta sikap suami yang menyetujui kekerasan kepada istri. Bila suami
percaya bahwa penggunaan kekerasan terhadap istri dapat diterima, maka
ia akan cenderung mengurangi kontrolnya terhadap perilaku kekerasan
Sementara itu, kekerasan terhadap istri yang terjadi di Indonesia
juga mulai mendapatkan perhatian, namun baru sedikit yang memfokuskan
diri pada suami sebagai pelaku kekerasan. Dari sini peneliti berusaha
memahami suami sebagai orang yang berpotensi melakukan kekerasan
terhadap istri, dengan melihat pengalaman kekerasan di dalam keluarga
ketika kecil, pola kekerasan di dalam keluarga, dan hubungannya dengan
sikap terhadap kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri. Peneliti
berharap hasil penelitian dapat berguna sebagai bahan pertinmbangan untuk
intervensi terhadap pelaku kekerasan terhadap istri.
Penelitian menggunakan kuesioner pengalaman masa kecil sebagai
alat untuk mengukur kekerasan yang pemah dilakukan kedua orang lua
terhadap subyek maupun dilihat subyek terjadi idantara kedua orang, tuanya
ketika subyek berusia antara 3-15 tahun.
Skala sikap mengenai kekerasan suami terhadap istri disusun
menggunakan 7 skala dari skala likert. Subskala terdiri dari subskala verbal
langsung, subskala fisik aktif, dan subskala fisik pasif. Dasar teori yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah bentuk-bentuk agresi dari
Buss (1961). Alpha dari skala ini adalah 0,83.
Pengolahan data untuk hubungan antara pengalaman masa kecil
dengan sikap dilakukan dengan korelasi Pearson Product Moment, untuk
melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelompok dengan
sikap positif dan kelompok dengan sikap negatif dalam hal pengalaman
kekerasan masa kecil tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan kenyataan bahwa sebagian besar
subyek pernah mengalami kekerasan masa kecil oleh orangtuanya. ayah
cenderung melakukan kekerasan yang lebih berat bila dibandingkan ibu.
Hubungan antara sikap mengenai kekerasan suami terhadap istri dengan
pengalaman masa kecil tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Saran yang diajukan peneliti adalah memperbaiki alat penelitian,
melakukan penelitian yang lebih mendalam dan dilakukan kampanye anti
kekerasan."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yosalina
"ABSTRAK
Kehadiran seorang anak dalam keluarga membawa kebahagiaan
tersendiri bagi keluarga tersebut. Meskipun begitu, jika anak yang lahir
mengalami kelainan maka kebahagiaan tersebut akan terganggu. Penelitian ini
hendak melihat perasaan apa saja yang dialami oleh orang tua yang memiliki
anak dengan kelainan jantung kongenital, bagaimana intensitas dari emosi itu
dan faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi-rendahnya intensitas tersebut.
Pada orang tua yang memiliki anak dengan kelainan, umumnya mereka
mengalami emosi yang negatif (Joliy, 1981; Beth, 1997;Saenz, Beebe dan Triplett,
1999). Intensitas emosi yang dialami juga beragam. Meskipun begitu, literatur
maupun penelitian mengenai emosi dan intensitas emosi pada orang tua yang
memiliki anak dengan kelainan jantung kongenital masih amat terbatas.
Dikhawatirkan intensitas emosi yang tinggi dari orang tua dapat membawa
akibat negatir terhadap perkembangan anak. Bertolak dari pemikiran tersebut,
penelitian ini hendak mengetahui perasaan apa saja yang dialami oleh orang
tua yang memiliki anak dengan kelainan jantung kongenital, bagaimana
intensitas dari emosi itu, faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi-rendahnya
intensitas tersebut dan proses coping apa yang dilakukan oleh orang tua dalam
menghadapi situasi tersebut.
