Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ima Nurcahya
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat kepuasan pengguna terhadap pelayanan KRL commuter line rute Bogor-Jakarta Kota. Pembahasan penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan oleh A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry yang terdiri dari lima dimensi yakni, bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan, serta empati. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei dan wawancara mendalam dengan pengguna jasa dan juga petugas KRL commuter line rute Bogor-Jakarta Kota.
Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diberikan dengan yang diharapkan oleh pengguna. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa harapan pengguna akan ke lima dimensi lebih tinggi dibandingkan dengan kenyataan yang diterima di lapangan. Semakin kecil nilai kesenjangannya, maka dapat dikatakan pelayanannya semakin baik. Nilai kesenjangan rata-rata terendah berada pada dimensi empati, yaitu sebesar -1.25, maka dimensi empati ini merupakan dimensi yang paling baik. Sedangkan nilai kesenjangan rata-rata tertinggi berada pada dimensi bukti fisik, yaitu sebesar -1.41, maka dimensi bukti fisik dapat dikatakan kurang baik dan perlu diperbaiki. Tingkat kesuaian dari hasil analisis antara harapan pengguna dengan kenyataan secara keseluruhan sebesar 65.47%.
Berdasakan penilaian tersebut, dapat dikatakan kepuasan responden mengenai pelayanan KRL commuter line rute Bogor-Jakarta Kota secara keseluruhan sudah cukup memuaskan. Hasil dari penelitian menyarankan bahwa pelayanan KRL commuter line perlu ditingkatkan dari segi ketersediaan kursi tunggu, kemampuan petugas, serta keamanan dan kenyamanan saat berada di dalam stasiun maupun dalam gerbong kereta guna memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna.

This research discussed the level of customer satisfaction with the service of the commuter line at Bogor-Jakarta Kota route. The discussion of this research uses the theory of service quality by A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry which consists of five dimensions: Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy. This research approach uses a quantitative approach with data collection techniques such as surveys and in-depth interviews with service users and also commuter line KRL officers at Bogor-Jakarta Kota route.
The results of this research that there is a gap between the quality of services provided and those expected by the customer. This gap shows that the expectations of the customer will be to five dimensions higher than the reality received in the field. The smaller the gap value, the better the service can be said. The lowest average gap value is in the empathy dimension, which is equal to -1.25, so this empathy dimension is the best dimension. While the highest average gap value is in the tangibles dimension, which is equal to -1.41, the dimensions of tangibles can be said to be poor and need to be corrected.
The result of the analysis between passenger expectation and overall reality was 65.47%. Based on this assessment, it can be said that the customer satisfaction with the service of the commuter line KRL Bogor-Jakarta Kota route as a whole is quite satisfactory. The result suggest that services of the commuter line should be improve in many ways, such us availability of waiting seats, ability of the officer, security and also comfortness while at the station or in the train to provide maximum services for the passenger.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Juliesca Wisnumoerti
"Kelelahan merupakan masalah kesehatan yang tak terhindarkan dan kerap kali dialami oleh pekerja. Salah satu faktor risiko kelelahan yaitu perjalanan menuju tempat kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kelelahan pekerja pengguna KRL commuter line rute Bogor – Jakarta Kota. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan melibatkan 107 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Tingkat kelelahan diukur dengan kuesioner Skala Pengukuran Kelelahan (SPK). Hasil analisis univariat menunjukkan sebesar 29,9% pekerja tidak kelelahan, 58,9% pekerja mengalami kelelahan sedang, dan 11,2% pekerja mengalami kelelahan parah. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk mengoptimalkan peran perawat kesehatan kerja yang terkait dengan kelelahan yang dirasakan oleh pekerja.

