Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskandar Agung
"Mencari karakteristik laju perpindahan panas dan massa dari suatu tetesan fluida adalah suatu hal yang penting untuk memperoleh sebuah acuan dalam mendesain mesin-mesin yang menggunakan sistem semprot, seperti turbin jet, agar kinerja yang  diperoleh efektif dan efisien. Dalam sistem tersebut, modifikasi model analitis film stagnan merupakan metode yang paling sering digunakan. Skripsi ini menganalisis laju perpindahan panas dan massa tetesesan fluida tertentu yaitu, 2-Propanol dan 2-Butanol. Akan terlihat bahwa persamaan analogi tidak cocok untuk mencari karakteristik perpindahan panas dan massa pada cairan tersebut. Oleh karena itu, dalam menganalisis perpindahan panas dan massa tetesan digunakan pendekatan baru yang diajukan oleh E. A. Kosasih. Namun, tetap terlihat bahwa pendekatan tersebut juga tidak cocok. Sehingga peluang untuk membuat persamaan baru untuk perpindahan panas dan massa masih terbuka.

Determining the characteristics of the rate of heat transfer and mass of a droplet is important to obtain a reference in designing machines that use a spray system, such as jet turbines, so that the performance obtained is effective and efficient. In such system, modification of the stagnant film analytical model is the most commonly used method. This undergraduate thesis analyzes the rate of heat transfer and mass of drops of certain fluids, namely, 2-Propanol and 2-Butanol. It will be seen that the analogous equation is not suitable for finding the characteristics of heat transfer and mass in the liquid. Therefore, a new approach which proposed by E. A. Kosasih is applied in analyzing heat transfer and droplet mass. However, it still seems that the approach is also not suitable. Therefore, the opportunity to make a correct equation for heat transfer and mass is still open.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adzanna Moslem
"Perkembangan peternakan ayam broiler yang didukung oleh kebijakan pemerintah membuat produksi dan konsumsi ayam broiler di Indonesia meningkat, dengan semakin menikatnya permintaan harus berbanding lurus dengan produksi yang dPenggunaan kandang close house di Indonesia merupakan hal yang wajib digunakan karena Indonesia mempunyai iklim tropis dan dapat menampung ayam broiler yang lebih banyak. Penggunaan tunnel ventilation paling sering digunakan karena lebih ekonomis dan mudah dalam pembuatannya. Akan tetapi tunnel ventilation memiliki kekurangan dalam hal mengatur konsentrasi amonia pada kandang. Kadar amonia pada bagian kandang ayam yang mendekati outlet memiliki konsentrasi amonia yang paling tinggi jika dibandingkan dengan bagian inlet dan perbedaan suhu sampai dengan 3 derajat celcius peneliti mencoba menvariasikan geomteri inlet dan outlet yang digunakan pada kandang close house terdapat 3 skenario yang disimulasikan dan dengan penerapan system monitoring kandang ayam akan menyediakan kemudahan bagi peternak untuk melakukan pemantauan kondisi kandang ayam dari manapun dan kapanpun secara langsung dan dapat diakses melalui handphone atau portable computer dengan konektivitas Internet of things. Hasil simulasi yang dihasilkan menunjukan pola aliran udara dan distribusi suhu pada 3 skenario yang disimulasikan, Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan skenario ke-3 memiliki hasil distribusi suhu dan pola aliran udara yang lebih terdistribusi secara merata keseluruh kandang dengan kecepatan aliran udara rata-rata sebesar 0,67 m/s pada ketinggian 0,3 m dan suhu aktual rata-rata sebesar 29.82oC keadaan tersebut masih dalam selang suhu ideal untuk unggas dan pertumbuhan berat badan ayam efisien. Dan untk rancang bangun alat datalogger yang telah dibuat dapat digunakan untuk melakukan monitoring dengan baik, set point temperature yang digunakan diatur pada 31 oC dan kelembaban sebesar 75% dapat meberikan perngatan ke perternak dari hasil monitoring yang dilakukan menunjukan bawah suhu rata-rata pada kandang ayam broiler yaitu sebesar 29,5oC dan kelembaban rata-rata sebesar 70%.

