Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Ruth Lidya
"ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan proses transformasi sosial orang-orang biasa menjadi selebriti, atau
yang disebut sebagai celebrification, dengan YouTube sebagai kanalnya. Sesuai jargon
YouTube Broadcast Yourself, para pengguna dapat menyiarkan dirinya maupun konten
buatannya kepada pengguna YouTube lainnya secara global. Mereka yang awalnya hanya
pengguna biasa dapat menjadi populer dengan menerapkan strategi tertentu. Pendampingan dari pihak multi channel networks (MCN) juga berperan penting untuk meningkatkan popularitas mereka. Ekosistem YouTube, keberadaan pihak ketiga multi channel network serta kemunculan selebriti-selebriti baru, memperkuat anggapan bahwa YouTube kini menjadi media yang mendorong profesionalisasi dan komersialisasi.

ABSTRACT
This paper explains the process of social transformation of ordinary people to become
celebrities, or what is called celebrification, with YouTube as its canal. As per YouTube s
Broadcast Yourself jargon, users can broadcast themselves and create content on
YouTube globally. Those who are initially just ordinary users can become popular by
applying certain strategies. Assistance from multi channel networks (MCN) is also
important to increase their popularity. The YouTube ecosystem, along with third-party
multi-channel channels and the emergence of new celebrities, changed the notion that
YouTube is now a media that encourages professionalization and commercialization."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Isidoro
"Skripsi ini menjelaskan tentang cerita hidup seorang penyanyi solo yang bernama Kartika Jahja. Dalam cerita hidup nya ia mengalami beberapa peristiwa traumatis yang menciptakan teror dalam dirinya. Musik memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan sebagai bentuk penggambaran pengalaman teror yang dialaminya. Selain itu dalam karyanya yang bertransformasi ia juga mengisyaratkan kebangkitan dari teror. Musik dijadikan sebagai sebuah katarsis untuk mengobati luka dalam jiwa dan tubuhnya yang diakibatkan oleh peristiwa traumatis yang menciptakan teror. Teknik partisipan observasi dan wawancara mendalam dilakukan dalam penelitian untuk melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Melihat narasi-narasi pengalaman hidup berguna untuk mengetahui bagaimana kejadian-kejadian dalam kehidupan musisi mempengaruhi pembentukan karyanya begitu pula sebaliknya.

This undergraduate thesis explain about life of a soloist named Kartika Jahja. Along Her life story, she had several traumatic moment that create the “terror”. Music had function to deliver message as a methaphor for her experience of terror that she had. Then, on her transformed music, she tried to tell about her struggle to stand back against terror. Music was made as a catarsist to heal the wound on her body and mind that was created by trauma which in turn shape the terror. Participant observation and in-depth interview was done in this research for viewing events that happens on her life. Viewing this series of events is used for knowing how in her life as a musician some events affects her pieces of an art and vice versa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrina Safira Al Husni
"Fenomena gim dalam kelompok sosial anak merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Salah satu cerita pendek (cerpen) Korea Selatan yang mengangkat fenomena tersebut sebagai latar sosialnya adalah “Dangsin Eommaga Dangsinboda Jalhaneun Geim” karya Park Seo-ryeon. Penelitian ini membahas bagaimana cerpen tersebut menggambarkan fenomena gim dalam kelompok sosial anak. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan analisis fokalisasi, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana suatu karya sastra dapat memanfaatkan perangkat sastra dalam mengangkat fenomena sosial yang unik sesuai perkembangan zaman. Cerpen ini memperlihatkan bagaimana gim menjadi lebih dekat dengan kehidupan tokoh protagonis sebagai ibu dari seorang anak di era maraknya perkembangan gim. Gim digambarkan memiliki dampak-dampak tertentu dalam kelompok sosial anak, seperti tekanan sosial untuk mahir bermain gim, kursus gim, dan baik atau buruknya hubungan anak dengan orang tua. Penggunaan kata ganti orang kedua yang merujuk pada tokoh ibu dan pemilihan tokoh ibu sebagai fokalisator sepanjang cerita merupakan strategi penulis cerpen dalam membentuk keterlibatan emosional yang kuat antara pembaca dan tokoh ibu. Dengan begitu, pembaca seperti mendapatkan pengalaman mengenal dunia 'nyata' di luar teks berupa isu-isu yang berkaitan dengan fenomena gim dalam kelompok sosial anak melalui kegiatan membaca cerpen ini.

