Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Putri Paramitha
"ABSTRAK
Interjeksi adalah kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan seseorang. Interjeksi banyak ditemukan dalam berbagai macam karya sastra, salah satunya di dalam komik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi, jenis dan makna interjeksi apa saja yang ada di dalam komik bahasa Jerman Huck Finn Karya Olivia Vieweg. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa fungsi interjeksi yang ada pada komik ini adalah fungsi ekspresi perasaan fisik dan mental. Jenis interjeksi yang ditemukan ada lima yaitu interjeksi Ach,Oho, Oh, Oh Gott, dan Uh. Meskipun memiliki fungsi yang sama namun masing-masing interjeksi memiliki makna yang berbeda. Interjeksi cenderung tidak memiliki keterbatasana makna.

ABSTRACT
Interjection is words that can describe a person s feelings. Interjection is found in a variety of literary works, one of which is in the comic. This study aims to analyze the functions, types and meanings of any interjections in the German comic book Huck Finn by Olivia Vieweg. From the results of the study it was found that the interjection function in this comic is a function of expressing physical and mental feelings. There are five types of interjection that are found, namely Ach, Oho, Oh, Oh Gott, and Uh. Even though it has the same function, each interjection has a different meaning. Interjections relatively does not have limit in meaning."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Aprilia Ibtiyah Arli
"ABSTRAK
Interjeksi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menyatakan perasaan. Dalam kosakata bahasa Indonesia, interjeksi termasuk bahasa tutur dan banyak digunakan dalam ragam bahasa lisan. Dalam makalah ini, peneliti memaparkan bagaimana penggunaan interjeksi yang digunakan warganet saat mengomentari unggahan foto di akun media sosial Instagram. Pemilihan media sosial Instagram sebagai sumber data penelitian dilatarbelakangi oleh fungsi akun media sosial Instagram sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dalam situasi informal. Data Instagram yang digunakan adalah akun milik Wishnutama yang termuat pada tanggal 19 Agustus 2018 mengenai Opening Ceremory Asian Games 2018. Pemilihan akun milik Wishnutama dilatarbelakangi oleh daya tarik pemilik akun sebagai Creative Director Asian Games 2018 yang menarik perhatian dari berbagai kalangan. Interjeksi yang digunakan oleh warganet sebagai ekspresi terhadap Opening Ceremory Asian Games 2018 pada kolom komentar diteliti dari segi aspek dan makna. Untuk menemukan bentuk dan fungsi interjeksi pada media sosial itu digunakan metode kualitatif-deskriptif. Sebagai hasil penelitian, ditemukan penggunaan interjeksi yang mengalami perubahan bentuk dan makna. Terdapat kosakata baru bermunculan yang digunakan sebagai interjeksi. Perubahan bentuk dan makna itu terjadi untuk mengungkapkan perasaaan warganet merespons acara Opening Ceremory Asian Games 2018.

ABSTRACT
Interjection is a group of words that has function to express the feeling. In Bahasa Indonesia, these words belong to language of speech and mostly use as spoken language. In this papper, the author explains about how the use of interjection, which is used by netizen to give comment on photos on the Instagram. The selection on Instagram as research data sources is motivated by the function on instagram as a place to have self exspression in informal situasion. The data of Instagram that is used is the account of Wishnutama, which was posted on August 19 th, 2018 about Opening Ceremony Asian Games 2018. The selection of his account is motivated by the allure of the owner as Creative Director of Asian Games 2018, which engaged the attention of many people. The interjection that is used by netizen as their expression to the Opening Ceremony Asian Games 2018 in the column of comment is examined in the term of aspect and meaning. Qualitative description method is used to find out the form and function of interjection in the social media. As the result of this research, it is found that the use of interjection changes the form and meaning. New vocabulary that is used as interjection appeared. The changing of the form and meaning happened to express the feeling of netizen towards the event of Opening Ceremony Asian Games 2018. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ivana Dhea
"Komik atau dalam bahasa Belanda disebut ‘stripverhalen’ merupakan karya seni rupa dua dimensi yang identik dengan gambar dan teks. Interjeksi menjadi kelas kata yang paling umum digunakan dalam komik untuk mendeskripsikan suasana atau perasaan pada sebuah gambar. Salah satu komik berbahasa Belanda yang menggunakan interjeksi yaitu Rampokan Java (1998) karya Peter van Dongen. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan interjeksi dalam komik tersebut berdasarkan bentuk dan maknanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif studi pustaka. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan sebanyak 126 interjeksi dalam komik ini. Berdasarkan bentuknya, interjeksi eenlettergrepig (satu suku kata) ditemukan sebanyak 86 interjeksi dan interjeksi meerlettergrepig (dua atau lebih suku kata) 43 interjeksi. Sementara berdasarkan maknanya, interjeksi tidak mengandung makna atau onomatope sebanyak 50 interjeksi dan mengandung makna sebanyak 79 interjeksi. Dapat disimpulkan, selain untuk membangun penceritaan dan komunikasi yang baik, beberapa penggunaan interjeksi dalam komik ini juga berkaitan dengan latar sejarah dan tema yang diadopsi oleh sang komikus.