The development of broiler farms, which is supported by government policies, has made the production and consumption of broiler chickens in Indonesia increase, with increasing demand it must be directly proportional to the production and use of close house cages in Indonesia, which is mandatory because Indonesia has a tropical climate and increases the population of chickens. The implementation of tunnel ventilation is most often used because it is more economical and easy to manufacture. However, tunnel ventilation has shortcomings in terms of regulating the concentration of ammonia in the cage. Ammonia levels in the chicken coop near the outlet have the highest ammonia concentration when compared to the inlet section and the temperature difference is up to 3 degrees Celsius, the researchers tried to vary the geometry of the inlet and outlet used in the close house cage. Chicken coop monitoring will provide convenience for farmers to monitor the condition of the chicken coop from anywhere and anytime directly and can be accessed via mobile phones or portable computers with Internet of things connectivity. The resulting simulation results show the air flow pattern and temperature distribution in the 3 simulated scenarios. Based on the simulation results, the 3rd scenario has a temperature distribution and air flow pattern that is more evenly distributed throughout the cage with an average air flow velocity of 0 ,67 m/s at an altitude of 0.3 m and an average actual temperature of 29.82oC, this condition is still within the ideal temperature range for poultry and efficient chicken weight growth. And for the design of the datalogger tool that has been made it can be used to do good monitoring, the set point temperature used is set at 31 oC and a humidity of 75% can give a warning to the breeders from the results of monitoring carried out showing below the average temperature in the chicken coop broiler that is equal to 29.5oC and an average humidity of 70%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Amudi Tua
"Perpindahan panas dan massa tetesan bahan bakar cair penting untuk diketahui dalam memprediksi fenomena dalam pembakaran dan pengeringan semprot. Model analogi Ranz-Marshall merupakan salah satu model analogi yang sering digunakan untuk menghitung perpindahan panas dan massa suatu zat. Pada hasil perhitungan perpindahan panas dan massa zat yang memiliki nilai bilangan lewis lebih dari satu masih menunjukkan penyimpangan yang cukup besar antara model modifikasi film stagnan dengan model analogi Ranz-Marshall.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perpindahan panas dan massa pada penguapan tetesan etanol, metanol, dan 2-propanol, serta melihat kesesuaian model analogi Ranz-Marshall dengan meninjau nilai Re1/2Pr1/3 terhadap nilai bilangan Nusselt pada perhitungan perpindahan panas dan meninjau nilai Re1/2Sc1/3 terhadap nilai bilangan Sherwood pada perhitungan perpindahan massa. Penelitian ini menggunakan sebuah sistem pengujian yang mengalirkan udara panas ke sekitar tetesan yang menggantung di termokopel dengan variasi kecepatan dan temperatur pada udara yang mengalir disekitar tetesan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bilangan Lewis senyawa yang diujikan lebih dari satu dan terdapat penyimpangan yang cukup besar antara hasil pengujian dengan hasil simulasi model analogi Ranz-Marshall untuk setiap senyawa yang diuji, dimana nilai Re1/2 kurang sesuai untuk perhitungan dengan nilai kecepatan udara berbeda-beda serta diperlukan persamaan baru sesuai untuk hal tersebut.

Heat and mass transfer of liquid fuel droplets is important in predicting phenomena in spray combustion and drying. Ranz Marshall analogy model is one of the most common analogy models used to calculate heat and mass transfer of a substance. In the calculation of heat and mass transfer of substances with Lewis number more than one still shows considerable deviations between stagnant film modification model and Ranz Marshall analogy model.
This study aims to analyze heat and mass transfer in evaporation of ethanol, methanol and 2 propanol droplets, and to see the conformity of Ranz Marshall analogy model by reviewing Re1 2Pr1 3 value to Nusselt number on heat transfer calculation and reviewing Re1 2Sc1 3 value to Sherwood number on mass transfer calculation. This study uses a test system that drains hot air around droplets that hung in the thermocouple with variations in speed and temperature of the air flowing around droplets.
