Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hendraryatmo
"Sebagai pemenuhan terhadap tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya dan karyawan maupun keluarga karyawan khususnya, sekaligus sebagai pemenuhan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan tentang pengetatan anggaran di semua bagian termasuk bagian kesehatan, aspek perbekalan farmasi memegang peranan yang sangat penting karena melibatkan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan sentuhan di bidang manajemen persediaan obat-obatan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan persediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlah untuk seluruh klinik yang ada di perusahaan Asamera Oil Company dengan melihat jumlah pemakaian seluruh obat-obatan, besarnya nilai investasi yang tertanam di obatobatan, serta nilai kritis dari obat-obatan tersebut selama tahun 1995 dalam upaya pengendalian persediaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional, yang berdasarkan waktunya adalah cross sectional dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuesioner, disamping itu juga menggunakan data sekunder yang merupakan laporan penggunaan obat-obatan selama tahun 1995.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan pengadaan obat-obatan di bagian kesehatan Asamera Oil Company dilakukan setahun 2 kali dengan alur pengadaan, distribusi sampai obat-obatan tiba di lapangan adalah 4 bulan, lamanya waktu ini mungkin disebabkan oleh panjangnya rantai birokrasi yang mencapai 14 tahapan.
Terdapat 462 jenis obat yang dipakai selama tahun 1995. Dengan analisis ABC indeks kritis ditunjukkan bahwa dari seluruh obat-obatan tersebut, jumlah obat yang harus selalu ada atau masuk dalam katagori A adalah sebanyak 74 item dengan nilai investasi sebesar Rp. 136.222.16$ atau 56,53% dari total investasi, katagori B sebanyak 231 item dengan investasi sebesar Rp. 89.040.610 atau 36,95% dan total investasi serta kelompok C sebanyak 157 item dengan investasi sebesar Rp. 15.723.784,50 atau sebesar 6,52%.
Pengendalian persediaan analisis ABC indeks kritis untuk kelompok A adalah dengan fixed order quantity dimana ROP dan EOQ sangat diperhitungkan seperti pada contoh untuk Arnoxan 500, sedangkan kelompok B dan C dengan menggunakan periodic reorder system. Oleh karena begitu kompleksnya manajemen persediaan obat, sedangkan analisis ABC indeks kritis hanya merupakan salah satu cara pengendalian persediaan, maka untuk mengurangi beban dalam pengendalian, dapat dilakukan dengan mengembangkan Quality Assurance tentang pengelolaan obat-obatan. Tidak hanya tentang jenis obat-obatan saja, akan tetapi mulai dan perencanaan sampai dengan diterimanya obat di lapangan. Pada pengelolaan obat, diharapkan di masing-masing departemen terkait dibuat suatu gugus untuk peningkatan kualitas yang bertujuan memperpendek siklus pengadaan obat disamping mengurangi rantai alur pengadaan. Sedangkan untuk mengatasi banyaknya jenis obat yang beredar dapat dilakukan dengan standarisasi atau penyeragaman jenis obat yang dipakai untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu.

Optimalization of Drugs Supply Control at the Medical Department Asamera Oil Company January - December 1995To satisfy the needs of medical services to the people in general, the employees and their families in particular, and at the same time to meet the management tight budget policy at all departments including the medical department, pharmaceutical supply aspect plays a very critical role as it involves a big amount of investment. The drugs supply management, therefore requires a review in order to be able to reach the objectives set by management.
The objective of this survey is to identify drugs supply requirement based on types and quantity in all Asamera Oil Clinics by considering the quantity of drugs consumption, the amount of drugs investment, as well as the drugs critical value during 1995 in an effort to control the supply.
This survey is an operational research, and cross sectional based on time by using primary data collected from interviews and questionnaire, and also by using secondary data, i.e. drugs consumption report during 1995.
From this survey it was found that the drugs procurement planning at the medical department Asamera OH Company was made twice a year, the process of which, from procurement, shipment and received in the fields, took 4 months. The long period for the process was probably due to many stages that involved 14 stages.
