Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh Faiz Maulana
"ABSTRAK Hidup dalam dunia modern dengan berbagai persinggungan tradisi, situasi dan informasi telah membuat perempuan di Paciran mengalami dilemma of the self. Pada satu sisi modernisasi memberikan kebebasan, di sisi lain perempuan harus mampu menjaga tradisi tentang identitasnya sebagai konco wingking. Penelitian ini menceritakan upaya perempuan di Paciran memoderasi tradisi konco wingking dalam mempertahankan tradisi dan identitasnya sebagai perempuan Jawa yang mulai ke luar rumah untuk mergawe, namun tetap menempatkan rumah sebagai yang utama place of origin. Dampak dari hal tersebut adalah pemilihan kerja perempuan yang menempatkan rumah sebagai tempat utama (place of return). Penelitian ini dilakukan kepada enam perempuan pekerja nguplik di Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konco wingking melalui proses moderasi tradisi, mampu ditampilkan dalam praktiknya yang berbeda. Konco wingking yang selama ini dipahami hanya sebagai praktik-praktik domestik telah mengalami perluasan menjadi praktik-praktik publik.

ABSTRACT
Living in a modern world with a variety of traditions, situations and information has made women in Paciran experience dilemma of the self. On the one hand, modernization gives freedom, on the other hand women must be able to maintain the tradition of their identity as konco wingking. This study recounts the efforts of women in Paciran to moderate the tradition of the konco wingking in maintaining their traditions and identity as Javanese women who started out of their homes to mergawe, but still put the house as the place of origin. The impact of this is the selection of women's work which places the house as the place of return. This research was conducted on six female nguplik workers in Paciran, Lamongan, East Java. The results of the study indicate that the konco wingking through the process of moderating tradition, is able to be displayed in different practices. Konco Wingking, which has been understood only as domestic practices, has expanded into public practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Juli Bestian
"

Abstrak

Penelitian ini menguji signifikansi  dari kritik kapitalisme industri yang digagas para pemikir ekonomi politik dalam kasus transformasi kapital industri media cetak di Indonesia kurun waktu dua dasa warsa (1998-2018) terakhir. Fokus kajian ini terkait dengan bagaimana struktur teknokapitalisme mendeterminasi sekaligus melahirkan  berbagai kontradiksi industrial. Perspektif dan model analisis ekonomi politik berlandaskan pada konsepsi teori surplus nilai Marx (1867/1992), Kellner (1989), Knoche (1999; 2015), Suarez-Villa (2009, 2015), dan Fuchs (2014, 2016) menjadi landasan. Analisis  kualitatif yang dilakukan secara berjenjang (multy level analysis) menjadi kerangka pijakan. Kajian bercorak instrumental case study ini dilakukan pada Grup korporasi surat kabar berskala nasional (Jawa Pos, Kompas Gramedia), grup media lokal (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), dan grup media cetak khusus (Tempo Inti Media dan Femina). Hasil kajian menunjukkan kontinuitas format kapitalisme dalam praktik transformasi industri media cetak di Indonesia melahirkan berbagai kontradiksi. Dalam liberalisasi ekonomi dan politik serta arus perubahan teknologi yang menjaminkan kebebasan,  justru struktur pasar oligopolistik terbentuk. Keterancaman penciptaan surplus nilai dan akumulasi kapital berlangsung. Dekapasitasi kendali kapital, alienasi dan resistensi pekerja media, hingga disorientasi fungsi ekonomi dan sosial menyertai langkah transformasi kapital industri media cetak.


Abstract

The study is to verify the significance of criticisms of industrial capitalism as it was presented by  political economy scholars  in response to cases of print  media capital transformation (1998-2018).  The focus of this study related to the structures of technocapitalism have determined and created industrial contradictions. The political economy analysis model which are based on Marxs Theory of Surplus values, Kellner (1989), Knoche (1999;2015), Suarez-Villa (2009, 2015) and Fuchs (20014, 2016) are the premises of  this study. Qualitative multilevel Analysis has also become  the framework of  the study. This instrumental case study is related to the cases of  media corporation such as Jawa Pos, Kompas Gramedia, and local media group newspapers (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), and other print media groups (Tempo Inti Media dan Femina) which are in ongoing industrial transformation. The results of the study show that the continuity of capitalism format in the print media transformation practices in Indonesia have sparked contradiction. In the context of economic liberalization and politics as well as technology changes which guarantee freedom, even these have created oligopolistic   market structures.  There have been challenges to the creation of surplus value and the accumulation of capitalIncapacity of capital control, alienation and resistance among media workers as well as economic function disorientation have become part of the transformation of capital.