The results showed that Lewis number of the compound tested was more than one and there was considerable deviation between the test results and the simulation results of the Ranz Marshall analogy model for each tested compound, where Re1 2 value was less suitable for calculation with different air velocity values and new equations are needed accordingly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Prasetyo
"Perpindahan panas dan massa yang terjadi pada bahan bakar cair, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Sehingga menjadi suatu hal yang penting untuk memahami elemen dasar dari semprotan yaitu droplet. Berbagai model dari persamaan analogi perpindahan panas dan massa telah dirumuskan guna menunjukkan karakteristik yang terjadi di dalam sistem tersebut. Model analogi yang pada umumnya digunakan untuk memperoleh nilai koefisien perpindahan panas dan massa adalah model analogi Ranz W. E. dan Marshall W. R. Analogi tersebut memiliki persyaratan, diantaranya adalah bilangan Lewis Le bernilai sekitar satu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hasil yang diperoleh dari model analogi persamaan Ranz-Marshall yang diterapkan pada tetesan zat murni yaitu 2-Butanol, n-Heksana, n-Heptana, yang memiliki bilangan Lewis yang lebih besar dari satu, dengan data eksperimen yang didapatkan.
Pada penelitian ini, terjadi perubahan pada temperatur yang meningkat seiring perubahan pada diameter yang cenderung menurun. Dan untuk hasil bilangan Nusselts Nu dan bilangan Sherwoods Sh yang diperoleh dari setiap cairan menghasilkan penyimpangan yang cukup besar terhadap analogi Ranz-Marshall. Sehingga Re1/2 dinilai tidak dapat mewakili kecepatan. Dan oleh karena itu, diperlukan suatu persamaan baru yang lebih umum yang mampu untuk menghitung perpindahan panas dan massa dari semua zat dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Heat and mass transfer that occurs in liquid fuels, is a very important thing to know. It becomes an important thing to understand the basic elements of the spray droplet. Various models analogy of heat and mass transfer have been formulated to show the characteristics occurring within the system. The analogy model commonly used to obtain the value of heat transfer coefficient and mass is the analogy model Ranz W. E. and Marshall W. R. The analogy has requirements, such as the Lewis Le number is approximately one. The purpose of this study was to look at the results obtained from the analogy model of the Ranz Marshall equation applied to pure droplets of 2 Butanol, n Hexane, n Heptane, which have Lewis numbers greater than one, with experimental data obtained.
In this study, there is a change in temperature that increases with the change in diameter that tends to decrease. And for the Nusselts Nu and Sherwoods Sh numbers obtained from each liquid yield considerable deviations from the Ranz Marshall analogy. So that Re1 2 is considered can not represent speed. Therefore, a new, more general equation that is capable in calculating heat and mass transfer of all substances at different speeds is required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maulana Naufalino
"Fluida terdispersi partikel mikro merupakan salah satu metode terbaru yang digunakan sebagai media pendingin. Fluida ini dikenal memiliki keunggulan dibandingkan dengan media pendingin lainnya, diantaranya adalah memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi. Nilai konduktivitas termal yang tinggi dapat digunakan sebagai media pendingin dalam proses rekayasa mikrostruktur material. Fluida terdispersi partikel mikro adalah fluida dasar yang di dalamnya terdispersi partikel berskala mikrometer. Fluida terdispersi partikel mikro dapat diproduksi dengan mendispersikan partikel logam maupun non-logam berukuran mikrometer ke dalam fluida dasar. Partikel berukuran mikrometer digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan konduktivitas termal dengan memanfaatkan luas permukaan partikel itu sendiri. Pada penelitian ini, menggunakan grafit lab-grade sebagai partikel yang didisperdikan ke fluida. Proses mereduksi ukuran grafit agar mencapai skala mikrometer dilakukan dengan menggunakan metode mechanical milling. Proses mechanical milling menggunakan alat berupa planetary ball-mill dengan durasi penggilingan selama 15 jam pada kecepatan 500 rpm serta dengan menambahkan polyvinyl alcohol (PVA) sebagai milling additive sebanyak 5 ml. Surfaktan polyethylene glycol (PEG) digunakan pada penelitian ini untuk membantu partikel grafit dapat terdispersi dengan baik. Penelitian ini menggunakan variabel berupa kandungan grafit dan surfaktan. Variabel kandungan karbon menggunakan variasi partikel 0,1; 0,3; dan 0,5%. Variabel surfaktan menggunakan konsentrasi berupa 0, 10, atau 20%. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa Field-Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) digunakan untuk menganalisis komposisi partikel, morfologi partikel, dan perubahan permukaan. Particle Size Analyzer (PSA), Zeta Potensial, dan Uji Konduktivitas Termal digunakan untuk menganalisis ukuran partikel, konduktivitas termal fluida, dan stabilitas dari fluida