Fatigue is an inevitable health problem that is often experienced by workers. One of the risk factors for fatigue is commuting to work. This study was conducted to identify the level of fatigue of workers using the KRL commuter line on the Bogor - Jakarta Kota route. This study used a cross sectional research design involving 107 respondents selected by purposive sampling technique. The level of fatigue was measured by the Skala Pengukuran Kelelahan (SPK) questionnaire. The results of univariate analysis showed that 29.9% of workers were not fatigued, 58.9% of workers experienced moderate fatigue, and 11.2% of workers experienced severe fatigue. The results of this study recommend optimizing the role of occupational health nurses related to fatigue felt by workers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Orchita Pratiwi
"Salah satu faktor yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah semakin meningkatnya penggunaan kendaraaan bermotor yang memadati jalan di Jakarta seiring dengan padatnya jumlah penduduk akibat urbanisasi ke Ibukota yang bertujuan untuk mengadu nasib juga meningkatkan taraf hidup dan perekonomianvrumah tangga. Salah satu moda transportasi yang dapat mendukung mobilitas masyarakat untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang dihadapi di ibukota adalah kereta yang mana saat ini penggunaan commuter line mendominasi penggunaan transportasi publik di Jabodetabek. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitianvini membahas mengenai tingkat kepuasan pengguna terhadap pelayanan KRL commuter line rute Tanah Abang-Bogor. Pembahasan penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan oleh A.vParasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry yang terdiri dari lima dimensi yakni, bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan, serta empati. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei dan wawancara mendalam dengan pengguna jasa dan juga petugasvcommuter line rute Tanah Abang-Bogor. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diberikan dengan yang diharapkan oleh pengguna. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa harapan pengguna akan ke lima dimensi lebih tinggi dibandingkan dengan kenyataan yang diterima di lapangan. Semakin kecil nilai kesenjangannya, maka dapat dikatakan pelayanannya semakin baik. Nilai kesenjangan rata-rata terendah berada pada dimensi responsiveness (ketanggapan), yaitu sebesar -1.45, maka dimensi responsiveness (ketanggapan) ini merupakan dimensi yang paling baik. Sedangkan nilai kesenjangan rata-rata tertinggi berada pada dimensi assurance (jaminan), yaitu sebesar -v1.74, maka dimensi assurance (jaminan) dapat dikatakan kurang baik dan perlu diperbaiki. Tingkat kesesuaian dari hasil analisis antara harapan pengguna dengan kenyataan secara keseluruhan sebesar 60.60%. Berdasakan penilaian tersebut, dapat dikatakan kepuasan responden mengenai pelayanan commuter line rute Tanah Abang-Bogor secara keseluruhan sudah cukup memuaskan. Hasil dari penelitian menyarankan bahwa pelayanan commuter line perlu
ditingkatkan dari segi ketersediaan kursi tunggu, kemudahan menggunakan e-ticket, vending machine, dan gate electronic, serta keamanan dan kenyamanan saat berada di dalam stasiun maupun dalam gerbong kereta, dan keamanan pada saat naik turun kereta guna memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna.

One of the factors that causes traffic congestion in Jakarta is the increasing use of motorized vehicles that crowd the roads in Jakarta along with the dense population due to urbanization to the capital city which aims to try their luck as well as improve the standard of living and the economy.vhousehold. One of the modes of transportation that can support community mobility to overcome congestion problems faced in the capital is the train, which currently uses the commuter line to dominate the use of public transportation in Jabodetabek. Based on these problems, the researchvThis article discusses the level of user satisfaction with the KRL commuter line service on the Tanah Abang-Bogor route. The discussion of this research uses the theory of service quality by A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry which consists of five dimensions namely, physical evidence, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. This research approach uses a quantitative approach with data collection techniques in the form of surveys and in-depth interviews with service users and officers commuter line for the Tanah Abang-Bogor route. The results of the study indicate that there is a gap between the quality of services provided by the user's expectations. This gap shows that user expectations for the five dimensions are higher than the reality received in the field. The smaller the value of the gap, it can be said that the service is getting better. Lowest average gap score is in the responsiveness dimension, which is -1.45, then this responsiveness dimension is the best dimension. Meanwhile, the highest average gap value is in the assurance dimension, which is - 1.74, then the dimension of assurance (guarantee) can be said to be not good and needs to be improved. The level of suitability of the results of the analysis between user expectations and reality as a whole is 60.60%. Based on this assessment, it can be said that respondents' satisfaction regarding the commuter line service for the Tanah Abang-Bogor route as a whole is quite satisfactory. The results of the study suggest that commuter line services need to be improved in terms of the availability of waiting seats, ease of use of e-tickets, vending machines, and electronic gates, as well as security and comfort when inside the station or in train carriages, and security when getting on and off the train in order to provide maximum service to users."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anita Carolina Elizabeth
"Skripsi ini menganalisis kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh PT. Kereta Commuter Indonesia sebagai operator transportasi publik moda kereta api di wilayah Jabodetabek yakni Kereta Rel Listrik bagi penyandang disabilitas fisik. Menyediakan sarana, prasarana, dan pelayanan dari petugas yang ramah bagi penyandang disabilitas fisik masih menjadi tantangan. Maka dari itu perlu untuk mengukur sejauh mana operator dalam menyediakan pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mengetahui kualitas pelayanan Kereta Rel Listrik bagi penyandang disabilitas fisik, dilakukan pengukuran dengan pendekatan kuantitatif menggunakan model kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Brady and Cronin (2001). Data yang diperoleh untuk menganalisis berasal dari kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan Kereta Rel Listrik bagi penyandang disabilitas fisik di rute perjalanan Bogor-Jakarta Kota masuk dalam kategori sedang. Saran yang diberikan oleh peneliti disesuaikan dengan perolehan gap tertinggi di setiap subdimensi dan disesuaikan pula dengan hasil analisis importance-performance analysis untuk upaya peningkatan kualitas pelayanannya.

