Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jovi Oliver Ninkeula
"ABSTRAK
Laporan magang ini membahas peranan akuntan publik dalam proses penawaran
umum perdana saham PT MGP yang bergerak dalam bidang perdagangan tekstil,
pakaian dan alas kaki. Peranan akuntan publik dianalisis di tahapan proses
penawaran umum perdana saham dan perngaruhnya terhadap PT MGP. Hasil
analisis menjelaskan KAP TCP berperan dalam melakukan audit atas laporan
keuangan dan mereviu bagian dari prospektus yang disusun sebagai persyaratan
penawaran umum perdana.

ABSTRACT
This internship report discusses the role of public accountants in the process of
the initial public offering of PT MGP`s shares which are engaged in the trade of
textiles, clothing and footwear. The role of public accountants will be analyzed at
the stage of the initial public offering process and its impact on PT MGP. The
results of the analysis explain that KAP TCP has a role in conducting audits of
financial statements and reviewing parts of the prospectus which are compiled as
requirments for the initial public offering of PT MGP`s shares."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Tasya
"ABSTRAK
Tesis ini adalah tentang Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang merupakan salah satu elemen penting dalam rangka dilakukannya penawaran umum perdana yang akan dilakukan oleh calon emiten. Permasalahan hukum timbul ketika dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, seringkali calon emiten sudah menggunakan singkatan Tbk pada akhir nama perusahaan, padahal berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, anggaran dasar suatu perseroan tertutup yang beralih menjadi perseroan terbuka barulah berlaku efektif ketika sudah melakukan penawaran umum.
Tesis ini menggunakan tipologi penelitian deskriptif analitis yang menggunakan sumber data sekunder yang telah ada serta menganalisis beberapa peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, hukum perjanjian serta hukum perusahaan. Seluruh data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif, sehingga menghasilkan suatu penelitian yang berbentuk yuridis normatif. Walaupun mencantumkan kata Tbk sebelum waktunya namun Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut tidaklah menyebabkan perjanjian tersebut melanggar ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata dan karenanya perjanjian tersebut tetaplah sah. Namun, diperlukan tindakan pengesahan dari pemegang saham agar pada nantinya setelah diperoleh status perseroan terbuka, tindakan tersebut mengikat perseroan. Akibat hukum bagi investor dan pihak ketiga yang merasa dirugikan karena pencantuman singkatan Tbk pada korespondesinya dan karenanya mengira bahwa calon emiten adalah benar perseroan terbuka terbagi menjadi 2 (dua) kemungkinan yaitu dengan melakukan gugatan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata serta memohonkan pembatalan perjanjian karena telah dilanggarnya syarat sepakat sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

ABSTRACT
This thesis is about the Underwriting Agreement which is one of the key elements in order to do an initial public offering that will be performed by the issuer. Legal issues arise when the Underwriting Agreement, issuers often use abbreviations Tbk already at the end of the name of the company, whereas under the provisions of Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies, the Articles of Association of a company's closed-turned open company then becomes effective when already public offering.
This thesis uses descriptive typology analytical research using secondary data sources that already exist and analyze several laws relating to the Underwriting Agreement, contract law and corporate law. All data were obtained and analyzed qualitatively, to produce a form of normative research. Although it includes the word Tbk prematurely but the Underwriting Agreement does not cause the agreement violated the provisions of Article 1320 Civil Code and therefore the agreement is still valid. However, action is needed approval from shareholders in order to later having acquired the status of a publicly listed company, is binding on the company's actions. Legal consequences for investors and third parties who feel aggrieved because of the inclusion of the abbreviation Tbk korespondesinya and therefore thought that the issuer is a publicly listed company was divided into 2 (two) possibility is to commit a tort suit as provided in Article 1365 of the Civil Code and sought cancellation of the agreement for having violated the terms agreed as a condition of validity of the agreement is set forth in Civil Code Section 1320."
2013
T34856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayu Kurniasih
"Pelaksanaan IPO memberikan risiko bagi masing-masing pihak yang terlibat, utamanya terhadap Emiten, Penjamin Emisi Efek, dan investor. Dari beberapa IPO, terdapat nuansa harga saham yang kemahalan, kemurahan, ataupun menyangkut distribusi saham yang dipandang tidak adil. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif dengan pendekatan secara sosio-legal.
Hasil penelitian adalah pertama, tidak terdapat perbedaan perlakuan antara penetapan harga saham dan penjatahan saham dalam IPO yang dilakukan oleh BUMN dan perusahaan swasta. Kedua, Manajer Penjatahan mengutamakan memberikan jatah saham kepada investor institusi daripada kepada investor ritel. Pelaksanaan penjatahan yang selama ini dilakukan membuat tujuan utama dari pelaksanaan IPO yaitu menjual saham kepada investor ritel menjadi tidak tercapai.
Disarankan untuk memberikan kuota yang lebih besar terhadap porsi Penjatahan Terpusat dengan mencantumkan jumlah presentase tertentu dalam peraturan penjatahan yang diterbitkan oleh OJK.