Microparticle dispersed fluid is one of the newest methods used as a cooling medium. This fluid is known to have advantages compared to other cooling media, including having a high thermal conductivity value. High thermal conductivity values can be used as a cooling medium in the microstructure engineering process of the material. Microparticle dispersed fluids are basic fluids in which micrometer-scale particles are dispersed. Microparticle dispersed fluids can be produced by dispersing micrometer-sized metal and nonmetallic particles into the base fluid. Micrometer-sized particles are used in order to increase the ability of thermal conductivity by utilizing the surface area of the particles themselves. In this study, using lab-grade graphite as particles dispersed into the fluid. The process of reducing the size of graphite to reach a micrometer scale is carried out using the mechanical milling method. The mechanical milling process uses a tool in the form of a planetary ball-mill with a grinding duration of 15 hours at a speed of 500 rpm and by adding polyvinyl alcohol (PVA) as a 5 ml milling additive. Polyethylene glycol (PEG) surfactant was used in this study to help graphite particles be well dispersed. This study uses variables in the form of graphite and surfactant content. Variable carbon content using particle variations of 0.1; 0.3; and 0.5%. The surfactant variable uses a concentration of 0, 10, or 20%. Characterization carried out in this research in the form of Field-Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) is used to analyze particle composition, particle morphology, and surface changes. Particle Size Analyzer (PSA), Zeta Potential, and Thermal Conductivity Test are used to analyze particle size, fluid thermal conductivity, and stability of the fluid"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadli Zein
"Spray combustion pada bahan bakar cair serta spray drying pada pengering makanan merupakan aplikasi fenomena perpindahan panas dan massa. Prinsip dasar yang digunakan untuk kedua aplikasi tersebut menggunakan droplet sebagai elemen dasar dari semprotan. Model analogi Ranz-Marshall dan model film stagnan adalah model yang umum digunakan untuk menghitung perpindahan panas dan massa suatu zat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perpindahan panas dan massa tetesan dengan nilai bilangan Lewis (Le) lebih dari 1 untuk melihat kesesuaian model analogi Ranz-Marshall dengan meninjau nilai bilangan Nusselt (Nu) pada perhitungan perpindahan panas dan juga meninjau nilai bilangan Sherwood (Sh) pada perhitungan perpindahan massa. Serta dengan menganalisa model film stagnan dengan meninjau nilai C1 pada perhitungan perpindahan massa dan juga meninjau nilai C2 pada perhitungan perpindahan panas.
Hasil dari penelitian ini menunjukan perubahan pada kalor peguapan yang meningkat seiring dengan perubahan pada volume yang cenderung menurun. Perhitungan perpindahan panas dan massa untuk cairan masih menunjukkan kurangnya korelasi antara model Ranz-Marshall serta model Film Stagnan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu persamaan baru yang lebih umum yang mampu untuk menghitung perpindahan panas dan massa dari semua zat yang diujikan dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Spray combustion on liquid fuels and also spray drying on food drying is one of the phenomenons of  heat and mass transfer applications. Basic principles that used for both applications are using droplet as the basic element of spraying. Ranz-Marshall analogy model and Stagnant Film model are one of the most common models to calculate heat and mass transfer of an element.
The purpose of this experiment is to analyze heat and mass transfer of droplet which has the lewis number (Le) of more than 1 to conclude the compatibility of Ranz-Marshall analogy which observe the value of Nusselt number for heat transfer calculation and observe Sherwood number for mass transfer calculation. Also analyzing stagnant film model which observes the value of C1 for mass transfer and the value of C2 for heat transfer calculation.
The results of this study show a change in heat of evaporation that increases with changes in volume that tend to decrease. Heat and mass calculation of the liquids shows the lack of correlation between Ranz-Marshall model and Stagnant Film model as well. Therefore, a new, more general equation which is capable of calculating the heat and mass transfer of all the substances being tested at different speeds is required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Arum Bismantoko
"Penelitian fenomena yang terjadi pada textile ducting berbahan taslan telah dilakukan sebagai bentuk upaya pencarian bahan alternatif pengganti material ducting konvensional. Penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih mendalami fenomena yang terjadi pada textile ducting berbahan taslan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pola udara keluar dari lubang orifice dari textile ducting ujung tertutup dengan beberapa variasi kecepatan yang berbeda. Variasi kecepatan yang dilakukan akan mendapatkan suatu validitas data yang lebih baik. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui karakteristik pressure drop sepanjang textile ducting.
