Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satriono Priyo Utomo
"ABSTRAK Penulisan tesis ini mengkaji biografi pemikiran Aidit 1946-1965 yang mencakup pertama, perjalanan hidup Aidit yang melahirkan dan membentuk pemikiran-pemikirannya, kedua, menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran politik revolusioner dan eksperimentasi-eksperimentasi pemikiran Aidit atas Marxisme-Leninisme, dan menjelaskan dampak atas relasi pemikiran-pemikiran Aidit dengan strategi dan sikap politik Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam konstelasi politik nasional pada masa Demokrasi Parlementer hingga Demokrasi Terpimpin. Aidit adalah manusia politik yang tumbuh dan berkembang dalam dua pengalaman yang dinamis yaitu empirisme Belitung dan pergaulan politik Jakarta. Pemikiran-pemikiran Aidit muda dipandang oleh Soe Hok Gie yang menyebutnya sebagai tipe pemikir Indonesia yang masih muda, dan tulisan-tulisannya pada masa awal revolusi merupakan sumber kekecewaan generasi muda. Saat Aidit mencapai kedudukan sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1950-an sampai akhir hidupnya. Aidit tampil seperti yang disampaikan oleh Justus M. van Der Kroef sebagai ahli taktik, organisator dan teoritikus. Melalui metode historiografi, pendekatan sejarah pemikiran dan teori hermeneutik Wiliam Dilthey, pemikiran-pemikiran politik Aidit berdinamika dalam tiga fase yaitu eksplorasi (1946-1947), konsolidasi (1951-1956) dan eksperimentasi (1957-1965). Di fase eksplorasi, Aidit muda menggunakan Marxisme-Leninisme sebagai pisau analisa memahami Indonesia yang baru saja diproklamirkan. Saat berusia 23 tahun, Aidit menulis dengan cara pandang progresif yang meyakini bahwa revolusi Indonesia adalah bagian daripada revolusi dunia. Pemikiran-pemikiran politiknya terus berkembang bersama PKI. Dalam fase konsolidasi Aidit melahirkan buah pemikiran tentang konsepsi partai komunis di Indonesia yaitu partai massa sekaligus partai kader, dengan melibatkan kaum tani bersama kaum buruh menjadi motor penggerak perubahan dengan menempuh jalan damai. Kemudian sistem politik nasional pada masa awal Demokrasi Terpimpin mendorong Aidit berpikir progresif. Pada fase eksperimentasi Aidit menganalisis sejarah perkembangan masyarakat dan merumuskan kelas-kelas sosial di Indonesia. Aidit menggagas dua tahapan revolusi yaitu nasional dan demokratis, dengan semangat melenyapkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Titik pertemuan revolusi dua tahap itu adalah perjuangan agraria. Perjuangan tersebut menempuh jalan yang disebut Aidit sebagai Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) yang berisi perjuangan gerilya di desa-desa, aksi-aksi revolusioner, bekerja baik dan intensif di kalangan kekuatan bersenjata.