Comics or 'stripverhalen' in Dutch is a two-dimensional work of art synonymous with images and text. Interjection is the most common word class used in comics to describe the mood or feeling in an image. One of the Dutch comic languages that used interjections is Rampokan Java (1998) by Peter van Dongen. The purpose of this study is to describe the use of interjections in the comic based on their form and meaning. This study uses a descriptive qualitative library research method. From the research conducted, it was found that there were 126 interjections in this comic. Based on the form, there were 86 interjections of eenlettergrepig (one syllable) and 43 interjections of meerlettergrepig (two or more syllables). Meanwhile, based on the meaning, there are 50 meaningless interjections or onomatopoeias and 79 meaningful interjections. It can be concluded, apart from building good storytelling and communication, some of the uses of interjection in this comic are also related to the historical setting and the theme adopted by the comic artist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafidah Aulia
"Interjeksi atau kata seru seringkali digunakan dalam ujaran. Dalam bahasa Mandarin lisan, interjeksi memiliki fungsi emotif yang beragam. Kata哎呀aiya adalah salah satu interjeksi yang sering digunakan dalam bahasa Mandarin. Interjeksi ini kerap mempengaruhi makna dan suasana percakapan dari berbagai sisi. Penelitian ini menganalisis fungsi emotif dari interjeksi 哎呀aiya dalam drama serial Cina berjudul 人不彪悍枉少年Rén Bù Biāohàn Wǎng Shàonián “Manusia Takut Menyia-nyiakan Masa Muda” dan mengklasifikasikannya berdasarkan teori emosi oleh Paolo Santangelo (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interjeksi 哎呀aiya dalam kalimat bahasa Mandarin dapat menunjukkan lima kelas emosi, yaitu (1) sikap positif beserta harapannya; (2) rasa puas; (3) emosi penonjolan nilai negatif; (4) emosi perlawanan agresif; dan (5) rasa tidak puas.

Interjections are often used in utterances. In spoken Mandarin, interjections have various emotive functions. Interjection 哎呀 aiya is one of the most frequently used interjection in Mandarin Language. This interjection oftentimes affects the meaning and atmosphere of the conversation from various sides. This research aimed to find out the emotive function of the interjection 哎呀 aiya in the Chinese drama series “人不彪悍枉少年” or known as ‘When We Were Young 2018’, and classify them based in the theory of emotion by Paolo Santangelo. The results of the research show that interjection 哎呀 aiya in Mandarin sentences can express five classes of emotions: (1) positive expectation and interaction, (2) satisfactory affects, (3) negative projection, (4) aggressive-opposing emotions, and (5) unsatisfactory affects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Prameswari
"Interjeksi adalah kata yang mengekspresikan perasaan batin. Interjeksi dalam komik berfungsi untuk mengekspresikan emosi para tokoh dan meniru bunyi di sekitar. Interjeksi dalam penelitian ini penting untuk dibahas karena interjeksi dapat membantu pembaca untuk memahami emosi atau tindakan dari situasi dalam cerita komik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan posisi interjeksi yang terdapat dalam komik Suske en Wiske: “De Vliegende Rivier” karya Willy Vandersteen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang interjeksi dalam Algemene Nederlandse Spraakkunst (ANS). Hasil analisis menunjukkan bahwa ditemukan 38 interjeksi dalam komik Suske en Wiske: “De Vliegende Rivier”, yang berdasarkan bentuk terbagi menjadi interjeksi satu silabel dan interjeksi dua atau lebih silabel. Berdasarkan makna ditemukan interjeksi tidak bermakna dan bermakna. Berdasarkan posisi interjeksi bisa muncul di awal, tengah, atau akhir kalimat, dan dapat berdiri sendiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah interjeksi satu silabel, interjeksi bermakna yang tidak mengandung emosi, dan interjeksi yang berdiri sendiri merupakan interjeksi yang paling dominan. Interjeksi yang meniru suara gerakan tidak ditemukan dalam komik itu.

