Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmalita Sari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui profil motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran Fisika di kelas yang diukur berdasarkan aspek perhatian (Attention), relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction); 2) mengetahui persentase sumbangan dari tiap aspek motivasi belajar yang terdiri dari perhatian (Attention), relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction) dalam menentukan tingkat motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran Fisika di kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 5 Surakarta, dan SMA Negeri 6 Surakarta. Sampel penelitian sebanyak 90 siswa kelas XI MIPA. Pengumpulan data menggunakan teknik angket dan observasi. Teknik analisis angket adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan lembar observasi dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah; 2) persentase tiap aspek motivasi belajar adalah (a) aspek perhatian (Attention) sebesar 59,86%, b) aspek relevansi (Relevance) sebesar 57,08%, c) aspek percaya diri (Confidence) sebesar 55,28%, d) aspek kepuasan (Satisfaction) sebesar 60,14%. Kesimpulan, rata-rata tingkat motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika berada dalam kategori sedang dan rendah yang disebabkan kurangnya ketertarikan siswa untuk belajar Fisika."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jubaedi
"Berdasarkan data hasil survei dalam rangka uji coba instrumen EALAS dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengkaji aspek-aspek psikometris menggunakan pendekatan Teori Tes Mastic, Teori Response Item yang diwakili Rasch Model, dan Analisis Faktor; serta ada tidaknya hubungan structural antar variabel . Motivasi dan kebiasaan belajar siswa dijadikan sebagai variabel babas, sedangkan kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill menjadi variabel terikat.
Angket untuk mengukur motivasi belajar yang terdiri dari 6 item dan kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 9 item diberikan kepada 2966 siswa kelas 4 dan 6 ssekolah dasar di Kabupaten Serang. Empat item dari angket motivasi belajar dan 6 item dari kebiasaan belajar terpilih sebagai item-item yang baik untuk mengukur masing-masing hal yang akan diukurnya.
Untuk mengukur aspek kemampuan (ability) diberikan kepada 815 siswa kelas 6 masing-raasing 40 item soal matematika pilihan ganda 4 opsi jawaban, 60 soal life skill berbentuk pilihan ganda dan jawaban singkat, serta 40 soal Bahasa Indonesia berbentuk pilihan ganda dan juga jawaban singkat. Jumlah item yang sama juga diberikan kepada siswa kelas 4, kecuali soal matematika yang terdiri dari 30 item. Dari analisis yang dilakukan dengan criteria harga ptbis> 0,200, infit statistic 0,75 - 1,30, dan factor loading untuk validitas konstruk yang signifikans diperoleh item-item yang dikategorikan baik,
(1) Untuk paket soal kelas 6, 24 item (60%) soal matematika, 17 item (42,5%) soal Bahasa Indonesia, dan 33 item (55%) soal life skill;
(2) Untuk paket soal kelas 4, 16 item (53,3%) soal matematika, 21 item (52,5%) soal Bahasa Indonesia, dan 37 item (61,7%) soal life skill.
Item-item soal terpilih ini digunakan untuk mengestimasi kemampuan masing-masing siswa pada matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill. Hubungan antara variabel motivasi dan kebiasaan bealajar dan kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill dianalisis menggunakan pendekatan confirmatory factor Analysis. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada taraf kepercayaan 5% diperoleh hasil-hasil: (1) Hubungan antara variabel-variabel tersebut ditentukan oleh kategori kelas siswa; (2) Pada siswa kelas 4, model hubungan antar variabel pada tingkat observed fit dengan data yang ditunjukkan dengan harga-harga goodness of fit statistics chi-square 3,91 (df = 3), p = 0,27, CFI = 1,00, dan RMSEA 0,021. dari harga t-statistics yang didapat terbukti pula bahwa ada hubungan kausal yang signifikan antara motivasi dan kebiasaan belajar dengan kemampuan matematika dan Bahasa Indonesia;(3) Pada siswa kelas 6, model hubungan antar variabel pada tingkat laten juga fit dengan data dengan harga chi-square 19,27 (df = 10), p = 0,1 1, CFI = 1,00, dan RMSEA=0,024. Dengan demikian, motivasi dan kebiasaan belajar merupakan predictor yang baik bagi variabel kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Khairunnisa
"

PPDB sistem zonasi bertujuan untuk memeratakan kualitas pendidikan di Jakarta. Kebijakan ini memengaruhi motivasi akademik dari siswa SMA Negeri di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi akademik dan  motivasi akademik pada siswa SMA Negeri pasca menghadapi PPDB sistem zonasi Jakarta. Partisipan keseluruhan dalam penelitian ini berjumlah 881 partisipan yang berada direntang usia 14-19 tahun dan berdomisili di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Academic Motivation Scale - Short Indonesian Version dan Skala Resiliensi Akademik. Hasil korelasi Pearson menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi akademik dan motivasi akademik siswa (r = 0.282, p < 0.001). Temuan ini mengindikasikan bahwa siswa dengan resiliensi akademik tinggi cenderung memiliki motivasi akademik yang lebih baik meskipun menghadapi tantangan akademik berupa PPDB sistem zonasi. Selain itu, penelitian menemukan bahwa motivasi akademik pada siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Faktor non-akademik seperti ekstrakurikuler, hubungan pertemanan, dan rekam jejak alumni juga mempengaruhi pemilihan sekolah pada siswa. Implikasi penelitian ini menekankan pentingnya kebijakan pendidikan yang mempertimbangkan pengembangan aspek resiliensi akademik agar siswa tetap termotivasi belajar  setelah menghadapi PPDB sistem zonasi.