There is a risk in Initial Public Offering for the parties involved, particularly for the Issuer, Underwriters, and investor. From the previous IPO, there are some nuance that the price is too high, too low, or regarding share distribution which is consider unfair. The research methode is a normative yuridisch with a sosio-legal approach.
The research result are, first, there is no differentiation regarding how to set the price and share allotment in IPO which is done by State Owned Company and private company. Secondly, Allotment Manager prefers to give more allotment to institution investors than to retail investors. The share allotment which has been done lately make the purpose of IPO, which is make the public own the share cannot be accomplished.
It is suggested to give bigger quota to Pooling Allotment portion with setting a certain percentage in OJK regulation."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandung Aryopratomo Yudokusumo
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor informasi yang memengaruhi initial return selama proses penawaran pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001-2013. Initial return diukur dengan menghitung selisih antara harga saham pada penutupan hari pertama di pasar sekunder dengan harga saat penawaran umum dibagi dengan harga saat penawaran umum. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif serta pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi data cross-section. Faktor informasi yang diuji dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu informasi akuntansi, informasi non-akuntansi, dan informasi terkait pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan dan reputasi penjamin emisi berpengaruh negatif terhadap initial return, sedangkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap initial return.

The purpose of this research is to analyze the factors of information during the public offering influencing the initial return of listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2001-2013. Initial return is measured by dividing the first day return with the offering price. Research is conducted with quantitative methods and hypothesis testing using cross-section data regression. Tested factors are divided into three groups, which are the accounting information, the nonaccounting information, and the information that related to the market condition. Overall results reveal that age of company and reputation of underwriter negatively affect initial return. On the other hand, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia positively affect initial return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosiafat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktivitas penawaran umum perdana sebuah perusahaan terhadap perubahan market return Indeks Harga Saham Gabungan dengan metode ARCH/GARCH pada periode 2013-2017. Penelitian ini menggunakan metode ARCH/GARCH dengan model yang terbaik sesuai dengan kriteria Akaike Info Criterion dan Schwarz Criterion yaitu GARCH (1,1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa offering day dan frozen period memiliki dampak terhadap market return Indeks Harga Saham Gabungan dimana offering day memiliki dampak negatif sedangkan frozen period memiliki dampak yang positif. Sedangkan pre-offering day, unfrozen period, listing day, dan post listing day tidak memiliki pengaruh terhadap market return Indeks Harga Saham Gabungan.

This research aims to analyze the effect of the initial public offering activity of a company on the Composite Stock Price Index (IHSG) using the ARCH/GARCH method in the period of 2013-2017. This research employs ARCH/GARCH method using the best and suitable model with the Akaike Info Criterion and Schwarz Criterion which is GARCH (1,1).
The result shows that offering day and frozen period have the effect on IHSG market return by which the offering day has the negative effect and frozen period has the positive one. Meanwhile, pre-offering day, unfrozen period, listing day, and post-listing have no effect on IHSG market return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Meta Riani
"Skripsi ini membahas kinerja bank sebelum dan setelah IPO dengan pendekatan rasio - rasio CAMEL yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR(Loan to Deposit Ratio). Penelitian dilakukan terhadap bank yang melakukan go public pada periode 2007 - 2010. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank sebelum dan sesudah IPO dengan pendekatan rasio CAMEL. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak semua rasio pada bank menunjukan perbedaan yang signifikan setelah IPO.