Interjection is a word that expresses inner feelings. Interjection in comics serves to express the emotions of the characters and imitate the sounds around them. Interjection in this study is important to discuss because interjection can help readers to understand the emotions or actions of situations in comic stories. This study aims to describe the form, meaning, and position of the interjections contained in the comic Suske en Wiske: “De Vliegende Rivier” by Willy Vandersteen. This study uses a qualitative approach with a descriptive analysis method. This study also uses the theory of interjection in Algemene Nederlandse Spraakkunst (ANS). The results of the analysis show that there are 38 interjections in the comic Suske en Wiske: “De Vliegende Rivier”, which based on form are divided into one-syllable interjections and two or more syllables interjections. Based on the meaning, it was found that the interjection was not meaningful and meaningful. Based on the position of the interjection can appear at the beginning, middle, or end of the sentence, and can stand alone. The conclusion of this study is that one syllable interjection, meaningful interjection that does not contain emotion, and independent interjection is the most dominant interjection. Interjections that imitate the sound of movement are not found in the comic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Putri Erica
"[Skripsi ini membahas analisis interjeksi dengan fungsi emotif tertawa yang terdapat dalam komik Don Quijote karya Flix. Interjeksi dengan fungsi emotif tertawa merupakan interjeksi yang paling banyak ditemukan dalam komik ini. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dan berfokus pada konteks dalam pragmatik, ortografis dan juga fonetis. Hasil penelitian memperlihatkan bentuk interjeksi tertawa apa saja dan makna apa saja yang terdapat dalam tiga belas situasi percakapan pada komik ini.

, The objective of this thesis is about analyze interjection with emotive function of laugh. Interjection with emotive function mostly founded in this comic. This thesis uses literature research and qualitative methods and focus on context in pragmatics, orthography and fonetic. The result of this thesis showed the variation forms and meanings of interjection with emotive function of laugh which founded in thirteen speech situations in this comic.
]
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Pakaya
"Penelitian ini membahas jenis dan fungsi interjeksi dalam bahasa Gorontalo. Penelitian ini menggunakan teori semantik dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik elisitasi dan wawancara. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Gorontalo, terdapat sepuluh jenis interjeksi, yaitu (1) menyatakan keluhan: huh, woh, is yaa, boh yaa, atau alaa, (2) menyatakan marah: ih atau nte ih, (3) menyatakan sakit: aduu, akeke, atau huh, (4) menyatakan rasa sedih: aati, aati olo, atau aati olo aati, (5) menyatakan rasa syukur: alhamdulillah, (6) menyatakan ketidakpercayaan: delo otutu, delo banari, atau pongaakali, (7) menyatakan rasa puas atas kejengkelan terhadap orang lain karena mendapat balasan atas perbuatannya: poheeto atau mailaba, (8) menyatakan rasa kagum: wih, ih, naanawa’u, atau naaku, (9) menyatakan kejijikan: keah atau seah, (10) menyatakan peringatan: naanti. Dalam penelitian ini juga ditemukan tiga jenis interjeksi baru. Interjeksi tersebut adalah interjeksi yang berfungsi untuk menyatakan rasa kagum, menyatakan rasa jijik, dan menyatakan peringatan.
This research discusses the types and functions of interjections in the Gorontalo language. The research employs semantic theory with a descriptive qualitative method. Data collection was conducted through elicitation and interview techniques. The results of this study indicate that in the Gorontalo language, there are ten types of interjections, namely (1) expressing complaints: huh, woh, is yaa, boh yaa, or alaa, (2) expressing anger: ih or nte ih, (3) expressing pain: aduu, akeke, or huh, (4) expressing sadness: aati, aati olo, or aati olo aati, (5) expressing gratitude: alhamdulillah, (6) expressing disbelief: delo otutu, delo banari, or pongaakali, (7) expressing satisfaction with someone else's annoyance for getting payback: poheeto or mailaba, (8) expressing admiration: wih, ih, naanawa’u, or naaku, (9) expressing disgust: keah or seah, (10) expressing warning: naanti. This study also found three new types of interjections. These interjections function to express admiration, express disgust, and express warning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Ikhwan Arif Rianto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis ketidaksesuaian makna interjeksi dalam komik
Q-R-T: der neue Nachbar dengan makna dalam tiga kamus bahasa Jerman, yaitu
Wahrig, Langenscheidt, dan Duden. Terdapat 12 dari 74 macam interjeksi yang
maknanya tidak sesuai dengan makna dalam kamus. Penelitian ini menggunakan
penelitian kepustakaan dan berfokus pada makna semantik, konteks pragmatik,
Rechtschreibregeln dan unsur suprasegmental. Hasil penelitian memperlihatkan
interjeksi-interjeksi dalam komik ini yang dalam penerapannya tidak sesuai dengan
makna dalam kamus.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the unsuitability of interjections meaning in
a comic titled Q-R-T: Der Neue Nachbar by Ferdinand in accordance with three
major German dictionary, they are Wahrig, Langenscheidt, and Duden. There are 12
of the 74 kinds of interjections that their meaning are not identical with their written
meanings in the dictionary. This analysis uses the literature research, and focuses on
the semantic meaning, pragmatic context, spelling rules and suprasegmental. The
result shows some interjections that are used in this comic, in their practice, have
different meanings with major German dictionary."
2016
S65215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Zhafran Afdhal
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perkembangan pemakaian yang terjadi pada kelas kata interjeksi bahasa Indonesia secara diakronis pada data interjeksi di dalam 4 novel populer, yaitu 2 novel populer pada periode Melayu Baru dan 2 novel pada periode bahasa Indonesia. Penelitian ini menjawab pertanyaan bagaimana bentuk dan fungsi interjeksi yang terdapat dalam 4 novel populer pada dua periode tersebut. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan teori-teori interjeksi yang dikemukakan oleh para ahli, yakni Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 , dan Abdul Chaer 2008 . Selain itu, dalam bentuk interjeksi dan fungsi digunakan teori morfologi dan semantik oleh Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , dan Harimurti Kridalaksana 1992 . Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pemakaian kelas kata interjeksi dalam 2 novel populer pada masa Melayu Baru dan 2 novel populer pada masa bahasa Indonesia. Di samping itu, digunakan pula pendekatan proses Chaer, 2008 untuk menjawab permasalahan bentuk interjeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengayaan yang terjadi terhadap bentuk dan fungsi interjeksi dalam 4 novel populer pada periode Melayu Baru hingga bahasa Indonesia.