The zoning-based student admissions system (PPDB) aims to equalize the quality of education in Jakarta. This policy affects the academic motivation of public high school students in Jakarta. This study aims to determine the relationship between academic resilience and academic motivation among public high school students after facing the zoning system for student admissions in Jakarta. The total number of participants in this study was 881, aged between 14-19 years and residing in Jakarta. The measurement tools used in this study were the Academic Motivation Scale - Short Indonesian Version and the Academic Resilience Scale. Pearson correlation results found a significant relationship between academic resilience and students' academic motivation (r = 0.282, p < 0.001). This finding indicates that students with high academic resilience tend to have better academic motivation despite facing academic challenges such as the zoning system for student admissions. Furthermore, the study found that academic motivation among female students was higher than that of male students. Non-academic factors such as extracurricular activities, friendships, and alumni track records also influence students' school choices. The implications of this study emphasize the importance of educational policies that consider the development of academic resilience aspects so that students remain motivated to learn after facing the zoning system for student admissions.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarisa Syifa Az-zahra, authir
"Nilai rata-rata siswa Indonesia dalam pelajaran Matematika cenderung rendah. Mereka pun kerap mengalami kesulitan dan mudah bosan saat proses pembelajaran Matematika berlangsung, terutama para siswa SMA. Hal ini mencirikan bahwa mereka kurang terlibat dalam pelajaran Matematika. Adapun salah satu faktor yang berperan terhadap keterlibatan siswa adalah motivasi akademik, karena merupakan prasyarat dan elemen yang dibutuhkan dari keterlibatan itu sendiri. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran motivasi akademik terhadap keterlibatan siswa SMA dalam pelajaran Matematika. Variabel motivasi akademik dalam penelitian ini akan diukur menggunakan Academic Motivation Scale (AMS)-Short Indonesian Language Version (Natalya, 2018), dan keterlibatan siswa dalam Matematika akan menggunakan University Student Engagement Inventory (USEI) (Maroco et al., 2016). Pengambilan data penelitian dilakukan secara daring dengan menyebarkan kuesioner kepada partisipan penelitian, yakni siswa SMA di Jabodetabek yang menjalani sistem PTM. Data penelitian kemudian diolah menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi akademik mampu memprediksikan dan dapat menjelaskan 18.9% varians pada keterlibatan siswa dalam Matematika. Oleh karena itu, para guru dan sekolah di Indonesia dapat merancang metode pembelajaran yang mempertimbangkan motivasi akademik terhadap proses pembelajaran agar keterlibatan siswa mengalami peningkatan, terutama dalam pelajaran Matematika.

The average score of Indonesian students in Mathematics tends to be low. They also often experience difficulties and get bored easily during the Mathematics learning process, especially high school students. This characterizes that they are less engaged in Mathematics. One of the factors that contribute to student engagement is academic motivation, because it is a precursor and an element needed from the engagement. Therefore, this study aims to see the role of academic motivation on high school students’ engagement in Mathematics. The academic motivation variable in this study will be measured using the Academic Motivation Scale (AMS) - Short Indonesian Language Version (Natalya, 2018), and student engagement in Mathematics will using the University Student Engagement Inventory (USEI) (Maroco et al., 2016). Research data collection was carried out online by distributing questionnaires to research participants, which are high school students in Jabodetabek that use the PTM system. Then the research data was processed using a simple linear regression analysis technique. The result showed that academic motivation could predict and explain 18.9% of the variance in student engagement in Mathematics. Therefore, teachers and schools in Indonesia could design learning methods that consider academic motivation in the learning process to increase student engagement, especially in Mathematics"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunanto
"Ada tiga permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu (a) Adakah perbedaan motivasi berprestasi antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (b) Adakah perbedaan kebiasaan belajar antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (c). Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan pada kelas unggulan di SMU Negeri Jakarta 48. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta.