ABSTRACT
The writing of this thesis examines the biography of Aidit's thoughts from 1946-1965 which included the first, Aidit's life journey which gave birth to and formed his thoughts, secondly, explained revolutionary political thoughts and Aidit's thought experiments on Marxism-Leninism, and explained the impact on relations Aidit's ideas with the strategy and political attitude of the Indonesian Communist Party (PKI) in the national political constellation during the period of Parliamentary Democracy to Guided Democracy. Aidit is a political man who grew and developed in two dynamic experiences, namely Belitung's empiricism and Jakarta's political association. Young Aidit's ideas were seen by Soe Hok Gie who called him the young type of Indonesian thinker, and his writings in the early days of the revolution were a source of disappointment for the younger generation. When Aidit reached the position of head of the Indonesian Communist Party (PKI) in the early 1950s until the end of his life. Aidit appeared as presented by Justus M. van Der Kroef as a tactician, organizer and theorist. Through historiography methods, the approach of history of William Dilthey's thought and hermeneutic theory, Aidit's political thoughts were dynamic in three phases, namely exploration (1946-1947), consolidation (1951-1956) and experimentation (1957-1965). In the exploration phase, young Aidit used Marxism-Leninism as an analytical knife to understand Indonesia that had just been proclaimed. When he was 23 years old, Aidit wrote in a progressive perspective that believed that the Indonesian revolution was part of the world revolution. His political thoughts continued to develop with the PKI. In the consolidation phase Aidit gave birth to ideas about the conception of the communist party in Indonesia, namely the mass party as well as the cadre party, by involving the peasants with the workers to become the driving force of change by taking a peaceful path. Then the national political system in the early days of Guided Democracy encouraged Aidit to think progressively. In the experimental phase Aidit analyzed the history of community development and formulated social classes in Indonesia. Aidit initiated two stages of the revolution, national and democratic, in the spirit of eliminating the remnants of feudalism and imperialism. The meeting point of the two-stage revolution is the agrarian struggle. The struggle took a path called Aidit as the Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) which contained guerrilla struggles in the villages, revolutionary actions, worked well and intensely in the armed forces.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristoteles
Jakarta: Visimedia, 2007
320 Ari p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syafiuddin Fadlillah
"ABSTRAK
Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) dalam nota kesepahaman dengan Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan perjuangan bangsa Palestina dalam merebut kemerdekaannya dari penjajahan Israel sebagai salah satu isi butir nota dimaksud, PKS kemudian dengan adanya nota kesepakatan ini menjadi bagian dari partai pendukung pemerintah dengan mendapatkan pos-pos kekuasaan dieksekutif ditiga kementerian dan satu jabatan duta besar.
Pengaruh dari nota kesepahaman tersebut adalah kebijakan luar negeri Indonesia terhadap permasalahan Palestina menjadi pengamatan tersendiri bagi PKS, dan tekanan PKS terhadap SBY mengenai nasib bangsa Palestina terns diwujudkan balk melalui pengerahan massa dan kecaman, SBY pun merespon nota kesepahaman tersebut dengan sejumlah kebijakan terhadap permasalahan Palestina, diantaranya penunjukan All Alatas sebagai utusan khusus terkait permasalahan Palestina, Naseer A. Wahab sebagi kepala bidang politik di kedutaan Palestina di Indonesia jugs menyatakan bahwa SBY adalah presiden yang paling gist memberikan dukungannya terhadap perjuangan bangsa Palestina, seberapa besar peluang Indonesia bisa berperan aktif bisa mewujudkan kemerdekaan Palestina dengan adanya nota tersebut, sementara disatu pihak adanya negara negara maju dan kuat lebih berpengaruh dalam permasalahan Palestina.

ABSTRACT
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) in Memorandum of Understanding with Susilo Bambang Yudhoyono made Palestine People Struggle in fighting their freedom from Israel colonial as one of the intended points in said Moll. Further PKS with the existence of this Memorandum of Understanding became government-supporting party with obtaining executive post in three ministry and one-embassy positions.
The influence of said Memorandum of Understanding is Indonesian Foreign Policy on Palestine problems becoming specific priority for PKS and PKS pressure on SBY regarding Palestine People fate shall be continuously realized either through mass demonstration and mass criticism, then SBY responded this Memorandum of Understanding with various policies on Palestine problems, among of them was the appointment of Ali Alatas as Special Delegation related to Palestine matters, Naseer A. Wahab as head of political division at Palestine embassy in Indonesia also said that SBY was the most active president in giving his support on Palestine people struggling, how far the opportunity of Indonesia can play active role in realizing Palestine Independence with the existence of said Memorandum of Understanding, while in other side the existence of developed country and super power state can create big influences in Palestine matters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T20474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malang: UIN-Maliki Press, 2015
324.2 NAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fairchild, Fred Rogers
New York: Macmillan, 1989
330 FAI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sholeh Amin
"Teori trias politica dalam menerapkan pada penyelengaraan negara mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman dan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat yang kian kompleks dan dinamis. "
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 11 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Large, Stephen S.