This thesis analyzes the quality of public services provided by PT. Kereta Commuter Indonesia as a public transportation operator of train modes in the Greater Jakarta area, namely The Electric Railway for people with physical disabilities. Providing facilities, infrastructure, and services from officers who are friendly to people with physical disabilities is still a challenge. Therefore it is necessary to measure the extent to which operators in providing quality public services. To determine the service quality of Electric Rail for people with physical disabilities, a quantitative approach was measured using the service quality model put forward by Brady and Cronin (2001). The data obtained to analyze came from questionnaires and in-depth interviews. The results of this study showed that the quality of Electric Railway services for people with physical disabilities on the Bogor-Jakarta Kota travel route fall into the medium category. The recommendations given by the researchers were adjusted to the highest gap gain in each subdimentions and also adjusted to the results of importance-performance analysis for efforts to improve the quality of service."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlita Yulianti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan tarif kereta KRL yang sesuai, sebagai bahan pertimbangan PT. KCJ menuju target 1.2 juta penumpang per hari pada tahun 2019. Metode analisis yang digunakan adalah metode elastisitas yang dapat menggambarkan efek dari perubahan tarif terhadap jumlah penumpang. Elastisitas tarif KRL Indonesia diasumsikan sebesar -0.7 saat jam sibuk, dan -1.4 saat jam lengang, melalui analisis perbandingan terhadap negara-negara lain. Tiga metode elastisitas digunakan dalam studi ini untuk mengetahui perubahan dari jumlah penumpang yaitu shrinkage ratio, mid-point arc elasticity, dan log arc elasticity.
Skenario perubahan tarif ditentukan melalui perubahan jumlah penumpang, pendapatan PT. KCJ, dan biaya operasi dari kereta KRL Jabodetabek. Dua skenario tarif yang menghasilkan pilihan terbaik, yaitu tarif Rp 4.000,00 saat jam sibuk dan Rp 2.000,00 saat jam lengang akan meningkatkan jumlah penumpang, sementara itu tarif Rp 5.000,00 saat jam sibuk dan Rp 2.000,00 saat jam lengang akan meningkatkan pendapatan dari PT. KCJ.