This thesis analyze the bank performance by using CAMEL Ratios approaches consist of CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Operational Expenses to Operational Income), LDR (Loan to Deposit Ratio). The study examines bank which go public in 2007 - 2010. The purpose of this study is to find significant difference of bank performance before and after IPO by using CAMEL Ratios approaches. The study found that ratio of bank performance after IPO isnt always show significant differences."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifah Syarofina
"Skripsi ini meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham IPO seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2002 - April 2012. Faktor -faktor yang diuji antara lain opening spread, reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan. Kelima faktor tersebut berpengaruh negatif terhadap underpricing. Dari kelima faktor tersebut, opening spread, reputasi penjamin emisi, reputasi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing, sedangkan ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap underpricing.

This research examines the factors that influence underpricing of stock IPO for all companies that listed in the BEI for period 2002 until April 2012. The factors that were tested include opening spread, underwriter?s reputation, auditor's reputation, firm size and firm age. These five factors have negative correlation with underpricing. All of factors such as opening spread, underwriter's reputation, auditor?s reputation are significantly negative effect on underpricing, whereas firm size and firm age are not significantly negative effect on underpricing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap manajemen laba pada saat IPO. Populasi yang digunakan adalah semua perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2009 s.d. 2014. Sampel sejumlah 90 observasi dipilih menggunakan metode purposive sampling method. Hipotesis pada penelitian ini memperkirakan bahwa perusahaan IPO di Indonesia yang menggunakan jasa KAP Big4 lebih sedikit melakukan praktik manajemen laba. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran KAP secara signifikan berpengaruh positif terhadap manajemen laba pada saat IPO.

The objective of this study is to examine the effect of KAP Size on Earnings Management at IPO. The Population is all Indonesian IPO companies in 2009 2014. The sample number of 90 observation are selected using purposive sampling method. The Hypothesis Predicts that Indonesian IPO firms audited by Big4 engage in less earnings management. The study shows that KAP size has positive effect with the level of earnings management at IPO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wahyu Hidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur corporate governance terhadap underpricing pada saat perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO). Penelitian ini didasarkan pada teori sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa keberadaan struktur corporate governance yang baik pada saat perusahaan melakukan IPO akan memberikan sinyal kualitas perusahaan yang tinggi kepada investor potensial. Struktur corporate governance yang diuji meliputi jumlah anggota dewan komisaris, tingkat independensi dari dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel 95 observasi dari perusahaan yang melakukan IPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2012.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa: (1) jumlah anggota dewan komisaris berkorelasi negatif dan berpengaruh terhadap underpricing, (2) tingkat independensi dari dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing, (3) keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing, (4) struktur corporate governance (jumlah anggota dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan keberadaan komite adit) secara simultan memiliki korelasi positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing.