Game phenomenon may appear in children's social groups. A South Korean short story that uses this phenomenon as a social setting is "Dangsin Eommaga Dangsinboda Jalhaneun Geim" by Park Seo-ryeon. This qualitative research discusses how the story describes the game phenomenon in children's social groups. This paper uses the sociology of literature approach and focalization analysis. It also aims to explore how a literary work utilizes literary devices in presenting unique social phenomena. This short story shows how gaming becomes closer to the protagonist's life as a mother in an era of rampant game development. It describes games' impacts on children's social groups, such as social pressure to be good at playing games, gaming course, and relationships with parents. Furthermore, it uses the second-person pronoun when referring to the mother character and appoints her as the focalizer throughout the story. The story writer utilizes those strategies to form emotional engagement between the reader and the mother character. In this way, it is as if the reader has the experience of getting to know the 'real' world outside of the text about the game phenomenon in children's social groups through reading activity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yoga Ramadhan
"Musik populer lahir dengan beragam asumsi yang melekat seperti, low culture, komoditi industri, musik non serius dan sebagainya, hal tersebut yang sekaligus membentuk pengertian kita secara umum mengenai musik populer. Mengangkat kembali problem penting dalam musik, seperti proses kreasi yang mengandalkan ide dan imajinasi terhadap relevansinya dengan musik populer yang ketat dengan tradisi industri, media dan massa ditinjau melalui epistemologi Carl Gustav Jung mengenai konsep ketidaksadaran, merupakan ide yang menarik dalam membentuk pandangan, makna dan keseharian manusia terhadap aktivitas musik populer yang berpengaruh secara mendalam bagi perkembangan sosial dan budaya.

Popular music was born with a variety assumptions such as, low culture, industrial commodities, not serious music and so forth, it is well established in general our understanding of popular music. Raised important issues in music, like the creative process that relies on ideas and imagination of its relevance to popular music is tight with industry tradition, and the media are dealt with through the epistemology of Karl Gustav Jung's concept of the unconscious, is an interesting idea in forming the view, the meaning and the everyday activities of influential popular music in depth the social and cultural development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S42979
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Dwiathayya
"Skripsi ini bertujuan untuk menelusuri pembentukan tempat oleh penulis cerita untuk hadir sebagai karakter melalui signifikansinya terhadap plot. Suatu tempat di narasi pada dasarnya dibentuk oleh penulis cerita, tetapi kehadirannya cenderung diposisikan sebagai pelengkap. Dengan melepas tempat dari definisinya sebagai latar, terdapat potensi untuk mereposisinya dari sekadar latar menjadi karakter melalui pemaknaannya terhadap cerita yang ada. Skripsi ini akan mengkaji tempat pada cerita fiksi untuk melihat bagaimana penulis cerita membentuknya sebagai karakter melalui basis teori narrative, place, character, serta pemaknaan tempat melalui critical worldbuilding. Melalui studi kasus, ditemukan bahwa interelasi antara tempat dengan elemen lain pada cerita akan membentuk suatu tempat yang terikat secara kausal, menjadikannya khas terhadap cerita serta turut berkembang seiring jalannya cerita. Keterikatannya dengan elemen lain pada cerita membuat kehadiran tempat menjadi signifikan terhadap plot yang ada, untuk kemudian mereposisinya sebagai karakter pada cerita tersebut.