ABSTRACT
This Research discusses the development of the usage that occurs in Indonesian language interjections word class diachronically in four populat novels, which is two popular novels from New Malay language period and two popular novels from Indonesia language period. This research answers the question about the interjections form and function that contained in four popular novels in two periods. To answers the research questions, the interjection theories were put forward by experts, namely Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 ,and Abdul Chaer 2008 . In addition, in the form of interjections and functions morphological and semantic theory is used by Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , and Harimurti Kridalaksana 1992 . Descriptive method was used in this study to describe how to use the word intercourse class in 2 popular novels during the New Malay period and 2 popular novels during the Indonesian language. In addition, a process approach is also used Chaer, 2008 to answer the problem of forms of interjection. The results of this study indicate that there is an enrichment that occurs in the form and function of interjection in 4 popular novels in the New Malay period to Indonesian."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nafara
"Interjeksi merupakan salah satu ciri khas dari komik yang dapat menjelaskan suatu emosi dari tokoh secara singkat dan rinci. Interjeksi ini memiliki bentuk yang berbeda di tiap negara sesuai dengan budayanya masing-masing. Oleh sebab itu, penerjemahan pun perlu dilakukan agar tidak ada penghalang bagi para pembaca di seluruh penjuru dunia dalam memahami dan menikmati komik yang berasal dari negara lain. Dalam penerjemahan suatu karya akan terdapat perubahan-perubahan struktur atau pun makna yang dilakukan karena penyesuaian dengan budaya dan bahasa sasaran. Penelitian ini akan melihat teknik penerjemahan komik bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, khususnya penerjemahan interjeksi atau kata seru pada komik Lucky Luke. Penelitian ini juga akan melihat perubahan makna apa saja yang terjadi setelah dilakukan proses penerjemahan. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Teori yang digunakan adalah teori penerjemahan Molina dan Albir (2002), teori interjeksi bahasa Prancis Weinrich (1989) dan teori interjeksi bahasa Indonesia Kridalaksana (2005), serta teori perubahan makna Chaer (2013). Berdasarkan analisis ditemukan 75 interjeksi pada komik Lucky Luke yang terbagi kedalam 6 bentuk interjeksi, yaitu onomatope, nomina, adjektiva, adverbia, verba, dan kalimat lengkap. Interjeksi-interjeksi tersebut diterjemahkan menggunakan 9 teknik yang berbeda. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 2 interjeksi yang mengalami perubahan makna dalam penerjemahan.

Interjection is one of the key features of a comic that can help explain emotions from the characters in a simple yet detailed way. Interjection has different forms across countries and languages according to their cultures. Therefore, their translation is needed so that there are no barriers for readers all over the world and they can understand and enjoy comics from other countries. Within the translation process, there are shifts in structure and meaning that are done due to differences of the cultural contexts and target languages. This research will dive deeper into interjection translation techniques from a French comic to Bahasa Indonesia, particularly the translation for Lucky Luke comic. This research will also look into the shift in meaning that happened due to the translation process. Methodology for this paper is qualitative with literature study. The theories used to classify this research are the translation techniques by Molina and Albir (2002), types of French interjections by Weinrich (1989), types of Bahasa Indonesia interjections by Kridalaksana (2005), and the shift of meaning theory by Chaer (2013). The result of the analysis found 75 interjections within the Lucky Luke comic, which is divided into 6 types of interjections; onomatopoeia, nouns, adjectives, adverbs, verbs, and complete sentences. These interjections were translated using 9 different techniques. On top of that, the result of the analysis also shows that there are two interjections that underwent a shift in meaning after translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>