There were 462 types of drugs used in 1995. By using ABC critical index analysis, it was shown that from all of the medicines, the types of medicines that should always be in stock in the A category were 74 items, the investment value of which was Rp.136.222.168,- or 56,53 % from the total investment. In the B category were 231 items with investment value of Rp.89.040.610,- or 36,95 % of the total investment and in the C category were 157 items with investment value of Rp.15.723.784,50 or 6,52 % of the total investment.
The supply control of critical index ABC analysis for category A was based on fixed order quantity where ROP and EOQ was calculated as that given in the Amoxan 500 example, whereas category B and category C was done based on periodic reorder system. Because of the complexity of the supply management of medicines, whereas the critical index ABC analysis is a part of the supply control methods, to reduce the control jobs, we can develop a quality assurance on the management of medicines, not only for the types of medicines but also from the planning stage to the receive of medicines in the field. In the management of medicines, it is expected that each related department form a quality circle to increase quality aimed at shortening the procurement cycles of medicines, in addition to reducing the procurement process. To overcome the great number of drugs circulation, we can standardize the types of medicine used for treatment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parker, Howard
London: Routledge, 1998
363.45 PAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Rahmadian Thala
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membahas efektivitas pelaksanaan kerja sama di tingkat nasional yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Banyaknya instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang bersama-sama dengan BNN dalam mendukung pelaksanaan program BNN, yang secara umum terbagi dalam bidang pencegahan, penegakan hukum, rehabilitasi dan penelitian, membutuhkan pendekatan yang komprehensif, efektif dan efisien. Untuk mengumpulkan berbagai data sekunder digunakan pendekatan Studi Dokumen yang dilanjutkan dengan mengolah data sekunder tersebut menggunakan metode Analisis Kualitatif dan SWOT.Pelaksanaan kerja sama yang dilakukan oleh BNN harus memberikan manfaat baik dari segi program hingga peningkatan kemampuan bagi seluruh komponen bangsa yang bekerja sama dengan BNN. Dampak yang diharapkan melalui pelaksanaan kerja sama tersebut diharapkan dapat semakin memudahkan bagi BNN untuk melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, termasuk di dalamnya untuk semakin meningkatkan kewaspadaan pada masyarakat terhadap penyalahgunaan Narkotika, terkoordinirnya wadah peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan anti penyalahgunaan Narkotika, terlaksananya pemutusan jaringan kejahatan terorganisir di bidang P4GN dan pelaksanaan rehabilitasi berbasis komunitas terapeutik maupun metode lain yang telah teruji keberhasilannya dan perawatan lanjutan bagi penyalah guna dan/atau pecandu Narkotika.

ABSTRACT
The purpose of this research is to discuss the effectiveness of the implementation of cooperation at the national level which became an integral part in the implementation of the programs of prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking. The large number of the government agencies and community components which work together with BNN in supporting the implementation of the BNN rsquo s program including prevention, law enforcement, rehabilitation and research requires a comprehensive, effective and efficient approach. To collect various secondary data the researcher writer used Document Study approach and then followed by processing the secondary data using Qualitative Analysis and SWOT method.The implementation of cooperation conducted by BNN should give benefits either to program aspect or the improvement of all nation component 39 s ability for all components which have had cooperation with BNN. It is expected that through the implementation of the cooperation BNN will implement the program of prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking of Narcotics and Precursor of Narcotics easier, to increase the civic awareness on drug abuse, build well improvement of community participation in creating the environment of antidrug abuse, to implement the program of the termination of organized crime syndicates in the field of P4GN, to implement the therapeutic community based rehabilitation as well as other methods that have been tested for success and further treatment for drug abuse and or Narcotics addicts."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Eka Sary
"World Drug Report, laporan tahunan United Nation Office on Drug and Crime (UNODC) 2018 menyebutkan bahwa pada tahun 2016 dari sekitar 275 juta penduduk dunia atau 5, 6 % dari populasi global yang berusia 15-64 tahun menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA) sekali dalam hidup mereka. Sekitar 31 jutanya adalah penyalahguna narkoba yang mungkin memerlukan perawatan. Tanggung jawab terpenting dari pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan aman. Panduan praktik klinis yang tertuang dalam clinical pathway merupakan salah satu upaya untuk menjamin kualitas perawatan pada pasien. Clinical pathway adalah salah satu alat manajemen perawatan yang banyak dipakai oleh pemberi layanan kesehatan dimana clinical pathway berpotensi mengurangi variasi layanan yang tidak perlu sehingga dapat meningkatkan outcome klinis dan juga penghematan pemakaian sumber daya (finansial). Penerapan Clinical pathway pada terapi detoksifikasi penyalahgunaan NAPZA/adiksi berpotensi memberi peluang untuk meningkatkan kualitas perawatan dengan biaya yang sama. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan rumah sakit memanfaatkan suatu sistem yang dapat mengakomodasi penambahan variasi dalam perawatan dan memudahkan evaluasi pelayanan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat sebuah prototipe clinical pathway berbasis elektronik untuk perawatan pasien penyalahguna NAPZA dengan berbasis web. Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan metode prototipe dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada pengguna sistem dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya prototipe sistem yang dapat memberikan informasi tingkat kepatuhan PPA dan merekam variasi yang ada selama perawatan s harus dikembangkan sesuai dengan komponen.