"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Saladina Wijaya
"Usia dewasa madya identik dengan banyaknya variasi peran yang dapat mempengaruhi kepuasan hubungan pernikahan. Berbagai upaya dilakukan oleh individu usia dewasa madya untuk dapat mencapai kepuasan hubungan, salah satunya adalah melalui berkorban. Pengorbanan yang dilakukan individu pun didasari oleh dua motif, yaitu motif berkorban mendekat dan menjauh. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan dengan empati sebagai variabel moderator pada dewasa madya berusia 40 - 65 tahun yang telah menikah, bekerja, memiliki anak, dan memiliki orang tua atau mertua yang masih menjadi tanggungan. Sebanyak 151 responden menjawab alat ukur pada penelitian. Sebanyak 99 data yang meliputi 70 responden perempuan dan 29 responden laki-laki diolah pada penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motif berkorban mendekat (r = 0.300, p < 0.05) dan menjauh (r = 0.194, p < 0.05) dengan kepuasan hubungan. Namun, empati tidak menjadi moderator antara hubungan motif berkorban mendekat (p > 0.05) dan menjauh (p > 0.05) dengan kepuasan hubungan. Individu yang memiliki motif berkorban mendekat dan menjauh yang tinggi cenderung memiliki kepuasan hubungan yang tinggi pula, terlepas dari empati yang dimiliki. Penelitian ini dapat berkontribusi untuk memberikan pengetahuan mengenai motif berkorban, empati, dan kepuasan hubungan, terutama pada dewasa madya yang sudah menikah.

Middle adulthood age is identical with a lot of role varieties that possibly affect marital relationship satisfaction. Many attempts are made by the middle aged in order to achieve relationship satisfaction, one of them is through sacrificing. The sacrifices made by individuals are based on two motives, which are approach motive and avoidance motive. This study is designed to find out the relationship between motives of sacrifice and relationship satisfaction with empathy as the moderator variable in middle adulthood ages 40 - 65 years who are married, working, have children, and have parents or in-laws who are still dependents. A total of 151 participants answered the measuring instruments in this study. A total of 99 data consists of 70 women respondents and 29 male respondents are processed in this study. The result of this study indicates that there is a positive relationship between approach (r = 0.300, p < 0.05) and avoidance motives (r = 0.194, p < 0.05) with relationship satisfaction. However, empathy was not a moderating variable between approach (p > 0.05) and avoidance motives (p > 0.05) with relationship satisfaction. Individuals who have high approach and avoidance motives of sacrifice also tend to have a high relationship satisfaction, regardless of their empathy. This research can contribute in providing knowledge about motives for sacrifice, empathy, and relationship satisfaction, especially among married middle adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
George Alvino Putra Saddam
"Fenomena kekerasan dengan dalih agama, seperti penyerangan pada kelompok agama tertentu hingga perusakan rumah ibadah masih menjadi salah satu masalah sosial yang belum terselesaikan di bangsa ini. Muluk, dkk. (2013) pun menggunakan istilah kekerasan suci dalam menyebut kekerasan dengan dalih agama. Berdasarkan beberapa studi sebelumnya diketahui bahwa persepsi ketidakadilan pada Islam menjadi faktor penting kekerasan suci, sedangkan keyakinan akan jihad kekerasan menjadi justifikasi kekerasan suci. Berangkat dari pemahaman tersebut, peneliti berargumen keyakinan akan jihad kekerasan berperan sebagai moderator pengaruh persepsi ketidakadilan pada Islam terhadap keinginan melakukan kekerasan suci.
Penelitian dilakukan kepada 103 partisipan yang mengikuti kelompok keislaman kampus Universitas Indonesia dan diuji dengan hierarchial multiple regression. Penelitian menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya persepsi ketidakadilan pada Islam akan menyebabkan keinginan untuk melakukan kekerasan suci pada orang yang mempunyai keyakinan akan jihad kekerasan yang tinggi, sebaliknya pada orang dengan keyakinan akan jihad kekerasan rendah berpengaruh terhadap menurunnya keinginan untuk melakukan kekerasan suci.