Emosi yang dialami oleh orang tua diteliti berdasarkan teori
Multidimensional Emosi dari Plutchik dan Core Relational Theme (CRT) dari
Lazarus. Teori Multidimensional Emosi mengemukakan bahwa emosi terbagi
dalam ragam dan intensitasnya (Plutchik, 1994). CRT dari Lazarus
mengemukakan tentang inti dari keuntungan dan kerugian yang ada pada tiap
emosi (Lazarus dalam Plutchik, 1994). Pengalaman emosi yang dialami orang tua
akan dibahas menggunakan sistem emosi dari Lazarus. Dalam sistem ini
disebutkan bahwa orang mengadakan penilaian terhadap suatu situasi yang
dialaminya. Terdapat 2 penilaian, penilaian primer berkaitan dengan nilai suatu
peristiwa dalam kehidupan seseorang dan penilaian sekunder berkaitan dengan
pilihan coping dan harapan di masa mendatang (Lazarus dalam Goldberger
dan Breznitz, 1993). Lazarus mengemukakan 2 proses coping yaitu coping yang
terfokus pada emosi dan coping yang terfokus pada masalah. Dalam penelitian
ini turut dibahas mengenai parenting yang terbagi lagi menjadi fathering dan
mothering. Thevenin (1993) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang
bersifat saling melengkapi antara peran ayah dan ibu.
Partisipan penelitian ini terdiri dari 4 pasang orang tua yang memiliki anak
dengan kelainan jantung kongenital. Adapun anak ini diketahui mengalami kelainan sejak usia 0-3 bulan dan pada saat penelitian usia anak berkisar antara
15-19 bulan. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan metode
pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Disamping itu, terdapat
lembaran yang berisi mengenai data diri partisipan serta sejumlah nama emosi
untuk memudahkan partisipan mengingat emosi yang pernah dirasakannya.
Mengingat banyaknya data yang didapat maka peneliti menggunakan metode
analisa antar kasus dalam penyajian. Begitu pula dengan analisa data dilakukan
dengan metode analisa antar kasus seperti yang tertulis dalam Miles dan
Huberman (1994) dengan sedikit perubahan sesuai kebutuhan penelitian.
Umumnya selama setahun terakhir ini, orang tua merasakan emosi negatif
seperti cemas, sedih, mengalah atau pasrah dan kasihan. Orang tua juga
mengalami emosi positif seperti harapan, terkejut, berjaga dan cinta. Adapun
intensitas dari emosi yang dialami tidak terlalu tinggi, umumnya terletak pada
tingkat kedua dari Model Multidimensional Emosi dari Plutchik. Dalam penelitian
ini, faktor-faktor yang terlihat mempengaruhi tinggi-rendahnya intensitas tersebut
adalah tingkat kebocoran atau keluhan yang dialami anak, peran dokter dan
paramedis serta urutan kelahiran anak yang mengalami kelainan.
Dalam menghadapi permasalahan biaya, para orang tua melakukan
coping yang terfokus pada masalah. Berkaitan dengan masalah kesehatan
anak, para ayah melakukan coping yang terfokus pada emosi sedangkan para
ibu melakukan coping yang terfokus pada masalah.
Para orang tua cenderung untuk membebaskan anaknya dalam
beraktivitas. Meskipun begitu, pengawasan tetap dilakukan berkaitan dengan
tingkat bahaya kegiatan dan kemampuan anak. Perbedaan pola pengasuhan
antara anak yang mengalami kelainan dengan anak yang normal juga
ditemukan dalam penelitian ini. Pengasuhan anak yang mengalami kelainan
dilakukan bersama oleh ayah dan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada para dokter,
tepatnya dokter spesialis jantung anak, dan paramedis untuk dapat memberikan
dukungan sosial yang amat dibutuhkan oleh orang tua pasien. Dalam
pengasuhan anak yang mengalami kelainan jantung kongenital hendaknya
orang tua membiarkan anak beraktivitas sebatas kemampuan anak tersebut.
Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan mengenai topik kelainan
jantung kongenital ini. Harapan tersebut dilontarkan mengingat masih sedikitnya
penelitian mengenai topik ini sedangkan kasus kelainan jantung kongenital
dapat dikatakan cukup sering terjadi (8-10 bayi dari 1000 kelahiran, Baraas, 1995).