This objective of this research is to examine the effect of corporate governance structure on underpricing at initial public offering (IPO). This study is based on signaling theory to suggest that the existence of properly corporate governance structured at the time of the IPO may signal high firm quality to potential investors. The corporate governance structure tested include board size, board independence, and existence of audit committee. Testing hypotheses are conducted using multiple regression models with observations from 95 sample IPO companies listed in Indonesian Stock Exchange during the period of 2005-2012.
The empirical result show that: (1) board size have negative correlation and have effect on underpricing, (2) board independence have no effect on underpricing, (3) the existence of audit committee have no effect on underpricing, (4) corporate governance structure (board size, board independence, and the existence of audit committee) simultantly have positive correlation and have effect on underpricing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Puspitho Andini
"Peningkatan efisiensi dan pendanaan perusahaan dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan, penjualan kepemilikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penjualan sebagian dari saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas (pemodal/investor), atau dengan kata lain perusahaan melakukan Penawaran Umum (go public). Penjualan saham yang dilakukan untuk pertama kali, disebut sebagai penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (?IPO?). Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak competitive advantages untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang. Diantara berbagai resiko yang ada dalam menjadi perusahaan publik, salah satu hal yang paling signifikan adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan IPO, antara lain biaya proses, pelaksanaan dan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan setelah terjadinya IPO. Sebagai solusi dari kendala ini para pelaku usaha telah menemukan strategi untuk mendapatkan segala keuntungan di pasar modal layaknya perusahaan publik namun tanpa perlu melakukan IPO, yaitu backdoor listing yang dilaksanakan dengan mengakuisisi perusahaan terbuka. Dengan backdoor listing, perusahaan tertutup dapat menikmati fasilitas perusahaan terbuka tanpa melakukan proses IPO. Adapun 2 (dua) permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, mengapa backdoor listing begitu memikat banyak perusahaan sebagai cara untuk go public. Kedua, Bagaimanakah pelaksanaan backdoor listing dan ketentuan hukum yang mengatur tentang backdoor listing di Indonesia. Di dalam menjawab permasalahan dalam penulisan tesis ini, maka penulis akan menggunakan metode pendekatan hukum normatif yang dapat diartikan sebagai penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan berdasarkan pada kepustakaan atau data-data sekunder. Berdasarkan pemaparan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa backdoor listing umumnya dilakukan oleh suatu perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan go public atau tidak mau perusahaannya dicampuri oleh masyarakat, namun ingin mendapatkan akses ke bursa. Oleh karena itu, backdoor listing dipandang sebagai strategi jalan pintas bagi perusahaan untuk memperoleh akses ke bursa saham. Hingga saat ini belum ada yang secara rinci dan jelas mengatur tentang backdoor listing. Selama ini, pelaksanaan backdoor listing dilakukan berdasar tata cara pengambilalihan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (?UUPT?), dan berkaitan dengan status perusahaan sebagai perusahaan terbuka, aturan yang diterapkan dalam pelaksanaan backdoor listing di Indonesia selain UUPT adalah Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Bapepam-LK serta Peraturan Bursa Efek Indonesia.

Increasing the efficiency and corporate financing can be done by selling a portion of the company ownership, the holdings sale in various ways, one of which is the sale of some company outstanding shares in the form of securities to the public (investors / investor), or in other words the company hold a public offering (go public). Sales of shares made for the first time, referred to as a public offering or Initial Public Offering ("IPO"). Becoming a public company, will have many competitive advantages for business development in the future. Among the various risks that exist in a public company, is the cost to be incurred in conducting the IPO, including the cost of the process, implementation and necessary expenses incurred after the IPO. As the solution of this problem is that business has found a strategy to gain advantage in capital markets as a public company but without the need to do an IPO, the backdoor listing is carried out by acquiring a public company. With the backdoor listing, the company can enjoy the facilities without the IPO process. The 2 (two) problems in this study, namely: Why the backdoor listing so compelling many companies as a way to go public, and how is the implementation of a backdoor listing and legal provisions that regulate the backdoor listing in Indonesia. In answering the problem in writing this thesis, the author will employ the method of normative legal approaches that could be construed as legal research literature based on literature or secondary data. Based on the presentation and discussion in this study, the authors conclude that the backdoor listing is generally performed by a company that does not meet the requirements or do not want to go public intervention by the public company, but eager to gain access to the stock. Therefore, the backdoor listing is seen as a shortcut strategy for the company to gain access to the stock market. Until now, no one has a detail and clear set of backdoor listing. So far, the implementation of a backdoor listing procedures performed by the takeover of the Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company ("Company Law"), and related to the company's status as a public company, the rules applied in the implementation of a backdoor listing in Indonesia in addition to the Company Law is No Law. 8 Year 1995 concerning Capital Market and Bapepam-LK and also Indonesia Stock Exchange rules."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30759
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>