Cara mengumpulkan data mengenai Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar siswa berdasarkan kuesioner tertutup dengan one-shot model, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari kantor Tata Usaha sekolah dengan melihat lager ( daftar nilai rapor) caturwulan satu tahun ajaran 2001-2002. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor dalam bentuk skala interval. Analisa data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan adalah penyajian nilai rata rata (mean) yang berupa tabel dan grafik garis. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dengan tujuan ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi.
Data tersebut dihitung dengan rumus t-test untuk uji beda mean dan diperoleh temuan sebagai berikut : (1) kelompok siswa kelas unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan, (2) kelompok siswa kelas satu unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan, (3) kelompok siswa kelas dua unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan. Oleh karena itu berdasarkan pengolahan data dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas dua unggulan dengan bukan unggulan di SMU 48 Jakarta
Sedangkan untuk signifikansi data diperoleh temuan sebagai berikut : (I) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar yang signifikan antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta . (2) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi dan Prestasi belajar lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi dan Prestasi belajar yang signifikan antara kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. Sedangkan untuk kebiasaan belajar nilai P-value sebesar 0,209 nilai ini lebih besar dari 0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak ada perbedaan Kebiasaan Belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. (3) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar yang signifikan antara siswa kelas dua unggulan dengan siswa kelas dua bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta.
Atas dasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (2) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi dan prestasi belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. Sedangkan untuk kebiasaan belajar, tidak ada perbedaan Kebiasaan Belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas dua unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hercarmina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara disiplin kerja dan iklim sekolah, masing-masing sebagai variabel bebas, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan motivasi kerja guru sebagai variabel terikat. Lebih lanjut, penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas tersebut berdasarkan perbedaan tingkat pendidikan, usia, golongan .kepangkatan, dan masa kerja, dapat meramalkan motivasi kerja guru. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengetahui berapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dari bulan Oktober hingga Desember 1998. Populasi penelitian ini adalah guru SMU unggulan dan pendamping unggulan negeri di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional dengan sampel berjumlah 185 orang guru. Sampel tersebut diambil dengan tiga teknik yaitu proportional, stratified, random sampling. Tiga buah instrumen penelitian yang digunakan adalah 1) instrumen pengukur disiplin kerja yang mencakup dimensi ketaatan, kesadaran, dan tanggung jawab; 2) instrumen pengukur iklim sekolah yang mencakup dimensi kerja sama, keterbukaan, dan keakraban; dan 3) instrumen pengukur motivasi kerja yang mencakup dimensi kerja keras, kegairahan, dan kesabaran; ketiga instrumen ini berbentuk kuesioner dan menggunakan skala likert. Instrumen disiplin kerja memiliki 36 butir soal, instrumen iklim sekolah memiliki 22 butir soal, sedangkan instrumen motivasi kerja guru memiliki 23 butir soal. Ketiga instrumen tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur, baik validitas maupun reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi, sederhana dan ganda atau jamak, pada taraf signifikansi cc = q, 05. Seluruh analisis di dalam penelilian inimenggunakan perangkat program komputer SPSSIPC-+.
Penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara disiplin kerja dan motivasi kerja guru. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin kerja guru maka semakin tinggi pula motivasi kerja mereka. Di pihak lain, juga terdapat hubungan positif yang bermakna antara iklim sekolah dengan motivasi kerja guru. Hal itu menunjukkan bahwa semakin baik atau kondusif iklim sekolah maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja guru. Selain itu, juga ditemukan terdapat hubungan positif yang bermakna disiplin kerja dan iklim sekolah secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin kerja guru dan semakin baik iklim sekolah maka semakin tinggi pula motivasi kerja guru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Azis
"Untuk meningkatkan motivasi belajar anak didiknya, SMP XYZ di Solo bermaksud untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak didiknya, antara lain pengaruh pola asuh orangtua, pengaruh kepuasan siswa pada guru dan pengaruh beberapa faktor lainnya terhadap motivasi belajar. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak-didiknya, SMP XYZ akan dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan motivasi belajar anak didiknya.
Dengan metode TwoStep Cluster Komponen-komponen pola asuh orang tua membentuk 3 tipe pola asuh orang tua siswa SMP XYZ Solo yaitu neglect, otoriter dan demokratis. Dan dengan pohon klasifikasi yang diperoleh dari metode CHAID dapat diketahui faktor yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa SMP XYZ Solo diantara tipe pola asuh, kepuasan pada guru dan beberapa fakror lainnya.