This thesis aims to explore the construction of place by a story author to be positioned as a character through its significance to the plot. A place in a narrative is shaped by the author, but the presence of a place tends to be positioned as a complement. By detaching place from its definition of setting, there is a potential to reposition it from a mere setting element to a character through its meaning to the story. This thesis will examine a place in a fictional story to see how the story author shape it as a character through the basis of narrative theory, place, character, as well as the construction of meaning in fictional places through critical worldbuilding. The study reveals that the interrelation between place and other elements in the story will form a place that is causally tied, making it particular to the story and dynamic as the story progresses. The interrelatedness with other elements of the story makes the place significant to the plot, therefore repositions it as a character of the story."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ratna Juwita
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana proses membangun brand pada produk musik yang digemari oleh komunitas melalui social media. Produk yang dipilih adalah produk musik yang menggunakan social media sebagai media utama dalam proses membangun brand sedangkan social media yang dipilih merupakan social media yang saat ini sedang popular. Selain untuk mengetahui proses membangun brand, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat peran social media dan komunitas dalam membangun brand produk musik.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa proses membangun brand pada produk musik yang digemari oleh komunitas melalui social media sebagai media utama dapat berhasil apabila segementasi dari produk tersebut sesuai dengan segmentasi pengguna social media. Dalam proses membangun brand diperlukan strategi dalam penggunaan social media dan strategi dalam berkomunikasi dengan komunitas.

The research is aimed to see the process of brand building on music product, which appreciated by its community through social media. The product that has been chosen is a music product that used currently popular social media as its main media in the process of brand building. In alignment to see the brand building process, this research is aim to see the role of social media and community on building music product‟s brand.
The result of this research is clearly visible that the process of building music product that appreciated by society through social media would be successful when the segment of the product works accordingly with the segment of the social media users. A strategy on how to use the social media and a strategy on how to communicate with the community are needed on the brand building process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesilia Astri
"Industri musik Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Musisi~musisi dan band-band baru bermuneulan mewamai belantika musik Indonesia. Padahal jika kita mclihat I0 tahun ke belakang, lagu-lagu barat masih menguasai pasar musik Nasional. Namun keadaan sekarang berubah dimana saat ini musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Industri musik negeri kita tidak lagi didominasi oleh musisi yang itu-itu saja, saat ini banyak sekali musisi dan band-band baru yang ikut bersaing merebut hati para pendengar dengan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan keinginan pasar.
Fenomena yang terjadi di industri musik Indonesia ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari industri musik sendiri, para musisi, pengamat bahkan para pendengar musik. Perkembangan yang pesat ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Terlebih dengan bermunculannya musisi dan band-band yang membawakan lagu-lagu yang bernuansa pop melayu dan mendayu-dayu clengan Iirik yang sangat lugas dan apa adanya. Puitis sudah tidak diminati Iagi oleh para musisi dan band-band baru ini. Notasi lagu pun sangat ringan dengan penggunaan kunci-kunci yang sederhana. Scbagian orang menganggap bahwa ini adalah kernunduran musik Indonesia, namun sebagian lagi menganggap bahwa ini adalah variasi bermusik, musik bersitat universal sehingga apapun warna musiknya itu sah-sah saja selama ilu diminati.
Namun bagaimanakah proses hingga akhirnya musik pop melayu dan mendayu berhasil mendominasi pasar musik Indonesia saat ini dan berhasil menelurkan banyak musisi dan band-band yang ikut memeriahkan kancah musik Indonesia?, make. penelitian ini mengangkat tentang fenomena dalam Industri musik Indonesia. Bagaimana musik-musik pop melayu, bertema ringan dan mendayu-dayu dapat menjadi raja di hati masyarakat negeri, padahal kontroversi yang ditimbulkan pun tidak sedikit. Ujung tombak dari keberhasilan musisi dan band-band tentu tidak terlepas dari proses publikasi dan promosi yang diterapkan. Dengan promosi yang gencar maka masyarakat dapat mengetahui lagu-lagu yang saat ini bam dinlis dan dapat dengan cepat akrab di telinga pendengar. Faktor yang paling penting adalah media massa yang menyebarkan lagu-lagu tersebut kepada pemirsa. Dcnganjangkauan yang luas di masyarakat dan frekuensi pemutaran yang berulang-ulang akan mernbangun awareness masyarakat akan lagu-lagu baru yang kemudian mcmbentuk selera masyarakat dan menciptakan trend. Dari sinilah popularitas sang musisi dan band-band terbentuk, basil akhimya adalah peningkatan penjualan terhadap produk musik dan mcmbuka peluang lebih besar dalam dunia entertainment.