London: Routledge, 1992
952.033 LAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stephanus Munadjat Danusaputro
Bandung: Alumni, 1978
341.42 MUN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Tri Dewo
"Dewasa ini Manajemen Rumah Sakit harus mulai memperhatikan pentingnya orientasi terhadap kebutuhan pelanggan apabila tidak ingin kehilangan pelanggan ditengah persaingan Rumah Sakit yang semakin ketat. Pelanggan yang merasa mendapatkan prioritas serta memperoleh kebutuhan yang diinginkan terwujud dari kepuasannya terhadap pelayanan Rumah Sakit dapat diharapkan untuk menjadi pelanggan yang loyal. Demikian pula dengan RS. Tria Dipa yang merupakan rumah sakit swasta, type D + yang memiliki 75 tempat tidur, terletak di daerah Jakarta Selatan, orientasi terhadap kepuasan pelanggan dinilai sebagai hal yang penting agar dapat meningkatkan usaha rumah sakit secara keseluruhan.
Bagi pengembangan usaha Rumah Sakit penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepuasan pasien jaminan dan n on jaminan di bagian rawat inap R S. Tria Dipa, dapat mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan pasien agar dapat segera ditingkatkan oleh manajemen rumah sakit. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi keluhan pasien yang tidak ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit. Pada penelitian ini bagian pelayanan di rumah sakit yang diteliti adalah bagian pendaftaran pasien rawat Inap, administrasi dan keuangan, serta lingkungan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana variabel babas serta variabel terikat diobservasi dalam waktu bersamaan.. Sampel yang diambil adalah 100 responden pasien jaminan dan non jaminan, masing-masing 50 responden. Semua responden adalah pasien dewasa yang telah dirawat minimal 3 hari dan dalam keadaan sadar pada waktu survei. Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat tentang distribusi kepuasan pasien terhadap proses pelayanan rawat inap RS. Tria Dipa. Analisis bivariat melihat apakah ada hubungan antara pasien jaminan dan non jaminan terhadap pelayanan di rawat inap RS. Tria Dipa digunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan pasien jaminan dan non jaminan. Hasil juga menunjukkan adanya ketidak puasan pasien yang signifikan pada pelayanan bagian pendaftaran, pelayanan adminsitrasi dan kepuasan terhadap lingkungan rumah sakit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien jaminan yang tidak puas sebesar 22 % lainnya sebesar 78 % merasa puas. Sedangkan pasien langganan non jaminan yang tidak puas sebesar 10 % sisanya sebesar 90 % merasa puas. Faktor yang berhubungan secara bermakna dengan tingkat kepuasan adalah kelas perawatan terhadap pelayanan bagian pendaftaran, pendidikan dengan kepuasan lingkungan rumah sakit, pendidikan dan penghasilan pasien dengan tingkat kepuasan pelayanan administrasi.
Berdasarkan hal tersebut disarankan perlunya pelatihan khusus pegawai pada bagian penerimaan dan administrasi, komputerisasi serta penambahan lahan parkir di lingkungan RS. Tria Dipa.

In the midst of though competition between hospitals, to keep client's loyalty hospital management should consider the importance of orientation towards client's need. Loyalty will be developed if clients are felt prioritized and obtain their needs, or in other words, satisfied with the hospital services. Tria Dipa Hospital as a private hospital type D with 75 beds, located in South Jakarta, considers that orientation towards client satisfaction as important to improve hospital business.
To develop hospital business, this study aims to analyze the satisfaction of insurance and non-insurance patients in Tria Dipa Hospital wards and therefore identify the causes of dissatisfaction among patients to be handled by hospital management. Thus, there will be no complaint, which is not followed up by hospital. This study covered registration, finance and administration, and hospital environment areas.
This study used survey method where independent and dependent variables were observed simultaneously. There were 50 insurance patients and 50 non-insurance patients. All respondents were adult patients hospitalized for a minimum 3 days period and in conscious state during survey. Statistical analysis employed in this study was univariate analysis on satisfaction distribution and bivariate analysis to test whether there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients.
The result showed there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients. The result also showed significant patient dissatisfaction on registration, administration, and hospital environment.
The conclusions of this study are there were 22% insurance patients who were not satisfied and 10% non-insurance patients who were not satisfied. Factors that significantly related to satisfaction level are ward's class to registration service, education to hospital environment, education and income to administration service.
Based on the above results, it is suggested to conduct special training for personnel in the registration and administration areas, computerization, and adding parking space in Tria Dipa hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>