Pengukuran dari profil kecepatan pada orificeI dilakukan dengan metode pengukuran tekanan dari aliran udara keluar orifice menggunakan Pitot tube Transverse Apparatus, pitot tube, dan Pressure transmitter. Hasil yang didapat menunjukkan adanya perubahan arah semburan menjadi lebih radial mulai dari orifice 16 hingga orifice 32.

A research of phenomena in taslan textile ducting has been done to looking for the alternative conventiomal material of ducting. Advanced research needs in order to explore more the phenomena which happen at textile ducting with material taslan.
The objective of this research is to find out the characteristic of air flow at outlet orifice textile ducting end cap with variety of velocity. Variety of velovity which done have purpose to get better data validity. Next objective of this research is to find out characteristic of pressure drop along textile ducting.
Measurement methods of this research used Pitot tube transverse apparatus, Pitot tube, and pressure transmitter. Data collection of profil velocity at orifice was performed by measuring the dynamic pressure from orifice air flow using Pitot tube, Pitot tube transverse apparatus and pressure transmitter. The result shows there is a change of outburst direction of air flow at orifice which becomes more radial from orifice 16 to orifice 32.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50891
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Tumpal Dwi Mario Ridwan
"Perkembangan infrastruktur, teknologi, transportasi dan sektor lain mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi global setiap tahunnya. Bioetanol adalah salah satu sumber energi terbarukan yang tidak merusak lingkungan dan kesehatan serta jumlahnya sangat banyak dan mudah didapatkan, salah satunya bahan bakunya adalah tanaman singkong gajah yang secara fisik memiliki ukuran lebih besar dari singkong lokal. Pembuatan gaplek singkong untuk pengolahan bioetanol membutuhkan waktu dan singkong harus dikeringkan terlebih dahulu untuk tujuan pengawetan dan menghindari pembusukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan konstanta laju pengeringan k dan energi aktivasi dari singkong gajah untuk dijadikan referensi perancangan mesin pengering singkong gajah dalam skala besar yang optimal. Dengan menguji kepingan singkong gajah melalui 2 jenis pengeringan, yaitu jenis pengeringan natural convection menggunakan moisture analyzer dan jenis forced convection menggunakan sistem refrigerasi dan heater. Variasi yang dilakukan meliputi kombinasi temperatur pengeringan, aliran udara, dan segmen pemotongan. Nilai k, energi aktivasi, dan kondisi fisik spesimen setelah pengujian dari kedua jenis pengeringan dianalisis. Pengeringan jenis forced convection menghasilkan k yang lebih besar daripada pengeringan natural convection, dimana pada segmen yang sama, k bernilai 2-4 kali lebih tinggi daripada pengeringan natural convection, berbanding lurus dengan durasi pengeringan dari kedua jenis pengeringan. Nilai energi aktivasi pada pengujian forced convection lebih kecil daripada natural convection, karena nilai k yang lebih tinggi. Kondisi fisik hasil pengeringan forced convection lebih kering sempurna dibandingkan natural convection.