Today musics industries in Indonesia are rapidly developed. Newly-formed bands and musicians showed to flourish the world’s of Indonesian musics. Whereas. back to 10 years ago, westem songs were controlled the market of national musics. However, the time has changed where Indonesian music has become the master in its own territory. The industry of our domestic musics are no longer dominated by common musicians, currently there are a vast majority of new bands and musicians that tightly competing for their audiences in producing marketable and reasonable songs.
The current phenomenon in Indonesian music industry has been paid huge attention by music industry itselfi musicians, observers and even music listeners. This highly rapid development is causing pros and cons in the population. Moreover, with emerging of musicians and bands on slow and Pop-Malay musics with simple and to the point lyrics. Poetical is no longer interested by new bands and musicians. Song notation is very light with using simple keys. Partly, people think that this is a setback for Indonesian musics, however, the remaining are thinks that this is a variety of musics, music as a universal language, and it is very acceptable that this kind of music is intriguing.
However, what is the process for slow and Pop-Malay musics can dominating current Indonesian musics and has succeeded to produce many musicians and bands to enliven Indonesian music industry ? So, this study is to review the phenomenon in Indonesian music industry. How can slow, Pop-Malay musics become the king in the heart of Indonesian people, whereas there are so many controversies in this kind of musics.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia merupakan Negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Para ulama pastinya memiliki gaya tersendiri dalam berdakwah. Berbagai media digunakan sebagai alat untuk mendukung kelancaran proses penyebaran ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Makalah ini membahas fenomena dakwah melalui budaya popular dalam studi kasus terhadap Majelis Taklim Nurul Musthofa pimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf di Jakarta Selatan. Habib Hasan adalah keturunan Alawiyin, pengemban tugas suci, mengajarkan agama pada setiap umat muslim. Gaya pengajarannya yang fenomenal yaitu berdakwah dengan cara-cara budaya popular sangatlah disenangi jama’ahnya yang kebanyakan kaum muda.

Indonesia is the largest muslim population country in the world. The Priest has their own way in preaching. Many media used during the process of distribute Muhammad’s taught about Islam. This paper discuss about the preaching phenomenon through popular culture in case of Taklim Nurul Musthofa, lead by Habib Hasan bin Ja’far Assegaf in South Jakarta. Habib Hasan descendant of Alawiyin, Spread and teaching islam to every muslim. His teaching style is very different from the other priest because he using popular culture and many young muslim fascinated with his style and attend his study."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Agithawuri Widyakinanti
"Aku dan dia sama-sama manusia tapi berbeda, begitu juga dengan kopi tubruk dan latte yang merupakan sama-sama kopi, namun sebenarnya berbeda. Sistem objek digunakan sebagai metode untuk mengungkap interioritas dan ruang yang terjadi antara aku dan dia dalam kopi tubruk dan latte sebagai dua hal yang berbeda. Coffee Story mengemas perbedaan kedua ruang kopi tubruk dan latte dalam suatu cerita perjalanan kopi dari awal ditanam hingga menjadi kopi siap minum dengan menentukan pilihan berdasarkan rasa, visual, dan aroma kopi yang dapat menentukan akhir dari perjalanan tersebut. Apakah aku dan dia saling berpisah ataukah dapat bersatu.

Me and him are human, however we are different. Just like kopi tubruk and latte that both are coffee, but actually both are different. The systems of objects are utilized as a method to reveal interiority and space generated between me and him, embedded in kopi tubruk and latte, as two different aspects. Coffee Story highlights spatial differences between kopi tubruk and latte within a coffee story from the beginning of plantation to ready to drink coffee by determining choices based on coffee taste, visual, and flavor shaping the end of the journey. Whether me and him will part ways or reunite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Morton, Andrew
Jakarta: Dabara, 1999
973.929 09 MOR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>