Th World Drug Report, 2018 annual report of the United Nations Office on Drug and Crime (UNODC) states that in 2016 out of around 275 million world population or 5, 6% of the global population aged 15-64 years use narcotics, psychotropic substances and addictive substances others (drugs) once in their lives. Around 31 million are drug abusers who may need treatment. The most important responsibility of health care providers, especially hospitals, is to provide effective and safe care and patient care. The clinical practice guide contained in the clinical pathway is an effort to ensure the quality of care for patients. Clinical pathway is one of the care management tools that is widely used by health care providers where the clinical pathway has the potential to reduce unnecessary variations in services so that it can improve clinical outcomes and also reduce the use of resources (financial). The application of Clinical Pathways to drug abuse / addiction detoxification therapy has the potential to provide an opportunity to improve the quality of care at the same cost.Information technological advances allow hospitals to utilize a system that can accommodate additional variations in care and facilitate evaluation of services provided. The purpose of this research is to design and create an electronic-based clinical pathway prototype for the treatment of web-based drug users. System design is done by using a prototype method and data collection is done by interviewing system users and observations. The results of this study are the establishment of a system prototype that can provide information on the level of PPA compliance and record variations that exist during treatmente focus of this study is the freshman student of Faculty of Psychology at University of Indonesia experience of acquiring, evaluating and using information, when "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikeish R. Muralitharan
"Delapan kasus baru filariasis kronis telah ditemukan di Jakarta Selatan yang bukan merupakan daerah endemis. Untuk memotong rantai penularan, pemberian obat Diethylcarbamazine (DEC) dan albendazole tiap tahun selama lima tahun harus dilakukan. Oleh karena itu , pekerja kesehatan primer di Jakarta Selatan membutuhkan penyuluhan kesehatan untuk melakukan pencegahan filariasis dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan mengenai program minum obat massal pencegahan (POMP) filariasis pada petugas kesehatan primer di Jakarta Selatan. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan metode pre -post studi. Pengumpulan data dilakukan di Jakarta Selatan pada 26 Juni 2013 dengan meminta semua pekerja perawatan kesehatan primer yang hadir untuk mengisi pre- dan post-tes kuesioner (n = 54). Kuesioner terdiri dari delapan pertanyaan mengenai POMP filariasis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan kesehatan, 83,3 % dari peserta memiliki pengetahuan yang buruk, 14,8 % memiliki pengetahuan rata-rata dan 1,9 % dari peserta memiliki pengetahuan yang baik mengenai POMP filariasis. Setelah penyuluhan kesehatan, 64,8 % dari peserta memiliki pengetahuan yang baik mengenai POMP filariasis, 27,8 % memiliki pengetahuan rata-rata dan hanya 7,4 % dari peserta memiliki pengetahuan yang kurang mengenai POMP filariasis (tes homogenitas marginal pre dan post tes < 0.001* ). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan primer mengenai POMP filariasis.