Indonesia is still struggling from religion-based social problems, namely attacks on particular religious groups as a form of a phenomenon known as sacred violance, a term coined by Muluk et al. (2013). In Indonesia, the phenomenon mostly attributed to Muslims and the jihad movement. According to past researches, it is known that perception of unfairness to Islam becomes a deciding factor to the sacred violance, while belief in violent jihad justifies it. From this point of view, this study propose that belief in violent jihad play a moderating role in the influence of perception of unfairness to Islam one's will to engage in a sacred violence.
This study is participated by 103 students who are an active member of any Islam affiliations in Universitas Indonesia. The data is tested by hierarchial multiple regression. In this study, I found that perception of unfairness to Islam influences one's will to engage in a sacred violence act only in those who scored high in belief in violent jihad measures.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Nur Rochman
"Kepemimpinan dalam hubungan relasional terjadi ketika terdapat klaim dari seorang individu bahwa dirinya mampu memimpin dan klaim tersebut didukung (dalam bentuk pemberian endorsement) oleh individu lain. Dengan menggunakan social identity theory of leadership, penelitian ini bertujuan menguji faktor pemimpin dan bawahan yang memengaruhi pembentukan leader endorsement. Dengan menggunakan teknik convenience sampling, sampel penelitian yang terkumpul adalah 186 pekerja swasta di Indonesia. Data dikumpulkan melalui online survey dengan alat ukur yang memiliki reliabilitas 0.7-0.9.
Hasil analisa moderated regression menunjukkan: (1) bawahan memberikan endorsement kepada pemimpin yang prototipikal, (2) bawahan dengan organizational identification akan memberikan leader endorsement, (3) efektivitas pemimpin memperlemah hubungan positif antara leader prototypicality dengan leader endorsement.
Hasil ini menunjukkan pemimpin dengan prototipikalitas yang rendah tetap berkesempatan mendapatkan endorsement, jika menampilkan perilaku efektif. Penelitian ini berkontribusi menjelaskan bagaimana persepsi atas karakteristik pemimpin dan identifikasi bawahan terhadap organisasinya dapat membentuk leader endorsement. Penelitian ini juga berkontribusi menjelaskan perilaku seperti apa yang sebaiknya ditampilkan pemimpin untuk mendapatkan dukungan dari bawahan.

Relational leadership will be formed when there is a claim from a person that he/she is capable to lead and that claim is supported in the form of endorsement from other person. By using social identity theory of leadership, this study aims to determine what factors from leaders and followers that possibly have an impact on the construction of leader endorsement. By using convenience sampling technique, samples that were collected are 186 private workers across Indonesia. Data were collected through online survey with scales reliability ranging from 0.7-0.9.
Moderated regression analysis shows that: (1) followers will give their endorsement towards prototypical leaders, (2) followers with organizational identification will formed an endorsement towards their leaders, (3) leader effectiveness will weakened the positive relations between leader prototypicality and leader endorsement.
This result indicates that low prototypical leader still has an opportunity to be endorsed if they are showing effective behavior. This study contributes to explain how followers perception towards their leaders prototypicality and followers identification towards their organization will formed leader endorsement. This study also contributes to explain what kind of leadership behavior that could get followers endorsement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1963
301.329 POP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Charlotte, Gabriel
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa observational cues dapat
meningkatkan kemunculan perilaku altruis atau prososial pada individu.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kemungkinan keberadaan hubungan
antara pertanda pengamatan (observational cues) dengan salah satu bentuk
altruis yang belum pernah diteliti, yakni perilaku konsumsi berkelanjutan serta
efek moderasi harga di dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental 2 (observational cues: ada vs. tidak ada) x 3 (harga:
produk berkelanjutan lebih tinggi daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan lebih rendah daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan dan konvensional setara). Analisis data yang berasal dari 182
mahasiswa Universitas Indonesia mengindikasikan ketiadaan pengaruh yang
signifikan dari observational cues dalam meningkatkan perilaku konsumsi
berkelanjutan 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. Analisis pada variabel harga di
dalam model interaksi tiga arah tidak mengindikasikan keberadaan efek
moderasi harga, 2 (2, N=182) = 0,11, p= 0,995. Analisis terpisah terhadap
interaksi dua arah antara harga dan produk menunjukkan hasil signifikan, 2 (2,
N=182) = 45,539, p= 0,001. Hasil penelitian menentang generalisasi dari efek
keberadaan obserational cues. Dalam naskah ini, dampak teoritis dan praktis
dari hasil penelitian ini turut didiskusikan.