Hal ini membuat pengetahuan akan berbagai aspek dari topik ini menjadi
semakin penting."
2002
S3140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliawati Utoro, supervisor
"Angka kejadian kekerasan seksual pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Keluarga merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam merawat anak pasca kekerasan seksual yang dialaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali pengalaman orang tua merawat anak yang mengalami kekerasan seksual. Partisipan dalam penelitian ini 5 orang tua yang anaknya mengalami kekerasan seksual yang dipilih secara purposive sampling. Metoda penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif dengan analisis data content analysis Tema yang diperoleh ada 5 yaitu: membangun koping yang adaptif, memperhatikan perubahan anak, mengupayakan segala bentuk upaya pemulihan bagi anak, memberi dukungan emosional serta upaya antisipasi. Penelitian akan datang yang perlu diteliti bagaimana persepsi anak terhadap kondisi yang dialaminya pasca kekerasan seksual.

The incidence of child sexual violence increased from year to year. Family is the closest person who caring in treat for the child after sexual violence that experienced by him. The purpose of this research is to explore the experiences of parents to treat their child who have experienced sexual violence. Participants in this research are 5 parents whose their children suffered sexual violence. Participants were selected by purposive sampling. The method of research used is descriptive phenomenology of data analysis of content analysis. Theme obtained is 5 namely: build koping that adaptive, notice change child, trying entire recovery effort form for child, give emotional support as well as effort anticipation. To next research, that important, how the children with child sexual violence have maintained their condition after sexual violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan 1) Menjelaskan strategi pencarian informasi yang digunakan dalam usaha mereduksi ketidakpastian pada orang tua tunggal ibu yang berinteraksi dengan - anaknya yang berusia dini. dan 2) Menjelaskan pendekatan strategi komunikasi antar pribadi yang digunalan oleh orang tua tunggal ibu dalam berinteraksi dengan anak-anaknya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Prakartini
"Anak yang terdiagnosis tumor otak menyebabkan orang tua mengalami reaksi psikologi, sosial dan spiritual akibat pengobatan dan perawatan yang panjang dan lama. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman psikososial dan spiritual pada orang tua yang memiliki anak dengan tumor otak. Penelitian kualitatif deskriptif dilakukan terhadap 11 orang tua dari anak-anak penderita tumor otak di sebuah rumah sakit pusat kanker di Jakarta, Indonesia dan dilakukan secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan lima tema yakni 1) beragam respon orang tua saat awal-awal diagnosis; 2) tantangan besar dalam menjalani pengobatan dan perawatan anak; 3) kedekatan dengan Yang Maha Kuasa dan dukungan spiritual; 4) munculnya harapan dan dukungan dari berbagai pihak; 5) keihklasan dan terus berupaya untuk kesembuhan anak. Peran tenaga kesehatan dan khususnya perawat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan psikologi, sosial dan spiritual yang dibutuhkan orang tua selama menjalani pengobatan dan perawatan anak dan langkah selanjutnya berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.  

Children diagnosed with brain tumors causes parents to experience psychological and spiritual reactions due to long and lengthy treatment and care. This research aims to explore the psychosocial and spiritual experiences of parents who hava children with brain tumors. Qualitative descriptive research was conducted on 11 parents of children with brain tumor at a cancer center hospital in Jakarta, Indonesia and carried out purposive sampling. Data was collected through semi-structured interviews and analyzed using Colaizzi method and produced five themes, namely 1) various parental responses at the beginning of the diagnosis; 2) big challenges in undergoing treatment and caring for children; 3) closeness to the Almighty and spiritual support; 4) the emergence of hope and support from various parties; 5) sincerity and continuing efforts for the child’s recovery. The role of health workers and especially nurses is needed to identify the  psychological, social and spiritual needs that parents need while undergoing treatment and child care and the next step is to collaborate with all related parties in effort to meet these needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Musdalifah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>