Development of infrastructure, technology, transportation and other sectors leads to an increase in global energy demand each year. Bioethanol is one source of renewable energy that does not damage the environment and health and the amount is very much and easily obtained, one of the raw material is elephant cassava plants that physically have a size larger than local cassava. Making dried cassava for bioethanol processing takes time and cassava must be dried first for preservation purpose and avoid decay. This research was conducted to obtain the constant rate of drying k and activation energy from elephant cassava to be used as reference for design of elephant cassava drying machine in optimal large scale. By testing the elephant cassava chip through 2 types of drying, the type of natural convection drying using moisture analyzer and forced convection type using refrigeration system and heater. Variations include the combination of drying temperature, air flow, and cutting segments. The value of k, activation energy, and physical condition of the specimen after testing of both types of drying were analyzed. The forced convection drying produces larger k than natural convection drying, where in the same segment k is 2 4 times higher than natural convection drying, proportional to the drying duration of both types of drying. The value of activation energy in forced convection is smaller than natural convection, because the value of k is higher. The physical drying result of forced convection better, and perfectly dried compared to the result of natural convection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syauqi Ibadah
"Petir merupakan suatu fenomena alam yang melibatkan suatu fenomena fisika listrik didalamnya. Petir dapat menewaskan makhluk hidup seperti manusia dan hewan dengan berbagai cara diantaranya melalui sambaran langsung dan tegangan langkah. Secara singkat, tegangan langkah terjadi karena adanya arus yang mengalir melalui petir menuju bumi dan mengenai permukaan tanah sehingga terjadi beda potensial antara suatu radius dalam suatu lingkup yang kecil. Beberapa faktor menentukan perambatan petir hingga permukaan tanah, dimana beberapa diantaranya adalah faktor suhu dan kelembapan iklim wilayah tersebut serta kondisi polusi udara sekitar. Suhu, kelembapan dan kadar polusi akan memengaruhi besar tegangan tembus minimal yang dapat merusak isolator udara. Dengan melakukan pengujian pengaruh suhu, kelembapan dan kadar polusi udara pada tegangan tembus menggunakan jenis tegangan impuls akan diketahui besar tegangan tembus dengan pengaruh tersebut. Dari hasil pengukuran pada kondisi acuan, didapat nilai jarak elektroda akan berbanding lurus dengan nilai tegangan tembus dimana semakin jauh jarak elektroda maka dibutuhkan tegangan tembus yang semakin tinggi dengan kenaikan jarak elektroda 0.1 – 0.70 cm maka nilai tegangan tembus meningkat 18.87 kV dengan nilai rentang kekuatan medan listrik sebesar 33.08 – 46.60 kV/cm. Pada faktor suhu, nilai suhu akan berbanding terbalik dengan nilai tegangan tembus, dimana setiap kenaikan suhu 30 – 60 oC, nilai tegangan tembus meningkat rata-rata dari seluruh jarak celah sebesar 1.85 kV. Untuk nilai kelembapan akan sebanding dengan nilai tegangan tembus dimana untuk kenaikan nilai kelembapan maka nilai tegangan tembus meningkat juga. Pada variasi nilai kelembapan yaitu 55 – 95 %RH, nilai tegangan tembus meningkat rata-rata 2.33 kV dari seluruh jarak. Pada variasi konsentrasi polusi udara menggunakan pembakaran arang, nilai konsentrasi polusi akan berbanding terbalik dengan nilai tegangan tembus, dimana dalam pengujian menggunakan pembakaran arang dengan massa 5 – 15 gram akan menurunkan tegangan tembus rata-rata 0.69 kV dari seluruh jarak celah.
.....Lightning is a natural phenomenon that involves an electrical physics phenomenon therein. Lightning can kill living things such as humans and animals in various ways including through direct strikes and voltage steps. In short, the step voltage occurs because of the current flowing through lightning to the earth and on the ground surface so that there is a potential difference between a radius in a small scope. Several factors determine the lightning propagation to the ground surface, where some of them are temperature and humidity factors of the region and the surrounding air pollution conditions. Temperature, humidity and pollution levels will affect the minimum breakdown voltage which can damage the air insulator. By testing the effect of temperature, humidity and levels of air pollution on the breakdown voltage using the type of impulse voltage, the breakdown voltage will be known by this effect. From the measurement results in the reference conditions, the electrode distance value will be directly proportional to the breakdown voltage value where the farther the electrode distance, the higher the breakdown voltage is needed with the increase in electrode distance 0.1 - 0.70 cm, the value of the breakdown voltage increases 18.87 kV with the value of the field strength range electricity is 33.08 - 46.60 kV / cm. On the temperature factor, the temperature value will be inversely proportional to the breakdown voltage value, where each increase in temperature of 30 - 60 oC, the breakdown voltage value increases on average from all gap distances of 1.85 kV. For the value of humidity will be proportional to the value of the breakdown voltage where for an increase in the value of humidity then the breakdown voltage value also increases. In the variation of humidity value that is 55 - 95% RH, the breakdown voltage value increases by an average of 2.33 kV from the entire distance. In the variation of air pollution concentration using charcoal combustion, the value of the pollution concentration will be inversely proportional to the breakdown voltage value, where in testing using charcoal combustion with a mass of 5-15 grams will reduce the breakdown voltage by an average of 0.69 kV from the entire gap distance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>