ABSTRACT
Previous researches have indicated that the presence of observational cues
increase the frequency of altruistic or prosocial behaviors exhibited by
individuals. This research aimed to explore the probability of relationship
between observational cues and a form of altruistic behavior which was yet to
be examined, namely sustainable consumption as well as the moderation effect
of price within the relationship. This research employed a between-subject
experimental design of 2 (observational cues: present vs. not present) x 3 (price:
price of sustainable product is higher than coventional product vs. price of
sustainable product is lower than coventional product vs. price of sustainable
and conventional product are equal). The statistical analysis conducted on 182
data collected from undergraduate students of Universitas Indonesia indicated
that there was no significant effect of observational cues in increasing
sustainable consumption, 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. The analysis of
price within the three-way interaction model indicated that there was no
significant effect of price as moderator within the model, 2 (2, N=182) = 0,11,
p= 0,995. A separate analysis conducted on the two-way interaction between
price and product yielded significant result, 2 (2, N=182) = 45,539, p= 0,001.
The result called into question the generalization of the effect generated by
observational cues. Further theoretical and practical implications are discussed."
2016
S65537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Zhafira
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiositas Islam dan intoleransi politik dan efek moderasi kepercayaan politik terhadap hubungan variabel tersebut. Intoleransi politik diukur dengan Political Intolerance Scale yang dikembangkan oleh Sullivan, Marcus, Feldman, Piereson 1981 , religiositas Islam diukur dengan Muslim Religiosity Scale yang disusun oleh El-Menouar 2014 , dan kepercayaan politik diukur dengan Citizen Trust in Government Organizations Scale yang dikembangkan oleh Grimmelikhuijsen Knies 2015 . Responden penelitian ini merupakan 841 orang mahasiswa di Indonesia yang beragama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiositas Islam berkorelasi positif dan signifikan dengan intoleransi politik. Sementara kepercayaan politik tidak berkontribusi menjadi moderator terhadap hubungan religiositas Islam dan intoleransi politik.

ABSTRAK
This quantitative study was aimed to examine the correlation between Muslim religiosity and political intolerance whereas political trust as moderator variable towards its correlation. Political intolerance was measured by Political Intolerance Scale which developed by Sullivan, Marcus, Feldman, Piereson 1981 , Muslim religiosity was measured by Muslim Religiosity Scale which developed by El Menouar 2014 , and political trust was measured by Citizen Trust in Government Organizations Scale which developed by Grimmelikhuijsen Knies 2015 . Respondents of this study were 841 Moslem college students. Results indicated that there is significant positive correlation between Muslim religiosity and political intolerance. Meanwhile, political trust was not contributing as moderator variable towards the correlation between Muslim religiosity and political intolerance. "
2017
S67500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joevarian
"ABSTRAK
Kontak antar kelompok telah terbukti mampu mengurangi prasangka. Akan tetapi, seringkali riset-riset yang berkembang fokus pada kondisi obyektif dalam kontak dan mengabaikan faktor individual yang mungkin mempengaruhi interaksi antar kelompok yang terjadi. Studi ini mencoba membuktikan apakah ada efek moderasi nilai-nilai moral yang dipegang individu dalam konteks interaksi antar kelompok. Peneliti berargumen bahwa efek kontak terhadap prasangka terjadi lebih lemah ketika individu dengan nilai-nilai moral inklusif (nilai kasih sayang dan keadilan) melakukan kontak dengan anggota kelompok lain. Sementara yang sebaliknya terjadi ketika individu dengan nilai-nilai moral eksklusif (nilai kesucian, kesetiaan, patuh otoritas) melakukan kontak. Efek kontak terhadap prasangka juga dimediasi oleh empati dan kecemasan. Untuk membuktikan hipotesis-hipotesis ini, peneliti mengumpulkan data survei. Hasil riset menunjukkan bahwa nilai kasih sayang dan patuh otoritas mampu memoderasi efek kontak terhadap prasangka. Diskusi difokuskan pada implikasi teoretis dan konteks interaksi terhadap kelompok Tionghoa Kristen di Indonesia.

ABSTRACT
Contact between groups has been proven to reduce prejudice. However, oftentimes previous studies exert much efforts in focusing on the objective condition which facilitate contact and neglecting individual factors that may shape the interactions between groups. This study attempt to prove whether there is a moderation effect of moral values held within the context of intergroup interactions. We argue that prejudice tends to be lower when individuals with individualizing moral values (caring and fairness) interact with outgroup members while it tends to be stronger when individuals with binding moral values (sanctity, loyalty, authority) interact with outgroup members. Additionally, the contact-prejudice effects are mediated by empathy and anxiety. We attempt to test these hypotheses using series of statistical analyses. We found that caring and authority morality can moderate the contact-prejudice effect. The discussion is focused on the theoretical implication and the implication related to the context of prejudice toward Christian Chinese in Indonesia."
2017
T48144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Kurniawan
Depok: Rajawali Pers, 2023
302.2 FIR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>