The aim of this study is to estimate the optimum fare, which could be applied by PT. KCJ to reach 1.2 million daily ridership in 2019. The elasticity method is utilised to obtain the impact of public transport rideship on revenue to portray the effects of fare alteration on the population of ridership. By comparing the characteristics and the elasticity of neighbouring countries, the fare elasticity of the Jabodetabek Commuter Line is assumed to be -0.7 on peaks and -1.4 on off-peaks. Three methods of elasticity namely, shrinkage ratio, mid-point arc elasticity, and log arc elasticity, are employed to calculate the changes in the population of ridership.
Several fare scenarios are tested to see the effects of fare alteration towards the ridership population, the revenue of PT. KCJ, and the operating costs of the Jabodetabek Commuter Line itself. Through a series of calculations, two alternative fares may be adopted depending on the focus of the business. A fare of Rp 4.000,00 on peak and Rp 2.000,00 on off-peak will generate more ridership, and a fare of Rp 5.000,00 on peak and Rp 2.000,00 on off-peak will generate more revenue for PT. KCJ.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Yuli Jayanti
"Skripsi ini membahas persepsi mahasiswa Universitas Indonesia terhadap kualitas pelayanan KRL Commuter Line rute Jakarta-Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan deskriptif dimana peneliti berusaha untuk menggambarkan kualitas pelayanan KRL Commuter Line berdasarkan persepsi mahasiswa Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menyarankan bahwa pelayanan KRL Commuter Line perlu ditingkatkan dari segi frekuensi perjalanan, ketepatan waktu, fasilitas pendukung, penyesuaian harga, pusat informasi mengenai jadwal, layanan informasi dalam gerbong, kemampuan petugas, keamanan, kebersihan serta kenyamanan dalam gerbong KRL Commuter Line, guna memberikan pelayanan maksimal kepada penumpang.

The focus of this study is about the student’s perceptions in University of Indonesia about service quality of the KRL Commuter Line especially in Jakarta- Bogor’s route. This is a quantitative’s research with the descriptive purpose, in which researcher try to describe service quality of KRL Commuter Line based on tudent’s perception in University of Indonesia.
The result suggests that services of the KRL Commuter Line should be improve in many ways, such as the requency of schedule, accuration of time, facilities, adequacy of the price, nformation centre about the schedule, information service in the cab of KRL Commuter Line, ability of the officer, security, cleanliness, and also comfortness cab of the KRL Commuter Line, for give a maximum service for the passenger.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti Aisyah Legowo
"Jakarta terus berbenah agar menjadi kota yang berkelanjutan, salah satunya dengan menggunakan konsep TOD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai dan pola suatu TOD pada jalur commuter line Bogor-Jakarta Kota. Penelitian dilakukan pada tujuh TOD jalur commuter line Bogor- Jakarta Kota. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh dari berbagai sumber, dan pengamatan dengan mengunjungi langsung stasiun-stasiun objek penelitian. Selanjutnya hasil data dikategorikan sesuai dengan variabel dan kriteria yang ditetapkan dalam Index TOD dari Singh (2015) dan dilakukan analisis secara deskriptif terhadap tipologi TODnya, yakni TOD kota dan TOD lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa nilai indeks TOD tertinggi terdapat pada Stasiun Jakarta Kota yang merupakan TOD Kota dan nilai terendah terdapat pada TOD Stasiun Tanjung Barat yang merupakan TOD lingkungan. Pola TOD yang terbentuk adalah beragam, pada bagian selatan dan utara tinggi dan pada bagian tengah cenderung rendah. Variabel yang paling berpengaruh yakni variabel internal berupa fasilitas stasiun dan variabel eksternal berupa area kantor dan akses dari dan ke stasiun. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa status sebagai TOD lingkungan atau kota tidak selalu memberikan nilai indeks yang tinggi, dan pada indeks yang tinggi kedua variabelnya tidak selalu memberikan peran yang sama.