Eight new cases of chronic filariasis have been discovered in South Jakarta, a nonedemic area. To cut the chain of transmission, administration of diethylcarbamazine (DEC) and albendazole yearly for five years should be performed 1 . Therefore, primary health care workers in South Jakarta require health education to perform filariasis prevention correctly. This research aimed to study the effectiveness of health education on filariasis mass drug administration (MDA) among primary health care workers in South Jakarta. This study used experimental design with pre-post study method. Data collection was done in South Jakarta on the 26th of June 2013 by asking all the attending primary health care workers to fill pre- and post-test questionnaires (n=54). The questionnaire comprised of eight questions regarding filariasis MDA. The results showed that before health education, 83.3% of participants had poor knowledge, 14.8% had average knowledge and 1.9% of participants had good knowledge on filariasis MDA. Following health education, 64.8% of participants had good knowledge on filariasis, 27.8% had average knowledge and only 7.4% of participants had poor knowledge on filariasis MDA (marginal homogeneity of pre and post tests <0.001*). Hence, it was concluded that health education is effective in increasing the knowledge of primary health care workers on filariasis MDA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Research, Data And Information Center, 2020
362.29186 POT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Kreasih
"Berbagai penelitian mengenai relasi hubungan dalam keluarga dengan risiko remaja terjerumus dalam kenakalan remaja menemukan adanya faktor proteksi dan risiko. Semakin tinggi faktor proteksi maka faktor risiko akan semakin menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan faktor proteksi dan menurunkan faktor risiko adalah perubahan perilaku pola komunikasi dalam keluarga. Studi baseline penelitian ini menemukan bahwa dengan memperbaiki komunikasi maka keberfungsian keluarga akan lebih baik dan kemudian berdampak kepada ketahanan remaja terhadap napza. Penelitian ini menggunakan model intervensi berbasis keluarga (Family United) yang disusun oleh BNN dan UNODC. Partisipan pada penelitian ini yaitu 8 (delapan) remaja rentan usia 14-18 tahun bersama dengan keluarganya yang berdomisili di Desa Dukong. Intervensi dilaksanakan selama 4 (empat) sesi selama 4 (empat) hari. Instrumen yang digunakan yaitu Anti Drugs Scale, Family Assessment Device dan behavioral checklist untuk mengukur perubahan perilaku komunikasi dalam keluarga dan perilaku remaja untuk menolak napza. Perilaku komunikasi keluarga setelah 4(empat) minggu setelah intervensi menurun daripada sesaat setelah intervensi. Sedangkan perilaku remaja untuk menolak napza setelah intervensi dan 4 (empat) minggu setelah intervensi cenderung menetap. Hasil uji beda menunjukkan skor anti drugs scale (p<0.001) setelah dan sebelum intervensi diberikan. Sedangkan hasil uji beda post-test dan pre-test keberfungsian keluarga menunjukkan (p<0.001) dari sisi orangtua dan dari sisi remaja.

Various studies on the relationship between family relationships and the risk of adolescents falling into juvenile delinquency have found that there are protective and risk factors. The higher the protection factor, the lower the risk factor. One of the efforts that can be made to increase protection factors and reduce risk factors is to change the behavior of communication patterns in the family. The baseline study of this research found that by improving communication, family functioning will be better and then have an impact on adolescents' resilience to drugs. This study used a family-based intervention model (Family United) developed by BNN and UNODC. The participants in this study were 8 (eight) vulnerable adolescents aged 14-18 years along with their families who live in Dukong Village. The intervention was carried out for 4 (four) sessions over 4 (four) days. The instruments used were Anti Drugs Scale, Family Assessment Device and behavioral checklist to measure changes in family communication behavior and adolescent behavior to refuse drugs. Family communication behavior after 4 (four) weeks after the intervention decreased than immediately after the intervention. Meanwhile, adolescents' behavior to refuse drugs after the intervention and 4 (four) weeks after the intervention tended to stay the same. T-test results showed anti-drugs scale scores (p<0.001) after and before the intervention was given. While the results of the post-test and pre-test difference test of family functioning showed (p<0.001) from the parent's side and from the teenager's side."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Facts On File, 1984
R 362.29 OBR e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Research, Data, and Information Center Natinal Narcotics Board of The Republic of Indonesia, 2019
362.293 DRU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>