Ternyata kepuasan pada guru memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu orang tua perlu meningkatkan responsiveness (menanggapi kebutuhan emosi anak) dan autonomy granting (tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua terhadap kebebasan anak mengambil keputusan sendiri) kepada anak-anaknya sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S27650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus4
"Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk
menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau
ingin melakukan proses belajar. Melalui penerapan program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), Depkes RI bermaksud dapat meningkatkan semangat
(motivasi) belajar siswa. Lingkungan sekolah dan keadaan diri anak merupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi hubungan antara PHBS dengan motivasi belajar siswa di
SD, sehingga metode penelitian adalah deskriptif koreIasional. Sampel penelitian
berjumlah 100 responden yang berasal dari kelas 3, 4, 5 dan 6 SDN Pondok Cina
05 yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 40%
responden yang berperilaku bersih dan sehat yang baik memiliki motivasi belajar
yang tinggi dan 36% responden yang berperilaku bersih dan sehat yang buruk
memiliki motivasi belajar yang rendah pula. Berdasarkan penelitian, dapat
disimpulkan bahwa ada hubrmgan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan
motivasi belajar pada siswa SD (a= 0,05 ; P value= 0,000)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5920
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Chika Dwipawindya
"Mahasiswa keperawatan menggunakan beragam metode pembelajaran, salah satunya yaitu pembelajaran refleksi diri. Pembelajaran refleksi diri dapat memungkinkan mahasiswa keperawatan untuk memahami dirinya sendiri yang memungkinkan terjadinya peningkatan motivasi. Motivasi akademik berperan penting dalam kehidupan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara pembelajaran refleksi diri dengan motivasi akademik mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan total sampel 142 yang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner Self Reflection and Insight Scale–Short Version dan AMS-College Version. Hasil pembelajaran refleksi diri kebanyakan di tingkat sedang dengan persentase 63.4% dan motivasi akademik berada di tingkat tinggi dengan persentase 88%. Analisis uji statistik bivariat yang digunakan yaitu uji chi square. Setelah dilakukan analisis menggunakan aplikasi SPSS, tabulasi yang didapatkan hanya berbentuk 2x2. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat kecil-sedang antara pembelajaran refleksi diri dengan motivasi akademik (X2 (1) = 5.140 (X2tabel (1) = 3.84), p-value = 0.023 (α = 0,05), V = 0.19). Hasil penelitian ini dapat menambah literasi terkait topik refleksi diri dan motivasi akademik di Indonesia sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini juga institusi pendidikan keperawatan dapat menerapkan pembelajaran refleksi diri di dalam kegiatan belajarnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi akademik mahasiswa keperawatan.

Nursing students use various learning methods, including self-reflective learning. Self-reflective learning can enable nursing students to understand themselves which allows for increased motivation. Academic motivation plays a crucial role in academic life. This study aims to assess the relationship between self-reflective learning and nursing students' academic motivation. This research is a quantitative-research with a cross sectional method with a total sample of 142 taken using the snowball sampling technique. The questionnaires used were the Self Reflection and Insight Scale–Short Version and AMS-College Version questionnaires. Self-reflection learning outcomes are mostly at a medium level (63.4%) and academic motivation is at a high level (88%). The bivariate statistical test analysis used is the chi square test. After analyzing using the SPSS application, the tabulation obtained was only in the form of 2x2. The research results show that there is a small-medium relationship between self-reflective learning and academic motivation (X2 (1) = 5.140 (X2 table (1) = 3.84), p-value = 0.023 (α = 0.05), V = 0.19). The results of this research can increase literacy related to the topic of self-reflection and academic motivation in Indonesia, so it is hoped that with this research, nursing education institutions can implement self-reflection learning in their curricula so that they can grow the academic motivation of nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranati Pusmaranga
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dalam melakukan pencarian informasi pembelajaran melalui fasilitas hotspot di area FIK UI dan melaiui membaca buku di perpustakaan FIK UI. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif komparatif.
Metode pemilihan sampel menggunakan proporsionol stratified sampling dan melibatkan 101 mahasiswa. Instrumen menggunakan kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan penelusuran Iitemtur. Data analisis menggunakan uji statistik univariat dan chi square.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara motivasi mahasiswa dalam meiakukan pencarian informasi pembelajaran melalui fasilitas hotspot kampus dan melalui membaca buku di perpustakaan FIK UI (p=0,016). Pengembangan sarana dan prasarana akses informasi baik fasilitas hotspot maupun perpustakaan diperlukan guna menunjang keperluan akademis.

The purpose of this study is to know the differences of students's motivation level in Faculty of Nursing, University of Indonesia in seeking for learning information by hotspot facilities in FON area and by reading books in FON library. This study used descriptive comparative design.
Proporsional stratified sampling was choosen as a strategy for sample selection and involve 101 students. In this study, data were collected using questionnaire which is developed by researchers and based uopn a review literature. Univariat statistic and chi square was used to analyze the data.
Statistics result of this study indicated that there was a significant differences FON UI students's motivation level in seeking for learning information by hotspot facilities in FON area and by reading books on FON library (p=0,016).This research recommends to improve the information access of structure and infrastructure whether hotspot facilities or library for supporting accademic need.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5800
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>