Designate as a sustainable city, Jakarta continues to improve its various public facilities, among others, by applying TOD concept. This study aims to analyze the value and pattern of the TOD index on the Bogor-Jakarta Kota Commuter Line lane. The study was conducted on seven TOD commuter line between Bogor and Jakarta Kota railway stations. Data collecting was done by downloading information from various sources and observe the railway stations by visiting directly to the stations. Furthermore, the results of the data are categorized according to variables and criteria specified in the TOD Index from Singh (2015). Descriptive analysis is used to divide TOD typology into city TOD and neighborhood TOD. The results show that the highest TOD index value is found at Jakarta Kota Station which is the City TOD and the lowest value is at Tanjung Barat Station TOD which is the neighborhood TOD. The form of the TOD index varies. Depok railway station that lies in the southern part and Jakarta Kota railway station situated in the northern part of the lane have high indexes. While railway stations that lie between these two stations have low indexes. The most influential variable is the internal variable, which shows by the station facilities. Office area and access back and forth to the stations are criteria that are the most important among other external variables. The conclusion of this study shows that a high index value does not always correspond to the TOD status, either as neighborhood TOD or as city TOD. In TOD with a high index, the two variables do not always give the same role."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Yustria A.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5311
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Marcelino
"Penelitian ini membahas mengenai kualitas pelayanan kereta rel listrik commuter line rute Duri-Tangerang pada masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas pelayanan moda transportasi kereta commuter line pada rute Duri - Tangerang di masa pandemi Covid-19 menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan model P-Transqual oleh Bakti dan Sumaedi dengan empat dimensi yaitu comfort, tangible, personnel, dan reliability. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan yakni survei, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan kepada 100 responden pengguna commuter line rute Duri-Tangerang sejak dilonggarkannya protokol kesehatan  Covid-19 pada commuter line (8 Maret 2022). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan commuter line rute Duri-Tangerang dalam kategori yang sangat baik pada dimensi comfort dengan nilai sebesar 324,5, dimensi tangible dengan nilai sebesar 330, dan dimensi personnel dengan nilai 341,5. Sedangkan dimensi reliability dengan nilai 324,4 berada dalam kategori baik. Dengan demikian kualitas pelayanan commuter line rute Duri-Tangerang dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 330,1. Hasil penelitian ini menyarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan KRL commuter line melalui peningkatan himbauan protokol kesehatan, perbaikan dan penambahan jumlah fasilitas di stasiun, pelatihan petugas, dan penambahan jadwal maupun rangkaian SF12.

This study discusses the quality of service for the Duri-Tangerang commuter line electric train during the Covid-19 pandemic. The purpose of this study was to analyze the service quality of the commuter line train mode of transportation on the Duri - Tangerang route during the Covid-19 pandemic using a quantitative approach. This study uses the P-Transqual model by Bakti and Sumaedi with four dimensions, namely comfort, tangible, personnel, and reliability. The data collection technique uses qualitative and quantitative data collection techniques simultaneously, namely surveys, in-depth interviews, and literature studies. Data was collected on 100 respondents using the Duri-Tangerang commuter line since the Covid-19 health protocol was relaxed on the commuter line (8 March 2022). Based on the results of this study, it shows that the quality of the commuter line service for the Duri-Tangerang route is in a very good category on the comfort dimension with a value of 324.5, the tangible dimension with a value of 330, and the personnel dimension with a value of 341.5. While the reliability dimension with a value of 324.4 is in the good category. Thus, the service quality of the Duri-Tangerang commuter line service is in the very good category with an average value of 330.1. The results of this study suggest several efforts that can be made to improve commuter line KRL services through increasing health protocol appeals, improving and increasing the number of facilities at stations, training officers, and adding schedules and SF12 series."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghania Nurizzati
"Penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk mengetahui pengaruh commuting mental effort terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B (Jalur Bogor – Jakarta Kota). Dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM), beberapa temuan dihasilkan dari data yang telah terkumpul dari 387 responden yang dipilih dari total 435 responden setelah melakukan penyaringan untuk memastikan kualitas data. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa emotional exhaustion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job burnout dan job burnout memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B. Selain itu, commuting mental effort ditemukan berpengaruh signifikan secara negatif terhadap job performance. Sementara itu, commuting mental effort tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emotional exhaustion, emotional exhaustion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance, dan adanya positive commuting cognitive appraisal yang dimiliki karyawan tidak dapat memediasi pengaruh antara commuting mental effort dan emotional exhaustion.

This study was mainly conducted to determine the effect of commuting mental effort on job performance on commuter Line B (Bogor - Jakarta Kota Line) employees. Utilizing the structural equation modeling (SEM) approach, several findings were derived from the data collected from 387 respondents, selected from a total of 435 respondents after screening to ensure data quality. The findings in this study indicate that emotional exhaustion has a significant influence on job burnout and job burnout has a significant influence on the emergence of job performance in commuter line B employees. In addition, mental commuting was found to have a significant negative effect on job performance. Meanwhile, commuting mental effort has no significant effect on emotional exhaustion, emotional exhaustion has no significant effect on job performance, and the existence of positive commuting cognitive appraisal owned by employees cannot mediate the relationship between commuting mental effort and emotional exhaustion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>